Anda di halaman 1dari 11

MUAMALAH DALAM ISLAM

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Studi Pendidikan Ilmu Agama
Dosen Pengampu : Ibu Ina Maryana, S.Ag, M.Pd.I

Disusun Oleh :
Akma Febrianal
Dimas Nurjaman
Mustofa Kamil
Razki Tyo Pratama
Risma Dewi Garsela
Wizdan Nuramjad Azizi

JURUSAN SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS CIPASUNG
TAHUN AJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah
“Muamalah dalam Islam”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yag sebesar-besarnya kepada dosen
pengampu mata kuliah Study Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas
terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut
mebantu dalam membuat makalah ini.
Kami jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dan studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
saya dan semua orang yang membaca makalah ini.

Tasikmalaya, 2 Oktober 2023


Penulis,

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMNBAHASAN.....................................................................................................................................5
A. Hakekat Muamalah........................................................................................................................5
B. Pandangan Islam tentang Kehidupan Dunia..................................................................................5
C. Makna Spiritual tentang Kejayaan Hidup.......................................................................................7
D. Ruang Lingkup Muamalah.............................................................................................................8
E. Prinsip-prinsip Bermuamalah.........................................................................................................9
F. Akhlak Bermuamalah...................................................................................................................10
BAB III..................................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................................11
A. KESIMPULAN............................................................................................................................11
B. SARAN......................................................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Muamalah adalah satu aspek dari ajaran yang telah melahirkan peradaban
Islam yang maju di masa lalu, Muamalah merupakan satu bagian dari syariat
Islam, yaitu yang mengatur kehidupan manusia dalam hubungan dengan manusia,
masyarakat dan alam.
Manusia tidak akan bisa hidup sendirian dalam kehidupannya, manusia tetap
memerlukan adanya manusia lain yang bersama-sama hidup dalam masyarakat
untuk mencukupi kebutuhn-kebutuhan hidupnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakekat muamalah ?
2. Apa yang dimaksud dengan pandangan islam tentang kehidupan dunia ?
3. Apa yang dimaksud dengan makna spiritual tentang kejayaan hidup?
4. Apa yang dimaksud dengan ruang lingkup muamalah?
5. Apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip bermuamalah?
6. Apa yang dimaksud dengan akhlak bermuamalah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Hakekat Muamalah
2. Untuk mengetahui apa itu pandangan islam tentang kehidupan dunia
3. Untuk mengetahui apa itu makna spiritual tentang kejayaan hidup
4. Untuk mengetahui apa itu ruang lingkup muamalah
5. Untuk mengetahui apa itu prinsip-prinsip bermuamalah
6. Untuk mengetahui apa itu akhlak bermuamalah

4
BAB II
PEMNBAHASAN

A. Hakekat Muamalah
Muamalah secara etimologi sama dan semakna dengan al-mufa'alah, yaitu saling
berbuat. Kata ini, menggambarkan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan
seseorang atau beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan masing-masing. Atau Mu'amalah
secara etimologi itu artinya saling bertindak, atau saling mengamalkan.
Secara terminologi, Muamalah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu pengertian
muamalah dalam arti luas dan dalam arti sempit.
Pengertian muamalah dalam arti luas yaitu aturan-aturan (hukum-hukum) Allah untuk
mengatur manusia dalam kaitannya dengan urusan dunia dalam pergaulan sosial.
Pengertian muamalah dalam arti sempit yaitu semua akad yang memperbolehkan
manusia saling menukar manfaatnya dengan cara-cara dan aturan-aturan yang telah
ditentukan Allah dan manusia wajib mentaati-Nya.
Jadi, Muamalah adalah semua hukum syariat yang bersangkutan dengan urusan dunia,
dengan memandang kepada aktivitas hidup seseorang seperti jual-beli, tukar-menukar,
pinjam-meminjam dan sebagainya.
B. Pandangan Islam tentang Kehidupan Dunia
Manusia dewasa ini telah berada di persimpangan jalan, antara agama dan kemajuan
ilmu pengetahuan. Kebimbangan pun datang mengusik lamunan di malam hari.
membangunkan dari mimpi-mimpi indahnya sepanjang malam. Manusia cenderung menilai
realita kehidupan dunia yang tampak di depan mata tanpa menoleh fenomena kehidupan di
masa lalu. Ada sebagian darinya yang tidak merujuk kepada perintah- perintah agama sebagai
pedoman hidup di dunia. Padahal, sejarah peradaban manusia telah terukir dari beberapa
peristiwa kebajikan dan kebathilan. Padahal, yang di cari manusia dalam kehidupan di dunia
adalah kebahagiaan.
Terangkatnya posisi manusia sebagai khalifah di muka bumi merupakan suatu kemuliaan
yang tinggi dari Allah swt. Alam dan seisinya juga dipersembahkan kepada manusia untuk
dimanfaatkan sebaik-baiknya tanpa harus membayar upeti kepada Allah. Anugerah yang
tidak ternilai berupa akal seharusnya mampu menjadikan manusia sebagai sosok
kekhalifahannya, mulia. Tetapi, mengapa manusia masih berambisi mencari kehidupan dunia
sebagai sesuatu yang kekal? Dunia bukanlah semata-mata warisan untuk anak cucu manusia,
tetapi sebuah amanah yang harus dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah Yang Maha
Kuasa.
Syeikh Muhammad Ali as Shobuni dalam kitabnya Shofwatu al Tafasir menuliskan
bahwa Allah swt menciptakan langit dan bumi hanya dalam enam hari. Hal ini bukan
menunjukkan bahwa Allah swt tidak mampu menciptakannya hanya dalam sekejap. namun
Allah ingin mengajarkan kepada hamba-hamba Nya satu sifat yang tidak tergesa- gesa dalam
melakukan pekerjaan. Dan masih ada beberapa firman Allah yang menjelaskan tentang

5
penciptaan dunia, namun penulis dalam hal ini lebih termotivasi dalam membahas kehidupan
dunia.
Sebuah realita tentang kehidupan dunia abad ini diterjemahkan sebagai kehidupan
yang sementara, tempat untuk bersenang-senang, kehidupan modern, kehidupan yang abadi
dan sebuah kehidupan yang fana. Di sisi lain kehidupan dunia dipandang sebagai jembatan
menuju kehidupan setelah mati (akhirat), tempat mencari amal kebajikan, tempat menimba
ilmu pengetahuan dan lain-lainya. Berangkat dari pemahaman di atas maka nyatalah
kehidupan dunia yang fana ini hanyalah sebuah ujian bagaimana mengemban tugas-tugas
kehidupan dan amanat kemanusiaan. Dengan demikian manusia akan merasa puas dan hidup
tidak menjadi sia-sia tanpa melemahkan semangat berjuang dalam kehidupan.
Akhirnya, dapatlah digambarkan bahwa persepsi kehidupan dunia memiliki tujuan
yang beragam, yaitu: kesenangan, kemegahan, kesehatan, kepintaran, kesuksesan,
ketenteraman jiwa, ketenangan hidup dan kebahagiaan. Tidak cukup sampai disitu. manusia
akan terus mempertanyakannya setelah mampu meraih segala apa yang diinginkannya atau
sebaliknya, manusia akan terus mencari-cari jawaban dari sebuah pertanyaan yang
membosankan. Mengapa pertanyaan demi pertanyaan itu muncul seolah tidak merasa puas
dengan kenyataan hidup, atau sebaliknya? Islam sebagai agama melalui kajian al qur'an dan
hadits-hadits Rasulullah dapat menjawab pertanyaan demi pertanyaan tersebut dengan
menanamkan kepercayaan terhadap Allah dan Rasulullah. Oleh karena itu jugalah penulis
mencoba menghadirkan jawaban-jawaban yang bersumber dari nash-nash al Qur'an dan
beberapa Hadits Nabi saw, sekaligus dapat memberikan keyakinan yang kuat dalam diri.
Jikalau manusia menjadikan kehidupan dunia sebagai bentuk yang mempesonakan terhadap
kemewahan harta, kebanggaan memiliki anak-anak dan lainnya, atau sangat mencintai
perabot kehidupan duniawi, sehingga lalai dan lupa akan sebuah hakikat, maka islam
menjawabnya, bahwa semua bentuk kesenangan dunia tersebut bersifat temporer. sebuah
sandiwara, permainan dan kesenangan sesaat. Maka, untuk apa terlalu mengejar kesenangan
sesaat sementara kesenangan yang kekal dan hakikat adalah akhirat?.
Gambaran kehidupan dunia dengan perumpamaan seperti di atas bukanlah bermaksud
untuk meremehkan kehidupan dunia, namun sebagai satu peringatan agar manusia tidak
terlena dan lalai, atau tidak menjadikan hidup mereka sia-sia dan merugi. Kemudian islam
menawarkan kehidupan akhirat yang kekal sebagai tempat bersenang-senang yang abadi, dan
hal ini tentunya menjadi kabar gembira bagi mereka yang percaya kepada Allah dan
kehidupan di akhirat. Ada beberapa dalil al Qur'an dan Hadits Nabi saw di bawah ini yang
bisa dijadikan pedoman bagi manusia dalam menyikapi kehidupan dunia, dan mungkin
sebagai renung…Islam tidak membedakan status sosial antara si miskin dan kaya, seharusnya
si kaya yang menyantuni, mengasihi dan menyayangi si miskin dan bukan untuk membeda-
bedakan derajat. Allah yang menurunkan rezeki, meluaskan dan menyempitkannya. Apakah
pantas bagi manusia untuk berlaku bakhil dan kikir? Nyatalah, yang menjadi pembeda adalah
mereka yang paling bertaqwa, bukan mereka yang lebih putih, kaya, cantik, dan
berkedudukan. Kesuksesan manusia merupakan kesempatan baik yang diberikan Allah, tetapi
Allah juga Maha Mampu merubah kesempatan baik itu sebagai ujian bagi manusia.
Kehidupan dunia adalah sebuah ketentuan Allah (sunnatullah) yang tidak mungkin
ada seorangpun yang mampu merubahnya. Seperti halnya perputaran langit dan bumi, tanam-
tanaman yang tumbuh subur, gunung-gunung yang Allah tinggikan dan tangguhkan, lautan

6
dan daratan yang terbentang luas. Kemudian dalam kehidupan dunia dijadikan tempat untuk
bercocok tanam, berternak dan lainnya. Dunia merupakan tempat manusia berkembang biak
dan meneruskan sejarah. Semua penciptaan ini merupakan sunnatulah yang harus disyukuri
oleh manusia sebagai makhluk yang lemah di hadapan Allah swt. Inilah dari tanda-tanda
kebesaran dan kekuasaan Allah swt Yang Maha Kuasa bagi orang- orang yang mau
merenungi.
Manusia tidak melihat kekuasaan Allah Yang Maha Mampu dalam mengatur
peredaran benda-benda langit. Manusia ingkar dan meremehkan kekuasaan Allah. Padahal
manusia sangat lemah dihadapan Allah. Manusia lupa dan amat jarang merenungi beberapa
kekuasaan Allah. Padahal, kepada Allah dan Rasulullah sebaik-baik pengaduan dari segala
urusan. Dunia memang salah satu dari tanda-tanda kebesaran Allah swt yang nyata, agar
manusia benar-benar beriman dan tunduk kepada Nya.
Bagi orang-orang yang beriman, Allah menjadikan kehidupan dunia sebagai jembatan
untuk kehidupan yang kekal (akhirat). Allah membimbing mereka meraih dua kebahagiaan
yaitu kebahagiaan di dunia dan akhirat, serta mengajarkan mereka untuk mencari nafkah di
dunia tanpa melalaikan waktunya untuk mengingat Allah. Dan juga memberikan kabar
gembira sekaligus menuntun mereka dengan ajaran islam bahwa kehidupan dunia sebagai
kehidupan untuk bertaubat dan mencari bekal di akhirat. Karena itu Allah menganjurkan
manusia supaya teliliti dengan kehidupan dunia ini agar hidup tidak sia-sia. Membimbing
manusia sebagai makhluk yang pandai bersyukur. Semua ini tidak lain hanyalah ujian bagi
orang-orang yang beriman kepada Nya dan mengikuti ajaran islam.
C. Makna Spiritual tentang Kejayaan Hidup
Masyarakat modern dewasa ini menghadapi problem yang sangat serius yaitu alienasi.
Alienasi dalam pandangan Eric Fromm (1995) sejenis penyakit kejiwaan dimana seseorang
tidak lagi merasa memiliki dirinya sendiri, sebagai pusat dunianya sendiri melainkan
terenggut kedalam mekanisme yang sudah tidak lagi mampu dikendalikan. Masyarakat
modern merasakan kebingungan, keterasingan dan kesepian karena apa yang dilakukan
bukan atas kehendaknya sendiri melainkan adanya kekuatan luar yang tidak diketahuinya
menurut perasaan dan akalnya.
Itulah yang juga dikritik oleh Karl Marx, dia menilai akumulasi modal dan alat
produksi pada sekelompok elite membuat dunia mengalami kesenjangan sosial yang hanya
memunculkan kemiskinan massal di mana rakyat yang miskin semakin miskin dan yang kaya
menjadi kaya. Orang miskin menjadi sangat bergantung pada pemilik modal yang menguasai
pusat-pusat produksi dan ekonomi sehingga kebebasan individu untuk memilih pekerjaan
sebagai aktualisasi diri tidak mendapatkan tempat yang kondusif. Penindasan terjadi secara
terus menerus mereka bekerja hanya untuk menjaga keberlangsungan hidupnya semata
sementara disisi lain pemilik modal memeras dengan seenaknya.
Kondisi demikian pada akhirnya menjadikan individu dituntut untuk semakin
kompetitif dan mampu bersaing dengan individu yang lainnya. Pada saat itu, individu yang
lambat akan tertinggal dan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan kebahagiaan hidup
dengan segala kenikmatannya. Sebaliknya, kesuksesan hanya akan dimiliki oleh individu
yang mampu bersaing dan memiliki kedewasaan dalam berpikir dan mengaktualisasikan diri
dalam kehidupan sosial masyarakatnya.

7
Kehidupan sosial budaya suatu masyarakat pada hakikatnya adalah sistem terbuka
yang selalu berinteraksi dengan sistem lain. Keterbukaan sistem sebagai dampak globalisasi
mendorong terjadinya pertumbuhan, pergeseran, dan perubahan nilai dalam masyarakat, yang
pada akhirnya akan mewarnai cara berpikir dan perilaku manusia.
D. Ruang Lingkup Muamalah
Ruang lingkup muamalah adalah seluruh kegiatan muamalah manusia berdasarkan
hukum-hukum Islam, baik itu berupa perintah maupun larangan yang terkait dengan
hubungan manusia dengan manusia lainnya.
-Ruang Lingkup Muamalah dilihat Dari Segi Aspeknya :
1. Muamalah Adabiyah.Muamalah adabiyah merupakan muamalah yang berkaitan
dengan bagaimana cara tukar menukar barang yang ditinjau dari segi subjeknya yakni
manusia. Adapun muamalah adabiyah ini mengatur tentang batasan-batasan manusia yang
boleh dilakukan maupun tidak boleh dilakukan oleh manusia terhadap suatu benda yang
berhubungan dengan adab maupun akhlak seperti kejujuran, kesopanan, menghargai sesama,
saling meridhoi, dengki, dendam dan sebagainya yang berkaitan dengan aktivitas manusia
dalam menjalankan dan mengelola suatu benda.
2. Muamalah Madiyah
Muamalah madiyah adalah muamalah yang berkaitan dengan objek muamalah
maupun bendanya. Dalam muamalah madiyah ini menetapkan suatu aturan secara syara' yang
terkait dengan objek bendanya. Jadi muamalah madiyah ini tentang suatu benda, apakah
benda ini halal, haram atau syubhat. Dan bagaimana jika benda tersebut menyebabkan
kemaslahatan serta kemudharatan bagi manusia.
Adapun ruang lingkup dari muamalah madiyah diantaranya adalah:
a. Jual-beli (bai')
b. Gadai (rahn)
c. Jaminan dan tanggungan (Kafalah dan Dhaman)
d. Pemindahan hutang (hiwalah)
e. Mudharabah
f. Mukhabarah
g. Syirkah
h. Masalah seperti bunga bank, kredit, asuransi dan lain sebagainya.
Ruang Lingkup Muamalah dilihat Dari Segi Tujuannya, Adapun ruang lingkup
muamalah dilihat dari tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Hukum Keluarga (Ahkam Al Ahwal Al-Syakhiyyah)
Yakni suatu hukum yang berkaitan dengan urusan keluarga serte pembentukan
keluarga dengan tujuan untuk membangun serta memelihara keluarga sebagai
bagian terkecil. Isi dari hukum keluarga terdiri dari hak dan kewajiban suami istri,
anak dan hubungan keluarga satu dengan yang lainnya.

8
2. Hukum Perdata (Al Ahkam Al Maliyah)
Yakni suatu hukum yang mengatur tentang hubungan individu dalam
bermuamalah dan bentuk hubungannya. Seperti jual beli, sewa menyewa, hutan
piutang. perserikatan, perjanjian dan lain sebagainya.
3. Hukum Pidana (Al-Ahkam Al-Jinaiyyah)
Yakni hukum yang berkaitan dengan segala bentuk kejahatan, pelanggaran,
hukum, serta ketentuan-ketentuan sanksi hukumnya. Yang tujuannya untuk
menjaga ketentraman dan keamanan hidup umat manusia termasuk harta
kekayaaan dan kehormatannya.
4. Hukum Acara (Al-Ahkam Al-Murafa'at)
Yakni hukum yang berkaitan dengan sumpah, persaksian, tata cara
mempertahankan hak dan memberi putusan siapa yang bersalah sesuai dengan
hukum yang berlaku.
5. Hukum Perundang-Undangan (Al-Ahkam Al-Dusturiyyah)
Yakni hukum yang mengatur tentang perundangan-undangan yang berlaku
untuk membatasi hubungan hakim dengan terhukum.
6. Hukum Kenegaraan (Al-Ahkam Al-Duwaliyyah)
Yakni hukum yang berkaitan dengan hubungan antara penguasa (pemerintah)
dengan rakyatnya, hubungan antar kelompok masyarakat dalam suatu negara
maupun antar negara,
7. Hukum Keuangan dan Ekonomi (Al-Ahkam Al-Iqtishadiyyah Wa Al- Maliyyah)
Yakni hukum yang berkaitan dengan hak-hak fakir miskin yang ada dalam
harta orang kaya, mengatur sumber keuangan negara, pendistribusian dan
permasalahan pembelanjaan negara dalam rangka kepentingan kesejahteraan
rakyatnya.
E. Prinsip-prinsip Bermuamalah
1. Prinsip Umum
Secara umum, prinsip muamalah adalah:
Pertama, kebolehan dalam melakukan aspek muamalah, baik, jual, beli,
sewa menyewa ataupun lainnya. Dalam kaedah fiqh disebutkan:
‫ اال صم فى العب يهخ االء تب دخ اال آ يذل د نيم عهى رئش يب‬.
Prinsip dasar muamalah adalah boleh kecuali ada dalil yang mengharamkannya"
(Djazuli, 2011: 130).
Kedua, muamalah dilakukan atas pertimbangan membawa kebaikan
(maslahat) bagi manusia dan atau untuk menolak segala yang merusak (dar al
mafasid wa jalb al masalih). Hal ini sejalan dengan maqasid syari'ah bahwa tujuan
diturunkannya syariah adalah untuk menjaga lima hal mendasar pada manusia. Al
Syatibi menyebut lima pokok dasar yang menjadi prioritas dijaga dengan
diturunkannya syari" at; hifzu al din (agama), hifz nafs (jiwa), hifz al aql
(menjamin keselamatan akal), hifzu al mal (harta), dan hifz al nasl (keturunan) (al-
Syatibi: 3).

9
F. Akhlak Bermuamalah
Akhlak bermuamalah yaitu:
1. Menghindari tirani, sombong, syaitan, serakah dan jelek
2. Menjamin hak kepemilikan dan kebebasan
3. Bekerjasama saat susah dan senang.
4. Mematuhi peraturan dalam setiap perjanjian.
5. Membeli secara sopan dan sederhana.
6. Tidak menipu/berbohong dalam setiap perjanjian.
7 . Memahami transaksi.
8. Menghindari transaksi yang tidak sesuai syari'at Islam.
9. Memberi toleransi bagi yang sulit membayar utang.
10. Jangan menunda2 bayar utang jika mampu.
11. Tidak menjual barang yang dilarang.
12. Memakai alat timbangan/ukur yang benar.
13. Jangan melakukan pembelian didepan.
14. Tidak membeli/menjual barang yang dicuri.
15. Jangan berjudi..
16. Jangan memakan riba.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Muamalah adalah semua hukum syariat yang bersangkutan dengan
urusan dunia, dengan memandang kepada aktivitas hidup seseorang seperti
jual-beli, tukar-menukar, pinjam-meminjam dan sebagainya.

B. SARAN
Saran kami adalah pertingkatkan lagi akhlak bermuamalah sehingga
tidak terjadi simpang siur di kehidupan. Agar hidup tenang dan tentram
juga.

11

Anda mungkin juga menyukai