Anda di halaman 1dari 11

MEMAHAMI DAN MENDALAMI KAJIAN POKOK DARI

ASPEK-ASPEK ISLAM
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PENGANTAR STUDI ISLAM
program studi Sejarah dan Kebudayaan Islam semester 1

Disusun oleh :

Kelompok 1

- Muhammad Irfan Hilmi (22101020037)

- Mohamad Yazid Zidan (22101020038)

Program Studi :

Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.

6 September 2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim, puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah memberikan kita semua limpahan Nikmat, Rahmat, dan Hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Memahami dan mendalami kajian pokok dari
aspek-aspek Islam”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabat dan seluruh pengikutnya sampai hari akhir.

Atas kerjasama yang dilaksanakan secara kelompok oleh penulis maka disusunlah
Makalah ini, semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat berguna bagi penulis dalam
memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar Studi Islam dan semoga segala hal yang tersaji di
Makalah ini dapat sangat bermanfaat khususnya bagi penulis, maupun bagi para pembaca dalam
rangka membangun dan meningkatkan nilai keilmuan kita.

Penulis sangat menyadari bahwa terdapat banyak sekali kesalahan, kekurangan dan masih
jauh dari kata sempurna dalam penyusunan Makalah ini. Untuk itu kami berharap terhadap kritik
dan saran yang bersifat moderat dan membangun kepada penulis dan para pembaca guna
langkah-langkah selanjutnya.

Semuanya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan, karena kesempurnaan hanya milik
Allah SWT semata.

Yogyakarta, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

A. PENDAHULUAN............................................................................................................1

 Latar Belakang...........................................................................................................1
 Rumusan Masalah......................................................................................................1
 Tujuan Penulisan........................................................................................................1

B. PEMBAHASAN...............................................................................................................2

 Aspek Aqidah.............................................................................................................2
 Aspek Syariah............................................................................................................3

C. PENUTUP.........................................................................................................................6

 Kesimpulan................................................................................................................6
 Saran..........................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................7
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Banyak permasalahan tentang pelaksanaan ibadah yang menjadi perhatian hari ini.
Kesimpangsiuran dikalangan masyarakat muslim menjadi banyaknya perbedaan paham
kelompok yang satu, dengan yang lainnya. Masalah berat yang sering terjadi ini malah timbul
dari hal yang paling mendasar, yaitu sering melupakan aspek-aspek islam seperti akidah dan
Syariah. Paham-paham seperti liberalisme yang menganggap enteng ibadah dan ekstrimisme
yang banyak membid’ahkan perkara walaupun hal itu baik dilakukan adalah contoh dari
terlupakannya aspek-aspek dasar islam, karena jika mereka yang berpaham kiri atau kanan kritis
menggunakan hal-hal dasar islam pasti akan bijak mengambil keputusan dalam beribadah
dengan mengambil jalan tengah atau yang biasa disebut dengan wasathiyah. Melihat fenomena
yang ditampakan, penulis bermaksud untuk mengingatkan dan menegaskan kembali komposisi
dasar dari ajaran agama islam, yaitu Akidah dan Syariah.

Dibalik bahasan penulis tentang aspek-aspek dasar Islam, disini penulis juga menuliskan
bahasan tentang perbedaan yang terjadi dikalangan masyarakat muslim, dimana perbedaan itu
sering menimbulkan konflik yang berakhir dengan disintegrasi, jadi disini penulis ingin merubah
sikap dan sudut pandang pembaca terhadap perbedaan tersebut.

2. Rumusan Masalah

A. Apa pengertian Aspek Akidah dalam keterkaitan beribadah?

B. Apa pengertian Aspek Syariah dalam keterkaitan beribadah?

3. Tujuan Penulisan

A. Untuk menjelaskan pentingnya keterkaitan akidah dalam peribadahan umat

B. Untuk mendeskripsikan pentingnya keterlibatan Syariah dalam peribadahan


B. PEMBAHASAN

1. Aspek Akidah

1. Pengertian Akidah

Berakar dari kata Aqada-Ya’qidu-Aqdatan yang berarti tali pengikat sesuatu dengan yang
lain, sehingga menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Jika masih dapat dipisahkan
berarti belum ada pengikat dan sekaligus berarti belum ada akidahnya. Dalam pembahasan yang
masyhur aqidah diartikan sebagai iman, kepercayaan atau keyakinan yang kokoh terhadap segala
sesuatu yang disebut dalam Al-Qur’an dan Hadits Shahih yang berhubungan dengan tiga sendi
Aqidah Islamiyah, yaitu :

A. Ketuhanan, meliputi sifat-sifat Allah SWT, Nama-nama-Nya yang baik dan segala
pekerjaan-Nya.

B. Kenabian, meliputi sifat-sifat nabi, keterpeliharaan mereka dalam menyampaikan


risalah, beriman tentang kerasulan dan mukjizat yang diberikan kepada mereka dan beriman
kepada kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka.

C. Alam Kebangkitan; 1) Alam Rohani, membahas alam yang tidak dapat dilihat oleh
mata. 2) Alam Barzah, membahas kehidupan di alam kubur sampai bangkit pada hari kiamat. 3)
Kehidupan di alam akhirat, meliputi tanda-tanda kiamat, huruhara, pembalasan amal perbuatan.

Pengertian akidah menurut para ahli:

 Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy

Akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh
manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu diartikan oleh manusia
didalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala
sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu

 Menurut Imam Al-Ghazali

Apabila akidah telah tumbuh pada jiwa seorang muslim, maka tertanamlah dalam
jiwanya rasa bahwa hanya Allah SWT sajalah yang paling berkuasa, segala wujud yang
ada ini hanyalah mahkluk belaka.
 Menurut Hasan Al-Bannah

Aqaid adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati,
mendatangkan ketentraman jiwa, yang menjadi keyakinan yang tidak bercampur
sedikitpun dengan keraguan.

2. Macam-macam Akidah:

A. Akidah Tauhid Rububiyah, adalah keyakinan bahwa satu-satunya pencipta adalah


Allah SWT. Allah berfirman yang artinya,

“Rabb (yang menguasai) langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya,
maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu
mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)” (QS Maryam: 65)

B. Akidah Tauhid Uluhiyah, adalah keyakinan bahwa segala macam ibadah hanya
dilakukan untuk Allah SWT. Sebagaimana Allah berfirman yang artinya,

“Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku
adalah Rabb-ku (semata-mata)” (QS AL-Anbiyaa’: 92)

C. Akidah Tauhid Asma Wa Sifat, adalah keyakinan terhadap sifat dan nama milik Allah
SWT. Sebagai seorang muslim kita diwajibkan mengimani sifat dan nama Allah SWT yang biasa
disebut Asmaul Husna. Allah berfirman dalam surat AL-A’raf ayat 180 yang artinya,

“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-
ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam
(menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah
meeka kerjakan.”

2. Aspek Syariah

Di dalam konteks implementasinya, Syariah menggambarkan kumpulan norma-norma


hukum Islam yang merupakan wujud dari proses tasyri’. Maka sebelum kita memahami Syariah
lebih lanjut, ada baiknya kita memaparkan ap aitu tasyri’.
Tasyri’ berasal dari syarra’a-yusyarriu-tasyri’an yang berarti memberlakukan sebuah
metode ataupun jalan. Penggunaan kata ini dalam istilah berarti penetapan atau pemberlakuan
syariat yang berlangsung sejak diutusnya Rasulullah SAW dan berakhir hingga Rasul wafat.
Dalam perkembangannya, para ulama kemudian memperluas pembahasan tasyri’. Bahasan
tasyri’ mencakup pula dinamika perkembangan fikih Islami dan proses kodifikasinya serta
ijtihad-ijtihad para ulama sepanjang sejarah umat muslim. Oleh karena itu, studi dan kajian
terkait sejarah perkembangan tasyri’, dimulai sejak pertama kali wahyu diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW hingga periode para ulama-ulama fikih pada era klasik. Sebagian peneliti,
bahkan mencantumkan dinamika masa kini tasyri’.

Kembali kepada bahasan, Syariah secara sederhana ialah jalan yang jelas yang ditunjukan
Allah SWT kepada umat manusia. Jalan ini berupa hukum dan ketentuan dala agama Islam, yang
bersumber dari Al-Qur’an, hadits Nabi Muhammad SAW, ijma, dan qiyas.

A. Maqashid Syariah

Maqashid atau tujuan dari Syariah tidak lain dan tidak bukan adalah agar umat manusia
tidak tersesat dalam hidup, baik di dunia atau di akhirat. Karena Allah telah memberitahukan
jalan mana yang harus dilalui itu tadi. Sebagaimana telah diterangkan dalam 5 hal yang penting
untuk dijaga dalam maqosidu Syariah,

 Hifzhuddin (Menjaga Agama)


 Hifzhun-Nafs (Menjaga Jiwa)
 Hifzhul-Aql (Menjaga akal)
 Hifzhun-Nasl (Menjaga Keturunan)
 Hifzhul-Mal (Menjaga Harta)

Tidak banyak yang tahu bahkan dari umat Islam sendiri, bahwa istilah Syariah sudah
digunakan sejak dulu, yakni pada zaman Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi, istilah yang
dipakai bukan yang dalam bentuk tunggal, namun bentuk jamak yakni syara’i. Sedangkan,
Syariah sendiri adalah kata berbentuk tunggal dalam Bahasa Arab. Meski dapat dimaknai
sebagai jalan yang berbentuk hokum dan ketentuan dalam agama Islam, arti harfiah Syariah
sendiri bukan seperti itu. Syariah dalam Bahasa Arab adalah sumber air. Banyak juga orang Arab
yang menggunakan istilah Syariah untuk menyebut jalan setapak menuju sumber air.
Sementara menurut para ulama, definisi Syariah mencakup hukum dasar yang ditetapkan
Allah SWT yang mengatur hubungan manusia dengan penciptanya, dengan sesame manusia, dan
juga kepada alam. Karena Syariah adalah hukum dasar, maknanya menjadi masih bersifat terlalu
umum. Hal ini dapat tergambar pada poin-poin hokum yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits
Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, dibentuklah satu bidang ilmu pengetahuan yang khusus
untuk mempelajari hokum dasar dan menyesuaikannya dengan hukum-hukum spesifik yang
dibutuhkan oleh manusia. Bidang ilmu tersebut bernama ilmu fiqih dan orang yang memiliki
keilmuan dalam bidang itu disebut faqih atau fuqoha.

Ada dua hal dasar yang membedakan Syariah dengan fiqih. Yakni, bahasan Syariah
bersifat umum, mencakup akidah dan akhlak manusia. Oleh karena itu, Syariah bersifat pasti
atau niscaya. Sementara dalam fiqih, lingkup yang dibahas kepada cara atau amaliah tingkah
laku manusia dan tidak ada satu kepastian dalam fiqih karena sifatnya yang merupakan hasil
buah pemikiran para ulama mujtahid.

B. Fungsi Syariah

Syariah ditujukan kepada manusia agar dapat menjalankan kehidupan di dunia ini dengan
baik sebagaimana mestinya, untuk kehidupan di akhirat.

Fungsi Syariah memiliki dua garis besar, yakni manusia sebagai hamba yang otomatis
harus menghambakan dirinya kepada penciptanya dan manusia diciptakan sebagai jenis makhluk
hidup terbaik, yang mengurus dan mengatur tatanan kehidupan di dunia. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa fungsi Syariah adalah membantu manusia memiliki hablum minAllah atau
hubungan kepada Pencipta dan hablum minannas atau hubungan kepada sesamanya, dengan
sebaik mungkin.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Aspek Akidah dan Syariah merupakan pokok-pokok ajaran Islam. Pokok ajaran Islam
tersebut merupakan hal dasar yang wajib kita pegang teguh selaku umat muslim. Kita sebagai
umat muslim yang taat akan ajaran, perintah, dan larangan-larangannya harus benar-benar paham
dan mengerti dengan hal dasar tersebut dengan pengamalan wasathiyah.

Apabila aspek-aspek pokok ajaran Islam itu sudah benar-benar tertanam dalam diri kita
sebagai umat yang moderat, maka ketika kita bertemu dengan paham-paham yang begitu banyak
dengan membawa-bawa nama Islam, kita tidak gampang goyah, karena kita sudah menjadi umat
Islam yang menerapkan Aspek-aspek penting dalam setiap pengambilan keputusan dalam
permasalahan. Kita dapat mengetahui mana paham yang benar dan lurus, mana paham yang
salah atau menyimpang.

B. Saran

Demikian makalah yang penulis susun, semoga dapat memberikan banyak manfaat
khususnya bagi penulis, dan umumnya kepada semua para pembaca. Penulis menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun, memotivasi dan mendukung demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Saidul Amin, Harun Nasution, Isam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Cet.I, Pekanbaru: Asa
Riau 2019, hlm. 59

Abd. Al-Karim Zaidan, Ushul al-Dakwah, Baghdad: Jam’iyyah al-Amani, 1976, hlm. 36

Al Makin, Keragaman dan Perbedaan, Cet.IV, Yogyakarta: SUKA-Press, 2018

Kastolani Marzuki, Buku siswa Akidah Akhlak tentang pengertian Akidah serta Tujuan dalam
Kehidupan Sehari-hari Bagi Muslim, Jakarta: iNews.id 2021

Coki Siadari, Kupulan Pengertian Menurut Para Ahli, Surakarta: isadanislam.org, 2016

Carina Kinsky, Macam-macam Akidah dalam Islam dan Dalilnya, Dalamislam, 2019

Erdy Nasrul, Ensiklopedia Islam: Tasyri’(1), REPUBLIKA.co.id, 2014


Pertanyaan:
1. Aqidah, ad 6 rukun iman mengapa hanya ada 3?
2. Bagaimana penjelasn mengenai menjaga akal?
3. Bagaimana cara menumbuhkan jiwa keaqidahan terhadap seseorang Muslim?
4. Bagaimana konsep aqidah dalam Islam? Terkait dengan aspek Teologi
5. Apakah Aqidah seseorang ada hubungannya dengan kehidupannya di masyarakat?

Anda mungkin juga menyukai