Anda di halaman 1dari 12

TUGAS : AGAMA DALAM KEBIDANAN

“HAKIKAT MANUSIA DALAM ISLAM”

DISUSUN

OLEH:

(20.1302.079) FATIMAH SAFARUDIN

KELAS B 20

PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR (UIT)

MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat-Nya Saya bisa menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “Hakikat Manusia” dalam

Mata Kuliah Agama dalam Kebidanan.

Dalam penulisan makalah ini penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak yang

berupa bimbingan, pengarahan maupun dukungan moral yang sangat membantu penyusun.

Untuk itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini penyusun berusaha untuk membuat yang terbaik,

akan tetapi dengan keterbatasan yang ada penyusun menyadari dalam makalah ini masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun, supaya makalah ini menjadi lebih baik. Semoga ini bermanfaat

khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.

11 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI…...……………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…..……………….………………………………………… 4

1.2 Rumusan masalah…………………………...……......…………………… 4

1.3 Tujuan……………………………….....................................................… 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hakikat …. ………..…………………………………..……….. 6

2.2 Pengertian Manusia………..………………….………..………….……….. 6

2.3 Tujuan Penciptaan Manusia ……………….…………..…………..……….. 9

2.4 Fungsi dan Peran Manusia ………..………………………………………... 9

2.5 Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah SWT .…….. 9

2.6 Hakikat Manusia …………………..……………………………………….. 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………….………………………………… 11

3.2 Saran………………………………………………………………………… 11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam al-Quran banyak sekali ditemukan gambaran tentang manusia dan makna
filosofis dari penciptaanya. Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna dan
sebaik-baik ciptaan yang dilengkapi dengan akal pikiran. Dalam hal ibn arabi misalnya
melukiskan hakikat manusia dengan mengatakan bahwa, “Tidak ada makhluk Allah yang
paling bagus dari pada manusia, yang memiliki daya hidup, mengetahui, berkehendak,
berbicara, melihat, mendengar, berpikir dan memutuskan.” Manusia adalah makhluk
kosmis yang sangat penting, karena dilengakapi dengan semua pembawaan dan syarat-
syarat yang diperlukan bagi pengemban tugas dan fungsinya sebagai makhluk Allah di
muka bumi.
Pembicara tentang manusia adalah pembicaraan tentang diri kita sendiri, suatu
pembicaraan yang tidak pernah tuntas dan berakhir. Manusia dalam persektif Islam
berbeda dengan konsep manusia dalam pandangan-pandangan agama selain Islam.
Konsep manusia dalam pandangan Islam adalah konsep sentral bagi setiap disiplin ilmu
sosial kemanusiaan yang menjadikan manusia sebagai objek formal dan materialnya.
Agar konsep manusia yang kita bangun bukan semata-mata merupakan konsep yang
spekulatif, maka kita mesti bertanya pada zat yang mencipta dan mengerti manusia, yaitu
Allah SWT, melalui al-quran Lewat al-Quran memberikan rahasia-rahasia tentang
manusia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengertian hakikat!
2. Jelaskan pengertian manusia!
3. Jelaskan Tujuan Penciptaan Manusia!
4. Jelaskan fungsi dan peran manusia!
5. Jelaskan Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah SWT!
6. Jelaskan tentang hakikat manusia!
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui pengertian hakikat
2. Untuk Mengetahui pengertian manusia
3. Untuk Mengetahui Tujuan Penciptaan Manusia
4. Untuk Mengetahui fungsi dan peran manusia
5. Untuk Mengetahui Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah
SWT
6. Untuk Mengetahui tentang hakikat manusia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hakikat
Menurut bahasa hakikat berarti kebenaran atau seesuatu yang sebenar-
benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari
segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat
syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri. Dikalangan tasauf orang
mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu muncul kata-kata diri
mencari sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat jasad, hati,
roh, nyawa, dan rahasia.

B. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah
swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan
tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa
manusia berasal dari tanah. Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu
pengetahuan sangat bergantung metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis
yang mendasari. Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo
volens (makhluk berkeinginan).
Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku interaksi
antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego). Di dalam diri
manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai). Para
penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanibcus (manusia
mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang
menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisis (aliran
yang berbicara tentang alam bawa sadar yang tidak nampak). Behavior yang
menganalisis prilaku yang Nampak saja.
Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses
pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek. Para penganut teori
kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir). Menurut aliran
ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada
lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir. Penganut teori kognitif mengecam
pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak
mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan, memahami,
dan sebagainya adalah fakta kehidupan manusia. Dalam al-quran istilah manusia
ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna manusia, akan tetapi memilki
substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan al-nas. Kata basyar dalam al-
quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi : innama anaa basyarun mitlukum
(sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu). Kata basyar selalu
dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung
kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (almu’minuum : 33).
Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq :
5), yaitu allamal insaana maa lam ya’ (dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual
manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dfan memikul amanah (alahzar :
72). Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke arah
kesempurnaan.

Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad dlarabna linnaasi
fii haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia
dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada
semua manusia sebagai makhluk social atau secara kolektif.
Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis,
psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang
tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain. Sebenarnya
manusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu :
1. Jasmani. Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.
2. Ruh. Terbuat dari cahaya (nur).
Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja.
3. Jiwa.

Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang diberikan
pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di kelompokkan
pada dua hal yaitu potensi fisik dan potensi rohania. Ibnu sina yang terkenal dengan
filsafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk social dan sekaligus
makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk social untuk menyempurnakan jiwa
manusia demi kebaikan hidupnya, karena manusia tidak hidup dengan baik tanpa ada
orang lain. Dengan kata lain manusia baru bisa mencapai kepuasan dan memenuhi
segala kepuasannya bila hidup berkumpul bersama manusia.
Asal Mula Manusia “Teori Evolusi Darwin dan Nabi Adam a.s” Jika kita
berdebat tentang asal mula manusia, maka yang terpikir pertama kali dipikiran adalah
teori evolusi Charles Darwin. Dalam teori evolusi Charles Darwin dijelaskan bahwa
manusia pertama adalah kera, sedangkan dalam kitab suci umat Islam yaitu Al-
Qur'an, dijelaskan bahwa manusia pertama adalah Nabi adam a.s. Namun, hingga saat
ini para ilmuwan masih terus mencari bukti untuk memastikan asal mula manusia.
1. Teori Asal Mula Manusia menurut Charles Darwin Pernyataan Darwin
mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang
mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini yang diduga telah
dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat
beberapa bentuk peralihan antara manusia modern dan nenek moyangnya.
Ditetapkanlah empat kelompok dasar sebagai berikut di bawah ini:
a. Australophithecines
b. Homo habilis
c. Homo erectus
d. Homo sapiens Genus
yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera
tersebut oleh evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus, yang
berarti "kera dari selatan". Australophitecus, yang tidak lain adalah
jenis kera purba yang telah punah, ditemukan dalam berbagai bentuk.
Beberapa dari mereka lebih besar dan kuat dan tegap, sementara yang
lain lebih kecil dan rapuh dan lemah. Dengan menjabarkan hubungan
dalam rantai tersebut sebagai "Australopithecus > Homo Habilis >
Homo erectus > Homo sapiens," evolusionis secara tidak langsung
menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis
selanjutnya.
2. Asal Mula Manusia berdasarkan Al-Qur'an (Nabi Adam a.s) Saat Allah
Swt. merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat
“cerita” tentang asal-usul manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena
takut manusia akan berbuat kerusakan di muka bumi. Di dalam Al-Quran,
kejadian itu diabadikan. ". Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman
kepada para malaikat, 'Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang
manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi
bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah
meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu
kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29). Firman inilah yang
membuat malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis tetap dalam
kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman Allah. Inilah dosa
yang pertama kali dilakukan oleh makhluk Allah yaitu kesombongan.
Karena kesombongan tersebut Iblis menjadi makhluk paling celaka dan
sudah dipastikan masuk neraka. Kemudian Allah menciptakan Hawa
sebagi teman hidup Adam. Allah berpesan pada Adam dan Hawa untuk
tidak mendekati salah satu buah di surga, namun Iblis menggoda mereka
sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam kondisi yang menakutkan.
Allah menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi dan pada
akhirnya Adam dan Hawa bertaubat. Taubat mereka diterima oleh Allah,
namun Adam dan Hawa menetap dibumi. Baca Surat Al-Baqarah Ayat 33-
39. Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki
kecerdasan, bisa menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur
kehidupan sendiri. Inilah keunikan manusia yang Allah ciptakan untuk
menjadi penguasa didunia, untuk menghuni dan memelihara bumi yang
Allah ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal manusia diseluruh
permukaan bumi. Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam melahirkan
keturunan yang menyebar ke berbagai benua diseluruh penjuru bumi;
menempati lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh
penjuru bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
". Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut
mereka didaratan dan di lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna
atas kebanyak makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. al-Isra' [17]: 70)
Demikianlah dua pendapat tentang asal mula manusia. Tentang siapa
sebenarnya manusia pertama di bumi, mugkin kami lebih memilih bahwa
Adam a.s adalah manusia pertama sesuai dengan apa yang ada dalam Al-
Quran. Apakah kalian setuju bahwa Nabi Adam a.s adalah nenek moyang
manusia? Tergantung pada kepercayaan kalian masing-masing.

C. Tujuan Penciptaan Manusia


Tujuan penciptaan manusia adalah menyembah kepada penciptanya yaitu Allah.
Pengertian penyembahan kepada Allah tidak bisa di artikan secara sempit, dengan
hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam shalat saja. Penyembahan
berarti ketundukan manusia dalam hokum Allah dalam menjalankan kehidupan di
muka bumi, baik yamg menyangkut hubungan manusia dengan tuhan maupun
manusia dengan manusia. Oleh kerena penyembahan harus dilakukan secara suka
rela, karena Allah tidak membutuhkan sedikitpun pada manusia karena termasuk
ritual-ritual penyembahannya. Penyembahan yang sempurna dari seorang manusia
adalah akan menjadikan dirinya sebagai khalifah Allah di muka bumi dalam
mengelolah alam semesta. Keseimbangan pada kehidupan manusia dapat terjaga
dengan hukum-hukum kemanusiaan yang telah Allah ciptakan.

D. Fungsi dan Peran Manusia


Berpedoman pada Al-Quran surah al-baqarah ayat 30-36, status dasar manusia yang
mempelopori oleh adam AS adalah sebagai khalifah. Jika khalifah diartikan sebagai
penerus ajaran Allah maka peran yang dilakukan adalah penerus pelaku ajaran Allah
dan sekaligus menjadi pelopor membudayakan ajaran Allah Swt. Peran yang
hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang ditetapkan oleh Allah di
antaranya adalah:
1. Belajar
2. Mengajarkan ilmu
3. Membudayakan ilmu
Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama ummat
manusia dan hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi yaitu pada
diri sendiri, pada masyarakat, pada Allah SWT.

E. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah SWT


1. Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT Makna yang esensial dari
kata abd’ (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan manusia hanya
layak diberikan kepada Allah SWT yang dicerminkan dalam ketaatan, kepatuhan
dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan. Oleh karena itu, dalam al-quran
dinyatakan dengan “quu anfusakun waahlikun naran” (jagalah dirimu dan
keluargamu dengan iman dari api neraka).
2. Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah SWT Manusia diserahi tugas
hidup yang merupakan amanat dan harus dipertanggungjawabkan dihadapannya.
Tugas hidup yang di muka bumi ini adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas
kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengolaan dan pemeliharaan
alam. Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia
menjadi khalifah memegang mandat tuhan untuk mewujud kemakmuran di muka
bumi. Kekuasaan yang diberikan manusia bersifat kreatif yang memungkinkan
dirinya mengolah serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk
kepentingan hidpnya. Oleh karena itu hidup manusia, hidup seorang muslim akan
dipenuhi dengan amaliah. Kerja keras yang tiada henti sebab bekerja sebagai
seorang muslim adalah membentuk amal saleh.

F. Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah sebagai berikut:
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
3. Seseorang yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu
mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak
pernah selesai selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati.
6. Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam bidang sosial.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi manusia merupakan makhluk yang luar biasa kompleks. Sedemikian
sempurna manusia diciptakan oleh Sang Pencipta dan manusia tidak selalu diam
karena dalam setiap kehidupan manusia selalu ambil bagian. Kita sebagai
manusia harus menjadi individu yang berguna untuk diri sendiri dan orang lain.
Manusia itu tidak sepenuhnya sempurna, dalam kehidupan yang kita jalani pasti
selalu ada masalah yang tidak bisa kita selesaikan, oleh karena itu juga
membutuhkan bantuan dari orang lain, karena manusia adalah makhluk sosial
sama seperti yang lain karena manusia tidak bisa berdiri sendiri, dalam hal
agama kita juga mempunyai banyak maka dari itu kita harus saling menghargai
dan mengasihi karena kita sama-sama makhluk yang diciptakan tidak ada
bedanya , selain itu dalam hidup manusia juga terdapat banyak aturan yang harus
kita patuhi sebagai umat manusia.

B. SARAN
Kami sebagai penulis membutuhkan saran dan kritik dari pembaca untuk
membangun serta memperbaiki makalah kami, karena tanpa adanya saran dan
kritik kami sebagai penulis tidak bisa melihat kekurangan dari makalah ini. Kami
mengucapkan terima kasih kepada pembaca atas kritik dan sarannya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abd. Malik. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Penididikan
Agama Islam Universitas Negeri Makassar.

Di kutip : https://zdocs.hu/doc/agama-1-m6yg9mdjqr6v

Di kutip : file:///C:/Users/USER_/Downloads/324488-hakikat-manusia-dalam-pandangan-
islam-7de740e2.pdf

Anda mungkin juga menyukai