Anda di halaman 1dari 17

BERIMAN KEPADA HARI AKHIR

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Tauhid yang diampu oleh
Lailatul Fitriyah, M.Pd.I

Di susun oleh:
Imelyatun Namilah (22381062023)
Nazilatul Lailiyah (22381062027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
MARET
2023
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur selalu kami haturkan atas kehadirat Allah SWT.
Karena berkat limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya, kami bisa
menyelesaikan tugas penyusunan Makalah Ilmu Pengetahuan Islam dengan judul
“Beriman kepada hari kiamat”.
Kami selaku penyusun makalah bagaimanapun juga tidak bisa memendam
ucapan terima kasih kepada Ibu Lailatul Fitriyah, M.Pd.I selaku dosen pengampu
mata kuliah Ilmu Tauhid yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyusuanan makalah ini, ke-dua orang tua yang tidak pernah lelah mendukung
kelncaran tugas kami, serta pada teman-teman yang selalu memberikan motivasi
demi lancarnya penyusunan makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah ini yang masih
jauh dari kata sempurna. Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang
konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca demi perbaikan dan
peningkatan kualitas penyusunan makalah di masa yang akan datang.
Dan kami berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu
kemanfaatan bagi penyusun makalah yang senada di waktu yang akan datang,
Aamiin.

Pamekasan, 02 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Iman Kepada Hari Akhir.............................................................3
B. Hakikat Beriman Pada hari akhir..................................................................5
C. Tanda tanda hari akhir...................................................................................5
D. Tugas Pendidikan Dalam Menjaga Fitrah Manusia......................................6
E. Peristiwa Setelah Hari Kiamat......................................................................7
F. Tahapan Periode Hari Akhir.........................................................................8
G. Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir.........................................................10
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perlukah bukti tentang adanya hari akhir? Kehidupan sesudah mati pasti
adanya. Bukankah makhluk yang termulia adalah makhluk yang berjiwa?
Bukankah yang termulia di antara mereka adalah yang memiliki kehendak dan
kebebasan memilih? Kemudian yang termulia dari kelompok ini adalah yang
mampu melihat jauh ke depan, serta mempertimbangkan dampak kehendak dan
pilihan-pilihannya. Demikian logika kita berkata. Dari sini pula jiwa manusia
memulai pertanyaan-pertanyaan baru. Sudahkah manusia melihat dan merasakan
akibat perbuatan-perbuatan mereka yang didasarkan oleh kehendak dan pilihan
mereka itu? Sudahkah yang berbuat baik memetik buah perbuatannya? Sudahkah
yang berbuat jahat menerima nista kejahatannya? Jelas tidak, atau belum, bahkan
alangkah banyak manusia-manusia baik yang teraniaya, dan sementara banyak
pula orang-orang jahat yang menikmati gemerlap dunia.
Karena itu, demi tegaknya keadilan, harus ada satu kehidupan baru ketika
semua pihak akan memperoleh secara adil dan sempurna hasil-hasil perbuatan
yang didasarkan atas pilihan masing-masing. Itu sebabnya al-Qur’an menamai
hidup di akhirat sebagai al-hayat yang berarti “hidup yang sempurna” dan
kematian dinamainya wafat yang arti harfiahnya adalah “kesempurnaan.” Banyak
ayat al-Qur’an yang menjelaskan hakikat di atas, antara lain surat Taha ayat
15 “Sesungguhnya saat (hari kiamat) akan datang. Aku dengan sengaja
merahasiakan (waktu)-nya. Agar setiap jiwa diberi balasan (dan ganjaran) sesuai
hasil usahanya”.
Hari akhir pasti datang meskipun tidak ada satu pun makhluk yang
mengetahui waktu kedatangannya dengan pasti. Adanya hari akhir atau hari
kiamat telah dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan ia termasuk bagian rukun
iman. Sebagai umat Islam kita harus beriman kepada hari akhir atau hari kiamat.
Keimanan kepada hari akhir akan tercermin dalam tingkah laku dan perbuatan
seseorang. Jika mengaku sebagai orang beriman, kita harus beriman kepada hari
akhir dan menerapkan keimanan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

iv
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian iman kepada hari akhir?
2. Bagaimana hari akhir menurut ilmu pengetahuan?
3. Apa hakikat beriman kepada hari akhir?
4. Apa saja tanda-tanda hari akhir?
5. Apa saja nama-nama hari akhir?
6. Bagaimana peristiwa setelah hari kiamat?
7. Bagaimana tahapan-tahapan periode hari akhir?
8. Apa hikmah beriman kepada hari akhir?
9. Bagaimana perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian iman kepada hari akhir.
2. Untuk mengetahui hari akhir menurut ilmu pengetahuan.
3. Untuk mengetahui hakikat beriman kepada hari akhir.
4. Untuk mengetahui tanda-tanda hari akhir.
5. Untuk mengetahui nama-nama hari akhir.
6. Untuk mengetahui peristiwa setelah hari kiamat.
7. Untuk mengetahui tahapan periode hari akhir.
8. Untuk mengetahui hikmah beriman kepada hari akhir.
9. Untuk mengetahui perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir.

v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Iman Kepada Hari Akhir
Hari akhir menurut bahasa artinya hari penghabisan dan juga disebut hari
pembalasan. Sedangkan menurut istilah, hari akhir adalah hari mulai hancurnya
alam semesta berikut isinya dan berakhirnya kehidupan semua makhluk Allah
Swt. Hari akhir juga disebut hari kiamat, yaitu hari penegakanhukum Allah Swt.
yang seadil-adilnya. Iman kepada hari akhir berarti mempercayai dengan sepenuh
hati, bahwa suatu saat dunia beserta isinya akan berakhir atau hancur serta
manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju akhirat untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Keyakinan
tersebut diwujudkan dalam perbuatan atau tingkah laku. Iman kepada hari akhir
merupakan salah satu rukun iman. Selain itu, iman kepada hari akhir termasuk
sendi-sendi keimanan yang sangat mendasar dalam akidah Islam. Seseorang yang
tidak mempercayai hari akhir tidak termasuk orang yang beriman. Oleh karena itu,
jika mengaku sebagai orang beriman, kita harus beriman kepada Allah, malaikat
Allah, kitab Allah, rasul Allah, dan qada serta qadar Allah.
Segala sesuatu yang ada di dunia ini ada permulaan dan ada akhir. Beberapa
waktu yang lalu kita bertemu dan berkumpul dengan teman-teman sekelas, tetapi
suatu saat pasti akan berpisah. Saat ini kita selalu bersama ibu atau bapak dan
suatu saat, cepat atau lambat akan berpisah dengan mereka. Begitu juga kehidupan
di dunia ini, ada awal dan ada akhir. Kita tidak akan selamanya hidup di dunia.
Suatu saat kita akan meninggalkan dunia dan seluruh isinya. Hidup di dunia hanya
sementara bukan selamanya. Hidup di dunia bagaikan seseorang yang naik
kendaraan. Ada permulaan dan ada tujuan akhir. Agar selamat dalam perjalanan,
kita harus mematuhi aturan-aturan yang ada. Al-Qur’an merupakan pedoman bagi
manusia dalam menjalani kehidupan di dunia. Rambu-rambu yang ada dalam Al-
Qur’an harus ditaati jika seseorang ingin hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Selama hidup di dunia manusia harus mencari bekal sebanyak-banyaknya
agar tidak menyesal ketika sampai di tempat tujuan. Banyak orang yang merugi
karena mengira dunia adalah tujuan akhir sehingga mereka mengira kesuksesan di
dunia adalah segalanya. Mereka mengejar kehidupan di dunia dan melupakan

vi
bahwa ada kehidupan setelah kehidupan di dunia. Kesalahan mengira bahwa
dunia adalah tujuan akhir juga dialami oleh umat terdahulu. Hal ini sebagaimana
dijelaskan dalam firman Allah Swt. yang berbunyi seperti berikut.
﴾١٨﴿ ‫ُف اُأْلولَ ٰى‬
ِ ‫﴾ ِإ َّن ٰهَ َذا لَفِي الصُّ ح‬١٧﴿ ‫﴾ َواآْل ِخ َرةُ خَ ْي ٌر َوَأ ْبقَ ٰى‬١٧﴿ ‫َواآْل ِخ َرةُ َخ ْي ٌر َوَأ ْبقَ ٰى‬
‫ُف ِإ ْب َرا ِهي َم َو ُمو َس ٰى‬
ِ ‫صح‬
ُ
Artinya: “Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan
dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini
terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan
Musa.” (Q.S. al-A’la: 16–19)
Ayat Al-Qur’an di atas menjelaskan bahwa orang-orang kafir memilih
kehidupan dunia yang tidak kekal. Mereka mengabaikan kehidupan akhirat yang
kekal. Suatu tindakan yang tidak patut ditiru oleh orang-orang beriman. Orang-
orang kafir yang memilih kehidupan dunia akan menyesal di akhirat kelak.
Mereka akan mendapat balasan yang sesuai dengan perbuatannya. Tidak ada
seorang pun yang mengetahui dengan pasti waktu kedatangan hari akhir. Bahkan,
Nabi Muhammad saw. juga tidak mengetahui dengan pasti waktu kedatangan hari
akhir. Waktu kedatangan hari akhir merupakan rahasia Allah Swt. Akan tetapi,
hari akhir pasti datang. Hal tersebut dapat diketahui dari ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan tentang hari akhir. Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang menjelaskan
tentang hari akhir. Selain ayat Al-Qur’an, Anda juga dapat belajar menemukan
penjelasan hari akhir dalam hadis rasul-Nya. Waktu pasti kedatangan hari akhir
yang masih menjadi rahasia Allah Swt. hendaknya dapat mengantarkan manusia
agar senantiasa menjalankan perintah-Nya. Selain menjalankan perintah Allah
Swt., larangan-Nya juga harus dijauhi.
B. Hakikat Beriman Pada hari akhir
Iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima yang harus
diyakini oleh setiap umat Islam. Segala perbuatan yang dilakukan oleh setiap
manusia, baik maupun buruk akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Oleh
sebab itu, keimanan kepada Hari Akhir hendaknya dijadikan landasan utama
untuk menyadarkan diri agar selalu taat kepada ajaran Allah Swt. Banyak ayat dan
hadis yang memerintahkan kita agar meyakini datangnya Hari Akhir, di antaranya
adalah firman Allah Swt.:

vii
‫ُأ‬ ‫ُأ‬
َ‫ك َوبِٱلْ َءا ِخ َر ِة هُ ْم يُوقِنُون‬
َ ِ‫نز َل ِمن قَ ْبل‬
ِ ‫ك َو َمٓا‬ ِ ‫َوٱلَّ ِذينَ يُْؤ ِمنُونَ بِ َمٓا‬
َ ‫نز َل ِإلَ ْي‬
Artinya: “Dan mereka yang beriman kepada (al-Qur’an) yang diturunkan
kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau,
dan mereka yakin akan adanya akhirat”. (Q.S. al-Baqarah: 4)
Kemudian dalam percakapan Rasulullah dengan malaikat Jibril yang panjang
tentang iman, Islam, dan ihsan, beliau bersabda (ketika ditanya tentang
iman): “Beliau menjawab: ‘Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk.” (H.R.
Muslim).
Dalam ayat di atas ditegaskan bahwa meyakini adanya Hari Akhir merupakan
salah satu ciri orang beriman. Sedangkan dalam penggalan hadis di atas,
Rasulullah saw. menyebut Hari Akhir sebagai salah satu perkara yang wajib
diyakini, yang kemudian disebut rukun iman. Iman kepada Hari Akhir berarti
percaya dengan penuh keyakinan bahwa kehidupan yang kekal hanyalah di
akhirat.
C. Tanda tanda hari akhir
Tanda-tanda hari akhir atau kiamat dibagi menjadi dua, yaitu tanda-tanda
kecil dan tanda-tanda besar kiamat. Tanda-tanda kecil kiamat menandakan bahwa
kiamat sudah dekat. Tanda-tanda kecil kiamat antara lain sebagai berikut.
1. Ilmu agama sudah dianggap tidak penting lagi.
2. Tersebarnya perzinaan.
3. Minuman keras merajalela.
4. Fitnah muncul di mana-mana.
5. Hamba sahaya perempuan dikawini tuannya.
Munculnya tanda-tanda besar kiamat menandakan bahwa kiamat sudah
sangat dekat. Adapun tanda-tanda besar kiamat antara lain sebagai berikut.
1. Rusaknya Kakbah.
2. Matahari terbit dari barat.
3. Keluarnya Imam Mahdi.
4. Munculnya binatang ajaib yang bisa berbicara.
5. Keluarnya bangsa Yakjuj dan Makjuj.

viii
D. Tugas Pendidikan Dalam Menjaga Fitrah Manusia
Hari akhir memiliki nama lain yang cukup banyak. Minimal ada 29 nama lain
hari akhir. Nama-nama hari akhir yang diberikan oleh Allah menggambarkan
keadaan hari kiamat hingga saat manusia dibangkitkan, dihisab, dan mendapat
balasan dari Allah Swt. Nama-nama hari akhir sebagai berikut.
1. Yaumul Qiyamah (hari kiamat).
2. Yaumur Rajifah (hari lindu besar).
3. Yaumus Sa‘iqah (hari keguncangan).
4. Yaumuz Zalzalah (hari keguncangan/keruntuhan).
5. Yaumul Haqqah (hari kepastian).
6. Yaumul Qari‘ah (hari keributan).
7. Yaumul Akhir (hari akhir).
8. Yaumut Tammah (hari bencana agung).
9. Yaumul ‘Asir (hari sulit).
10. Yaumun La Raiba Fihi (hari yang tidak ada lagi keraguan padanya).
11. Yaumul Ba‘s (hari kebangkitan).
12. Yaumut Tagabun (hari terbukanya segala keguncangan).
13. Yaumun Nusyur (hari kebangkitan).
14. Yaumut Tanad (hari panggilan).
15. Yaumul Mizan (hari pertimbangan).
16. Yaumun La Tajzi Nafsun An Nafsin Syaian (hari yang tidak dapat
seseorang diberi ganjaran oleh yang lain sedikit pun).
17. Yaumul Jam‘i (hari pengumpulan).
18. Yaumul Fasl (hari pemisahan).
19. Yaumul Waqi‘ah (hari kejatuhan).
20. Yaumul Mahsyar (hari berkumpul).
21. Yaumud Din (hari keputusan).
22. Yaumut Talaq (hari pertemuan).
23. Yaumul Jaza’ (hari pembalasan).
24. Yaumul ‘Ard (hari pertontonan).
25. Yaumul Gasyiyah (hari pembalasan).
26. Yaumul Khulud (hari yang kekal).

ix
27. Yaumul Khizyi (hari kehinaan).
28. Yaumul Wa‘id (hari ancaman).
29. Yaumul Hisab (hari perhitungan).
E. Peristiwa Setelah Hari Kiamat
Setelah kehidupan di dunia ini ada kehidupan lagi, yaitu kehidupan akhirat.
Kehidupan akhirat dimulai setelah terjadinya hari kiamat. Pada hari kiamat
seluruh makhluk ciptaan Allah Swt. mati. Allah Swt., Zat Yang Maha Kekal tetap
abadi selama-lamanya meskipun seluruh makhluk hancur binasa. Setelah Malaikat
Israfil meniup nafiri atas perintah Allah Swt. dibangkitkannya nyawa seluruh
manusia yang telah terkubur bermiliar tahun yang lalu.
Keadaan manusia setelah dibangkitkan berbeda-beda antara satu dengan
lainnya. Ada yang dibangkitkan dengan wajah berseri-seri dan ada yang
dibangkitkan dengan wajah bermuram durja. Keadaan ini sesuai dengan amal
perbuatannya selama hidup di dunia. Jika amal perbuatan di dunia adalah amal
kebajikan, mereka akan dibangkitkan dengan wajah berseri. Mereka yang ketika
hidup di dunia hanya berbuat maksiat dan menumpuk dosa, akan dibangkitkan
dengan wajah bermuram durja.
Nyawa yang telah dibangkitkan tersebut berbondong-bondong menuju
padang Mahsyar. Di padang Mahsyar inilah manusia menunggu panggilan Allah
Swt. Panggilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di
dunia. Seluruh amal yang telah dilakukan di dunia akan dimintakan
pertanggungjawaban oleh Allah Swt. Pada hari itu tidak ada manusia yang dapat
mengelak dari pertanggung-jawaban. Setiap manusia akan
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Tidak ada satu
pun manusia yang mempertanggungjawabkan perbuatan orang lain. Tidak ada
seorang pun yang membantu atau membela kita dalam pertanggungjawaban
tersebut. Hal ini karena semua orang disibukkan oleh urusannya masing-masing
sehingga tidak ada lagi yang sempat memikirkan orang lain.
Catatan amal yang dibuat selama hidup di dunia akan diperlihatkan. Catatan
yang sangat terperinci dan tidak ada satu pun amal yang terlewat. Catatan tersebut
dibuat oleh Malaikat Rakib dan Malaikat Atid yang mendampingi manusia setiap
saat. Pada hari itu mulut dikunci dan yang berbicara adalah anggota tubuh. Allah

x
Swt. dan diri sendiri yang menjadi saksi pada hari itu. Pengadilan Allah Swt.
merupakan pengadilan yang sangat adil. Semua manusia akan merasakan
keadilannya. Amal perbuatan manusia ditimbang untuk mengetahui amal yang
lebih berat, amal baik atau amal buruk. Jika amal baik yang lebih berat, surga-Nya
telah menunggu. Sebaliknya, jika amal buruk yang lebih berat, neraka dan siksa-
Nya telah menanti.
Konsep tentang hari pembalasan diingkari oleh masyarakat jahiliah. Mereka
tidak mempercayai adanya hari pembalasan. Bagi mereka kehidupan hanya
sampai dunia ini dan tidak ada lagi kehidupan setelah kehidupan di dunia.
Masyarakat jahiliah menganggap bahwa manusia tidak akan dibangkitkan dan
diminta pertanggungjawaban atas perbuatan di dunia. Masyarakat jahiliah
menganggap konsep tentang hari kebangkitan dan pertanggungjawaban amal
hanya khayalan yang bertujuan menakut-nakuti mereka. Al-Qur’an secara jelas
mengajarkan tentang hari pembalasan. Akan tetapi, masyarakat jahiliah
mengabaikannya.
F. Tahapan Periode Hari Akhir
Setelah alam semesta hancur secara total dan kehidupan semua makhluk
Allah berakhir, maka mulailah manusia menjalani tahapan kehidupan baru dan
proses menuju alam baqa’. Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Yaumul Ba’ats
Sesudah hancur dan musnahnya alam semesta termasuk manusia, terjadilah
hari kebangkitan. Hari kebangkitan adalah proses dibangkitkannya seluruh
makhluk dari alam kubur. Firman Allah Swt.: “Pada hari ketika mereka
dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepada mereka apa saja
yang mereka telah kerjakan, dan Allah mengumpulkan semua amal perbuatan
mereka padahal mereka sudah melupakannya dan Allah menyaksikan atas segala
sesuatu.” (Q.S. al-Mujadalah: 6).
2. Yaumul Hasyr
Yaumul hasyr yaitu hari berkumpulnya manusia setelah dibangkitkan dari
kuburnya masing-masing. Kemudian semua manusia digiring ke tempat yang luas
yaitu Padang Mahsyar (tempat berkumpul). Firman Allah Swt.: “Dan (ingatlah)
akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan

xi
dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak
Kami tinggalkan seorang pun dari mereka.” (Q.S. al-Kahfi: 47).
3. Buku Catatan
Setiap manusia di alam mahsyar mempunyai buku catatan (kitab perjalanan
hidup) yang sudah dicatat Malaikat Rakib dan Atid. Kitab catatan ini berisi semua
perbuatan dan perkataan manusia sewaktu hidup di dunia. Firman Allah
Swt.: “Dan diletakkan kitab, lalu akan kamu lihat rang-orang bersalah ketakutan
terhadap apa yang tertulis di dalamnya dan mereka berkata “Wahai celaka kami,
kitab apakah ini yang tidak melupakan yang kecil dan tidak pula yang besar,
melainkan ia mencatat semuanya. Mereka memperoleh di hadapan mereka apa-
apa yang telah mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak akan menganiaya seseorang
pun.” (Q.S. al-Kahfi: 49).
4. Yaumul Hisab dan Mizan
Yaumul Hisab adalah hari ketika Allah Swt. memperlihatkan semua amalan
di akhirat untuk dihisab. Segala dosa besar dan kecil dihitung dengan seksama dan
teliti. Ketika amalan mereka dihitung, anggota tubuh mereka ikut menjadi saksi.
Firman Allah Swt.: “Pada hari itu lidah, tangan, dan kaki masing-masing menjadi
saksi atas perbuatan yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. an-Nµr: 24). Tahapan
selanjutnya adalah Mizan. Mizan adalah timbangan yang adil berisi kebajikan dan
kejahatan yang telah diperbuat setiap manusia. Setiap orang ditimbang amalnya
dengan seadil-adilnya. Firman Allah Swt.: “Dan Kami letakkan timbangan yang
tepat (adil) pada hari kiamat dan tidak seorang pun dirugikan walau sedikit. Dan
jika amalan itu hanya seberat zarah pasti kami berikan (pahalanya). Dan cukuplah
kami saja yang memperhitungkannya.” (Q.S. al-Anbiya’: 47).
5. As-Sirat
As-sirat adalah jembatan yang terbentang di atas neraka menuju surga.
Mudah atau sulitnya melewati as-sirat itu tergantung kepada amal setiap manusia.
Rasulullah saw. bersabda: “Terbentanglah jembatan (as-sirat) itu di antara dua tepi
Neraka Jahanam.” (H.R. Muslim).
6. Yaumul Jaza’
Yaumul Jaza’ yaitu suatu hari ketika semua manusia akan menerima balasan
Allah Swt. (Jaza’). Balasan yang diterima seseorang sesuai dengan amalnya

xii
selama ia hidup di dunia. Firman Allah: “Pada hari itu tiap jiwa diberi balasan
dengan apa yang telah diusahakannya. Tidak seorang pun dirugikan pada hari
tersebut. Sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (Q.S al-Mukmin:
17).
7. Balasan Perbuatan Baik dengan Surga
Setelah seluruh manusia dihisab dan melalui timbangan, mereka diberikan
balasan yang sesuai dengan amal perbuatannya. Pada saat itu terbagilah manusia
menjadi dua golongan. Adapun bagi mukmin yang bertakwa kepada Allah Swt.
pasti akan menerima balasan yang setara, yaitu berupa surga. Surga disediakan
Allah Swt. sebagai karunia kepada hamba-Nya.
8. Balasan Perbuatan Buruk dengan Neraka
Adapun orang yang selama hidup di dunia lebih banyak mengerjakan
perbuatan jahat, maksiat, tercela, dan kafir terhadap Allah Swt. kufur kepada
ajaran dan nikmat Allah Swt., maka akan menerima balasan yang jahat pula.
Sebagian kegetiran dan kerasnya siksaan neraka, digambarkan melalui firman
Allah Swt.: “Memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minuman dengan
air dari sumber yang sangat panas. Mereka tidak memperoleh makanan selain dari
pohon yang berduri yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan
lapar.” (Q.S. al-Gasyiyah: 4-7)
G. Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir
Semua ciptaan Allah Swt. yang lahir di dunia mempunyai hikmah karena
Allah Swt. tidak menjadikan sesuatu sia-sia belaka tanpa tujuan dan hikmah di
dalamnya. Di bawah ini beberapa hikmah iman kepada hari akhir:
1. Muncul rasa kebencian yang dalam kepada kemaksiatan dan kebejatan
moral yang mengakibatkan murka Allah Swt. di dunia dan di akhirat.
2. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan
segala kenikmatan akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia
ini.
3. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah Swt. dengan
mengharapkan mau’nah-Nya pada hari itu.
4. Senantiasa termotivasi untuk beramal baik dengan ikhlas.
5. Senantiasa menghindari niat-niat yang buruk apalagi melaksanakannya.

xiii
6. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengiaskan apa yang ada di
dunia ini dengan apa yang ada di akhirat.

xiv
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hari Akhir adalah hari kiamat yang diawali dengan pemusnahan alam
semesta. Semua manusia, sejak jaman dari Nabi Adam a.s sampai terjadinya hari
akhir akan dibangkitkan untuk mendapatkan balasan semua amal perbuatan
mereka. Iman kepada Hari Akhir adalah percaya dengan penuh keyakinan adanya
hidup yang kekal abadi di akhir kelak. Setelah alam semesta hancur secara total
dan kehidupan semua makhluk Allah berakhir, maka mulailah manusia
menjalankan tahapan kehidupan baru dan proses menuju alam baqa’. Iman kepada
hari akhir berarti mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu saat dunia
beserta isinya akan berakhir atau hancur serta manusia akan dibangkitkan dari
kubur menuju akhirat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama
hidup di dunia. Keyakinan tersebut diwujudkan dalam perbuatan atau tingkah
laku.
Tanda-tanda datangnya hari kiamat terdiri atas tanda-tanda kecil dan tanda-
tanda besar. Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Yaumul Ba’ats,
Yaumul Hasyr, Buku Catatan, Yaumul Hisab, Mizan, Shirat, Yaumul Jaza’,
balasan amal baik surga dan balasan amal buruk neraka. Beriman kepada hari
akhir akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yaitu merasa bahwa hidup di
dunia ini hanya bersifat sementara saja, cepat atau lambat semua manusia pasti
akan kembali kepada Allah Swt. dan semua perbuatan mereka selama hidup di
dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt., sehingga hidup yang
dijalaninya akan ditempuh dengan penuh kehati-hatian, sikap dan perilaku yang
sesuai dengan tuntunan agama. Mengimani hari akhir membuat manusia sadar
bahwasanya manusia itu lemah dan kerdil di hadapan Allah Swt. Kesadaran ini
diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur, sombong, egois, dengki, dan
penyakit hati lainnya.
B. Saran
Setelah mempelajari dan memahami materi tentang iman kepada hari akhir,
mari kita biasakan hal-hal berikut dalam kehidupan sehari-hari.
1. Beriman bahwa suatu saat dunia ini akan hancur binasa.

xv
2. Memperbanyak amal saleh dan kebajikan lainnya untuk bekal kehidupan
akhirat.
3. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Swt.
4. Menjauhi perbuatan maksiat dan larangan Allah Swt.
5. Bersikap rendah hati dan tidak silau atas gemerlap dunia.

xvi
DAFTAR PUSTAKA
Halimah, Iim dkk. 2013. Mandiri Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Jakarta: Erlangga.
Haris, Abd., dkk, 2012. Pendalaman Materi Ajar PAI. Jakarta: FITK UIN Jakarta.
Ilyas, Yunahar. 2005. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta : LPPI.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. 2015. Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK/MA Kelas XII. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Razak,Nazaruddin.1973. Dienul Islam. Bandung : PT Alma’arif.
Sulaiman,Syamlan dan Djamaludin A. Albuny. 1998. Studi Islam. Yogyakarta:
BPFE-YK
Thoyar, Husni. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XII. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.
Tim Ichtiar Baru van Hoeve. 1993. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru van
Hoeve.
Tim IMTAQ MGMP PAI. 2010. Modul Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam
SMA/SMK Kelas X, XI, dan XII. Jakarta: PT. Kirana Cakra Buana.

xvii

Anda mungkin juga menyukai