Anda di halaman 1dari 22

TUGAS : AGAMA DALAM KEBIDANAN

“KEIMANAN TERHADAP HARI KIAMAT”

DISUSUN

OLEH:

(20.1302.079) FATIMAH SAFARUDIN

KELAS B 20

PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR (UIT)

MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat-Nya Saya bisa menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “Keimanan Terhadap Hari

Kiamat” dalam Mata Kuliah Agama dalam Kebidanan.

Dalam penulisan makalah ini penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak yang

berupa bimbingan, pengarahan maupun dukungan moral yang sangat membantu penyusun.

Untuk itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini penyusun berusaha untuk membuat yang terbaik,

akan tetapi dengan keterbatasan yang ada penyusun menyadari dalam makalah ini masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun, supaya makalah ini menjadi lebih baik. Semoga ini bermanfaat

khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.

02 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI…...……………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…..……………….………………………………………… 4

1.2 Rumusan masalah…………………………...……......…………………… 5

1.3 Tujuan……………………………….......................................................… 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian iman kepada Hari Akhir ..………….…………………..……….. 6

2.2 Hari Akhir Menurut Ilmu Pengetahuan…………….…..………….……….. 7

2.3 Hakikat Beriman kepada Hari Akhir ……………….……………..……….. 9

2.4 Tanda-tanda Hari Akhir…………….………….…………………..……….. 9

2.5 Nama-nama Hari Akhir ………………………..….…..………….……….. 10

2.6 Peristiwa setelah Hari Kiamat ………..…………….……………..……….. 11

2.7 Tahapan Periode Hari Akhir………..………….…………………..……….. 12

2.8 Hikmah beriman kepada hari akhir ……….……….…..………….……….. 14

2.9 Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir.…….…….……….. 16

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………….………………………………… 18

3.2 Saran………………………………………………………………………… 19

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perlukah bukti tentang adanya hari akhir? Kehidupan sesudah mati pasti adanya.
Bukankah makhluk yang termulia adalah makhluk yang berjiwa? Bukankah yang
termulia di antara mereka adalah yang memiliki kehendak dan kebebasan memilih?
Kemudian yang termulia dari kelompok ini adalah yang mampu melihat jauh ke depan,
serta mempertimbangkan dampak kehendak dan pilihan-pilihannya. Demikian logika kita
berkata. Dari sini pula jiwa manusia memulai pertanyaan-pertanyaan baru. Sudahkah
manusia melihat dan merasakan akibat perbuatan-perbuatan mereka yang didasarkan oleh
kehendak dan pilihan mereka itu? Sudahkah yang berbuat baik memetik buah
perbuatannya? Sudahkah yang berbuat jahat menerima nista kejahatannya? Jelas tidak,
atau belum, bahkan alangkah banyak manusia-manusia baik yang teraniaya, dan
sementara banyak pula orang-orang jahat yang menikmati gemerlap dunia.
Karena itu, demi tegaknya keadilan, harus ada satu kehidupan baru ketika semua
pihak akan memperoleh secara adil dan sempurna hasil-hasil perbuatan yang didasarkan
atas pilihan masing-masing. Itu sebabnya al-Qur’an menamai hidup di akhirat sebagai al-
hayat yang berarti “hidup yang sempurna” dan kematian dinamainya wafat yang arti
harfiahnya adalah “kesempurnaan.” Banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan hakikat di
atas, antara lain surat Taha ayat 15 “Sesungguhnya saat (hari kiamat) akan datang. Aku
dengan sengaja merahasiakan (waktu)-nya. Agar setiap jiwa diberi balasan (dan
ganjaran) sesuai hasil usahanya”.
Hari akhir pasti datang meskipun tidak ada satu pun makhluk yang mengetahui waktu
kedatangannya dengan pasti. Adanya hari akhir atau hari kiamat telah dijelaskan dalam
ayat-ayat Al-Qur’an dan ia termasuk bagian rukun iman. Sebagai umat Islam kita harus
beriman kepada hari akhir atau hari kiamat. Keimanan kepada hari akhir akan tercermin
dalam tingkah laku dan perbuatan seseorang. Jika mengaku sebagai orang beriman, kita
harus beriman kepada hari akhir dan menerapkan keimanan tersebut dalam kehidupan
sehari-hari.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengetian iman kepada Hari Akhir!
2. Jelaskan Hari Akhir Menurut Ilmu Pengetahuan!
3. Jelaskan Hakikat Beriman kepada Hari Akhir!
4. Sebutkan Tanda-tanda Hari Akhir!
5. Sebutkan Nama-nama Hari Akhir!
6. Jelaskan Peristiwa setelah Hari Kiamat!
7. Jelaskan Tahapan Periode Hari Akhir!
8. Jelaskan Hikmah beriman kepada hari akhir!
9. Jelaskan Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir!

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian iman kepada Hari Akhir.
2. Untuk mengetahui Hari Akhir Menurut Ilmu Pengetahuan.
3. Untuk mengetahui Jelaskan Hakikat Beriman kepada Hari Akhir.
4. Untuk mengetahui Sebutkan Tanda-tanda Hari Akhir.
5. Untuk mengetahui Nama-nama Hari Akhir.
6. Untuk mengetahui Peristiwa setelah Hari Kiamat.
7. Untuk mengetahui Tahapan Periode Hari Akhir.
8. Untuk mengetahui Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman kepada Hari Akhir

Hari akhir menurut bahasa artinya hari penghabisan dan juga disebut hari pembalasan.
Sedangkan menurut istilah, hari akhir adalah hari mulai hancurnya alam semesta berikut
isinya dan berakhirnya kehidupan semua makhluk Allah Swt. Hari akhir juga disebut hari
kiamat, yaitu hari penegakan hukum Allah Swt. yang seadil-adilnya. Iman kepada hari
akhir berarti mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu saat dunia beserta isinya
akan berakhir atau hancur serta manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju akhirat
untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Keyakinan
tersebut diwujudkan dalam perbuatan atau tingkah laku. Iman kepada hari akhir
merupakan salah satu rukun iman. Selain itu, iman kepada hari akhir termasuk sendi-
sendi keimanan yang sangat mendasar dalam akidah Islam. Seseorang yang tidak
mempercayai hari akhir tidak termasuk orang yang beriman. Oleh karena itu, jika
mengaku sebagai orang beriman, kita harus beriman kepada Allah, malaikat Allah, kitab
Allah, rasul Allah, dan qada serta qadar Allah.

Segala sesuatu yang ada di dunia ini ada permulaan dan ada akhir. Beberapa waktu
yang lalu kita bertemu dan berkumpul dengan teman-teman sekelas, tetapi suatu saat pasti
akan berpisah. Saat ini kita selalu bersama ibu atau bapak dan suatu saat, cepat atau
lambat akan berpisah dengan mereka. Begitu juga kehidupan di dunia ini, ada awal dan
ada akhir. Kita tidak akan selamanya hidup di dunia. Suatu saat kita akan meninggalkan
dunia dan seluruh isinya. Hidup di dunia hanya sementara bukan selamanya. Hidup di
dunia bagaikan seseorang yang naik kendaraan. Ada permulaan dan ada tujuan akhir.
Agar selamat dalam perjalanan, kita harus mematuhi aturan-aturan yang ada. Al-Qur’an
merupakan pedoman bagi manusia dalam menjalani kehidupan di dunia. Rambu-rambu
yang ada dalam Al-Qur’an harus ditaati jika seseorang ingin hidup bahagia di dunia dan
akhirat.

Selama hidup di dunia manusia harus mencari bekal sebanyak-banyaknya agar tidak
menyesal ketika sampai di tempat tujuan. Banyak orang yang merugi karena mengira
dunia adalah tujuan akhir sehingga mereka mengira kesuksesan di dunia adalah
segalanya. Mereka mengejar kehidupan di dunia dan melupakan bahwa ada kehidupan
setelah kehidupan di dunia. Kesalahan mengira bahwa dunia adalah tujuan akhir juga
dialami oleh umat terdahulu. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Swt.
yang berbunyi seperti berikut.

ِ ‫﴾ صُ ح‬١٨﴿ ‫ُف اأْل ُولَ ٰى‬


‫ُف إِب َْرا ِهي َم َو ُمو َس ٰى‬ ِ ‫﴾ إِ َّن ٰهَ َذا لَفِي الصُّ ح‬١٧﴿ ‫﴾ َواآْل ِخ َرةُ َخ ْي ٌر َوأَ ْبقَ ٰى‬١٧﴿ ‫َواآْل ِخ َرةُ خَ ْي ٌر َوأَ ْبقَ ٰى‬

Artinya: “Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, padahal


kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-
kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (Q.S. al-A’la: 16–19)

Ayat Al-Qur’an di atas menjelaskan bahwa orang-orang kafir memilih kehidupan


dunia yang tidak kekal. Mereka mengabaikan kehidupan akhirat yang kekal. Suatu
tindakan yang tidak patut ditiru oleh orang-orang beriman. Orang-orang kafir yang
memilih kehidupan dunia akan menyesal di akhirat kelak. Mereka akan mendapat balasan
yang sesuai dengan perbuatannya. Tidak ada seorang pun yang mengetahui dengan pasti
waktu kedatangan hari akhir. Bahkan, Nabi Muhammad saw. juga tidak mengetahui
dengan pasti waktu kedatangan hari akhir. Waktu kedatangan hari akhir merupakan
rahasia Allah Swt. Akan tetapi, hari akhir pasti datang. Hal tersebut dapat diketahui dari
ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hari akhir. Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan tentang hari akhir. Selain ayat Al-Qur’an, Anda juga dapat belajar
menemukan penjelasan hari akhir dalam hadis rasul-Nya. Waktu pasti kedatangan hari
akhir yang masih menjadi rahasia Allah Swt. hendaknya dapat mengantarkan manusia
agar senantiasa menjalankan perintah-Nya. Selain menjalankan perintah Allah Swt.,
larangan-Nya juga harus dijauhi.
B. Hari Akhir Menurut Ilmu Pengetahuan

1. Hari Akhir Menurut Ilmu Geologi

Bumi terjadi dari gas yang berputar (chaos catastrope). Setelah diam gas itu
menjadi dingin, maka gas yang berat mengendap ke bawah, yang ringan berada di
atas. Melalui proses evolusi yang lama sekali, gas bagian luar mengeras menjadi batu,
kerikil, pasir, dan sebagainya, sedangkan bagian tengah masih panas. Zat panas
bercampur lava, lahar, batu, dan pasir panas. Bumi beredar karena adanya daya tarik
matahari terhadap bumi berkurang. Akibatnya bumi akan bergeser dari matahari
sehingga putaran bumi semakin cepat dan akan mengalami nasib seperti meteor
(menyala atau hancur).

2. Hari Akhir Menurut Teori Fisika

Letak matahari kira-kira 150 juta km jauhnya dari bumi, namun sinar matahari
sampai ke bumi selama 8 menit 20 detik. Garis tengah matahari = 1,4 juta km, dan
luas permukaannya 616 x 1.010 km = 622.160 km. Menurut ahli fisika energi
matahari dipancarkan ke angkasa dan sekitarnya 5,7 x 1027 kalori = 5853,9
kalori/menit dan mampu menyala 50 milyar tahun dengan panas 15 juta derajat
celcius. Kalau suatu ketika matahari tidak muncul atau cahayanya redup karena
tenaga/sinarnya habis, maka tidak ada angin dan awan yang berakibat hujan tidak
akan turun. Selanjutnya gunung-gunung akan meletus, ombak bergulung-gulung, air
laut naik sehingga hancurlah bumi ini.

3. Bukti Indrawi Terjadinya Hari Akhir

Imam Ath Thabari dan Ibnu Katsir berpendapat bahwa telah diperlihatkan
peristiwa-peristiwa yang menakjubkan di dunia sebagaimana berikut ini:

a. Peristiwa pembunuhan yang dipermasalahkan oleh Bani Israil, akan di hidupkan


kembali oleh Allah Swt. hanya dengan perantaraan daging sapi yang dipukulkan ke
tubuh orang yang terbunuh.

b. Peristiwa Nabi Ibrahim dan burung-burung yang dicincangnya kemudian diletakkan


di tiap-tiap bagian di atas bukit lalu Allah Swt. berfirman: “Panggillah! niscaya
mereka datang kepadamu dengan segera.” (Q.S. al-Baqarah: 260).
Kedua informasi di atas memang dijelaskan oleh al-Qur’an, tetapi bukan merupakan
berita langsung bahwa Hari Akhir akan datang, melainkan informasi historis (sejarah)
tentang peristiwa yang pernah terjadi dan menjadi bukti secara indrawi bahwa kiamat
pasti datang.
C. Hakikat Beriman kepada Hari Akhir

Iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima yang harus diyakini oleh
setiap umat Islam. Segala perbuatan yang dilakukan oleh setiap manusia, baik maupun
buruk akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Oleh sebab itu, keimanan kepada
Hari Akhir hendaknya dijadikan landasan utama untuk menyadarkan diri agar selalu taat
kepada ajaran Allah Swt. Banyak ayat dan hadis yang memerintahkan kita agar meyakini
datangnya Hari Akhir, di antaranya adalah firman Allah Swt.:

ِ ‫َوٱلَّ ِذينَ يُؤْ ِمنُونَ بِ َمٓا أُن ِز َل إِلَ ْي َك َو َمٓا أُن ِز َل ِمن قَ ْبلِ َك َوبِٱ ْل َء‬
َ‫اخ َر ِة ُه ْم يُوقِنُون‬

Artinya: “Dan mereka yang beriman kepada (al-Qur’an) yang diturunkan


kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan
mereka yakin akan adanya akhirat”. (Q.S. al-Baqarah: 4)

Kemudian dalam percakapan Rasulullah dengan malaikat Jibril yang panjang tentang
iman, Islam, dan ihsan, beliau bersabda (ketika ditanya tentang iman): “Beliau
menjawab: ‘Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
para Rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk.” (H.R. Muslim).

Dalam ayat di atas ditegaskan bahwa meyakini adanya Hari Akhir merupakan salah
satu ciri orang beriman. Sedangkan dalam penggalan hadis di atas, Rasulullah saw.
menyebut Hari Akhir sebagai salah satu perkara yang wajib diyakini, yang kemudian
disebut rukun iman. Iman kepada Hari Akhir berarti percaya dengan penuh keyakinan
bahwa kehidupan yang kekal hanyalah di akhirat.

D. Tanda-tanda Hari Akhir

Tanda-tanda hari akhir atau kiamat dibagi menjadi dua, yaitu tanda-tanda kecil dan
tanda-tanda besar kiamat. Tanda-tanda kecil kiamat menandakan bahwa kiamat sudah
dekat. Tanda-tanda kecil kiamat antara lain sebagai berikut.
1. Ilmu agama sudah dianggap tidak penting lagi.
2. Tersebarnya perzinaan.

3. Minuman keras merajalela.

4. Fitnah muncul di mana-mana.


5. Hamba sahaya perempuan dikawini tuannya.

Munculnya tanda-tanda besar kiamat menandakan bahwa kiamat sudah sangat


dekat. Adapun tanda-tanda besar kiamat antara lain sebagai berikut.

1. Rusaknya Kakbah.
2. Matahari terbit dari barat.

3. Keluarnya Imam Mahdi.

4. Munculnya binatang ajaib yang bisa berbicara.

5. Keluarnya bangsa Yakjuj dan Makjuj.

E. Nama-nama Hari Akhir

Hari akhir memiliki nama lain yang cukup banyak. Minimal ada 29 nama lain hari
akhir. Nama-nama hari akhir yang diberikan oleh Allah menggambarkan keadaan hari
kiamat hingga saat manusia dibangkitkan, dihisab, dan mendapat balasan dari Allah Swt.
Nama-nama hari akhir sebagai berikut.
1. Yaumul Qiyamah (hari kiamat).
2. Yaumur Rajifah (hari lindu besar).

3. Yaumus Sa‘iqah (hari keguncangan).

4. Yaumuz Zalzalah (hari keguncangan/keruntuhan).

5. Yaumul Haqqah (hari kepastian).

6. Yaumul Qari‘ah (hari keributan).

7. Yaumul Akhir (hari akhir).

8. Yaumut Tammah (hari bencana agung).

9. Yaumul ‘Asir (hari sulit).

10. Yaumun La Raiba Fihi (hari yang tidak ada lagi keraguan padanya).

11. Yaumul Ba‘s (hari kebangkitan).

12. Yaumut Tagabun (hari terbukanya segala keguncangan).


13. Yaumun Nusyur (hari kebangkitan).

14. Yaumut Tanad (hari panggilan).

15. Yaumul Mizan (hari pertimbangan).

16. Yaumun La Tajzi Nafsun An Nafsin Syaian (hari yang tidak dapat seseorang diberi
ganjaran oleh yang lain sedikit pun).

17. Yaumul Jam‘i (hari pengumpulan).

18. Yaumul Fasl (hari pemisahan).

19. Yaumul Waqi‘ah (hari kejatuhan).

20. Yaumul Mahsyar (hari berkumpul).

21. Yaumud Din (hari keputusan).

22. Yaumut Talaq (hari pertemuan).

23. Yaumul Jaza’ (hari pembalasan).

24. Yaumul ‘Ard (hari pertontonan).

25. Yaumul Gasyiyah (hari pembalasan).

26. Yaumul Khulud (hari yang kekal).

27. Yaumul Khizyi (hari kehinaan).

28. Yaumul Wa‘id (hari ancaman).

29. Yaumul Hisab (hari perhitungan).


F. Peristiwa setelah Hari Kiamat

Setelah kehidupan di dunia ini ada kehidupan lagi, yaitu kehidupan akhirat.
Kehidupan akhirat dimulai setelah terjadinya hari kiamat. Pada hari kiamat seluruh
makhluk ciptaan Allah Swt. mati. Allah Swt., Zat Yang Maha Kekal tetap abadi selama-
lamanya meskipun seluruh makhluk hancur binasa. Setelah Malaikat Israfil meniup nafiri
atas perintah Allah Swt. dibangkitkannya nyawa seluruh manusia yang telah terkubur
bermiliar tahun yang lalu.Keadaan manusia setelah dibangkitkan berbeda-beda antara satu
dengan lainnya. Ada yang dibangkitkan dengan wajah berseri-seri dan ada yang
dibangkitkan dengan wajah bermuram durja. Keadaan ini sesuai dengan amal
perbuatannya selama hidup di dunia. Jika amal perbuatan di dunia adalah amal kebajikan,
mereka akan dibangkitkan dengan wajah berseri. Mereka yang ketika hidup di dunia
hanya berbuat maksiat dan menumpuk dosa, akan dibangkitkan dengan wajah bermuram
durja.

Nyawa yang telah dibangkitkan tersebut berbondong-bondong menuju padang


Mahsyar. Di padang Mahsyar inilah manusia menunggu panggilan Allah Swt. Panggilan
untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Seluruh amal yang
telah dilakukan di dunia akan dimintakan pertanggungjawaban oleh Allah Swt. Pada hari
itu tidak ada manusia yang dapat mengelak dari pertanggung-jawaban. Setiap manusia
akan mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Tidak ada satu pun
manusia yang mempertanggungjawabkan perbuatan orang lain. Tidak ada seorang pun
yang membantu atau membela kita dalam pertanggungjawaban tersebut. Hal ini karena
semua orang disibukkan oleh urusannya masing-masing sehingga tidak ada lagi yang
sempat memikirkan orang lain.

Catatan amal yang dibuat selama hidup di dunia akan diperlihatkan. Catatan yang
sangat terperinci dan tidak ada satu pun amal yang terlewat. Catatan tersebut dibuat oleh
Malaikat Rakib dan Malaikat Atid yang mendampingi manusia setiap saat. Pada hari itu
mulut dikunci dan yang berbicara adalah anggota tubuh. Allah Swt. dan diri sendiri yang
menjadi saksi pada hari itu. Pengadilan Allah Swt. merupakan pengadilan yang sangat
adil. Semua manusia akan merasakan keadilannya. Amal perbuatan manusia ditimbang
untuk mengetahui amal yang lebih berat, amal baik atau amal buruk. Jika amal baik yang
lebih berat, surga-Nya telah menunggu. Sebaliknya, jika amal buruk yang lebih berat,
neraka dan siksa-Nya telah menanti.
Konsep tentang hari pembalasan diingkari oleh masyarakat jahiliah. Mereka tidak
mempercayai adanya hari pembalasan. Bagi mereka kehidupan hanya sampai dunia ini
dan tidak ada lagi kehidupan setelah kehidupan di dunia. Masyarakat jahiliah
menganggap bahwa manusia tidak akan dibangkitkan dan diminta pertanggungjawaban
atas perbuatan di dunia. Masyarakat jahiliah menganggap konsep tentang hari
kebangkitan dan pertanggungjawaban amal hanya khayalan yang bertujuan menakut-
nakuti mereka. Al-Qur’an secara jelas mengajarkan tentang hari pembalasan. Akan tetapi,
masyarakat jahiliah mengabaikannya.

G. Tahapan Periode Hari Akhir

Setelah alam semesta hancur secara total dan kehidupan semua makhluk Allah
berakhir, maka mulailah manusia menjalani tahapan kehidupan baru dan proses menuju
alam baqa’. Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Yaumul Ba’ats

Sesudah hancur dan musnahnya alam semesta termasuk manusia, terjadilah


hari kebangkitan. Hari kebangkitan adalah proses dibangkitkannya seluruh makhluk
dari alam kubur. Firman Allah Swt.: “Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah
semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepada mereka apa saja yang mereka telah
kerjakan, dan Allah mengumpulkan semua amal perbuatan mereka padahal
mereka sudah melupakannya dan Allah menyaksikan atas segala sesuatu.” (Q.S.
al-Mujadalah: 6).
2. Yaumul Hasyr
Yaumul hasyr yaitu hari berkumpulnya manusia setelah dibangkitkan dari
kuburnya masing-masing. Kemudian semua manusia digiring ke tempat yang luas
yaitu Padang Mahsyar (tempat berkumpul). Firman Allah Swt.: “Dan (ingatlah) akan
hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat
melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami
tinggalkan seorang pun dari mereka.” (Q.S. al-Kahfi: 47).
3. Buku Catatan
Setiap manusia di alam mahsyar mempunyai buku catatan (kitab perjalanan
hidup) yang sudah dicatat Malaikat Rakib dan Atid. Kitab catatan ini berisi semua
perbuatan dan perkataan manusia sewaktu hidup di dunia. Firman Allah Swt.: “Dan
diletakkan kitab, lalu akan kamu lihat rang-orang bersalah ketakutan terhadap apa
yang tertulis di dalamnya dan mereka berkata “Wahai celaka kami, kitab apakah ini
yang tidak melupakan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat
semuanya. Mereka memperoleh di hadapan mereka apa-apa yang telah mereka
kerjakan. Dan Tuhanmu tidak akan menganiaya seseorang pun.” (Q.S. al-Kahfi: 49).
4. Yaumul Hisab dan Mizan
Yaumul Hisab adalah hari ketika Allah Swt. memperlihatkan semua amalan di
akhirat untuk dihisab. Segala dosa besar dan kecil dihitung dengan seksama dan
teliti. Ketika amalan mereka dihitung, anggota tubuh mereka ikut menjadi saksi.
Firman Allah Swt.: “Pada hari itu lidah, tangan, dan kaki masing-masing menjadi
saksi atas perbuatan yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. an-Nµr: 24). Tahapan
selanjutnya adalah Mizan. Mizan adalah timbangan yang adil berisi kebajikan dan
kejahatan yang telah diperbuat setiap manusia. Setiap orang ditimbang amalnya
dengan seadil-adilnya. Firman Allah Swt.: “Dan Kami letakkan timbangan yang
tepat (adil) pada hari kiamat dan tidak seorang pun dirugikan walau sedikit. Dan jika
amalan itu hanya seberat zarah pasti kami berikan (pahalanya). Dan cukuplah kami
saja yang memperhitungkannya.” (Q.S. al-Anbiya’: 47).
5. As-Sirat
As-sirat adalah jembatan yang terbentang di atas neraka menuju surga.
Mudah atau sulitnya melewati as-sirat itu tergantung kepada amal setiap manusia.
Rasulullah saw. bersabda: “Terbentanglah jembatan (as-sirat) itu di antara dua tepi
Neraka Jahanam.” (H.R. Muslim).
6. Yaumul Jaza’
Yaumul Jaza’ yaitu suatu hari ketika semua manusia akan menerima balasan
Allah Swt. (Jaza’). Balasan yang diterima seseorang sesuai dengan amalnya selama
ia hidup di dunia. Firman Allah: “Pada hari itu tiap jiwa diberi balasan dengan apa
yang telah diusahakannya. Tidak seorang pun dirugikan pada hari tersebut.
Sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (Q.S al-Mukmin: 17).
7. Balasan Perbuatan Baik dengan Surga
Setelah seluruh manusia dihisab dan melalui timbangan, mereka diberikan
balasan yang sesuai dengan amal perbuatannya. Pada saat itu terbagilah manusia
menjadi dua golongan. Adapun bagi mukmin yang bertakwa kepada Allah Swt. pasti
akan menerima balasan yang setara, yaitu berupa surga. Surga disediakan Allah Swt.
sebagai karunia kepada hamba-Nya.
8. Balasan Perbuatan Buruk dengan Neraka
Adapun orang yang selama hidup di dunia lebih banyak mengerjakan
perbuatan jahat, maksiat, tercela, dan kafir terhadap Allah Swt. kufur kepada ajaran
dan nikmat Allah Swt., maka akan menerima balasan yang jahat pula. Sebagian
kegetiran dan kerasnya siksaan neraka, digambarkan melalui firman Allah Swt.:
“Memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minuman dengan air dari sumber
yang sangat panas. Mereka tidak memperoleh makanan selain dari pohon yang
berduri yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.” (Q.S. al-
Gasyiyah: 4-7)

H. Hikmah Beriman kepada Hari Akhir


Hari akhir merupakan hari perhitungan amal yang telah dilakukan selama hidup di
dunia. Selanjutnya, amal tersebut akan dibalas dengan balasan yang sesuai. Amal baik
akan mendapat balasan yang baik dan amal buruk akan mendapat balasan yang buruk.
Pada hari kiamat kelak manusia akan dibangkitkan dari kubur. Tiupan nafiri oleh
Malaikat Israfil atas perintah Allah Swt. menandai kebangkitan manusia dari kubur.
Manusia dibangkitkan dari kubur dan berbondong-bondong menuju padang Mahsyar. Di
padang Mahsyar manusia menunggu panggilan Allah Swt. Manusia akan dipanggil untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Tidak ada satu pun
manusia yang tidak dimintai pertanggungjawaban. Peristiwa yang akan terjadi ini
hendaknya membuat kita sadar sehingga selalu berhati-hati dalam berbuat. Berpikir
beribu kali ketika akan melakukan perbuatan maksiat. Satu perbuatan maksiat terlalu
banyak untuk dilaksanakan. Satu perbuatan baik terlalu sedikit untuk dilaksanakan dan
dijadikan bekal dalam perjalanan selanjutnya.

Semua ciptaan Allah Swt. yang lahir di dunia mempunyai hikmah karena Allah Swt.
tidak menjadikan sesuatu sia-sia belaka tanpa tujuan dan hikmah di dalamnya. Di bawah
ini beberapa hikmah iman kepada hari akhir:
1. Muncul rasa kebencian yang dalam kepada kemaksiatan dan kebejatan moral yang
mengakibatkan murka Allah Swt. di dunia dan di akhirat.
2. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala
kenikmatan akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini.

3. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah Swt. dengan


mengharapkan mau’nah-Nya pada hari itu.

4. Senantiasa termotivasi untuk beramal baik dengan ikhlas.

5. Senantiasa menghindari niat-niat yang buruk apalagi melaksanakannya.

6. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengiaskan apa yang ada di dunia ini
dengan apa yang ada di akhirat.
I. Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir

Iman kepada hari akhir akan berdampak pada perilaku dalam keseharian. Seseorang
yang beriman kepada hari akhir akan terlihat dari perilaku sehari-hari. Di antara perilaku
yang mencerminkan iman kepada hari akhir sebagai berikut.
1. Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik
Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan berusaha menjadi lebih baik
dari hari-hari yang telah terlewati. Jika kemarin ia melaksanakan satu kebaikan, hari
ini akan berusaha untuk melakukan dua atau lebih kebaikan. Seseorang yang beriman
kepada hari akhir menginginkan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok
harus lebih baik dari hari ini. Jika hari kemarin lebih baik dari hari ini berarti
seseorang termasuk golongan orang yang merugi.
2. Tidak Silau pada Gemerlap Dunia
Dunia dan seluruh isinya menawarkan kenikmatan sesaat. Orang-orang yang
tidak menyadari akan tertipu oleh gemerlapnya dunia, mereka akan terseret dan
tenggelam dalam kemegahan sesaat. Mereka lupa bahwa dunia hanya sementara.
Mereka yang kaya bisa silau dengan kekayaan yang dititipkan kepadanya. Mereka
yang miskin dapat melupakan tujuan penciptaannya karena kemiskinannya. Hanya
orang-orang yang beriman dan menyadari bahwa dunia ini hanya sementara yang
tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia. Kekayaan merupakan suatu hal yang patut
disyukuri. Kemiskinan yang datang tentunya tidak diharapkan. Kaya atau miskin
merupakan cobaan dari Allah Swt.
3. Tidak Iri atas Nikmat Orang Lain
Allah memberikan nikmat yang berbeda-beda kepada manusia. Ada manusia
yang dikaruniai nikmat berupa kekayaan. Ada yang dikaruniai nikmat berupa
keturunan, kecerdasan, keberuntungan, dan lain sebagainya. Terhadap nikmat yang
diperoleh orang lain kita tidak boleh merasa iri. Iri dapat berupa sikap tidak rela orang
lain mendapat nikmat dan ingin agar nikmat tersebut beralih kepadanya.
4. Bersikap Rendah Hati
Bersikap rendah hati terhadap apa pun yang dimiliki merupakan perilaku
terpuji. Rendah hati berbeda dengan rendah diri. Orang yang rendah hati menyadari
bahwa segala sesuatu yang dimiliki hanya titipan Allah Swt. Titipan yang setiap saat
dapat diambil oleh pemiliknya. Oleh karena itu, seseorang yang rendah hati tidak
pernah sombong dengan sesuatu yang dititipkan kepadanya. Ia merasa tidak patut
bersikap sombong dan berbangga diri terhadap titipan Allah.
5. Menghindari Sifat Cinta Dunia dan Harta Secara Berlebihan
Cinta dunia dan harta secara berlebihan dihindari oleh orang yang beriman
kepada hari akhir. Cinta dunia dan harta secara berlebihan bukanlah sikap seseorang
yang beriman kepada hari akhir. Seseorang yang dikaruniai harta akan diminta
pertanggungjawaban di akhirat kelak. Oleh karena itu, seseorang yang beriman dan
dikaruniai harta berlebihan mempergunakan hartanya tersebut di jalan-Nya. Ia akan
membelanjakan hartanya di jalan yang diridai Allah.
6. Bersikap Optimis dan Lapang Dada
Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap optimis dalam
menghadapi segala sesuatu. Selain itu, orang yang beriman kepada hari akhir akan
bersikap lapang dada dalam menghadapi segala musibah yang menimpa.
Ketidakadilan sering dirasakan. Keadilan yang sesungguhnya adalah keadilan di
akhirat kelak. Sikap optimis juga menjadi salah satu sikap yang dimiliki oleh orang
yang beriman. Orang yang beriman akan menjalani kehidupan di dunia dengan sikap
optimis. Ia merasa optimis bahwa segala kebaikan yang dilakukan akan mendapat
balasan. Selain itu, ia juga optimis bahwa segala amal buruk akan mendapat balasan
yang sesuai.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hari Akhir adalah hari kiamat yang diawali dengan pemusnahan alam
semesta. Semua manusia, sejak jaman dari Nabi Adam a.s sampai terjadinya hari
akhir akan dibangkitkan untuk mendapatkan balasan semua amal perbuatan
mereka. Iman kepada Hari Akhir adalah percaya dengan penuh keyakinan
adanya hidup yang kekal abadi di akhir kelak. Setelah alam semesta hancur
secara total dan kehidupan semua makhluk Allah berakhir, maka mulailah
manusia menjalankan tahapan kehidupan baru dan proses menuju alam baqa’.
Iman kepada hari akhir berarti mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu
saat dunia beserta isinya akan berakhir atau hancur serta manusia akan
dibangkitkan dari kubur menuju akhirat untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya selama hidup di dunia. Keyakinan tersebut diwujudkan dalam
perbuatan atau tingkah laku.
Tanda-tanda datangnya hari kiamat terdiri atas tanda-tanda kecil dan tanda-
tanda besar. Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Yaumul Ba’ats,
Yaumul Hasyr, Buku Catatan, Yaumul Hisab, Mizan, Shirat, Yaumul Jaza’,
balasan amal baik surga dan balasan amal buruk neraka. Beriman kepada hari
akhir akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yaitu merasa bahwa hidup di
dunia ini hanya bersifat sementara saja, cepat atau lambat semua manusia pasti
akan kembali kepada Allah Swt. dan semua perbuatan mereka selama hidup di
dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt., sehingga hidup yang
dijalaninya akan ditempuh dengan penuh kehati-hatian, sikap dan perilaku yang
sesuai dengan tuntunan agama. Mengimani hari akhir membuat manusia sadar
bahwasanya manusia itu lemah dan kerdil di hadapan Allah Swt. Kesadaran ini
diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur, sombong, egois, dengki, dan
penyakit hati lainnya.
B. SARAN
Kami sebagai penulis membutuhkan saran dan kritik dari pembaca untuk
Dengan adanya makalah ini, para pembaca dapat memahami bagaimana iman
kepada Al-qur’an. Sebaiknya kita sebagai umat islam yang baik, harus lah
memahami bagaimana menggunakan dan memahami iman kepada Al-qur’an itu
dengan baik dan benar sesuai dengan fungsinya dan haruslah kita turut serta
mewujudkan umat islam dengan masalah-masalah yang ada, haruslah hal
tersebut menjadi tolak ukur kita sebagai umat islam untuk membenahi diri
menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya, sehingga cita-cita  dan harapan seluruh
umat islam didunia dapat terwujud. Kami mengaharapkan kritik dan saran dari
para pembaca, agar kami dapat memperbaiki makalah ini untuk lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abd. Malik. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Penididikan
Agama Islam Universitas Negeri Makassar.

Di Kutip : https://doc.lalacomputer.com/makalah-iman-kepada-hari-akhir/

Halimah, Iim dkk. 2013. Mandiri Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta:
Erlangga.

Haris, Abd., dkk, 2012. Pendalaman Materi Ajar PAI. Jakarta: FITK UIN Jakarta.

Latifah. 2013. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Bogor : Yudhistira.

Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. 2015. Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK/MA Kelas XII. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

Thoyar, Husni. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

Tim Ichtiar Baru van Hoeve. 1993. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.

Tim IMTAQ MGMP PAI. 2010. Modul Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam SMA/SMK
Kelas X, XI, dan XII. Jakarta: PT. Kirana Cakra Buana.

Anda mungkin juga menyukai