DISUSUN
OLEH:
KELAS B 20
FAKULTAS KEPERAWATAN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya Saya bisa menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “Keimanan Terhadap Hari
Dalam penulisan makalah ini penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak yang
berupa bimbingan, pengarahan maupun dukungan moral yang sangat membantu penyusun.
Untuk itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
Dalam penyusunan makalah ini penyusun berusaha untuk membuat yang terbaik,
akan tetapi dengan keterbatasan yang ada penyusun menyadari dalam makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun, supaya makalah ini menjadi lebih baik. Semoga ini bermanfaat
02 Desember 2021
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan……………………………….......................................................… 5
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan……………………………….………………………………… 18
3.2 Saran………………………………………………………………………… 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perlukah bukti tentang adanya hari akhir? Kehidupan sesudah mati pasti adanya.
Bukankah makhluk yang termulia adalah makhluk yang berjiwa? Bukankah yang
termulia di antara mereka adalah yang memiliki kehendak dan kebebasan memilih?
Kemudian yang termulia dari kelompok ini adalah yang mampu melihat jauh ke depan,
serta mempertimbangkan dampak kehendak dan pilihan-pilihannya. Demikian logika kita
berkata. Dari sini pula jiwa manusia memulai pertanyaan-pertanyaan baru. Sudahkah
manusia melihat dan merasakan akibat perbuatan-perbuatan mereka yang didasarkan oleh
kehendak dan pilihan mereka itu? Sudahkah yang berbuat baik memetik buah
perbuatannya? Sudahkah yang berbuat jahat menerima nista kejahatannya? Jelas tidak,
atau belum, bahkan alangkah banyak manusia-manusia baik yang teraniaya, dan
sementara banyak pula orang-orang jahat yang menikmati gemerlap dunia.
Karena itu, demi tegaknya keadilan, harus ada satu kehidupan baru ketika semua
pihak akan memperoleh secara adil dan sempurna hasil-hasil perbuatan yang didasarkan
atas pilihan masing-masing. Itu sebabnya al-Qur’an menamai hidup di akhirat sebagai al-
hayat yang berarti “hidup yang sempurna” dan kematian dinamainya wafat yang arti
harfiahnya adalah “kesempurnaan.” Banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan hakikat di
atas, antara lain surat Taha ayat 15 “Sesungguhnya saat (hari kiamat) akan datang. Aku
dengan sengaja merahasiakan (waktu)-nya. Agar setiap jiwa diberi balasan (dan
ganjaran) sesuai hasil usahanya”.
Hari akhir pasti datang meskipun tidak ada satu pun makhluk yang mengetahui waktu
kedatangannya dengan pasti. Adanya hari akhir atau hari kiamat telah dijelaskan dalam
ayat-ayat Al-Qur’an dan ia termasuk bagian rukun iman. Sebagai umat Islam kita harus
beriman kepada hari akhir atau hari kiamat. Keimanan kepada hari akhir akan tercermin
dalam tingkah laku dan perbuatan seseorang. Jika mengaku sebagai orang beriman, kita
harus beriman kepada hari akhir dan menerapkan keimanan tersebut dalam kehidupan
sehari-hari.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengetian iman kepada Hari Akhir!
2. Jelaskan Hari Akhir Menurut Ilmu Pengetahuan!
3. Jelaskan Hakikat Beriman kepada Hari Akhir!
4. Sebutkan Tanda-tanda Hari Akhir!
5. Sebutkan Nama-nama Hari Akhir!
6. Jelaskan Peristiwa setelah Hari Kiamat!
7. Jelaskan Tahapan Periode Hari Akhir!
8. Jelaskan Hikmah beriman kepada hari akhir!
9. Jelaskan Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir!
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian iman kepada Hari Akhir.
2. Untuk mengetahui Hari Akhir Menurut Ilmu Pengetahuan.
3. Untuk mengetahui Jelaskan Hakikat Beriman kepada Hari Akhir.
4. Untuk mengetahui Sebutkan Tanda-tanda Hari Akhir.
5. Untuk mengetahui Nama-nama Hari Akhir.
6. Untuk mengetahui Peristiwa setelah Hari Kiamat.
7. Untuk mengetahui Tahapan Periode Hari Akhir.
8. Untuk mengetahui Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir.
BAB II
PEMBAHASAN
Hari akhir menurut bahasa artinya hari penghabisan dan juga disebut hari pembalasan.
Sedangkan menurut istilah, hari akhir adalah hari mulai hancurnya alam semesta berikut
isinya dan berakhirnya kehidupan semua makhluk Allah Swt. Hari akhir juga disebut hari
kiamat, yaitu hari penegakan hukum Allah Swt. yang seadil-adilnya. Iman kepada hari
akhir berarti mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu saat dunia beserta isinya
akan berakhir atau hancur serta manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju akhirat
untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Keyakinan
tersebut diwujudkan dalam perbuatan atau tingkah laku. Iman kepada hari akhir
merupakan salah satu rukun iman. Selain itu, iman kepada hari akhir termasuk sendi-
sendi keimanan yang sangat mendasar dalam akidah Islam. Seseorang yang tidak
mempercayai hari akhir tidak termasuk orang yang beriman. Oleh karena itu, jika
mengaku sebagai orang beriman, kita harus beriman kepada Allah, malaikat Allah, kitab
Allah, rasul Allah, dan qada serta qadar Allah.
Segala sesuatu yang ada di dunia ini ada permulaan dan ada akhir. Beberapa waktu
yang lalu kita bertemu dan berkumpul dengan teman-teman sekelas, tetapi suatu saat pasti
akan berpisah. Saat ini kita selalu bersama ibu atau bapak dan suatu saat, cepat atau
lambat akan berpisah dengan mereka. Begitu juga kehidupan di dunia ini, ada awal dan
ada akhir. Kita tidak akan selamanya hidup di dunia. Suatu saat kita akan meninggalkan
dunia dan seluruh isinya. Hidup di dunia hanya sementara bukan selamanya. Hidup di
dunia bagaikan seseorang yang naik kendaraan. Ada permulaan dan ada tujuan akhir.
Agar selamat dalam perjalanan, kita harus mematuhi aturan-aturan yang ada. Al-Qur’an
merupakan pedoman bagi manusia dalam menjalani kehidupan di dunia. Rambu-rambu
yang ada dalam Al-Qur’an harus ditaati jika seseorang ingin hidup bahagia di dunia dan
akhirat.
Selama hidup di dunia manusia harus mencari bekal sebanyak-banyaknya agar tidak
menyesal ketika sampai di tempat tujuan. Banyak orang yang merugi karena mengira
dunia adalah tujuan akhir sehingga mereka mengira kesuksesan di dunia adalah
segalanya. Mereka mengejar kehidupan di dunia dan melupakan bahwa ada kehidupan
setelah kehidupan di dunia. Kesalahan mengira bahwa dunia adalah tujuan akhir juga
dialami oleh umat terdahulu. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Swt.
yang berbunyi seperti berikut.
Bumi terjadi dari gas yang berputar (chaos catastrope). Setelah diam gas itu
menjadi dingin, maka gas yang berat mengendap ke bawah, yang ringan berada di
atas. Melalui proses evolusi yang lama sekali, gas bagian luar mengeras menjadi batu,
kerikil, pasir, dan sebagainya, sedangkan bagian tengah masih panas. Zat panas
bercampur lava, lahar, batu, dan pasir panas. Bumi beredar karena adanya daya tarik
matahari terhadap bumi berkurang. Akibatnya bumi akan bergeser dari matahari
sehingga putaran bumi semakin cepat dan akan mengalami nasib seperti meteor
(menyala atau hancur).
Letak matahari kira-kira 150 juta km jauhnya dari bumi, namun sinar matahari
sampai ke bumi selama 8 menit 20 detik. Garis tengah matahari = 1,4 juta km, dan
luas permukaannya 616 x 1.010 km = 622.160 km. Menurut ahli fisika energi
matahari dipancarkan ke angkasa dan sekitarnya 5,7 x 1027 kalori = 5853,9
kalori/menit dan mampu menyala 50 milyar tahun dengan panas 15 juta derajat
celcius. Kalau suatu ketika matahari tidak muncul atau cahayanya redup karena
tenaga/sinarnya habis, maka tidak ada angin dan awan yang berakibat hujan tidak
akan turun. Selanjutnya gunung-gunung akan meletus, ombak bergulung-gulung, air
laut naik sehingga hancurlah bumi ini.
Imam Ath Thabari dan Ibnu Katsir berpendapat bahwa telah diperlihatkan
peristiwa-peristiwa yang menakjubkan di dunia sebagaimana berikut ini:
Iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima yang harus diyakini oleh
setiap umat Islam. Segala perbuatan yang dilakukan oleh setiap manusia, baik maupun
buruk akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Oleh sebab itu, keimanan kepada
Hari Akhir hendaknya dijadikan landasan utama untuk menyadarkan diri agar selalu taat
kepada ajaran Allah Swt. Banyak ayat dan hadis yang memerintahkan kita agar meyakini
datangnya Hari Akhir, di antaranya adalah firman Allah Swt.:
ِ َوٱلَّ ِذينَ يُؤْ ِمنُونَ بِ َمٓا أُن ِز َل إِلَ ْي َك َو َمٓا أُن ِز َل ِمن قَ ْبلِ َك َوبِٱ ْل َء
َاخ َر ِة ُه ْم يُوقِنُون
Kemudian dalam percakapan Rasulullah dengan malaikat Jibril yang panjang tentang
iman, Islam, dan ihsan, beliau bersabda (ketika ditanya tentang iman): “Beliau
menjawab: ‘Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
para Rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk.” (H.R. Muslim).
Dalam ayat di atas ditegaskan bahwa meyakini adanya Hari Akhir merupakan salah
satu ciri orang beriman. Sedangkan dalam penggalan hadis di atas, Rasulullah saw.
menyebut Hari Akhir sebagai salah satu perkara yang wajib diyakini, yang kemudian
disebut rukun iman. Iman kepada Hari Akhir berarti percaya dengan penuh keyakinan
bahwa kehidupan yang kekal hanyalah di akhirat.
Tanda-tanda hari akhir atau kiamat dibagi menjadi dua, yaitu tanda-tanda kecil dan
tanda-tanda besar kiamat. Tanda-tanda kecil kiamat menandakan bahwa kiamat sudah
dekat. Tanda-tanda kecil kiamat antara lain sebagai berikut.
1. Ilmu agama sudah dianggap tidak penting lagi.
2. Tersebarnya perzinaan.
1. Rusaknya Kakbah.
2. Matahari terbit dari barat.
Hari akhir memiliki nama lain yang cukup banyak. Minimal ada 29 nama lain hari
akhir. Nama-nama hari akhir yang diberikan oleh Allah menggambarkan keadaan hari
kiamat hingga saat manusia dibangkitkan, dihisab, dan mendapat balasan dari Allah Swt.
Nama-nama hari akhir sebagai berikut.
1. Yaumul Qiyamah (hari kiamat).
2. Yaumur Rajifah (hari lindu besar).
10. Yaumun La Raiba Fihi (hari yang tidak ada lagi keraguan padanya).
16. Yaumun La Tajzi Nafsun An Nafsin Syaian (hari yang tidak dapat seseorang diberi
ganjaran oleh yang lain sedikit pun).
Setelah kehidupan di dunia ini ada kehidupan lagi, yaitu kehidupan akhirat.
Kehidupan akhirat dimulai setelah terjadinya hari kiamat. Pada hari kiamat seluruh
makhluk ciptaan Allah Swt. mati. Allah Swt., Zat Yang Maha Kekal tetap abadi selama-
lamanya meskipun seluruh makhluk hancur binasa. Setelah Malaikat Israfil meniup nafiri
atas perintah Allah Swt. dibangkitkannya nyawa seluruh manusia yang telah terkubur
bermiliar tahun yang lalu.Keadaan manusia setelah dibangkitkan berbeda-beda antara satu
dengan lainnya. Ada yang dibangkitkan dengan wajah berseri-seri dan ada yang
dibangkitkan dengan wajah bermuram durja. Keadaan ini sesuai dengan amal
perbuatannya selama hidup di dunia. Jika amal perbuatan di dunia adalah amal kebajikan,
mereka akan dibangkitkan dengan wajah berseri. Mereka yang ketika hidup di dunia
hanya berbuat maksiat dan menumpuk dosa, akan dibangkitkan dengan wajah bermuram
durja.
Catatan amal yang dibuat selama hidup di dunia akan diperlihatkan. Catatan yang
sangat terperinci dan tidak ada satu pun amal yang terlewat. Catatan tersebut dibuat oleh
Malaikat Rakib dan Malaikat Atid yang mendampingi manusia setiap saat. Pada hari itu
mulut dikunci dan yang berbicara adalah anggota tubuh. Allah Swt. dan diri sendiri yang
menjadi saksi pada hari itu. Pengadilan Allah Swt. merupakan pengadilan yang sangat
adil. Semua manusia akan merasakan keadilannya. Amal perbuatan manusia ditimbang
untuk mengetahui amal yang lebih berat, amal baik atau amal buruk. Jika amal baik yang
lebih berat, surga-Nya telah menunggu. Sebaliknya, jika amal buruk yang lebih berat,
neraka dan siksa-Nya telah menanti.
Konsep tentang hari pembalasan diingkari oleh masyarakat jahiliah. Mereka tidak
mempercayai adanya hari pembalasan. Bagi mereka kehidupan hanya sampai dunia ini
dan tidak ada lagi kehidupan setelah kehidupan di dunia. Masyarakat jahiliah
menganggap bahwa manusia tidak akan dibangkitkan dan diminta pertanggungjawaban
atas perbuatan di dunia. Masyarakat jahiliah menganggap konsep tentang hari
kebangkitan dan pertanggungjawaban amal hanya khayalan yang bertujuan menakut-
nakuti mereka. Al-Qur’an secara jelas mengajarkan tentang hari pembalasan. Akan tetapi,
masyarakat jahiliah mengabaikannya.
Setelah alam semesta hancur secara total dan kehidupan semua makhluk Allah
berakhir, maka mulailah manusia menjalani tahapan kehidupan baru dan proses menuju
alam baqa’. Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Yaumul Ba’ats
Semua ciptaan Allah Swt. yang lahir di dunia mempunyai hikmah karena Allah Swt.
tidak menjadikan sesuatu sia-sia belaka tanpa tujuan dan hikmah di dalamnya. Di bawah
ini beberapa hikmah iman kepada hari akhir:
1. Muncul rasa kebencian yang dalam kepada kemaksiatan dan kebejatan moral yang
mengakibatkan murka Allah Swt. di dunia dan di akhirat.
2. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala
kenikmatan akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini.
6. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengiaskan apa yang ada di dunia ini
dengan apa yang ada di akhirat.
I. Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir
Iman kepada hari akhir akan berdampak pada perilaku dalam keseharian. Seseorang
yang beriman kepada hari akhir akan terlihat dari perilaku sehari-hari. Di antara perilaku
yang mencerminkan iman kepada hari akhir sebagai berikut.
1. Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik
Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan berusaha menjadi lebih baik
dari hari-hari yang telah terlewati. Jika kemarin ia melaksanakan satu kebaikan, hari
ini akan berusaha untuk melakukan dua atau lebih kebaikan. Seseorang yang beriman
kepada hari akhir menginginkan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok
harus lebih baik dari hari ini. Jika hari kemarin lebih baik dari hari ini berarti
seseorang termasuk golongan orang yang merugi.
2. Tidak Silau pada Gemerlap Dunia
Dunia dan seluruh isinya menawarkan kenikmatan sesaat. Orang-orang yang
tidak menyadari akan tertipu oleh gemerlapnya dunia, mereka akan terseret dan
tenggelam dalam kemegahan sesaat. Mereka lupa bahwa dunia hanya sementara.
Mereka yang kaya bisa silau dengan kekayaan yang dititipkan kepadanya. Mereka
yang miskin dapat melupakan tujuan penciptaannya karena kemiskinannya. Hanya
orang-orang yang beriman dan menyadari bahwa dunia ini hanya sementara yang
tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia. Kekayaan merupakan suatu hal yang patut
disyukuri. Kemiskinan yang datang tentunya tidak diharapkan. Kaya atau miskin
merupakan cobaan dari Allah Swt.
3. Tidak Iri atas Nikmat Orang Lain
Allah memberikan nikmat yang berbeda-beda kepada manusia. Ada manusia
yang dikaruniai nikmat berupa kekayaan. Ada yang dikaruniai nikmat berupa
keturunan, kecerdasan, keberuntungan, dan lain sebagainya. Terhadap nikmat yang
diperoleh orang lain kita tidak boleh merasa iri. Iri dapat berupa sikap tidak rela orang
lain mendapat nikmat dan ingin agar nikmat tersebut beralih kepadanya.
4. Bersikap Rendah Hati
Bersikap rendah hati terhadap apa pun yang dimiliki merupakan perilaku
terpuji. Rendah hati berbeda dengan rendah diri. Orang yang rendah hati menyadari
bahwa segala sesuatu yang dimiliki hanya titipan Allah Swt. Titipan yang setiap saat
dapat diambil oleh pemiliknya. Oleh karena itu, seseorang yang rendah hati tidak
pernah sombong dengan sesuatu yang dititipkan kepadanya. Ia merasa tidak patut
bersikap sombong dan berbangga diri terhadap titipan Allah.
5. Menghindari Sifat Cinta Dunia dan Harta Secara Berlebihan
Cinta dunia dan harta secara berlebihan dihindari oleh orang yang beriman
kepada hari akhir. Cinta dunia dan harta secara berlebihan bukanlah sikap seseorang
yang beriman kepada hari akhir. Seseorang yang dikaruniai harta akan diminta
pertanggungjawaban di akhirat kelak. Oleh karena itu, seseorang yang beriman dan
dikaruniai harta berlebihan mempergunakan hartanya tersebut di jalan-Nya. Ia akan
membelanjakan hartanya di jalan yang diridai Allah.
6. Bersikap Optimis dan Lapang Dada
Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap optimis dalam
menghadapi segala sesuatu. Selain itu, orang yang beriman kepada hari akhir akan
bersikap lapang dada dalam menghadapi segala musibah yang menimpa.
Ketidakadilan sering dirasakan. Keadilan yang sesungguhnya adalah keadilan di
akhirat kelak. Sikap optimis juga menjadi salah satu sikap yang dimiliki oleh orang
yang beriman. Orang yang beriman akan menjalani kehidupan di dunia dengan sikap
optimis. Ia merasa optimis bahwa segala kebaikan yang dilakukan akan mendapat
balasan. Selain itu, ia juga optimis bahwa segala amal buruk akan mendapat balasan
yang sesuai.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hari Akhir adalah hari kiamat yang diawali dengan pemusnahan alam
semesta. Semua manusia, sejak jaman dari Nabi Adam a.s sampai terjadinya hari
akhir akan dibangkitkan untuk mendapatkan balasan semua amal perbuatan
mereka. Iman kepada Hari Akhir adalah percaya dengan penuh keyakinan
adanya hidup yang kekal abadi di akhir kelak. Setelah alam semesta hancur
secara total dan kehidupan semua makhluk Allah berakhir, maka mulailah
manusia menjalankan tahapan kehidupan baru dan proses menuju alam baqa’.
Iman kepada hari akhir berarti mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu
saat dunia beserta isinya akan berakhir atau hancur serta manusia akan
dibangkitkan dari kubur menuju akhirat untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya selama hidup di dunia. Keyakinan tersebut diwujudkan dalam
perbuatan atau tingkah laku.
Tanda-tanda datangnya hari kiamat terdiri atas tanda-tanda kecil dan tanda-
tanda besar. Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Yaumul Ba’ats,
Yaumul Hasyr, Buku Catatan, Yaumul Hisab, Mizan, Shirat, Yaumul Jaza’,
balasan amal baik surga dan balasan amal buruk neraka. Beriman kepada hari
akhir akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yaitu merasa bahwa hidup di
dunia ini hanya bersifat sementara saja, cepat atau lambat semua manusia pasti
akan kembali kepada Allah Swt. dan semua perbuatan mereka selama hidup di
dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt., sehingga hidup yang
dijalaninya akan ditempuh dengan penuh kehati-hatian, sikap dan perilaku yang
sesuai dengan tuntunan agama. Mengimani hari akhir membuat manusia sadar
bahwasanya manusia itu lemah dan kerdil di hadapan Allah Swt. Kesadaran ini
diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur, sombong, egois, dengki, dan
penyakit hati lainnya.
B. SARAN
Kami sebagai penulis membutuhkan saran dan kritik dari pembaca untuk
Dengan adanya makalah ini, para pembaca dapat memahami bagaimana iman
kepada Al-qur’an. Sebaiknya kita sebagai umat islam yang baik, harus lah
memahami bagaimana menggunakan dan memahami iman kepada Al-qur’an itu
dengan baik dan benar sesuai dengan fungsinya dan haruslah kita turut serta
mewujudkan umat islam dengan masalah-masalah yang ada, haruslah hal
tersebut menjadi tolak ukur kita sebagai umat islam untuk membenahi diri
menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya, sehingga cita-cita dan harapan seluruh
umat islam didunia dapat terwujud. Kami mengaharapkan kritik dan saran dari
para pembaca, agar kami dapat memperbaiki makalah ini untuk lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Abd. Malik. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Penididikan
Agama Islam Universitas Negeri Makassar.
Di Kutip : https://doc.lalacomputer.com/makalah-iman-kepada-hari-akhir/
Halimah, Iim dkk. 2013. Mandiri Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta:
Erlangga.
Haris, Abd., dkk, 2012. Pendalaman Materi Ajar PAI. Jakarta: FITK UIN Jakarta.
Latifah. 2013. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Bogor : Yudhistira.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. 2015. Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK/MA Kelas XII. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Thoyar, Husni. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.
Tim Ichtiar Baru van Hoeve. 1993. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.
Tim IMTAQ MGMP PAI. 2010. Modul Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam SMA/SMK
Kelas X, XI, dan XII. Jakarta: PT. Kirana Cakra Buana.