KONSEP TAKDIR
Disusun Oleh:
Siti Rohmah
Muhamad zidan
Hana tazidah
Nurhasanah
Khaerunnisa
Nur fauziah sofyanti
Ida Farida
Nur Zakky Fadlani
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT UMUL QURO AL ISLAMI
2020/2021
1
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR
Kami yakin bahwa setiap pihak yang dimaksud telah tertulis dalam catatan
terbaik malaikat. Jazaakumullaah Khairan, semoga Allah selalu melimpahkan
pahala dan kebaikan untuk kita semua. Akhirnya kepada Allah semata kami
bertawakkal. Besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi kami sendiri dalam pengembangan wawasan dan pengetahuan, juga umumnya
bagi para pembaca manapun. Kami menyadari bahwa dalam penyususan laporan
ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami harap saran dan kritikan yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
Takdir merupakan rukun iman yang ke-6 dan kita umat Islam harus
meyakininya tanpa ada keraguan. Akan tetapi kebanyakan orang salah
mengartikan Takdir. Mereka menganggap apa yang terjadi dengan manusia itu
sudah ditakdirkan dan manusia hanya bisa pasrah tanpa adanya usaha. Ada yang
mengartikan juga bahwa setiap manusia diberi kebebasan untuk memilih jalan
hidupnya karena setiap manusia akan bertanggungjawab atas apa yang
diperbuatnya. Dari kedua pernyataan tersebut ini merupakan kesalahan dalam
mengartikan Takdir. Yang jelas, Rasul dan para sahabatnya meyakini dengan
sepenuhnya akan ada Takdir yang meliputi semua makhluk bukan hanya manusia.
Tetap tidak menghalangi mereka untuk terus berusaha semaksimal mungkin,
kalaupun tidak sejalan dengan harapan tidak melampiaskan semua kesalahan
kepada Allah swt. Di era yang sudah maju ini persoalan tentang takdir tidak henti-
hentinya dibicarakan oleh banyak orang serta perbedaan pendapat yang selelu
simpang siur. Hal ini dinyatakan dalam al- kitab yang berisikan segala sesuatu yang
terjadi didalam diri seseorang sudah tertulis dalam al- kitab tersebut. Percaya atu
beriman terhadap takdir allah swt merupakan salahsatu rukun iman yang harus
dipercayai oleh setiap umat agama islam. Namun dalam mempercayai suatu takdir
masih menjadi persoalan dan pemahaman yang begitu rumit, karena keberadaan
takdir yang bersifat ghaib, abstrak, dan tidakmudah dipahami oleh pemikiran
manusia, sebagimana rukun- rukun iman yang lain. Masalah kegaiban dan
keabstrakan dari keenam rukun iman kemudian memunculkan berbagai macam
problem pemahaman bagi manusia termasuk yang ghaib mengenai pemahaman
takdir .Allah swt telah memberikan suatu ketetapan atau takdir kepada manusia
sejak berada dalam kandungan. Ketika janin berusia 40 hari Allah Swt akan
mengutus malaikat untuk mencatatnya, setelah itu Allah Swt membentuknya,
menciptakan penglihatan, pendengaran, kulit, daging, dan tulangnya Allah swt telah
memberikan suatu ketetapan atau takdir kepada manusia sejak d kandungan. Lalu
malaikat mencatat janin itu laki-laki atau perempuan, mencatat ajal dan rizkinya
4
sesuai kehendak Allah swt. Bukti nyata dari penciptaan adalah segala yang ada di
dunia telah diciptakan, tidak ada makhluk satupun yang bisa menciptakan dirinya
sendiri. Sang pencipta sangat jauh berbeda dari segala yang ada di dunia ini, zat
yang maha tinggi yang tidak bisa dilihat secara kasat mata, tetapi keberadaan dan
sifat-Nya akan hadir dalam setiap langkah kita. Dialah Allah swt yang menciptakan
segala yang terjadi di dunia ini atas kehendak dan takdir Allah swt. Waktu yang
terus berjalan dikehidupan kita tidak sama dengan dimensi lain, satu contoh satu
hari bagi kita bisa berhari-hari bagi dimensi lain, inilah konsep takdir yang tidak
mampu kita pahami secara rasional ini telah diciptakan, tidak ada makhluk satupun
yang bisa menciptakan dirinya sendiri. Sang pencipta sangat jauh berbeda dari
segala yang ada di dunia ini, zat yang maha tinggi yang tidak bisa dilihat secara
kasat mata, tetapi keberadaan dan sifat-Nya akan hadir dalam setiap langkah kita.
Dialah Allah swt yang menciptakan segala yang terjadi di dunia ini atas kehendak
dan takdir Allah swt
.
1.2 Rumusan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Takdir berarti mengukur, memberi kadar atau ukuran. Secara istilah takdir
adalah ketetapan Allah akan garis kehidupan seseorang. Takdir adalah ketentuan
suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi kejadiannya
baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Dengan
demikian segala sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya, termasuk manusia.
Umat islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan tuhan yang
1
. (Al-A’laa:3)
2
Al-Ahzab:17
6
harus diimani sebagaimana dikenal sebagai rukun iman yang dapat dipelajari dari
informasi tuhan, yakni informasi Allah melalui Al-Quran dan Hadis3
Ukuran, ketentuan, rumusan pasti Illahi (takdir) ini ada dua macam:
1. Taqdir Mubrom : Taqdir yang tidak dapat mengelak dan hanya bisa
menerima saja. Misalnya calon bayi sudah ditentukan jenis kelaminnya,
dimana lahirnya, siapa bapa ibunya; setiap yang bernyawa pasti akan mati,
siapa yang dapat menghindari mati? Demikianlah ketetapan Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui. (Yasiin:38)
2. Taqdir Mu’allaq (mukhoyyar) : Taqdir yang masih dapat berubah melalui
upaya, ikhtiar, dan doa sesuai dengan kemampuannya masing
masing.Manusia diwajibkan mempergunakan tenaga, akal pikirannya untuk
3
Tauhid. 2005. Yogyakarta : Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4
Zaini, Syahminan. 1983. Kuliah Aqidah Islam. Surabaya : Al-Ikhlas
7
berusaha mencapai kehendak dan keinginan disertai dengan segala syarat-
syarat dan perhitungan
3. sebab-akibat.
1. Al-'Ilmu
Setiap orang harus meyakini bahwa Allah mengetahui segala sesuatu baik secara
global maupun terperinci. Dia mengetahui apa yang detail maupun yang jelas atas
setiap gerak-gerik makhluk-Nya.
2. Al-Kitabah
Setiap orang harus meyakini Allah mencatat semua itu dalam lauhul mahfudz.
3. Al-Masyiah (kehendak)
Kehendak Allah ini bersifat umum, bahwa tidak ada satupun di langit maupun di
bumi melainkan terjadi dengan iradat atau masyiah Allah swt. Tidak ada di dalam
kekuasaan-Nya yang tidak diinginkan-Nya selamanya, baik yang berkaitan dengan
apa yang dilakukan oleh zat Allah atau yang dilakukan untuk makhluk-Nya.
4. Al-Khalqu
Bahwa tidak ada satupun di langit dan di bumi melainkan Allah sebagai pencipta,
pemilik, pengatur, dan penguasanya.5
A. PEMIKIRAN JABARIYAH
Nama jabariyah berasal dari kata Arab jabara yang berarti alzama hu bi fi’lih,
yaitu berkewajiban atau terpaksa dalam pekerjaannya. Manusia tidak mempunyai
kemampuan dan kebebasan untuk melakukan sesuatu atau meninggalkan suatu
perbuatan. Sebaliknya ia terpaksa melakukan kehendak atau perbuatannya
5
Zaini, Syahminan. 1983. Kuliah Aqidah Islam. Surabaya : Al-Ikhlas
8
sebagaimana telah ditetapkan Tuhan sejak zaman azali. Dalam filsafat Barat aliran
ini disebut Fatalism atau Predestination. Paham jabariyah ini berpendapat bahwa
qada dan qadar Tuhan yang berlaku bagi segenap alam semesta ini, tidaklah
memberi ruang atau peluang bagi adanya kebasan manusia untuk berkehendak dan
berbuat menurut kehendaknya. Paham ini menganggap semua takdir itu dati Allah.
Oleh karena itu menurut mereka, seseorang menjadi kafir atau muslim adalah atas
kehendak Allah. 6
Dasar pemikiran Jabariyah ini berangkat dari pemahaman terhadap beberapa
potong ayat diantaranya terdapat dalam surat al An’am ayat 11 “niscaya mereka
tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki”. dalam surat As Shaffat
ayat 96 “Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat
itu". Selanjutnya dalam surat al Insan ayat 30 “Tidaklah kamu menghendaki kecuali
Allah yang menghendaki.”
B. PEMIKIRAN QODARIYAH
6
Zaini, Syahminan. 1983. Kuliah Aqidah Islam. Surabaya : Al-Ikhlas
7
webcache.googleusercontent.com
9
KESIMPULAN
Takdir berarti mengukur, memberi kadar atau ukuran. Secara istilah takdir adalah
ketetapan Allah akan garis kehidupan seseorang. Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa
yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi kejadiannya baik itu mengenai kadar
atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Dengan demikian segala sesuatu yang
terjadi tentu ada takdirnya, termasuk manusia.
Takdir merupakan suatu hal yang sangat ghaib sehingga kita tidak dapat
mengetahui takdir kita sedikit pun.Yang dapat kita lakukan hanyalah berusaha karena
berusaha telah Allah tentukan sebagai suatu kewajiban.
DAFTAR PUSTAKA
10
Tauhid. 2005. Yogyakarta : Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Zaini, Syahminan. 1983. Kuliah Aqidah Islam. Surabaya : Al-Ikhlas
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:INaIfvyIaRoJ:https:
//ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/alaqidah/article/download/1569/118
0+&cd=4&hl=id&ct=clnk&gl=id
11