Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Urgensi iman kepada hari akhir


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam
Dosen Pengampu :
Mohammad Ikrom S.H.I.,M.Si.

Disusun Oleh :

1. Muhammad Ainur Rizki (212102040009)


2. Salimatul Hasanah (212102040017)
3. Berlian Nur Zahro (212102040007)

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ
JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pengantar Studi Islam, dengan
judul " Urgensi Iman Kepada Hari Akhir ".

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran, masukan dan kritik dari semua pihak
demi penyempurnaan makalah ini. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas
kekurangan informasi dan susunan didalamnya. Semoga pembaca mendapatkan
manfaat dari makalah ini. Akhir kata, terimakasih atas perhatiannya.

Jember,17 November
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan..................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Iman kepada Hari Akhir....................................................................
B. Hari Akhir Menurut Ilmu Pengetahuan...............................................................
1. Hari Akhir Menurut Ilmu Geologi...........................................................
2. Hari Akhir Menurut Teori Fisika.............................................................
3. Bukti Indrawi Terjadinya Hari Akhir.......................................................
C. Hakikat Beriman kepada Hari Akhir...................................................................
D. Tanda-tanda Hari Akhir.......................................................................................
E. Nama-nama Hari Akhir........................................................................................
F. Peristiwa setelah Hari Kiamat..............................................................................
G. Tahapan Periode Hari Akhir................................................................................
1. Yaumul Ba’ats..........................................................................................
2. Yaumul Hasyr...........................................................................................
3. Buku Catatan.............................................................................................
4. Yaumul Hisab dan Mizan.........................................................................
5. As-Sirat......................................................................................................
6. Yaumul Jaza’.............................................................................................
7. Balasan Perbuatan Baik dengan Surga......................................................
8. Balasan Perbuatan Buruk dengan Neraka.................................................
H. Hikmah Beriman kepada Hari Akhir....................................................................
I. Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir.........................................
1. Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik........................................................
2. Tidak Silau pada Gemerlap Dunia.............................................................
3. Tidak Iri atas Nikmat Orang Lain..............................................................
4. Bersikap Rendah Hati................................................................................
5. Menghindari Sifat Cinta Dunia dan Harta Secara Berlebihan...................
6. Bersikap Optimis dan Lapang Dada...........................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima. Wajib bagi kita sebagai umat islam
untuk mengimani hal tersebut. Hari akhir atauhari kiamat dapat diartikan sebagai hancurnya alam semesta
beserta isinya.Belakangan ini telah terjadi banyak bencana alam yang menimpa negeriini, seperti gempa
bumi dan lain-lain. Hal itu telah menyebabkan ribuankorban jiwa dan kerusakan dimana-mana. Namun,
kebanyakan manusia hanyamenganggap bencana alam sebagai suatu musibah. Allah SWT telah
meneguratau mengingatkan kita dengan adanya bencana alam tersebut, agar kitamemahami bahwasannya
hal tersebut merupakan gambaran terkecil darikiamat.Dengan adanya makalah ini kami berharap manusia
lebih memahamihakikat kiamat serta agar mereka segera bertaubat atau memperbaiki akhlakdan
meningkatkan ketakwaan pada Allah SWT.

B.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian iman kepada hari akhir?
2. Bagaimana hari akhir menurut ilmu pengetahuan?
3. Apa hakikat beriman kepada hari akhir?
4. Apa saja tanda-tanda hari akhir?
5. Apa saja nama-nama hari akhir?
6. Bagaimana peristiwa setelah hari kiamat?
7. Bagaimana tahapan-tahapan periode hari akhir?
8. Apa hikmah beriman kepada hari akhir?
9. Bagaimana perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir?

C.Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Iman Kepada Hari Akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian hari akhir
2. Untuk mengetahui waktu terjadinya hari akhir
3. Untuk mengetahui gambaran yang akan terjadi pada hari akhir
4. Untuk mengetahui hikmah beriman kepada hari akhir
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Iman Kepada Hari Akhir


Hari akhir menurut bahasa artinya hari penghabisan dan juga disebut hari pembalasan.
Sedangkan menurut istilah, hari akhir adalah hari mulai hancurnya alam semesta berikut isinya
dan berakhirnya kehidupan semua makhluk Allah Swt. Hari akhir juga disebut hari kiamat, yaitu
hari penegakan hukum Allah Swt. yang seadil-adilnya. Iman kepada hari akhir berarti
mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu saat dunia beserta isinya akan berakhir atau
hancur serta manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju akhirat untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Keyakinan tersebut diwujudkan
dalam perbuatan atau tingkah laku. Iman kepada hari akhir merupakan salah satu rukun iman.
Selain itu, iman kepada hari akhir termasuk sendi-sendi keimanan yang sangat mendasar dalam
akidah Islam. Seseorang yang tidak mempercayai hari akhir tidak termasuk orang yang beriman.
Oleh karena itu, jika mengaku sebagai orang beriman, kita harus beriman kepada Allah, malaikat
Allah, kitab Allah, rasul Allah, dan qada serta qadar Allah.

Segala sesuatu yang ada di dunia ini ada permulaan dan ada akhir. Beberapa waktu yang
lalu kita bertemu dan berkumpul dengan teman-teman sekelas, tetapi suatu saat pasti akan
berpisah. Saat ini kita selalu bersama ibu atau bapak dan suatu saat, cepat atau lambat akan
berpisah dengan mereka. Begitu juga kehidupan di dunia ini, ada awal dan ada akhir. Kita tidak
akan selamanya hidup di dunia. Suatu saat kita akan meninggalkan dunia dan seluruh isinya.
Hidup di dunia hanya sementara bukan selamanya. Hidup di dunia bagaikan seseorang yang naik
kendaraan. Ada permulaan dan ada tujuan akhir. Agar selamat dalam perjalanan, kita harus
mematuhi aturan-aturan yang ada. Al-Qur’an merupakan pedoman bagi manusia dalam
menjalani kehidupan di dunia. Rambu-rambu yang ada dalam Al-Qur’an harus ditaati jika
seseorang ingin hidup bahagia di dunia dan akhirat.

Selama hidup di dunia manusia harus mencari bekal sebanyak-banyaknya agar tidak
menyesal ketika sampai di tempat tujuan. Banyak orang yang merugi karena mengira dunia
adalah tujuan akhir sehingga mereka mengira kesuksesan di dunia adalah segalanya. Mereka
mengejar kehidupan di dunia dan melupakan bahwa ada kehidupan setelah kehidupan di dunia.
Kesalahan mengira bahwa dunia adalah tujuan akhir juga dialami oleh umat terdahulu. Hal ini
sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Swt. yang berbunyi seperti berikut.

‫﴾ إِ َّن ٰ َهذَا لَ ِفي الص‬١٧﴿ ‫﴾ َو آاْل ِخ َرة ُ َخي ٌآر َوأ َ آبقَ ٰى‬١٧﴿ ‫س ٰى ُّّ َو آاْل ِخ َرة ُ َخي ٌآر َوأ َ آبقَ ٰى‬
َ ‫ِيم َو ُمو‬
َ ‫ف إِب َآراه‬ ُ ﴾١٨﴿ ‫ف آاْلُولَ ٰى‬
ِ ‫ص ُح‬ ِ ‫ُح‬

Artinya: “Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, padahal kehidupan
akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,
(yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (Q.S. al-A’la: 16–19)
B. Hari Akhir Menurut Ilmu Pengetahuan

1. Hari Akhir Menurut Ilmu Geologi


Bumi terjadi dari gas yang berputar (chaos catastrope). Setelah diam gas itu menjadi
dingin, maka gas yang berat mengendap ke bawah, yang ringan berada di atas. Melalui proses
evolusi yang lama sekali, gas bagian luar mengeras menjadi batu, kerikil, pasir, dan sebagainya,
sedangkan bagian tengah masih panas. Zat panas bercampur lava, lahar, batu, dan pasir panas.
Bumi beredar karena adanya daya tarik matahari terhadap bumi berkurang. Akibatnya bumi akan
bergeser dari matahari sehingga putaran bumi semakin cepat dan akan mengalami nasib seperti
meteor (menyala atau hancur).
2. Hari Akhir Menurut Teori Fisika
Letak matahari kira-kira 150 juta km jauhnya dari bumi, namun sinar matahari sampai ke
bumi selama 8 menit 20 detik. Garis tengah matahari = 1,4 juta km, dan luas permukaannya 616
x 1.010 km = 622.160 km. Menurut ahli fisika energi matahari dipancarkan ke angkasa dan
sekitarnya 5,7 x 1027 kalori = 5853,9 kalori/menit dan mampu menyala 50 milyar tahun dengan
panas 15 juta derajat celcius. Kalau suatu ketika matahari tidak muncul atau cahayanya redup
karena tenaga/sinarnya habis, maka tidak ada angin dan awan yang berakibat hujan tidak akan
turun. Selanjutnya gunung-gunung akan meletus, ombak bergulung-gulung, air laut naik
sehingga hancurlah bumi ini.
3. Bukti Indrawi Terjadinya Hari Akhir
Imam Ath Thabari dan Ibnu Katsir berpendapat bahwa telah diperlihatkan peristiwa-
peristiwa yang menakjubkan di dunia sebagaimana berikut ini:
A. Peristiwa pembunuhan yang dipermasalahkan oleh Bani Israil, akan di hidupkan kembali
oleh Allah Swt. hanya dengan perantaraan daging sapi yang dipukulkan ke tubuh orang
yang terbunuh.
B. Peristiwa Nabi Ibrahim dan burung-burung yang dicincangnya kemudian diletakkan di
tiap-tiap bagian di atas bukit lalu Allah Swt. berfirman: “Panggillah! niscaya mereka
datang kepadamu dengan segera.” (Q.S. al-Baqarah: 260).

Kedua informasi di atas memang dijelaskan oleh al-Qur’an, tetapi bukan merupakan berita
langsung bahwa Hari Akhir akan datang, melainkan informasi historis (sejarah) tentang peristiwa
yang pernah terjadi dan menjadi bukti secara indrawi bahwa kiamat pasti datang.

C. Hakikat Beriman kepada Hari Akhir


Iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima yang harus diyakini oleh
setiap umat Islam. Segala perbuatan yang dilakukan oleh setiap manusia, baik maupun buruk
akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Oleh sebab itu, keimanan kepada Hari Akhir
hendaknya dijadikan landasan utama untuk menyadarkan diri agar selalu taat kepada ajaran
Allah Swt. Banyak ayat dan hadis yang memerintahkan kita agar meyakini datangnya Hari
Akhir, di antaranya adalah firman Allah Swt.:

‫اخ َرةِ ه‬ ِ ُ ‫نز َل إِلَيآكَ َو َما ٓ أ‬


‫نز َل ِمن قَ آبلِكَ َوبِ آ‬
ِ ‫ٱل َء‬ ِ ُ ‫آم يُوقِنُونَ ُّ َوٱلَّذِينَ يُؤآ ِمنُونَ بِ َما ٓ أ‬

Artinya: “Dan mereka yang beriman kepada (al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu
(Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan
adanya akhirat”. (Q.S. al-Baqarah: 4)
Kemudian dalam percakapan Rasulullah dengan malaikat Jibril yang panjang tentang
iman, Islam, dan ihsan, beliau bersabda (ketika ditanya tentang iman): “Beliau menjawab:
‘Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari
akhir, dan takdir baik dan buruk.” (H.R. Muslim).

Dalam ayat di atas ditegaskan bahwa meyakini adanya Hari Akhir merupakan salah satu
ciri orang beriman. Sedangkan dalam penggalan hadis di atas, Rasulullah saw. menyebut Hari
Akhir sebagai salah satu perkara yang wajib diyakini, yang kemudian disebut rukun iman. Iman
kepada Hari Akhir berarti percaya dengan penuh keyakinan bahwa kehidupan yang kekal
hanyalah di akhirat.

D. Tanda-tanda Hari Akhir


Tanda-tanda hari akhir atau kiamat dibagi menjadi dua, yaitu tanda-tanda kecil dan tanda-
tanda besar kiamat. Tanda-tanda kecil kiamat menandakan bahwa kiamat sudah dekat. Tanda-
tanda kecil kiamat antara lain sebagai berikut.

1. Ilmu agama sudah dianggap tidak penting lagi.


2. Tersebarnya perzinaan.
3. Minuman keras merajalela.
4. Fitnah muncul di mana-mana.
5. Hamba sahaya perempuan dikawini tuannya.

Munculnya tanda-tanda besar kiamat menandakan bahwa kiamat sudah sangat dekat. Adapun
tanda-tanda besar kiamat antara lain sebagai berikut.

1. Rusaknya Kakbah.
2. Matahari terbit dari barat.
3. Keluarnya Imam Mahdi.
4. Munculnya binatang ajaib yang bisa berbicara.
5. Keluarnya bangsa Yakjuj dan Makjuj.

E. Nama-nama Hari Akhir


Hari akhir memiliki nama lain yang cukup banyak. Minimal ada 29 nama lain hari akhir.
Nama-nama hari akhir yang diberikan oleh Allah menggambarkan keadaan hari kiamat hingga
saat manusia dibangkitkan, dihisab, dan mendapat balasan dari Allah Swt. Nama-nama hari akhir
sebagai berikut.

1. Yaumul Qiyamah (hari kiamat).


2. Yaumur Rajifah (hari lindu besar).
3. Yaumus Sa‘iqah (hari keguncangan).
4. Yaumuz Zalzalah (hari keguncangan/keruntuhan).
5. Yaumul Haqqah (hari kepastian).
6. Yaumul Qari‘ah (hari keributan).
7. Yaumul Akhir (hari akhir).
8. Yaumut Tammah (hari bencana agung).
9. Yaumul ‘Asir (hari sulit).
10. Yaumun La Raiba Fihi (hari yang tidak ada lagi keraguan padanya).
11. Yaumul Ba‘s (hari kebangkitan).
12. Yaumut Tagabun (hari terbukanya segala keguncangan).
13. Yaumun Nusyur (hari kebangkitan).
14. Yaumut Tanad (hari panggilan).
15. Yaumul Mizan (hari pertimbangan).
16. Yaumun La Tajzi Nafsun An Nafsin Syaian (hari yang tidak dapat seseorang diberi
ganjaran oleh yang lain sedikit pun).
17. Yaumul Jam‘i (hari pengumpulan).
18. Yaumul Fasl (hari pemisahan).
19. Yaumul Waqi‘ah (hari kejatuhan).
20. Yaumul Mahsyar (hari berkumpul).
21. Yaumud Din (hari keputusan).
22. Yaumut Talaq (hari pertemuan).
23. Yaumul Jaza’ (hari pembalasan).
24. Yaumul ‘Ard (hari pertontonan).
25. Yaumul Gasyiyah (hari pembalasan).
26. Yaumul Khulud (hari yang kekal).
27. Yaumul Khizyi (hari kehinaan).
28. Yaumul Wa‘id (hari ancaman).
29. Yaumul Hisab (hari perhitungan).

F. Peristiwa setelah Hari Kiamat


Setelah kehidupan di dunia ini ada kehidupan lagi, yaitu kehidupan akhirat. Kehidupan
akhirat dimulai setelah terjadinya hari kiamat. Pada hari kiamat seluruh makhluk ciptaan Allah
Swt. mati. Allah Swt., Zat Yang Maha Kekal tetap abadi selama-lamanya meskipun seluruh
makhluk hancur binasa. Setelah Malaikat Israfil meniup nafiri atas perintah Allah Swt.
dibangkitkannya nyawa seluruh manusia yang telah terkubur bermiliar tahun yang lalu.

Keadaan manusia setelah dibangkitkan berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Ada
yang dibangkitkan dengan wajah berseri-seri dan ada yang dibangkitkan dengan wajah
bermuram durja. Keadaan ini sesuai dengan amal perbuatannya selama hidup di dunia. Jika amal
perbuatan di dunia adalah amal kebajikan, mereka akan dibangkitkan dengan wajah berseri.
Mereka yang ketika hidup di dunia hanya berbuat maksiat dan menumpuk dosa, akan
dibangkitkan dengan wajah bermuram durja.

Nyawa yang telah dibangkitkan tersebut berbondong-bondong menuju padang Mahsyar.


Di padang Mahsyar inilah manusia menunggu panggilan Allah Swt. Panggilan untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Seluruh amal yang telah
dilakukan di dunia akan dimintakan pertanggungjawaban oleh Allah Swt. Pada hari itu tidak ada
manusia yang dapat mengelak dari pertanggung-jawaban. Setiap manusia akan
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Tidak ada satu pun manusia
yang mempertanggungjawabkan perbuatan orang lain. Tidak ada seorang pun yang membantu
atau membela kita dalam pertanggungjawaban tersebut. Hal ini karena semua orang disibukkan
oleh urusannya masing-masing sehingga tidak ada lagi yang sempat memikirkan orang lain.
Catatan amal yang dibuat selama hidup di dunia akan diperlihatkan. Catatan yang sangat
terperinci dan tidak ada satu pun amal yang terlewat. Catatan tersebut dibuat oleh Malaikat
Rakib dan Malaikat Atid yang mendampingi manusia setiap saat. Pada hari itu mulut dikunci dan
yang berbicara adalah anggota tubuh. Allah Swt. dan diri sendiri yang menjadi saksi pada hari
itu. Pengadilan Allah Swt. merupakan pengadilan yang sangat adil. Semua manusia akan
merasakan keadilannya. Amal perbuatan manusia ditimbang untuk mengetahui amal yang lebih
berat, amal baik atau amal buruk. Jika amal baik yang lebih berat, surga-Nya telah menunggu.
Sebaliknya, jika amal buruk yang lebih berat, neraka dan siksa-Nya telah menanti.

Konsep tentang hari pembalasan diingkari oleh masyarakat jahiliah. Mereka tidak
mempercayai adanya hari pembalasan. Bagi mereka kehidupan hanya sampai dunia ini dan tidak
ada lagi kehidupan setelah kehidupan di dunia. Masyarakat jahiliah menganggap bahwa manusia
tidak akan dibangkitkan dan diminta pertanggungjawaban atas perbuatan di dunia. Masyarakat
jahiliah menganggap konsep tentang hari kebangkitan dan pertanggungjawaban amal hanya
khayalan yang bertujuan menakut-nakuti mereka. Al-Qur’an secara jelas mengajarkan tentang
hari pembalasan. Akan tetapi, masyarakat jahiliah mengabaikannya.

G. Tahapan Periode Hari Akhir


Setelah alam semesta hancur secara total dan kehidupan semua makhluk Allah berakhir,
maka mulailah manusia menjalani tahapan kehidupan baru dan proses menuju alam baqa’.
Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Yaumul Ba’ats
Sesudah hancur dan musnahnya alam semesta termasuk manusia, terjadilah hari
kebangkitan. Hari kebangkitan adalah proses dibangkitkannya seluruh makhluk dari alam kubur.
Firman Allah Swt.: “Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitahukan-
Nya kepada mereka apa saja yang mereka telah kerjakan, dan Allah mengumpulkan semua amal
perbuatan mereka padahal mereka sudah melupakannya dan Allah menyaksikan atas segala
sesuatu.” (Q.S. al-Mujadalah: 6).

2. Yaumul Hasyr
Yaumul hasyr yaitu hari berkumpulnya manusia setelah dibangkitkan dari kuburnya
masing-masing. Kemudian semua manusia digiring ke tempat yang luas yaitu Padang Mahsyar
(tempat berkumpul). Firman Allah Swt.: “Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami
perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan
seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka.” (Q.S. al-Kahfi: 47).

3. Buku Catatan
Setiap manusia di alam mahsyar mempunyai buku catatan (kitab perjalanan hidup) yang
sudah dicatat Malaikat Rakib dan Atid. Kitab catatan ini berisi semua perbuatan dan perkataan
manusia sewaktu hidup di dunia. Firman Allah Swt.: “Dan diletakkan kitab, lalu akan kamu lihat
rang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya dan mereka berkata
“Wahai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak melupakan yang kecil dan tidak pula yang
besar, melainkan ia mencatat semuanya. Mereka memperoleh di hadapan mereka apa-apa yang
telah mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak akan menganiaya seseorang pun.” (Q.S. al-Kahfi:
49).
4. Yaumul Hisab dan Mizan
Yaumul Hisab adalah hari ketika Allah Swt. memperlihatkan semua amalan di akhirat
untuk dihisab. Segala dosa besar dan kecil dihitung dengan seksama dan teliti. Ketika amalan
mereka dihitung, anggota tubuh mereka ikut menjadi saksi. Firman Allah Swt.: “Pada hari itu
lidah, tangan, dan kaki masing-masing menjadi saksi atas perbuatan yang telah mereka
kerjakan.” (Q.S. an-Nµr: 24). Tahapan selanjutnya adalah Mizan. Mizan adalah timbangan yang
adil berisi kebajikan dan kejahatan yang telah diperbuat setiap manusia. Setiap orang ditimbang
amalnya dengan seadil-adilnya. Firman Allah Swt.: “Dan Kami letakkan timbangan yang tepat
(adil) pada hari kiamat dan tidak seorang pun dirugikan walau sedikit. Dan jika amalan itu hanya
seberat zarah pasti kami berikan (pahalanya). Dan cukuplah kami saja yang
memperhitungkannya.” (Q.S. al-Anbiya’: 47).

5. As-Sirat
As-sirat adalah jembatan yang terbentang di atas neraka menuju surga. Mudah atau
sulitnya melewati as-sirat itu tergantung kepada amal setiap manusia. Rasulullah saw. bersabda:
“Terbentanglah jembatan (as-sirat) itu di antara dua tepi Neraka Jahanam.” (H.R. Muslim).

6. Yaumul Jaza’
Yaumul Jaza’ yaitu suatu hari ketika semua manusia akan menerima balasan Allah Swt.
(Jaza’). Balasan yang diterima seseorang sesuai dengan amalnya selama ia hidup di dunia.
Firman Allah: “Pada hari itu tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang telah diusahakannya.
Tidak seorang pun dirugikan pada hari tersebut. Sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-
Nya.” (Q.S al-Mukmin: 17).

7. Balasan Perbuatan Baik dengan Surga


Setelah seluruh manusia dihisab dan melalui timbangan, mereka diberikan balasan yang
sesuai dengan amal perbuatannya. Pada saat itu terbagilah manusia menjadi dua golongan.
Adapun bagi mukmin yang bertakwa kepada Allah Swt. pasti akan menerima balasan yang
setara, yaitu berupa surga. Surga disediakan Allah Swt. sebagai karunia kepada hamba-Nya.

8. Balasan Perbuatan Buruk dengan Neraka


Adapun orang yang selama hidup di dunia lebih banyak mengerjakan perbuatan jahat,
maksiat, tercela, dan kafir terhadap Allah Swt. kufur kepada ajaran dan nikmat Allah Swt., maka
akan menerima balasan yang jahat pula. Sebagian kegetiran dan kerasnya siksaan neraka,
digambarkan melalui firman Allah Swt.: “Memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi
minuman dengan air dari sumber yang sangat panas. Mereka tidak memperoleh makanan selain
dari pohon yang berduri yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.” (Q.S.
al-Gasyiyah: 4-7)

H. Hikmah Beriman kepada Hari Akhir


Hari akhir merupakan hari perhitungan amal yang telah dilakukan selama hidup di dunia.
Selanjutnya, amal tersebut akan dibalas dengan balasan yang sesuai. Amal baik akan mendapat
balasan yang baik dan amal buruk akan mendapat balasan yang buruk. Pada hari kiamat kelak
manusia akan dibangkitkan dari kubur. Tiupan nafiri oleh Malaikat Israfil atas perintah Allah
Swt. menandai kebangkitan manusia dari kubur. Manusia dibangkitkan dari kubur dan
berbondong-bondong menuju padang Mahsyar. Di padang Mahsyar manusia menunggu
panggilan Allah Swt. Manusia akan dipanggil untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya
selama hidup di dunia. Tidak ada satu pun manusia yang tidak dimintai pertanggungjawaban.
Peristiwa yang akan terjadi ini hendaknya membuat kita sadar sehingga selalu berhati-hati dalam
berbuat. Berpikir beribu kali ketika akan melakukan perbuatan maksiat. Satu perbuatan maksiat
terlalu banyak untuk dilaksanakan. Satu perbuatan baik terlalu sedikit untuk dilaksanakan dan
dijadikan bekal dalam perjalanan selanjutnya.

Semua ciptaan Allah Swt. yang lahir di dunia mempunyai hikmah karena Allah Swt.
tidak menjadikan sesuatu sia-sia belaka tanpa tujuan dan hikmah di dalamnya. Di bawah ini
beberapa hikmah iman kepada hari akhir:

1. Muncul rasa kebencian yang dalam kepada kemaksiatan dan kebejatan moral yang
mengakibatkan murka Allah Swt. di dunia dan di akhirat.
2. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala kenikmatan
akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini.
3. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah Swt. dengan mengharapkan
mau’nah-Nya pada hari itu.
4. Senantiasa termotivasi untuk beramal baik dengan ikhlas.
5. Senantiasa menghindari niat-niat yang buruk apalagi melaksanakannya.
6. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengiaskan apa yang ada di dunia ini dengan
apa yang ada di akhirat.

I. Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir


Iman kepada hari akhir akan berdampak pada perilaku dalam keseharian. Seseorang yang
beriman kepada hari akhir akan terlihat dari perilaku sehari-hari. Di antara perilaku yang
mencerminkan iman kepada hari akhir sebagai berikut.

1. Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik


Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan berusaha menjadi lebih baik dari hari-
hari yang telah terlewati. Jika kemarin ia melaksanakan satu kebaikan, hari ini akan berusaha
untuk melakukan dua atau lebih kebaikan. Seseorang yang beriman kepada hari akhir
menginginkan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
Jika hari kemarin lebih baik dari hari ini berarti seseorang termasuk golongan orang yang
merugi.

2. Tidak Silau pada Gemerlap Dunia


Dunia dan seluruh isinya menawarkan kenikmatan sesaat. Orang-orang yang tidak
menyadari akan tertipu oleh gemerlapnya dunia, mereka akan terseret dan tenggelam dalam
kemegahan sesaat. Mereka lupa bahwa dunia hanya sementara. Mereka yang kaya bisa silau
dengan kekayaan yang dititipkan kepadanya. Mereka yang miskin dapat melupakan tujuan
penciptaannya karena kemiskinannya. Hanya orang-orang yang beriman dan menyadari bahwa
dunia ini hanya sementara yang tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia. Kekayaan merupakan
suatu hal yang patut disyukuri. Kemiskinan yang datang tentunya tidak diharapkan. Kaya atau
miskin merupakan cobaan dari Allah Swt.

3. Tidak Iri atas Nikmat Orang Lain


Allah memberikan nikmat yang berbeda-beda kepada manusia. Ada manusia yang
dikaruniai nikmat berupa kekayaan. Ada yang dikaruniai nikmat berupa keturunan, kecerdasan,
keberuntungan, dan lain sebagainya. Terhadap nikmat yang diperoleh orang lain kita tidak boleh
merasa iri. Iri dapat berupa sikap tidak rela orang lain mendapat nikmat dan ingin agar nikmat
tersebut beralih kepadanya.

4. Bersikap Rendah Hati


Bersikap rendah hati terhadap apa pun yang dimiliki merupakan perilaku terpuji. Rendah
hati berbeda dengan rendah diri. Orang yang rendah hati menyadari bahwa segala sesuatu yang
dimiliki hanya titipan Allah Swt. Titipan yang setiap saat dapat diambil oleh pemiliknya. Oleh
karena itu, seseorang yang rendah hati tidak pernah sombong dengan sesuatu yang dititipkan
kepadanya. Ia merasa tidak patut bersikap sombong dan berbangga diri terhadap titipan Allah.

5. Menghindari Sifat Cinta Dunia dan Harta Secara Berlebihan


Cinta dunia dan harta secara berlebihan dihindari oleh orang yang beriman kepada hari
akhir. Cinta dunia dan harta secara berlebihan bukanlah sikap seseorang yang beriman kepada
hari akhir. Seseorang yang dikaruniai harta akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak.
Oleh karena itu, seseorang yang beriman dan dikaruniai harta berlebihan mempergunakan
hartanya tersebut di jalan-Nya. Ia akan membelanjakan hartanya di jalan yang diridai Allah.

6. Bersikap Optimis dan Lapang Dada


Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap optimis dalam menghadapi
segala sesuatu. Selain itu, orang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap lapang dada
dalam menghadapi segala musibah yang menimpa. Ketidakadilan sering dirasakan. Keadilan
yang sesungguhnya adalah keadilan di akhirat kelak. Sikap optimis juga menjadi salah satu sikap
yang dimiliki oleh orang yang beriman. Orang yang beriman akan menjalani kehidupan di dunia
dengan sikap optimis. Ia merasa optimis bahwa segala kebaikan yang dilakukan akan mendapat
balasan. Selain itu, ia juga optimis bahwa segala amal buruk akan mendapat balasan yang sesuai.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hari Akhir adalah hari kiamat yang diawali dengan pemusnahan alam semesta. Semua
manusia, sejak jaman dari Nabi Adam a.s sampai terjadinya hari akhir akan dibangkitkan untuk
mendapatkan balasan semua amal perbuatan mereka. Iman kepada Hari Akhir adalah percaya
dengan penuh keyakinan adanya hidup yang kekal abadi di akhir kelak. Setelah alam semesta
hancur secara total dan kehidupan semua makhluk Allah berakhir, maka mulailah manusia
menjalankan tahapan kehidupan baru dan proses menuju alam baqa’. Iman kepada hari akhir
berarti mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu saat dunia beserta isinya akan berakhir
atau hancur serta manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju akhirat untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Keyakinan tersebut diwujudkan
dalam perbuatan atau tingkah laku.

Tanda-tanda datangnya hari kiamat terdiri atas tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar.
Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Yaumul Ba’ats, Yaumul Hasyr, Buku
Catatan, Yaumul Hisab, Mizan, Shirat, Yaumul Jaza’, balasan amal baik surga dan balasan amal
buruk neraka. Beriman kepada hari akhir akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yaitu merasa
bahwa hidup di dunia ini hanya bersifat sementara saja, cepat atau lambat semua manusia pasti
akan kembali kepada Allah Swt. dan semua perbuatan mereka selama hidup di dunia akan
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt., sehingga hidup yang dijalaninya akan ditempuh
dengan penuh kehati-hatian, sikap dan perilaku yang sesuai dengan tuntunan agama. Mengimani
hari akhir membuat manusia sadar bahwasanya manusia itu lemah dan kerdil di hadapan Allah
Swt. Kesadaran ini diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur, sombong, egois, dengki, dan
penyakit hati lainnya.

B. Saran
Setelah mempelajari dan memahami materi tentang iman kepada hari akhir, mari kita
biasakan hal-hal berikut dalam kehidupan sehari-hari.

1. Beriman bahwa suatu saat dunia ini akan hancur binasa.


2. Memperbanyak amal saleh dan kebajikan lainnya untuk bekal kehidupan akhirat.
3. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Swt.
4. Menjauhi perbuatan maksiat dan larangan Allah Swt.
5. Bersikap rendah hati dan tidak silau atas gemerlap dunia.
DAFTAR PUSTAKA

Halimah, Iim dkk. 2013. Mandiri Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Erlangga.

Haris, Abd., dkk, 2012. Pendalaman Materi Ajar PAI. Jakarta: FITK UIN Jakarta.

Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. 2015. Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti untuk SMA/SMK/MA Kelas XII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Thoyar, Husni. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

Tim Ichtiar Baru van Hoeve. 1993. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.

Tim IMTAQ MGMP PAI. 2010. Modul Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam SMA/SMK Kelas
X, XI, dan XII. Jakarta: PT. Kirana Cakra Buana.

Anda mungkin juga menyukai