Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH IMPLEMENTASI TAUHID

DALAM MASYARAKAT
KELOMPOK 9

Dosen Pengampu :
Ade Putri Muliya, S.Pd.I., M.Pd

Disusun Oleh :
Hapsari Ambar Arum (2201055019)
Siti Helsyahna (2201055031)
Arif Firmansyah (2201055064)

KELAS 2C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR.
HAMKA JAKARTA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Ade Putri Muliya sebagai dosen
pengampu mata kuliah Aqidah yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Jakarta, 14 Juni 2023

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................................3
1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
2.1 Tantangan Tauhid dalam Membangun Masyarakat.....................................................................4
2.2 Tauhid sebagai Fondasi Hidup Bermasyarakat............................................................................5
2.3 Ciri-Ciri Masyarakat yang Bertauhid...........................................................................................7
2.4 Langkah-Langkah dalam Membangun Masyarakat yang Berbasis Tauhid..................................7
2.5 Profil Masyarakat dengan Tauhid yang Kokoh............................................................................7
PENUTUP.............................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................8
3.2 Saran............................................................................................................................................8
Daftar Pustaka.......................................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam adalah agama yang berintikan keimanan dan amal, akidah dan perbuatan.
Akidah berlandaskan pada tauhid, yakni mengesakan Tuhan. Tauhid sebagai inti keimanan
merupakan pokok dan pondasi yang di atasnya berdiri syariat Islam, Kemudian dari pokok itu
keluarlah cabang - cabangnya. Kadar keselamatan manusia di akhirat berbanding lurus
dengan kadar keyakinan dalam bertauhid, begitu pula halnya dengan keridhaan Allah di
dunia dan di akhirat. Menurut Muhammad Abduh, ilmu ini dinamakan dengan ilmu tauhid,
karena persoalan penting yang dibicarakan di dalamnya adalah tentang keesaan Allah
(wahdah). Esa zat-Nya, Esa perbuatan-Nya, menciptakan alam seluruhnya dan Ia pula satu-
satunya tempat kembali seluruh alam ini dan penghabisan segala tujuan. Perbuatan
merupakan syariat yang dianggap sebagai buah dari keimanan itu. Keimanan. disebut juga
akidah, dan amal disebut juga dengan syariah. Keduanya saling bertalian dan berhubungan,
tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Tauhid memainkan peranan penting dalam
berbagai aspek kehidupan manusia dan menjadi pemancar kebaikan di dunia dan keselamatan
di akhirat. Ilmu tauhid merupakan dasar pedoman dalam ajaran Islam. Ilmu tauhid
menetapkan aqidah-aqidah di dalam agama Islam melalui dalil atau aturan yang jelas. Kata
tauhid berasal dari Bahasa Arab, yakni “wahhada-yuwahhidu-tauhidan” yang berarti
menjadikan sesuatu satu saja. Namun pengertian tauhid adalah pengetahuan atau ilmu yang
menyakini keesaan Allah SWT. Dalam ilmu tauhid, seluruh umat muslim harus meyakini
bahwa Allah itu ada dengan berbagai macam sifatnya. Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa,
tidak beranak, dan tidak diperanakkan. Terdapat sejumlah ayat di dalam Alquran yang
membahas mengenai keutamaan tauhid. Salah satunya adalah diberikan rasa aman dan
mendapat petunjuk yang sempurna dari Allah SWT, sebagaimana firman Allah :

ٰۤ ُ ْ ُ
‫ك لَهُ ُم ااْل َ ْم ُن َوهُ ْم ُّم ْهتَ ُد ْو َن‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫اَلَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا َولَ ْم يَ ْلبِس ُْٓوا اِ ْي َمانَهُ ْم بِظل ٍم ا‬
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezhaliman
(syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat
petunjuk.” (QS. Al An’aam:82).

1
Kehidupan sosial merupakan suatu batasan atau sistem yang memiliki nilai-nilai dan
prinsip sebagai peraturan yang mengatur kehidupan masyarakat. Dalam ilmu tauhid diajarkan
untuk bersikap peduli terhadap orang lain dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung
dalam Al-Qur’an dan hadist, dengan maksud tidak hanya mementingkan diri sendiri. Karena
dalam ilmu tauhid tidak dianjurkan atau dibenarkan memiliki perilaku egois. Dalam ilmu
tauhid seorang muslim dianjurkan untuk senantiasa bertauhid kepada Allah denagn cara
beribadah hanya karena Allah. Jika seseorang beribadah hanya kepada Allah maka tidak ada
keraguan dalam hati dan pikirannya dalam hidupnya melainkan ketenangan. Penerapan ilmu
tauhid dalam hidup bersosialisasi telah dilakukan pada jaman Nabi, pada masa Nabi Adam
tauhid sudah diterapkan kepada istri dan anak cucunya untuk bertauhid hanya kepada Allah,
begitu pula yang dilakukan oleh nabi-nabi setelahnya. Sehingga sosialisasi tauhid yang tertata
tergantung pada seorang pemimpin yang melanjutkan sampai nabi wafat, setelah nabi adam
wafat tatanan sosial mulai kacau dan diutus Nabi Nuh untuk meneruskan apa yang dilakukan
Nabi Adam hingga kembali stabil namun setelah wafatnya Nabi Nuh kembali terjadi
kekacauan pada tatanan sosial hingga diutusnya Nabi Ibrahim. Hingga berlanjut sampai ke
Nabi Muhammad SAW. Beliau membawa risalah dan tauhid untuk umat manusia, serta
mengajak untuk mengesakan Allah SWT, ajaran ini terus berkembang hingga saat ini. Setelah
Nabi Muhammad SAW wafat pemerintahan dipegang oleh para khulafaurrosyidin, kemudian
dipegang oleh Bani Umayyah, Kemudian Bani Abbasiyah. Pada jaman saat ini terjadi
perbedaan jalan ketuhanan karena ragam kebudayaan di masyarakat berpengaruh terhadap
kepercayaan dan keyakinan masyarakat dalam kehidupan sosial. Sedangkan sudah jelas
bahwa hanya Allah lah tuhan yang satu-satunya, dan setiap yang berwujud adalah makhluk
dan kedua aturan kebenaran ini saling berkaitan, sehingga semua makhluk memiliki
kedudukan bersama. Sebab timbulnya kepercayaan terhadap tuhan adalah adanya
kepercayaan roh-roh yang dapat berpindah dari satu tubuh ke tubuh, tubuh manusia maupun
hewan. Kemudian ada beberapa agama yang mendewakan bintang sedangkan ada banyak
hewan dan manusia di dunia ini, sehingga muncullah pemikiran mencari tentang siapa yang
patut untuk disembah diantara semua itu. Setelah itu mereka bertuhan pada satu dzat. Yaitu
semua yang menciptakan semua ini ialah Allah SWT, Tuhan yang paling dianggap maha esa
tempat mereka berlindung dari bahaya dan memohon pertolongan.
Setiap orang muslim diharuskan untuk menuntut ilmu tauhid yang pada dasarnya
sebagai pondasi hidup. Ilmu tauhid adalah bagian dari agama yang tidak dipisahkan, dalam
mencari ilmu tauhid menjadi suatu nilai yang tinggi di bandingkan ibadah lainnya. Ilmu
tauhid dalam kehidupan sosial memiliki beberapa peran antara lain yang Pertama,

2
membentuk aqidah masyarakat. Ilmu tauhid inti dalam pembahasannya mengenai aqidah
yang artinya suatu pendapat dan fikiran yang mempengaruhi jiwa manusia sendiri,
dipertahankan dan I’tikod bahwa itu adalah kebenaran yang harus dipertahankan dan
dikembangkan. Dalam ilmu tauhid agama menghendaki umatnya untuk memenuhi
kebutuhnannya dalam hal yang wajar dan baik dalam kehidupan tanpa mendzalimi orang lain
dan diri sendiri. Hubungan sosial masyarakat adalah suatu hal yang pasti terjadi dalam
kehidupan manusia, Relevensi agama sebagian besar menyangkut sebagian sosial
keagamaan. Ada beberapa aspek pribadi yang diatur didalamnya seperti Zakat dan Haji jelas
memiliki aspek sosial yang kuat. Kultur agama akan senantiasa terbentuk bila muslim dalam
memegang aqidah-aqidah islam dengan kuat dan baik dalam menerapkannya dalam tatanan
kemasyarakatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa tantangan tauhid dalam membangun masyarakat?
2. Bagaimana definisi tauhid sebagai fondasi hidup bermasyarakat?
3. Apa saja ciri-ciri masyarakat yang bertauhid?
4. Apa saja langkah-langkah dalam membangun masyarakat yang berbasis tauhid?
5. Jelaskan profil masyarakat dengan tauhid yang kokoh!

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui tauhid dalam membangun masyarakat
2. Untuk mengetahui penjelasan tauhid sebagai fondasi hidup dalam bermasyarakat
3. Untuk mengetahui ciri-ciri dari masyarakat yang bertauhid
4. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam membangun masyarakat yang berbasis
tauhid
5. Untuk mengetahui profil dari masyarakat dengan tauhid yang kokoh

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tantangan Tauhid dalam Membangun Masyarakat

Tauhid dengan segala nilai yang dikandungnya mendapatkan tantangan yang cukup
besar. Dimana konsep tauhid tidak cukup hanya dipahami sebagai doktrin semata, tanpa
dihubungkan dengan persoalan-persoalan yang terjadi pada zaman ini. Sebagai muslim,
tidaklah cukup kalimat tauhid tersebut hanya dinyatakan dalam bentuk ucapan lisan semata,
tetapi juga harus diyakini dalam hati dan dilanjutkan dengan perbuatan dan amalan baik.
Seperti dalil berikut :

ٓ
َ‫س ٓو ۟ا ِإي ٰ َمنَ ُهم بِظُ ْل ٍم ُأ ۟و ٰلَِئ َك لَ ُه ُم ٱَأْل ْمنُ َوهُم ُّم ْهتَدُون‬ ۟ ُ‫ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
ُ ِ‫وا َولَ ْم يَ ْلب‬

Artinya: Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-
orang yang mendapat petunjuk (QS Al-An’am : 82)

Karena di Indonesia mayoritas penduduknya beragama muslim, maka implementasi


sikap hidup tauhid sangatlah dituntut dari setiap muslim dalam menyehatkan kehidupan dan
memberdayakan rakyat di berbagai aspek kehidupan baik di bidang politik, ekonomi, budaya,
maupun aspek kehidupan penting lainnya.

Umat Islam secara kolektif, orang-orang yang beragama Islam ditunjuk untuk menjadi
teladan yang baik dalam mempraktekkan kehidupan dan membentuk bangunan sosial yang
shalih, sebagai pancaran sikap hidup tauhid. Tidak jarang terjadi kecenderungan, secara
formal seseorang itu bertauhid, dalam artian tidak menjadi musyrik, tetapi dalam kehidupan
sosialnya mempraktekkan hal-hal yang bertentangan dengan esensi dan makna tauhid.

Perubahan dan perkembangan zaman juga sangat berpengaruh terhadap eksistensi


tauhid dalam bermasyarakat. Globalisasi dan kemajuan iptek membuat siapa saja mudah

4
mengakses informasi dan pemahaman dari segala penjuru dunia, serta terjadilah percampuran
budaya dan paham akan ketauhidan itu sendiri. Bagi masyarakat yang bisa memilah, iman
dan ketauhidannya tidak akan terpengaruh, begitu juga sebaliknya. Masyarakat yang mudah
goyah imannya, tentu saja akan dengan mudah terbawa arus. Oleh karena itu sebagai
masyarakat Islami kita hendaknya berhati-hati dalam mengikuti arus perkembangan zaman.
Bersikap dinamis dan fleksibel boleh saja, tetapi rasa takut dan percaya akan adanya Allah
SWT juga harus selalu tertanam dalam hati. Menjadi masyarakat yang bertauhid bukan
berarti menjadi masyarakat yang kaku, dan hendaknya selalu berdo’a kepada Allah SWT agar
dapat selalu diluluhkan hatinya saat mengingat Allah SWT serta memiliki iman yang kuat.

2.2 Tauhid Sebagai Fondasi Hidup Bermasyarakat

Masyarakat Islami ialah masyarakat yang sumber hukum dan peraturan-peraturannya,


serta akhlak dan akidahnya bertumpu di atas akidah dan ideologi yang khas, yakni Islam.
Sehingga masyarakat Islam menjadikan Islam sebagai konsep hidupnya, sumber hukumnya,
konstitusi pemerintahannya, dalam seluruh aspek kehidupan baik dari segi material maupun
spiritual serta hubungan individual hingga komunal sampai tingkat nasional hingga
internasional. Walaupun begitu, masyarakat Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai
toleransi antar pemeluk agama selain Islam karena pada hakikatnya hubungan antara
masyarakat Muslim dengan yang bukan sepenuhnya ditegakkan atas dasar keadilan, toleransi,
kebaikan dan kasih-sayang. Masyarakat Islam hidup bersama dalam dekapan nilai-nilai
ajaran agama Islam yang suci tidak menafikan bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Sebagaimana tercantum dalam dalil berikut :

m‫ِئ َل‬m‫ ا‬mَ‫ ب‬mَ‫ ق‬m‫و‬mَ m‫ا‬mً‫ب‬m‫ و‬m‫ ُع‬m‫ ُش‬m‫ ْم‬m‫ ُك‬m‫ا‬mَ‫ ن‬m‫ ْل‬m‫ َع‬m‫ َج‬m‫ َو‬m‫ى‬mٰ mَ‫ ث‬m‫ ُأ ْن‬m‫و‬mَ mٍ‫ ر‬m‫ َك‬m‫ َذ‬m‫ن‬mْ m‫ ِم‬m‫ ْم‬m‫ ُك‬m‫ ا‬mَ‫ ن‬m‫ ْق‬mَ‫ ل‬m‫خ‬mَ m‫ا‬mَّ‫ ِإ ن‬m‫س‬
ُ m‫ا‬mَّ‫ن‬m‫ل‬m‫ ا‬m‫ا‬mَ‫ ه‬m‫ َأ ُّي‬m‫ا‬mَ‫ي‬

m‫ ٌر‬m‫ِ ي‬m‫ ب‬m‫ َخ‬m‫ ٌم‬m‫ِ ي‬m‫ ل‬m‫ َع‬mَ ‫ هَّللا‬m‫ ِإ َّن‬mۚ m‫ ْم‬m‫ ُك‬m‫ ا‬mَ‫ ق‬m‫ هَّللا ِ َأ ْت‬m‫ َد‬m‫ِع ْن‬m m‫ ْم‬m‫ ُك‬m‫ َم‬m‫ر‬mَ m‫ َأ ْك‬m‫ ِإ َّن‬mۚ m‫ا‬m‫و‬mُ‫ ف‬m‫ر‬mَ m‫ ا‬m‫ َع‬mَ‫ِ ت‬m‫ل‬

Artinya : Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (QS. Al-Hujurat :
13)

5
Sebagaimana gedung pencakar langit yang menjulang tinggi ke angkasa
membutuhkan fondasi yang kokoh, tauhid juga harus menjadi fondasi agar bangunan
keislaman tidak mudah goyah diterpa berbagai rintangan. Jika fondasi keislaman seseorang
tidak benar dan rapuh, keislamannya pun tidak kuat dan tidak akan bertahan lama. Apalagi
jika fondasi tauhid sebagai landasan utama dikorupsi dengan praktek syirik, maka seketika itu
juga runtuh seluruh bangunan keislaman. Hal ini menujukkan bahwa fondasi keislaman
adalah hal yang sangat penting bagi siapa saja yang ingin menjadi seorang muslim yang
benar di mata Allah.

Penerapan tauhid dalam diri untuk mencapai ridha Allah SWT dengan cara beriman
kepada Allah, artinya ialah mengakui, mempercayai atau meyakini bahwa Allah itu ada, dan
bersifat dengan segala sifat yang baik dan maha suci dari segala sifat yang buruk. Tidak
cukup hanya sekedar percaya kepada akan adanya Allah, melainkan sekaligus juga harus
diikuti dengan beribadah atau mengabdi kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari, yang
realisasinya berupa mengamalkan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah.
Tidak mempersekutukan Allah swt, Mempersekutukan artinya tidak menyembah Tuhan
selain Allah SWT. Perbuatan mempersekutukan tersebut dinamakan syirik, dan orang yang
melakukannya dinamakan musyrik. Syirik merupakan dosa besar di samping dosa-dosa besar
yang lainnya, seperti durhaka pada orangtua, takabur, dan lain sebagainnya. Syirik
merupakan dosa besar, bahkan derajatnya terletak di atas dosa-dosa besar yang lain. Karena
itu syirik merupakan hal yang paling berbahaya dan paling dikutuk oleh Allah, bahkan syirik
merupakan dosa yang tidak diampuni.

َ ‫ُوح ٰى ِإ َليَّ َأ َّن َما ِإ ٰ َل ُه ُك ْم ِإ ٰ َل ٌه َوا ِح ٌد ۖ َف َمنْ َك‬


‫ان َيرْ جُو لِ َقا َء‬ َ ‫قُ ْل ِإ َّن َما َأ َنا َب َش ٌر م ِْثلُ ُك ْم ي‬
١١٠ ﴿ ‫صالِحً ا َواَل ُي ْش ِركْ ِب ِع َبادَ ِة َر ِّب ِه َأ َح ًدا‬ َ ‫﴾ َر ِّب ِه َف ْل َيعْ َم ْل َع َماًل‬

Artinya : Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan
kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa
mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh

6
dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya". (QS.
Al-Kahf : 110)

2.3 Ciri-Ciri Masyarakat yang Bertauhid

- Selalu mengingat dan memohon ampun kepada Allah


- Ditimpa musibah maupun nikmat tetap bersyukur
- Tidak mencintai kehidupan dunia dengan berlebihan
- Cinta damai dan mudah memaafkan
- Dapat dipercaya jika diberi amanah

2.4 Langkah-Langkah dalam Membangun Masyarakat yang Berbasis Tauhid

• Ta’aruf (saling mengenal dan memahami)


• Ta’awun (saling tolong menolong antar sesama)
• Tafahum (saling menghormati dan menghargai sesama manusia)
• Fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam hal kebaikan)
• Ishlah (alat untuk membangun jembatan antara dua pihak atau lebih yang terlibat
ketegangan, perselisihan, atau konflik sosial)

2.5 Profil Masyarakat dengan Tauhid yang Kokoh

- Islam mengajarkan agar setiap muslim menjalin persaudaraan dan kebaikan dengan sesama
dengan memelihara hak dan kewajiban baik dengan sesama muslim maupun dengan non
muslim dalam hubungan ketetanggaan.

- Bersikap baik dan adil dalam bertetangga dan bermasyarakat walau berbeda keyakinan

- Melaksanakan gerakan jamaah dan dakwah jamaah sebagai wujud dari melaksanakan
dakwah Islam di tengah-tengah masyarakat untuk perbaikan hidup baik lahir maupun batin
sehingga dapat mencapai cita-cita masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

7
‫ر َّواُ ْن ٰثى‬mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
ٍ ‫ا النَّاسُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك‬mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmَ‫ٰيٓاَيُّه‬

‫ َو َج َع ْل ٰن‬mmmm,,pk,pl]p;,l,;l,l;,;,;ُ‫ْوبًا وَّ َق َب ۤا ِٕى َل ِل‬


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam ilmu tauhid diajarkan untuk bersikap peduli terhadap orang lain dan
mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadist, dengan maksud tidak
hanya mementingkan diri sendiri. Penerapan ilmu tauhid dalam hidup bersosialisasi telah
dilakukan pada jaman Nabi, pada masa Nabi Adam tauhid sudah diterapkan kepada istri dan
anak cucunya untuk bertauhid hanya kepada Allah, begitu pula yang dilakukan oleh nabi-nabi
setelahnya. Sehingga sosialisasi tauhid yang tertata tergantung pada seorang pemimpin yang
melanjutkan sampai nabi wafat, setelah Nabi Adam wafat tatanan sosial mulai kacau dan
diutus Nabi Nuh untuk meneruskan apa yang dilakukan Nabi Adam hingga kembali stabil
namun setelah wafatnya Nabi Nuh kembali terjadi kekacauan pada tatanan sosial hingga
diutusnya Nabi Ibrahim. Sedangkan sudah jelas bahwa hanya Allah-lah tuhan yang satu-
satunya, dan setiap yang berwujud adalah makhluk dan kedua aturan kebenaran ini saling
berkaitan, sehingga semua makhluk memiliki kedudukan bersama. Ilmu tauhid inti dalam
pembahasannya mengenai aqidah yang artinya suatu pendapat dan fikiran yang
mempengaruhi jiwa manusia sendiri, dipertahankan dan i’tikad bahwa itu adalah kebenaran
yang harus dipertahankan dan dikembangkan. Dalam ilmu tauhid agama menghendaki
umatnya untuk memenuhi kebutuhannya dalam hal yang wajar dan baik dalam kehidupan
tanpa mendzalimi orang lain dan diri sendiri.

3.2 Saran
Diharapkan dengan makalah ini mahasiswa dapat menambah pengetahuan mahasiswa
tentang implementasi tauhid dalam bermasyarakat.

8
Daftar Pustaka

1. Tesis “Implementasi Pembelajaran Tauhid dan Entrepreneur di Yogyakarta


2. MEMBUMIKAN TAUHID KONSEP DAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL https://digilib.unuja.ac.id/index.php?p=show_detail&id=14229
3. PENERAPAN TAUHID DALAM DIRI UNTUK MENCAPAI RIDHO ALLAH
https://repository.staini.ac.id/uploads/103-Article_Text-278-1-10-20220201.pdf
4. HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU TAUHID

Anda mungkin juga menyukai