“AQIDAH (TAUHID)”
Dosen Pengampu :
Di Susun Oleh :
(IAIN) PONOROGO
2023
i
KATA PENGANTAR
Makalah yang penulis susun ini berisikan tentang “Konsep Qadha’ dan
Qadar”, penulis berharap dengan makalah ini pembaca dapat mengetahui
beberapa hal mengenai konsep qadha’ dan qadhar.
Penulis menyadari selesainya penulisan makalah ini berkat adanya bantuan
dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Moh. Noval Rikza, M.Pd. selaku dosen yang sudah memberikan
pencerahan kepada penulis, sehingga bisa menyelesaikan tugas ini.
2. Teman-teman tercinta yang telah membantu dan mendukung sehingga
makalah ini dapat selesai.
3. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu - persatu yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis juga sangat menyadari bahwa makalah ini masih penuh dengan
kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Penulis sangat berharap semoga makalah yang disusun atas kerja keras ini dapat
berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Ponorogo, 28 Agustus
2023
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN.....................................................................................15
B. SARAN.................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai manusia kita harus selalu bersyukur atas apa yang telah Allah berikan.
Banyak kejadian yang terkadang tidak sesuai dengan keinginan kita sebagai
manusia. Seperti bencana alam gempa, tsunami, angin topan dan lain-lain yang
beberapa kali sempat melanda negeri kita Indonesia itu adalah atas kehendak, hak,
dan kuasa Allah SWT. Dengan bekal keyakinan terhadap Qadha’ dan Qadar yang
telah ditentukan oleh Allah SWT, seorang mukmin tidak akan pernah menyalahkan
Allah SWT atas apa yang terjadi. Bahkan dengan kejadian seperti itu akan membuat
seorang mukmin yang taat semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT untuk
mendapatkan perlindungan NYA.
Rukun iman yang keenam, atau tingkatan kepercayaan yang paling akhir ialah
qadha dan qadar. Ringkasan kepercayaan ini ialah bahwa segala sesuatu yang terjadi
dalam alam ini atau terjadi pada diri kita, buruk dan baik, naik dan jatuh, senang dan
sakit, dan segala gerak-gerik hidup kita, semuanya tidaklah lepas pada “takdir” yaitu
gabungan antara Qadha’ dan Qadar.
Sudah sejak dahulu masalah qadha dan qadar menjadi ajang perselisihan di
kalangan umat Islam. Ada tiga paham yang menyikapi persoalan qadha’ dan
qadar yaitu Ahlussunnah (Sunni), Jabariyyah dan Qadariyyah. Oleh karena
itu, kita sebagai umat muslim jangan sampai salah pemahaman mengenai
Qadha’ dan Qadar yang bisa menyebabkan kita terjerumus kedalam paham
yang salah. Dalam makalah ini akan diuraikan lebih rinci mengenai
persoalan Qadha’ dan Qadar dari berbagai paham. Dari pembahasan makalah
ini diharapkan kita semua umat muslim bisa mendapatkan pemahaman yang
bisa meningkatkan kadar keimanan kita terhadap rukun iman yang telah
ditetapkan khususnya iman kepada qada dan qadar.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sejak zaman azali, ketentuan itu telah di tulis di dalam Lauhul Mahfuzh
(papan tulis yang terpelihara). Jadi, semua yang akan terjadi, sedang atau su
dah terjadi di dunia ini semuanya sudah diketahui oleh Allah SWT, jauh
sebelum hal itu sendiri terjadi.1
Iman kepada qadha’ dan qadar adalah termasuk tauhid Ar Rububiyah. Oleh
karena itu imam Ahmad rahimahullah berkata: “qadar adalah merupakan
kekuasaan Allah Y". Karena tak syak lagi, qadar (takdir) termasuk qudrat dan
kekuasan Nya yang menyeluruh, di samping itu, qadar adalah rahasia Allah Y
yang tersembunyi, tak ada seorangpun yang dapat mengetahuinya kecuali
Dia, tertulis di lauh mahfuzh dan tak ada seorangpun yang dapat melihatnya.
Kita tidak tahu, takdir baik atau buruk yang telah ditentukan untuk kita
1
Huda Samsiah Nurul, “Pengertian Qadha Dan Qadar,” n.d., hlm. 2.
3
maupun untuk makhluk lainnya, kecuali setelah terjadi ata u berdasarkan nash
yang shahih.2
2
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, “Qadha’ Dan Qadar,” Qadha Dan Qadar, 2007, hlm.7.
3
Risalah Islam.com, Pengertian Ahlus Sunnah wal Jamaah,
https://www.risalahislam.com/2013/11/pengertian-ahlus-sunnah-wal-jamaah.html?m=1, 28
Agustus 2023, jam 20.23 WIB.
4
Al-Utsaimin, Op.Cit hlm. 10.
4
Hal seperi ini, tentu saja tak ada kekuasaan dan kehendak bagi siapapun
kecuali Allah Y yang maha Esa dan kuasa.
2. Perbutan yang dilakukan oleh semua makhluk yang mempunyai
kehendak. Perbuatan ini terjadi atas dasar keinginan dan kemauan
pelakunya; karena Allah Y menjadikannya untuk mereka.5
Allah Y dengan sifat hikmah-Nya, menentukan hidayah bagi siapa yang di
kehendaki-Nya yang menurut pengetahuan-Nya benar-benar menginginkan al-
haq dan hatinya dalam istiqamah. Dan dengan sifat hikmah-Nya pula, dia
menentukan kesesatan bagi siapa yang suka akan kesesatan dan hatinya tidak
senang dengan Islam. Sifat hikmah Allah Y tidak dapat menerima bila orang
yang suka akan kesesatan termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk,
kecuali jika Allah Y memperbaiki hatinya dan merubah kehendaknya, dan
Allah Y Maha Kuasa atas segala sesuatu. Namun, sifat hikmah-Nya
menetapkan bahwa setiap sebab berkait erat dengan akibatnya.6
Menurut Ahlus Sunnah wal Jama'ah, kebebasan manusia dalam qada dan
qadar adalah sebagai berikut:
1. Manusia memiliki kebebasan dalam perbuatannya dan mengingkari
adanya takdir
2. Pemahaman bahwa segala ikhtiar/usaha itu diwajibkan atas diri kita,
tetapi hasilnya Allah yang menentukan/taqdir
3. Manusia memiliki kebebasan dalam setiap tindakan yang diperbuat
4. Qada dan qadar tidak menghilangkan kebebasan manusia dalam
bertindak, namun Allah-lah yang menentukan hasil akhir dari tindakan
manusia.
Dalam pandangan Ahlus Sunnah, meskipun Allah menentukan segala
sesuatu, manusia masih memiliki keleluasaan dalam bertindak dan berusaha.
Namun, hasil akhir dari tindakan manusia ditentukan oleh Allah. Oleh karena
itu, manusia harus berusaha dan berdoa kepada Allah agar mendapatkan hasil
yang baik dari perbuatannya.
5
ibid., hlm. 9
6
ibid., hlm 24-25
5
Menurut Ahlussunnah Wal Jamaah, Qadha’ dan Qadar mempunyai empat
tingkatan :
1. Al-‘Ilm (pengetahuan) yaitu mengimani dan meyakini bahwa Allah Y
Maha Tahu atas segala sesuatu. Dia mengetahui apa yang ada di langit
dan di bumi, secara umum maupun terperinci, baik itu termasuk
perbuatan-Nya sendiri atau perbuatan makhluk-Nya. Tak ada
sesuatupun yang tersembunyi bagi-Nya.
2. Al-kitabah (penulisan) yaitu mengimani bahwa Allah Y telah
menuliskan ketetapan segala sesuatu dalam lauh mahfuzh.7
3. Al- Masyiah (kehendak) yaitu bahwa segala sesuatu, yang terjadi atau
tidak terjadi, di langit dan di bumi, adalah dengan kehendak Allah Y.
hal ini dinyatakan jelas dalam Al Qur’an Al Karim. Dan Allah Y telah
menetapkan bahwa apa yang diperbuat-Nya, serta apa yang diperbuat
para hamba-Nya juga atas kehendak-Nya.8
4. Al – Khalq (penciptaan) yaitu mengimani bahwa Allah pencipta segala
sesuatu. Apa yang ada di langit dan di bumi Penciptanya tiada lain
kecuali Allah Y. Sampai “kematian” lawan dari kehidupan itupun
diciptakan.9
Jadi intinya yang perlu diperhatikan adalah bahwa Qadha’ dan Qadar
adalah sesuatu yang ghaib. Oleh karena itu, dalam tradisi Ahlussunnah
keyakinan kita atas Qadha’ dan Qadar itu tidak boleh menjadi alasan kita untuk
bersikap pasif.
6
tentang hal ini, seperti surat sahabat Ibnu Abbas dan seorang tabi'in Al-Hasan
al-Bashri kepada penganut paham ini.
Dengan ungkapan lain, manusia seperti benda mati yang hanya bergerak
dan digerakkan oleh Allah Swt., sesuai yang diinginkan-Nya. Manusia
diibaratkan seperti bulu yang diterbangkan angin sesuai arah yang
dikehendaki-Nya, tanpa ada ikhtiar atau usaha dari dalam diri manusia itu
sendiri. Jadi, Jabariyyah berpendapat bahwa hanya Allah Swt. yang
menentukan dan memutuskan segala amal perbuatan manusia.10
Rizem Aizid, Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Periode Klasik, Pertengahan Dan Modern,
10
7
3. Ilmu Allah Swt. bersifat huduts (baru).
4. Iman cukup di dalam hati, tanpa harus dilafazhkan.
5. Allah Swt. mempunyai sifat yang tidak sama dengan makhluk ciptaan-
Nya.
6. Surga dan neraka tidak kekal, yang akan hancur dan musnah bersama
penghuninya. Sebab, yang kekal dan abadi hanyalah Allah Swt.
7. Allah Swt. tidak dapat dilihat di surga oleh penduduk surga. h.
merupakan makhluk, bukan kalamullah.11
Faham Qadariyah (Free Will and Free Act) merupakan lawan ekstrem dari
faham Jabbariyah (Predestination/Fatalism), Faham Qadariyah pertama kali
dimunculkan oleh Ma'bad Al-Jauhani (wafat 80 H/699 M) di Basrah Iraq
pada masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan dari dinasti Bani
Umayyah. Faham Qadariyah memandang bahwa manusia mempunyai
kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya secara
mutlak. Perbuatan-perbuatan mereka diwujudkan oleh daya mereka sendiri,
bukan oleh Tuhan.
Sekilas, faham Qadariyah ini sangat ideal dan sesuai dengan ajaran Islam.
Di samping benar menurut logika, juga didasarkan pada ayat-ayat Al-Qur'an
dan hadis Rasulullah yang memberikan kebebasan kepada manusia untuk
Ibid., hlm 59
11
8
memilih dan menentukan perbuatannya sendiri. Akan tetapi, jika kita
mendalami ajaran Al-Qur'an dan hadis Rasulullah secara komprehensif serta
memerhatikan realitas kehidupan sehari-hari, maka akan tampak dengan jelas
bahwa faham Qadariyah yang tidak memercayai adanya takdir (qadha dan
qadar) adalah mengandung berbagai kelemahan dan telah menyimpang dari
ajaran Islam yang benar, yang disampaikan oleh Rasulullah kepada para
umatnya.
9
mereka ini bertentangan dengan penjelasan Rasulullah yang diberikan
kewenangan oleh Allah untuk menjelaskan firman-Nya.
3. Dalam memahami masalah takdir (qadha' dan qadar), aliran Qadariyah
terlalu liberal dalam mempergunakan rasio. Padahal, takdir adalah
sesuatu yang misteri (ghaib) yang hanya bisa didekati dengan iman dan
tidak terjangkau oleh akal pikiran manusia yang sangat terbatas.
4. Aliran Qadariyah mengukur keadilan Allah dengan barometer keadilan
manusia. Padahal Allah adalah Pencipta (Al-Khaliq) sedang- kan
manusia adalah yang dicipta (Al-makhluq), tentu saja keduanya
berbeda Oleh karena itu keadilan Allah tidak bisa disamakan dan
diukur dengan tolok ukur keadilan manusia.
5. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia tidak mempunyai kemampu-
an dan kekuasaan untuk mencapai semua keinginannya, meskipun ia
sudah berusaha semaksimal mungkin Selalu ada peran dari takdir Allah
di sana. Sebagai contoh betapa banyak orang yang ingin kaya ia sudah
bekerja keras tapi ternyata sampai mati tetap miskin Betapa banyak
orang mandul yang ingin punya anak, ia sudah berusaha semaksimal
mungkin, bahkan sudah berulang kali mendatangi dokter kandungan,
tapi ternyata tetap tidak bisa punya anak
6. Faham Qadariyah yang tidak memercayai adanya takdir Allah, maka
hal itu dapat menimbulkan kesombongan dan keangkuhan bagi
Manusia Mereka akan merasa tanpa Tuhan-pun mereka mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya. Akibatnya, mereka tidak memerlukan
agama lagi sehingga banyak di antara umat manusia yang menjadi
agnostic (percaya tuhan tapi tidak percaya pada ajaran agama) bahkan
atheistic (tidak percaya adanya tuhan). Sebaliknya, jika ternyata
mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan atau mencapai cita-citanya
mereka akan frustasi atau terserang berbagai macam penyakit
kejiwaan.12
Hamdan Rasyid dan Saiful Hadi El-Sutha, Panduan Muslim Sehari-Hari, 2016, hlm. 141-142.
12
10
E. Macam-Macam Takdir
1. Takdir Mubram ialah takdir yang tidak dapat berubah karena kemauan
dan usaha manusia misalnya ajal kematian.
2. Takdir Muallaq ialah takdir yang dapat berubah karena adanya usaha
yang dilakukan manusia misalnya kekayaan manusia bisa menjadi kaya
karena adanya usaha untuk ingin berubah menjadi orang kaya.13
Fungsi beriman kepasa Qada dan Qadar Allah SWTberiman kepada Qada
dan Qadar mempunyai point penting bagi manusia dalam kehidupan sehari
hari. Diantaranya
11
3. Sabar bahwa cobaan adalah Qada dan Qadar dari Allah SWT
Segala yang ada di alam semesta hanyalah milik Allah swt dan
suatu saat akan kembali kepada nya. Firman Allah SWT yang Artinya;
"yaitu orang orang apabila ditimpa musibah, mereka akan berkata
innalillahi wa inna lillahi rojiun” (Q.S.Al Baqarah, 2:156)
4. Tawakkal
Tawakkal yang bearti berserah diri kepada Allah swt,yaitu berserah
diri sepenuhnya kepada Allah swt dalam menghadapi atau menunggu
hasil dari suatu pekerjaan atau usaha. Menurut imam Al ghazali
tawakkal artinya menyandarkan diri kepada Allah swt dalam
menghadapi kepentingan.14
Adapun ciri-ciri orang yang beriman kepada qada dan qadar sebagi berikut:
Segala sesuatu apapun yang terjadi, baik itu urasan nasib baik dan
urusan nasib jelek pada haketnya merupakan pemberian dari Allah SWT.
Selalu bersabar ketika mendapat suatu ujian dari Allah SWT seperti di
timpa musibah kekeringan, bencana alam di tinggal mati oleh anak dan
istri dsb.
Ciri orang yang beriman kepada qodo dan qodar ketika mendengar
ayat – ayat suci al quran hatinya selalu bergetar dan getaran tersebut
berasal dari keimanan kita yang kuat dalam hati.
Studocu.com,
14
“Fungsi Beriman Kepada Qadha’ dan Qadar Allah SWT”,
https://www.studocu.com/id/document/universitas-mulawarman/pendidikan-agama-islam/fungsi-
beriman-kepasa-qada-dan-qadar-allah-swt/45993145, 28 Agustus 2023, jam 23.15 WIB.
12
Orang yang beriman kepada qodo dan qodar tidak pernah pustus asa
ketika dia berniaga mendapatkan suatu kerugian yang besar
6. Selalu optimis
Beberapa hikmah yang dapat diambil dari berima kepada Qada dan Qadar
yaitu:
Jurnal Aqidah.com, “Ciri-Ciri Orang yang Beriman pada Qada dan Qadar”,
15
https://jurnalaqidah.blogspot.com/2016/01/ciri-ciri-orang-yang-beriman-pada-qada.html?m=1,
28 Agustus 2023, jam 23.25 WIB.
13
2. Tidak membuat sombong dan takbbur, karena dia yakin kemampuan
manusia sanagt terbatas, sedangkan kekuasaan Allah maha tinggi
3. Memberikan pelajaran kepada manusia bahwa segala sesuatu yang ada di
alam semesta ini berjalan sesuai dengan ketentuan Allah dan kehendaknya.
4. Mempunyai keberanian dan ketabahan dalam berusaha dan tidak takut
resiko, karena dia yakin bahwa semuanya tidak terlepas dari takdir Allah
swt
5. Selalu merasa rela menerima setiap yang terjadi pada dirinya. karena ia
mengerti bahwa semua berasal dari Allah swt, dan dikembalikan kepada
nya.16
BAB III
Muhammad Chirzin, Konsep dan Hikmah Akidah Islam. (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1997), hlm.
16
120-121.
14
PENUTUP
A. KESIMPULAN
15
6. Takdir adalah peraduan/gabungan antara qadha’ dan qadar. Takdir ada
dua macam yaitu Takdir Mubram (takdir yang tidak dapat berubah) dan
Takdir Muallaq (takdir yang dapat berubah krena adanya usaha).
7. Fungsi beriman kepada Qadha’ dan Qadar yaitu mempunyai semangat
ikhtiar, mempunyai sifat sabar Dalam menghadapi cobaan, sabar
bahwa cobaan adlah Qadha’ dan Qadar dari Allah SWT, dan Tawakkal.
8. Ciri-ciri orang yang beriman kepada qadha’ dan qadar yaitu semua
yang terjadi pada dirinya selalu diterima, bersabar ketika mendapat
ujian dari allah, apaila dibacakan tanda-tanda kebesaran allah hatinya
selalu bergetar, tidak mengeluh dan putus asa, tidak takabur dan
sombong, selalu optimis, tawakkal dan selalu berdoa kepada Allah,
serta tidak meminta pertolongan selain kepada Allah.
9. Hikmah bagi orang yang beriman kepada Qadha’ dan Qadar yaitu
dapat membangkitkan semangat kerja dan usaha, tidak membuang
sombong dan takabur, memberikan pelajaran kepada manusia bahwa
segala sesuatu yang ada di alam semesta ini berjalan sesuai dengan
ketentuan Allah dan kehendaknya, mempunyai keberanian dan
ketabahan Dalam berusaha dan tidak takut resiko, selalu merasa rela
menerima setiap yang terjadi pada dirinya.
B. SARAN
Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari.
Oleh karena itu,penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman
dan takwa kita kepada Allah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil
menurut pandangan Allah SWT. Juga keyakinan kita terhadap takdir Allah
senantiasa ditingkatkan demi meningkatkan amalibadah kita.Serta Kita harus
senantiasa bersabar,berikhtiar dan bertawakal Dalam menghadapi takdir
Allah.
DAFTAR PUSTAKA
16
Aizid, Rizem. 2021. Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Periode Klasik,
Pertengahan Dan Modern.
Al-Utsaimin, Muhammad bin Shalih. 2007. Qadha Dan Qadar.
Chirzin, Muhammad. 1997. Konsep dan Hikmah Akidah Islam.
Huda Samsiah Nurul. “Pengertian Qadha Dan Qadar,” n.d., 8.
Jurnal Aqidah. 2016. Ciri-Ciri Orang yang Beriman pada Qada dan Qadar.
https://jurnalaqidah.blogspot.com/2016/01/ciri-ciri-orang-yang-
beriman-pada-qada.html?m=1, diakses tanggal 28 Agustus 2023.
Rahman, Abbdul., dan Saiful Hadi El-Sutha. 2021. Hakikat Ilmu Tasawuf.
Rasyid, Hamdan. 2016. Panduan Muslim Sehari-Hari.
Risalah Islam. 2013. Pengertian Ahlus Sunnah wal Jamaah,
https://www.risalahislam.com/2013/11/pengertian-ahlus-sunnah-
wal-jamaah.html?m=1, diakses tanggal 28 Agustus 2023.
Studocu.com. Fungsi Beriman Kepada Qadha’ dan Qadar Allah SWT”,
https://www.studocu.com/id/document/universitas-mulawarman/pe
ndidikan-agama-islam/fungsi-beriman-kepasa-qada-dan-qadar-
allah-swt/45993145, diakses tanggal 28 Agustus 2023.
17