Anda di halaman 1dari 15

TUGAS : AGAMA DALAM KEBIDANAN

“KONSEP DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”

DISUSUN

OLEH:

(20.1302.079) FATIMAH SAFARUDIN

KELAS B 20

PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR (UIT)

MAKASSAR

2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat-Nya Saya bisa menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “Konsep Dasar Pendidikan

Agama Islam” dalam Mata Kuliah Agama dalam Kebidanan.

Dalam penulisan makalah ini penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak yang

berupa bimbingan, pengarahan maupun dukungan moral yang sangat membantu penyusun.

Untuk itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini penyusun berusaha untuk membuat yang terbaik,

akan tetapi dengan keterbatasan yang ada penyusun menyadari dalam makalah ini masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun, supaya makalah ini menjadi lebih baik. Semoga ini bermanfaat

khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.

18 Januari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI…...……………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…..……………….………………………………………… 4

1.2 Rumusan masalah…………………………...……......…………………… 4

1.3 Tujuan……………………………….......................................................… 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Islam……………………..………………..……….. 6

2.2 Konsep Dasar Pendidikan Islam..…………………….…..……….……….. 8

2.3 Tinjauan Teologis terhadap Pendidikan Islam…..…….………...………….. 10


2.4 Tinjauan Filosofis Terhadap Pendidikan Islam………………….………….. 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………….………………………………… 14

3.2 Saran………………………………………………………………………… 14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim
seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmaniyah
maupun rohaniyah, menumbuhsuburkan hubungan yang harmonis setiap pribadi manusia
dengan Allah, manusia dan Alam semesta.

Pendidikan islam mengajarkan setiap manusia umumnya dan umat islam khususnya
untuk mencapai dan mewujudkan sebuah tujuan yang sesungguhnya yaitu untuk selalu
taat dan mengabdi kepada Allah Swt. Tujuan ini merupakan dasar yang paling utama
sebagai bentuk pengabdian seorang hamba kepada Tuhannya.

Tidak semua manusia yang tunduk dan patuh kepada Allah swt. Ketidakpatuhan
tersebut salah satunya didasari tidak adanya pendidikan dasar islam yang seharusnya
sudah diajarkan saat manusia terlahir kedunia. Allah memberikan sebuah potensi fitrah
pada manusia setiap ia lahir kepermukaaan dibumi ini, namun perlu adanya pendidikan
dasar yang telah dibebankan kepada setiap orang tua sebagai pendidik awal bagi anaknya.
orang tua mempunyai peran penting untuk membimbing, membina dan mendidik anaknya
untuk menjadi anak yang beriman dan bertaqwa kepada Allah.

Makalah singkat ini akan mengkaji mengenai Konsep Pendidikan Islam yang
sesungguhnya. Bagaimana peran pendidikan Islam dalam mengajarkan dan membimbing
manusia kearah jalan yang benar dan langkah serta upaya apa yang harus dilakukan
pendidik agar dapat mewujudkan manusia atau anak didik menjadi manusia yang
bertaqwa kepada allah.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalah penulis;
1. Bagaimana konsep dasar Pendidikan Islam menurut al-Quran dan al-Hadist?
2. Bagaimana Tinjauan filosofis Terhadap Pendidikan Islam?
3. Bagaimana tinjauan teologis terhadap Pendidikan Islam?
C. TUJUAN
1. Dengan makalah ini mahasiswa atau khalayak umum dapat memahami konsep dasar
Pendidikan Islam itu sendiri.
2. Dengan adanya makalah ini mahasiswa ataupun khalayak umum dapat memahami
tujuan pendidikan Islam baik ditinjau dari segi teologis maupun filosofis.
3. Mahasiswa maupun khalayak ramai diharapkan untuk bisa mengimplementasikan
nilai-nilai pendidikan Islam yang telah termaktub dalam al-Quran dan al-Hadist.
4. Sesuai dengan tujuan Pendidikan Islam diharapkan mahasiswa maupun khalayak
ramai memiliki pemahaman dan berpengetahuan lebih mendalam (menjadi pakar).
5. Mahasiswa dapat memaknai nilai-nilai spiritualitas pendidikan Islam itu sendiri
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Islam


Pembahasan konsep dan teori tentang pendidikan Islam sampai kapanpun selalu
saja relevan dan memiliki ruang yang cukup signifikan untuk ditinjau ulang. Paling tidak
terdapat tiga alasan mengapa hal ini terjadi: pertama, pendidikan melibatkan sosok
manusia yang senantiasa dinamis, baik sebagai pendidik, peserta didik maupun
penanggung jawab pendidikan; kedua, perlunya akan inovasi pendidikan akibat
perkembangan sains dan tekhnologi; ketiga, tuntutan globalisasi yang meleburkan sekat-
sekat agama, ras, budaya bahkan falsafah suatu bangsa. Ketiga alasan itu harus diikuti
oleh tanggung jawab dunia pendidikan dan kerjasama dengan elemen masyarakat, demi
kelangsungan hidup manusia dalam situasi yang serba dinamis, inovatif dan semakin
mengglobal.
Konsep menurut bahasa adalah ide umum; pengertian, pemikiran; rancangan dan
rencana dasar (A. Partanto dan M. Dahaln.362: 1994). Jadi pengertian konsep itu sendiri
menurut penulis adalah ide umum yang tersusun rapi untuk diterapkan terencana dalam
kehidupan nyata.
Konsep itu sangat penting dalam pendidikan. Jika pendidikan tanpa konsep maka
bisa ditebak pendidikan itu akan berjalan tidak sesuai harapan. Untuk itu pendidikan
terutama Pendidikan Islam harus mempunyai konsep yang mapan.
Dalam literatur al-Quran dan as-Sunnah tidak ditemukan istilah al-tarbiyah, namun
terdapat beberapa istilah kunci yang seakar dengannya, yaitu al-rabb, rabbayani`,
nurabbi, yurbi` danrabbani`. Dalam mu’jam bahasa Arab, kata al-tarbiyah memiliki tiga
akar kebahasan, yaitu:
1. Rabba, yarbu`, tarbiyah: yang memiliki makna ‘tambah’ dan berkembang (nama`).Jadi
pendidikan itu (tarbiyah)  merupakan proses menumbuhkan dan mengembangkan apa
yang ada pada diri peserta didik, baik secara fisik, psikis, sosial maupun spiritual.
2. Rabba, yarubbu, tarbiyah: yang memiliki makna tumbuh (nasya’a) dan menjadi besar
atau dewasa (tara’ra’a). artinya, pendidikan (tarbiyah) merupakan usaha untuk
menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik, baik secara fisik, psikis, sosial maupun
spiritual.
3. Rabba, yarubbu, tarbiyah: yang memiliki memperbaiki (ashlaha), menguasai urusan,
memelihara dan merawat, memperindah, memberi makan, mengasuh, tuan, memiliki,
mengatur dan menjaga kelestarian maupun eksistensinya. Artinya, pendidikan (tarbiyah)
merupakan usaha untuk memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki dan mengatur
kehidupan peserta didik, agar ia dapat survive lebih baik dalam kehidupannya. (Mujib,
Abdul dan Jusuf Mudzakkir. 2008: 11)
Jika kata tarbiyah diambil dari fi’il madhi-nya (rabbayani`) maka ia memiliki arti
memproduksi, mengasuh, menanggung, memberi makan, menumbuhkan,
mengembangkan memilihara, membesar dan menjinakkan. Pemahaman ini diambil dari
firman dalam al-Quran Allah swt Surat al-Isra’ ayat 24. Artinya dan rendahkanlah
dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “wahai
Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada
waktu kecil”.
Ayat ini secara rinci menjelaskan bahwa dalam pengasuhan anak tidak hanya
memperhatikan ataupun mendidik pada jasmani dan intelektual saja tetapi juga
spiritualnya. Artinya pendidikan itu harus bisa menumbuhkan mental, kognitif serta
afektif peserta didik. Artinya kata tarbiyah mencakup tiga domain pendidikan, yaitu
kognitif (knowladge), afektif (doing) dan Psikomotorik (life skill)  dan dua aspek
pendidikan yaitu jasmani dan rohani.
Allah swt memberikan contoh Fir’aun dalam mendidik nabi Musa a.s yang mana dia
hanya mendidik dari aspek jasmani saja tanpa memperhatikan aspek rohani, ini telah
termaktub dalam al-Quran surat Asy-Syu’ara ayat 18 Fir'aun menjawab: "Bukankah
Kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) Kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan
kamu tinggal bersama Kami beberapa tahun dari umurmu.
Dua ayat di atas dapat diambil hikmahnya bahwa dalam mendidik anak itu harus
menumbuhkan mental dan spiritualnya disamping menumbuhkan jasmani peserta didik.
Dengan begitu perkembangan dan pertumbuhan peserta didik menjadi lebih seimbang.
Dari pengertian tadi menjelaskan dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Islam
simpulkan bahwa pendidikan (tarbiyah) adalah proses menumbuh dan mengembangkan
peserta didik baik dari aspek jasmani maupun rohaninya dengan menggunakan metode
yang telah termaktub dalam al-Quran dan al-Hadist.
Selain itu, menurut penulis sendiri pendidikan itu juga bisa dikatakan  nasehat.  Ini
berdasarkan pengertian dari tarbiyah itu sendiri yakni memelihara, mengasuh, merawat,
memperbaiki dan mengatur kehidupan peserta didik, agar ia dapat survive lebih baik
dalam kehidupann dan berdasarkan hadist Rasulullah saw yang artinya “agama itu
adalah nasehat. Kamipun bertanya, untuk siapa ya Rasulullah? Beliau menjawab untuk
Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya serta untuk para pemimpin kaum muslimin pada umumnya”
(H.R. Muslim).
Menurut Ibnu Daqiq Al-‘id nasehat itu sendiri adalah segala bentuk kebaikan yang
diberikan demi kebaikan orang yang diberi nasehat. Yang mana pendidikan ini berpegang
pada dua sisi yaitu menjelaskan kebenaran dan mengingkari kebathilan serta
membangkitkan perasaan peserta didik.
Berdasarkan pengertian yang telah dijabarkan oleh penulis itu sendiri tujuan
pendidikan Islam (tarbiyah) antara lain:
1. Membentuk pribadi insan kamil, bertakwa dan bermoral  peserta didik
2. Membangun jiwa social
3. Menumbuhkan potensi peserta didik

Selain tujuan di atas, menurut Ibnu Taimiyah tujuan pendidikan Islam itu tertumpu
pada empat aspek, yaitu:
1. Tercapainya pendidikan tauhid dengan cara mempelajari al-Quran dan al-Hadist;
2. Mengetahui ilmu Allah swt, melalui pemahaman terhadap mahluk-Nya;
3. Mengetahui kekuatan (qudrah) Allah melalui pemahaman jenis-jenis, kuantitas dan
kreativitas mahluk-Nya; dan
4. Mengetahui apa yang diperbuat Allah swt terhadap ciptaan-Nya dan jenis-jenis
perilakunya. (Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir. 2008: 78).
Dari semua tujuan yang telah dijelaskan tadi, tujuan pendidikan Islam itu
bermuara pada satu hal yaitu pembentukan moral yang tinggi, karena pendidikan moral
merupakan jiwa pendidikan Islam, sekalipun tanpa mengabaikan pendidikan jasmani,
akal dan ilmu praktis. Ini berdasarkan pada sabda Rasulullah saw, “aku diutus oleh Allah
untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” (HR. Malik bin Anas dan Anas bin Malik).
Akhlak yang dimaksud di sini adalah akhlak Allah yang maha sempurna, yakni
akhlak yang tertuan dalam asma al-husna-Nya.

B. Konsep Dasar Pendidikan Islam


Konsep “Pendidikan Islam” seringkali mengundang keragaman arti. Pendidikan
Islam, seringkali dimaksud sebagai pendidikan dalam arti sempit yaitu proses belajar
mengajar dimana Agama Islam menjadi “core curricullum”. Pendidikan Islam bisa pula
lembaga pendidikan yang di dalamnya terdapat kegiatan yang menjadikan Islam sebagai
identitasnya, baik yang semata-mata maupun tersamar. Perkembangan terakhir
memberikan pengertian bahwa Pendidikan Islam diberi arti lebih subtansial sifatnya,
yaitu bukan sebagai proses belajar mengajar maupun jenis kelembagaan, akan tetapi lebih
menekankan pada sebagai suatu iklim pendidikan (education atmosphere) yaitu suatu
suasana pendidikan  yang islami, memberi nafas keislaman pada semua elemen sistem
pendidikan yang ada.
Menurut Prof. Tobroni, M. Si (2010: 4) pendidikan itu adalah persoalan yang
paling strategis bagi kehidupan manusia baik dalam perspektif individu, masyarakat dan
bangsa. Dengan pendidikan status sosial seseorang akan dipandang dalam masyrakat.
Allah swt mencela hamba-Nya yang tidak mengerti ilmu pengetahuan (knowladge). Ini
sesuai dengan firman Allah swt dalam Al-Quran yang artinya “Dia (Allah) berfirman),
“wahai Nuh! Sesunggunya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya
sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak
engkau ketahui hakikatnya. Aku menasehatimu agar kamu tidak termasuk orang yang
bodoh” (QS. 11: 46).
Dari ayat di atas secara gamblang menjelaskan bahwa Islam itu anti kebodohan.
Karena kebodohan itu merupakan awal hilangnya peradaban Islam. Dan inti dari
pendidikan itu adalah perubahan baik dalam sikap,ketermilan(skill) maupun dalam
pengetahuan. Selain itu, ayat di atas menjelaskan bahwa bahwa pendidikan itu merupakan
usaha dari para pendidik untuk memberikan bantuan, arahan terhadap peserta didik
sehingga mereka ada perubahan sikap dan wawasan yang lebih bersifat positif bagi
dirinya dan masyarakat secara umum.
Pendidikan memang merupakan kunci kemajuan, semakin baik kualitas
pendidikan yang diselenggarakan, maka akan diikuti dengan semakin baiknya
kualitas masyarakat/ bangsa tersebut. Tidak salah jika Fazlur Rahman menyatakan
“setiap reformasi dan pembaharuan dalam Islam harus dimulai dengan
pendidikan.”  Karena itu, para pemerhati dan pengembang pendidikan Islam tiada henti-
hentinya untuk memperbincangkan masalah ini. (Muhaimin. 2009:73)
Ini sesuai dengan Firman Allah swt dalam Surat Al-Baqarah ayat
159 Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan
berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya
kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh
semua (mahluk) yang dapat mela'nati,
Ayat ini menjelaskan bahwa peran pendidik dalam mentransformasikan ilmunya
pada peserta didik baik yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotorik. Keberadaan
peserta didik dalam pendidikan Islam itu perlu dikembangkan dengan potensi yang
mereka miliki seperti bakat, kecerdasan, karakter dan lain-lain.
Islam itu merupakan agama yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, maka
tidak heran jika guru dan peserta didik itu dimuliakan oleh Allah
swt. Ajaran Islam juga melarang umatnya untuk tidak paham akan ilmu pengetahuan
(bodoh). Di sinilah pentingnya belajar sebagaimana yang telah termaktub dalam al-Quran
surah al-‘Alaq ayat 1 “bacalah”. Ini berarti agama Islam menganjurkan umatnya untuk
terus belajar yakni dengan membaca, entah itu tekstual maupun kontekstual.
Membaca (iqra)  dalam tradisi spiritual Islam adalah kemampuan kemanusian
untuk mampu mengakses pengetahuan bumi dan langit secara bersamaan. Karena itu
kebiasaan membaca yang perlu dilatih adalah membaca dengan kesadaran spiritual untuk
memahami rahasia Allah yang terdapat dalam alam raya dengan berbagai displin
keilmuannya.

C. Tinjauan Teologis terhadap Pendidikan Islam


Istilah teologi itu lahir dalam tradisi Kristen. Secara harfiah berasal dari bahasa
Yunani berarti ilmu ketuhanan. Tapi pengertian ini menurut Steenbrink (1987: 10)
dianggap kurang cocok karena teologi memang tidak bermaksud membicarakan
problematika mengenai ketuhanan baik wujud, sifat dan perbuatan-Nya, yang dalam
hazanah Islam disebut Ilmu Kalam. Teologi tidak identik dengan ilmu kalam yang
berusaha mempertahankan keyakinan seputar masalah ketuhanan dari serangan-serangan
pihak luar dengan menggunakan pendekatan filsafat atau dalil-dalil aqli. (Tobroni. 2008:
6).
Dalam Encyclopedia of religions, dikatakan bahwa teologi merupakan ilmu yang
membicarakan tentang Tuhan dan hubungan-Nya dengan alam semesta, namun sering
kali diperluas mencakup seluruh bidang agama.
Berdasar pengertian tadi, teologi menurut penulis sendiri adalah wacana yang
berdasarkan nalar mengenai agama, spiritualitas dan Tuhan, yang mana ilmu ini
mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan beragama.
Dalam pendidikan, teologi itu penting karena dengan teologi berarti berusaha
mengkontekskan keprihatinan iman atau panggilan hidup berdasarkan perintah
keagamaan dengan masalah-masalah pendidikan. (Tobroni. 2010: 10)
Terlalu banyak masalah-masalah kriminal (moral) yang melanda Pendidikan
Indonesia seperti pembunuhan, tawuran, hamil diluar nikah dan lain sebagainya. Semua
masalah-masalah tersebut bermuara pada satu hal yakni tidak adanya iman atau panggilan
hidup untuk memecahkan masalah tersebut.
Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah saw, bahwa agama itu
adalah nasihat. Jadi di sinilah pentingnya pendidik untuk mengkontekskan keprihatinan
iman atau panggilan hidup untuk mentransferkan nilai-nilai Islam (value of Islam).
Faktor yang terpenting bagi seorang pendidik adalah kepribadiannya. Karena
dengan kepribadian itu ia akan dihargai dan dihormati dalam masyarakat. Selain itu
pendidik itu menjadi uswahbagi anak didiknya.      
Dalam kehidupan bermasyarakat, upaya mewujudkan misi Islam tersebut
tentunya ada pembagian tugas dari masing-masing anggota atau komunitas masyarakat.
Misalnya ada yang menangani bidang pendidikan, kesehatan, keamanan dan lain
sebagainya. Dengan demikian berteologi di bidang pendidikan berarti mencurahkan
segala perhatian dan kemampuan untuk mengembangkan pendidikan yang berkualitas
dalam rangka terwujudnya kehidupan yang rahmatan lil’alamin. Berteologi di bidang
pendidikan (terutama pendidikan formal) hukumnya fardu kifayah. (Tobroni. 2008: 11)
Dengan berteologi dibidang pendidikan maka bisa menjadi petunjuk bagi orang
lain untuk tidak tersesat, sebagaimana yang telah difirman oleh Allah swt, dalam surah
An-Nisa  Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun
ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya
kepada Rasul dan ulil Amri  di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin
mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka  (Rasul dan ulil
Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu
mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).
Yang perlu digaris bawahi adalah pengikut Syaitan, ini menandakan bahwa orang
bodoh itu mudah dipengaruhi oleh apapun, baik itu orang disekitarnya maupun kejadian
yang menimpanya. Jadi sudah jelas bahwa Allah swt, menurunkan agama Islam adalah
manifestasi sifat rahman dan rahim-Nya untuk memberikan petunjuk jalan yang lurus
(tidak sehat) kepada manusia yang dikaruniai kehendak bebas.

D. Tinjauan Filosofis Terhadap Pendidikan Islam


Ilmu Pendidikan Islam merupakan prinsip, struktur,  metodologi dan objek yang
memiliki karakteristik epistemologi ilmu islami. Oleh karena itu, Pendidikan Islam sangat
bertolak belakang dengan ilmu pendidikan non Islam. Pengembangan Pendidikan Islam
adalah upaya memperjuangkan sebuah sistem pendidikan alternatif  yang lebih baik dan
relatif dapat memenuhi kebutuhan umat Islam dalam menyelesaikan semua problematika
kehidupan sehari-hari.
Kebutuhan pokok manusia adalah hidup bahagia, paling tidak ada dua hal yang
harus terpenuhi agar manusia bahagia. Pertama,  terpenuhi kebutuhan pokok berikut
sumber-sumbernya untuk menjamin kelangsungan hidup. Kedua, mengetahui dasar-dasar
pengetahuan tentang tata cara hidup perorangan dan masyarakat agar terjamin berlakunya
keadilan dan ketentraman dalam masyarakat.
Di sinilah perlunya pemahaman mendalam tentang filsafat Pendidikan Islam.
Diskursus dan pemahaman tentang filsafat Pendidikan Islam sangat penting karena
dengan itu dapat mendorong untuk mengkaji ulang makna dasar dari setiap kegiatan
pendidikan, termasuk di dalamnya pertanyaan-pertanyaan dasar di seputar proses belajar
mengajar. Tentang pentingnya filsafat pendidikan dalam aktivitas kependidikan ini, G.R.
Knight dalam issues and alternatives in educational philoshopy mengatakan bahwa
filsafat pendidikan berguna sekali untuk pendidik agar:
1) Mengenai masalah-masalah dasar pendidikan,
2) Memikirkan evaluasi mengenai usulan-usulan perbaikan terhadap masalah yang timbul,
3) Memperjelaskan pemikiran tentang tujuan hidup dan pendidikan,
4) Memperkembangkan pandangan-pandangan dan program yang konsisten serta berkaitan
dengan konteks secara luas.
Filsafat pendidikan memang berusaha mengembangkan pemikiran yang
universal, radikal dan spekulatif sehingga hakikat pendidikan tercapai. (Tobroni. 2008:
19).
Dalam mengkaji tentang filsafat pendidikan Islam sangat penting yakni dengan
menerapkan filsafat sebagai content yaitu ontologi (metafisika), epistemologi (teori
pengetahuan) dan aksiologi (teori nilai, estetika) dalam usaha memahami hakikat dan
tujuan pendidikan.
Sebagaimana yang telah dijelaskan tujuan Pendidikan Islam ialah membentuk
karakter peserta didik yang bertakwa dengan mempengaruhi pemikiran atau pandangan
mengenai komponen-komponen dalam pendidikan (anak didik, pendidik, kurikulum,
metodologi dan evaluasi).
Dengan begitu filsafat pendidikan Islam itu sangat penting dalam pendidikan.
Karena dengan filsafat bisa mengajarkan peserta didik untuk berfikir kritis dan
terstruktur. Dengan filsafat pendidikan Islam pengembangan dan peningkatan
kemampuan (skill) peserta didik dalam berfikir lebih mapan.
Pengembangan dan peningkatan kemampuan (skill) Sumber Daya Manusia)
seutuhnya, merupakan faktor pokok sekaligus penentu kelangsungan kehidupan
pembangunan suatu bangsa.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pemaparan yang telah diungkapkan oleh penulis ada bebarapa kesimpulan
yang dapat diambi, antara lain:

1. Konsep pendidikan dalam Al-Quran dan al-Hadist selalu relevan dengan zaman
2. Tujuan pendidikan Islam itu bermuara pada satu hal yakni pembentukan
karakter peserta didik yang berakhlak muliah
3. Teologi dalam pendidikan itu sangat penting karena dengan berteologi berarti
mencurahkan segala perhatian dan kemampuan untuk mengembangkan
pendidikan yang berkualitas dalam rangka terwujudnya kehidupan yang
rahmatan lil’alamin.
4. Berteologi di bidang pendidikan (terutama pendidikan formal) hukumnya fardu
kifayah.
5. pemahaman tentang filsafat Pendidikan Islam sangat penting karena dengan itu
dapat mendorong untuk mengkaji ulang makna dasar dari setiap kegiatan
pendidikan, termasuk di dalamnya pertanyaan-pertanyaan dasar di seputar
proses belajar mengajar.

B. SARAN
Kami sebagai penulis membutuhkan saran dan kritik dari pembaca untuk
membangun serta memperbaiki makalah kami, karena tanpa adanya saran dan
kritik kami sebagai penulis tidak bisa melihat kekurangan dari makalah ini. Kami
mengucapkan terima kasih kepada pembaca atas kritik dan sarannya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abd. Malik. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Penididikan
Agama Islam Universitas Negeri Makassar.

Di Kutip : http://kumpulanmakalahdasarpendidikan.blogspot.com/2016/06/makalah-konsep-
dasar-pendidikan-islam.html

Di Kutip : https://www.anekamakalah.com/2012/11/makalah-konsep-pendidikan-islam.html

Halimah, Iim dkk. 2013. Mandiri Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta:
Erlangga.

Haris, Abd., dkk, 2012. Pendalaman Materi Ajar PAI. Jakarta: FITK UIN Jakarta.

Latifah. 2013. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Bogor : Yudhistira.

Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. 2015. Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK/MA Kelas XII. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

Thoyar, Husni. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

Tim Ichtiar Baru van Hoeve. 1993. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.

Tim IMTAQ MGMP PAI. 2010. Modul Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam SMA/SMK
Kelas X, XI, dan XII. Jakarta: PT. Kirana Cakra Buana.

Anda mungkin juga menyukai