Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEDUDUKAN AKHLAK

Oleh:

Megi Reinaldi(23701006)

Dosen Pengampu:

Dr. Ngadri Yusro,M.Ag

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP (IAIN) CURUP

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga saya dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa saya
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari seluruh komponen yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah yang berjudul “KEDUDUKAN
AKHLAK”
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman saya, saya yakin dalam pembuatan makalah kali ini masih banyak
ditemukan kekurangan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.dan saya
mengucapkan terimakasih kepada dosen pengajar.

Curup, Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................
1. Pengertian Akhlak.......................................................................... 4
2. Kaitan Akhlak Dengan Aqidah...................................................... 4
3. Kaitan Akhlak Dengan Ibadah....................................................... 5
4. Kaitan Akhlak Dalam Sehari-Hari............................................... 6
BAB III PENUTUP...............................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................. 8
B. Saran............................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam keseluruhan ajaran Islam, Akhlaq menempati kedudukan yang istimewa


dan sangat penting. Ajaran akhlaq dalam Islam sesuai dengan fitrah manusia.
Manusia akan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, bukan semu bila mengikuti
nilai- nilai kebaikan yang diajarkan oleh Al-Qur’an dan sunnah, dua sumber
akhlaq dalam Islam. Akhlaq Islam benar- benar memelihara eksistensi manusia
sebagai makhluk terhormat, sesuai dengan fitrahnya itu,Ajaran akhlaq
menemukan bentuknya yang sempurna pada agama Islam dengan titik pangkalnya
pada Tuhan dan akal manusia. Agama Islam pada intinya mengajak manuusia
agar percaya kepada Tuhan dan mengakuinya bahwa Dialah Pencipta, Pemilik,
Pemelihara, Pelindung , Pemberi Rahmat, Pengasih dan Penyayang terhadap
segala makhluknya. Segala apa yang ada di dunia ini, dari gejala-gejala yang
bermacam-macam dan segala makhluk yang beraneka warna, dari biji dan
binatang yang melata di bumi sampai kepada langit yang berlapis semuanya milik
Tuhan, dan diatur oleh-Nya.

Selain, itu agama Islam juga mengandung jalan hidup manusia yang paling
sempurna dan memuat ajaran yang menuntun umat kepada kebahagiaan dan
kesejahtraan. Semua ini terkandung dalam ajaran Al-Qur’an yang diturunkan
Allah dan ajaran sunnah yang didatangkan dari Nabi Muhammad SAW.

Beriman kepada Allh dan beribadah kepada-Nya merupakan hubungan antara


manusia dengan Allah. Maka akhlaq pertama kali berkaitan dengan hubungan
mu’amalah manusia dengan manusia lain, baik secara perseorangan ataupun
secara perkelompok. Tetapi perlu diingat bahwa akhlaq tidak terbatas pada
hubungan manusia dengan manusia lain, tetapi lebih dari itu, juga mengatur
hubungan manusia dengan segala yang terdapat dalam wujud dan kehidupan ini,
maka lebih dari itu mengatur hubungan antara manusia dengan Allah.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian akhlak?

2. Kaitan akhlak dengan aqidah?

3. Kaitan akhlak dengan ibadah?

4. Kaitan akhlak dalam sehari-hari?

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian akhlak

Kata akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari kata khuluqun yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.Istilah akhlak mempunyai
sinonim dengan etika dan moral, etika dan moral berasal dari bahasa latin yang
berasal dari kata etos maknanya kebiasaan, dan mores artinya kebiasannya. Kata
akhlak berasal dari kata kerja khalaqa yang artinya menciptakan. Khaliq
maknanya pencipta atau Tuhan dan makhluq artinya yang diciptakan, sedangkan
khalaq maknanya penciptaan. Kata khalaqa yang mempunyai kata yang seakar
diatas mengandung maksud bahwa akhlak merupakan jalinan yang mengikat atas
kehendak Tuhan dan manusia. Pada makna lain kata akhlak dapat diartikan tata
perilaku seseorang terhadap orang lain. Jika prilaku ataupun tindakan tersebut
didasarkan atas kehendak Khaliq (Tuhan) maka hal itu disebut sebagai akhlak
hakiki1

2.Kaitan akhlak dengan aqidah

Aqidah merupakan bentuk keyakinan yang funda-mental yang harus


dimiliki oleh seorang muslim, hubungan aqidah dengan akhlak tidak dapat
dipisahkan, karena keduanya bagaikan satu pohon, aqidah laksana akar,
sedangkan batang, ranting, daun dan buah laksana akhlak. Untuk itu, pohon akan
mudah tumbang apabila akarnya rapuh. Secara filosofis aqidah dan akhlak laksana
sebuah bangunan, kokoh tidaknya suatu ba-ngunan, ditentukan oleh paodasinya,
dalam konteks ini, pondasi laksana aqidah. Uraian tersebut menggambarkan,
bahwa akhlak adalah cerminan aqidah, untuk itu, semakin baik aqidah seseorang
maka akan tergambar pula pada kemuliaan akhlaknya. Hal itu searah dengan hadis
Nabi saw: Dari Abi Huraerah, Rasulullah saw bersabda, orang muk min yang
sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya.... (Riwayat, At-Tirmidzi)
Hubungan aqidah dengan akhlak dalam pendekatan sufistik digambarkan oleh

1
Akhyar, Akhlak (Pekanbaru: LPPM uin Suska Riau, 2014),1

6
Imam Muhammad Al-Gazali bahwa aqidah atau iman yang kuat mewujudkan
akhlaqulkarimah, sedangkan iman yang lemah mewujud-kan akhlak yang jahat
dan buruk

Berdasar uraian di atas maka dapat dipahami, bahwa untuk bisa


mewujudkan akhlak yang terpuji bagi seorang muslim dalam kehidupannya, maka
pembinaan aqidah menjadi sangat penting untuk ditanamkan kepa-da setiap orang
sejak masih kanak-kanak. Oleh sebab itu, setiap bayi yang baru lahir disunnahkan
untuk diazankan di arah telinga kanannya, dan iqamatkan di arah telinga kirinya,
hal itu merupakan bentuk penyentuhan aqidah sejak dini2

3.Kaitan akhlak dengan ibadah

Shalat yang merupakan ibadah harian yang paling utama dalam kehidupan
seorang muslim memiliki fungsi yang sangat mulia dalam pembentukan motivasi
dan kontrol internal pribadi dan dalam pembinaan jiwa keagamaan3.Demikian
pula shalat merupakan pembinaan akhlak bagi setiap muslim dimana ia meminta
pertolongan pada Allah SWT dalam menghadapi penderitaan hidup4

Zakat yang merupakan suatu ibadah yang digabungkan al-Quran dengan


shalat bukanlah hanya sekedar pajak finansial yang dipungut dari orang-orang
kaya untuk dibayarkan kepada kaum dhu'afa. Ia sesungguhnya merupakan sebuah
sarana pensucian dan pemberkatan dalam pembinaan akhlak, sebagaimana ia
merupakan sebuah sarana pendapatan dan pengembangan harta kekayaan dalam
dunia materi5

Puasa dalam Islam dimaksudkan untuk penggemblengan (pelatihan) jiwa


agar dapat menahan diri dari hawa nafsunya dan merupakan revolusi terhadap
adat kebiasaannya. Dengan kata lain, puasa mempersiapkan jiwa untuk ketaqwaan
yang merupakan akumulasi akhlak Islam6

2
Prof.Dr.H.Syarifuddin Ondeng, M.Ag. Akidah Akhlak 2007, Hal 2-3.
3
QS al-'Ankabut [29:45]
4
QS al-Baqarah {2:153]
5
QS al-Taubah [9:103]
6
1 QS al-Baqarah [2:183]

7
Hajji dalam Islam merupakan pelatihan bagi seorang muslim pada
pensucian diri (tathahhur), melepaskan diri dari segala ikatan selain Allah
(tajarud), dan bersikap mulia untuk menjauh dari gemerlap dan glamor kehidupan,
dari pertikaian dan pertarungannya. Oleh karena itu haji diwajibkan dalam Islam
untuk ihram (mengenakan pakaian ihram) agar supaya seorang muslim memasuki
suatu kehidupan yang tonggaktonggaknya adalah kesahajaan, ketawadhu'an
(kerendahan hati), perdamaian, keseriusan, zuhud (tidak tama') dalam penampilan
kehidupan dunia7

Manakala ibadah-ibadah tersebut kehilangan makna ini dan tidak merealisasikan


tujuan ini berarti ia telah kehilangan makna esensi dan fungsinya, sehingga
menjadi seonggok mayat tanpa ruh (nyawa)

4.Kaitan akhlak dalam sehari-hari

Islam mengajarkan agar manusia menjaga diri meliputi jasmani dan


rohani. Organ tubuh kita harus dipelihara dengan memberikan konsumsi makanan
yang halal dan baik. Apabila kita memakan makanan yang tidak halal dan tidak
baik, berarti kita telah merusak diri sendiri. Akal kita juga perlu dipelihara dan
dijaga agar tertutup oleh pikiran kotor. Jiwa harus disucikan agar menjadi orang
yang beruntung. Sebagaimana Firman Allah dalam Q.S Asy - Syam [91] : 9-10 :
Artinya : “ Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa. Dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” . Kemudian menahan
pandangan dan memelihara kemaluan juga termasuk berakhlak terhadap diri
sendiri. Sebagaimana Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya sebilangan ahli
neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi yang telanjang yang
condong kepada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat.
Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya”. ( H.R.Bukhari
dan Muslim )“Bahwa anak perempuan apabila telah cukup umurnya, maka
mereka tidak boleh dilihat akan dia melainkan mukanya dan kedua telapak
tangannya hingga pergelangan” (H.R. Abu Daud) Memang berat untuk
mengenakan busana Muslimah yang baik dan sesuai ajaran Islam. Karena
mungkin busana muslim yang baik itu seperti ibu-ibu, tidak modis, tidak seksi,
7
QS. Al-Baqarah [2:197]

8
dan sebagainya tetapi itulah yang benar. Dan pada saat ini sudah banyak busana
muslim yang baik dan tetap terlihat modis dan anggun.Tetapi juga harus diingat
jangan berlebihan. Ajaran islam tentang menjaga kehormatan diri baik laki-laki
maupun perempuan ini sungguh suci dan mulia. Tidak ada ajaran agama lain yang
mengatur demikian cermatnya.Jikaini dilaksanakan, tidak mungkin ada perzinaan,
prostitusi, dan perselingkuhan suami istri. Orang islam tidak boleh hina dina,
tetapi sebaliknya harus suci dan mulia. Berakhlak Terhadap Diri Sendiri antara
lain :

 Setia ( al-Amanah ), yaitu sikap pribadi yang setia, tulus hati dan jujur
dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya, baik berupa
harta, rahasia, kewajiban, atau kepercayaan lainnya.
 Benar ( as-Shidqatu ), yaitu berlaku benar dan jujur baik dalam perkataan
maupun perbuatan.
 Adil ( al-‘adlu ), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya.
 Malu ( al-Haya ), yaitu malu terhadap Allah dan diri sendiri dari perbuatan
melanggar perintah Allah
 Memelihara kesucian ( al-Ifafah ), yaitu menjaga dan memelihara kesucian
dan kehormatan diri dari tindakan tercela, fitnah dan perbuatan yang dapat
mengotori dirinya
 Keberanian ( as-Syajaah ), yaitu sikap mental yang menguasai hawa nafsu
dan berbuat semestinya.
 Kekuatan ( al-Quwwah ), yaitu kekuatan fisik, jiwa atau semangat dan
pikiran atau kecerdasan.
 Kesabaran ( ash-Shabrul ), yaitu sabar ketika ditimpa musibah dan dalam
mengerjakan sesuatu.
 Kasih Sayang ( ar-Rahman ), yaitu sifat mengasihi terhadap diri sendiri,
orang lain dan sesama makhluk.
 Hemat ( al-iqtishad ) yaitu tidak boros terhadap harta, hemat tenaga dan
waktu8
8
Rahmat djatnika, 2005, Sistem Ethika Islami (Akhlak Mulia), Pustaka Panjimas, Jakarta.

9
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas kiranya dapat kita simpulkan bahwa pendidikan
akhlak adalah ikhtiar atau usaha manusia dewasa untuk mengarahkan peserta
didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah Ta’ala dan berakhlak
karimah. Akhlak tidak jarang lagi diucapkan dalam kehidupan masyarakat dan
semua masyarakat pasti sudah tau apa itu akhlak, namun jarang sekali masyarakat
tau definisi akhlak menurut ilmiah maupun ulama. Kata akhlak pasti berhubungan
dengan tingkah laku manusia. Lebih mudah pembaca memahami maka kata
akhlak di artikan secara bahasa maupun istilah

B. Saran
Setiap akhlak perilaku seseorang akan menjadi baik jika diusahakan
pembentuknya. Usaha tersebut dapat ditempuh dengan belajar dan berlatih
melakukan perilaku akhlak yang mulia. Selain itu juga harus ada pemahaman
yang benar tentang ilmu mana akhlak baik dan akhlak buruk.

10
DAFTAR PUSTAKA

Akhyar, Akhlak (Pekanbaru: LPPM uin Suska Riau, 2014),1


Prof.Dr.H.Syarifuddin Ondeng, M.Ag. Akidah Akhlak 2007, Hal 2-3.
Al Quran Dan Terjemanya.
Rahmat djatnika, 2005, Sistem Ethika Islami (Akhlak Mulia), Pustaka Panjimas,
Jakarta.

11
12

Anda mungkin juga menyukai