Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MAKNA ISLAM, JENIS DAN METODE


MEMAHAMI ISLAM

Oleh:

Anih Syapa‟ah 2286206068

PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP NU INDRAMAYU
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Makna Islam, Jenis Dan Metode
Memahami Islam” yang disusun untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia. Kami selaku penyusun makalah menyadari sepenuhnya, bahwa tugas
ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya. Hal ini dikarenakan
keterbatasan waktu, pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki oleh kami. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk
perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini, kami selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini. Semoga Allah
SWT dapat membalas amal kebaikannya. Dengan segala pengharapan dan doa semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca
umumnya.

Indramayu, 27 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

2.1 Pengertian Metode ......................................................................................... 2

2.2 Makna islam .................................................................................................. 2

2.3 Tujuan memahami islam ............................................................................... 2

2.4 Metode Memahami islam .............................................................................. 4

BAB III PENUTUP................................................................................................. 8

3.1 Simpulan ........................................................................................................ 8

3.2 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam merupakan agama yang sangat kompleks. Sehingga dalam memahaminya pun dibutuhkan
cara yang tepat agar dapat tercapai suatu pemahaman yang utuh mengenai agama Islam. Sejak Islam
masuk di Indonesia pertama kali sampai saat ini telah timbul berbagai macam pemahaman yang
berbeda mengenai Islam. Sehingga dibutuhkanlah penguasaan tentang cara-cara yang digunakan
dalam memahami ajaran Islam.

Maka tugas kita adalah berusaha secara sungguh-sungguh untuk memahami kedua sumber pokok
ajaran islam itu. Jika kita sudah pahami dengan baik maka akan terasa sekali bahwa kitab Alquran
dan Al-Sunnah itu betul-betul penuntun jalan kehidupan yang terbaik. Demikian itulah yang oleh
nabi Muhammad saw pernah dinyatakan bahwa “Kutinggalkan untuk kamu dua pusaka, tidaklah
kamu akan tersesat selama-lamanya, selama kamu masih berpegang kepada keduanya, yaitu
Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya”.

[‫ئ دة‬ /3]


“ Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kalian agama kalian dan telah Ku-cukupkan kepada
kalian nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam itu jadi agama bagi kalian ” [Al-Ma'idah : 3] Ayat ini
turun menjelang wafatnya Rasulullah Shallahu „alaihi wa Sallam. Pada tanggal 9 Dzulhijjah ketika
hajjatul wada‟ (haji penghabisan/ perpisahan) Rasulullah Shallahu „alaihi wa Sallam. Ayat ini turun
di padang „Arafah, yang kemudian para sahabat memahami bahwa Rasulullah Shallahu „alaihi wa
Sallam akan berpisah dengan turunnya ayat ini

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa makna memahami Islam?
b. Apa Tujuan memahami Islam?
c. Bagaimana metode memahami Islam?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui makna memahami Islam.
b. Mengetahui Tujuan memahami Islam.
c. Mengetahui metode memahami Islam

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian metode


Menurut bahasa (etimologi), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta (sepanjang), hodos
(jalan). Jadi, metode adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang di tempuh dalam
suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Metode berarti ilmu cara menyampaikan
sesuatu kepada orang lain. Metode juga disebut pengajaran atau penelitian.

Menurut istilah (terminologi), metode adalah ajaran yang memberi uraian, penjelasan, dan
penentuan nilai. Metode biasa digunakan dalam penyelidikan keilmuan.

Metode adalah suatu ilmu yang memberi pengajaran tentang sistem dan langkah yang harus
ditempuh dalam mencapai suatu penyelidikan keilmuan. Metode juga dapat diartikan sebagai
cabang logika yang merumuskan dan menganalisis prinsip-prinsip yang tercakup dalam menarik
kesimpulan logis untuk membuat konsep.

2.2 Makna Islam


Secara etimologis, kata “islam” berasal dari tiga akar kata, yaitu:
 Aslama artinya berserah diri atau tunduk patuh, yakni berserah diri atau tunduk patuh pada
aturan-aturan hidup yang ditetapkan oleh Allah Swt.
 Salam artinya damai atau kedamaian, yakni menciptakan rasa damai dalam hidup
(kedamaian jiwa atau ruh).
 Salamah artinya keselamatan, yakni menempuh jalan yang selamat dengan mengamalkan
aturan-aturan hidup yang ditetapkan oleh Allah Swt.

2.3 Tujuan Memahami Islam

Para ulama sepakat bahwa tujuan didatangkannya syari‟ah islam adalah untuk menjaga kelima hal
berikut, yaitu :

a. Menjaga dan memelihara agama, hal ini didasarkan oleh :


 Perlunya melahirkan ulama.

Para Nabi boleh wafat, tapi ajaran islam tidak boleh mati. Pemandu islam harus selalu hadir di
tengah-tengah masyarakat. Para ulama itulah yang menjadi pemuka dan pemandu islam di tengah-

2
tengah masyarakat sepanjang jaman. Implikasinya adalah kita wajib menyelenggarakan pendidikan
bagi para calon ulama.

 Membudayakan gerakan belajar agama

Di tingkat lokal dan institusional kita perlu membudayakan belajar agama sepanjang hayat. Kita
wajib menyelenggarakan pengajaran agama dimana-mana, di rumah, di mesjid, di kantor, di
kampus, dan lain-lain.

 Perlunya menguasai ilmu-ilmu dasar islam

Para ahli dan praktisi pendidikan islam telah mengembangkan studi paket ilmu-ilmu dasar
keislaman. Dengan berbekal ilmu tersebut, diharapkan nantinya kita dapat mengembangkan sendiri
ilmu-ilmu tersebut.

 Ilmu yang fardhu ‘ain

Termasuk ke dalam ilmu ini adalah pengetahuan mengenai tauhid yang benar, zat dan sifat-sifat
Allah, cara beribadah yang benar, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan halal dan haram.

 Melaksanakan kewajiban agama

Mari kita dengar sabda Nabi saw. Kata beliau, yang membedakan antara orang islam dan bukan
adalah tarkush-shalat (meninggalkan shalat). Dalam hadits yang lain disebutkan ash-shalatu
‘imaduddin (shalat itu adalah tiang agama). Dalam hadits lainnya juga disebutkan bahwa amal-amal
manusia dihitung setelah terlebih dahulu diperiksa shalatnya. Jadi, ciri pertama dan utama orang
islam adalah mendirikan shalat. Orang yang mendirikan shalat sudah pasti berpuasa di bulan
ramadhan; jika punya kelebihan harta sudah pasti mengeluarkan zakat, infaq, shadaqah; dan jika
punya bekal yang cukup sudah pasti menunaikan haji dan umrah. Orang yang mendirikan shalat
akan melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

b. Menjaga dan memelihara jiwa

Anugerah Allah yang paling besar bagi manusia adalah hidup. Oleh karena itu setiap usaha
memelihara jiwa manusia sangat dihargai oleh islam. Sebaliknya, segala usaha apapun yang
merusak jiwa manusia dikutuk oleh islam. Orang yang menyelamatkan seorang nyawa manusia oleh
Allah dipandang sama dengan menyelamatkan seluruh nyawa manusia, sedangkan orang yang
membunuh seorang manusia dipandang sama dengan membunuh seluruh manusia.

3
c. Menjaga dan memelihara akal

Seruan Allah agar manusia menggunakan akal dan berpikir diulang-ulang dalam berbagai ayat dan
surat dalam Al-Qur‟an. Lalu, dengan cara apakah akal dan pikiran kita bisa berkembang? Terutama
lewat belajar. Oleh karena itu, Rasulullah saw mewajibkan belajar kepada setiap kaum muslimin.

Hikmah diturunkannya ayat pertama tentang membaca (dalam al-Qur‟an surat Al-„alaq ayat 1-5)
menunjukkan bahwa ajaran islam memang mendorong kegiatan belajar mengajar.

Terjemahan:

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan


2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

d. Menjaga dan memelihara harta

Allah Swt telah menganugerahkan rizki yang luas dan harta yang banyak bagi umat manusia. Jika
dikelola dengan benar dan adil, maka tidak akan ada seorang manusia pun di muka bumi ini yang
menghadapi kelaparan. Agama islam didatangkan dengan seperangkat ajaran yang lengkap dan
sempurna tentang pengelolaan harta. Dalam islam, pemilik mutlak harta adalah Allah Swt. Oleh
karena itulah harta harus diperoleh secara halal.

e. Menjaga dan memelihara kehormatan


Tujuan didatangkannya agama islam yang kelima adalah menjaga serta memelihara kehormatan dan
keturunan. Agama islam - sejalan dengan fitrah Allah- menghendaki agar setiap orang berkeluarga
dengan jalan pernikahan. Oleh karena itulah ajaran islam menganjurkan menikah dan
mengharamkan zina.

4
2.4 Metode Memahami Islam

Memahami berasal dari kata paham yang artinya mengerti, memaklumi dan mengetahui sesuatu hal
yang sedang diamati, didengarkan, dikerjakan ataupun sesuatu hal yang sedang terjadi.

Metode dalam memahami Islam harus dilihat dari berbagai dimensi. Dalam hubungan ini, jika kita
meninjau Islam dari satu sudut pandang saja, maka yang akan terlihat hanya satu dimensi saja dari
gejalanya yang bersegi banyak. Mungkin kita berhasil melihatnya secara tepat, namun tidak cukup
bila kita ingin memahaminya secara keseluruhan. Buktinya ialah Alqur‟an sendiri. Kitab ini
memiliki banyak dimensi, sebagiannya telah dipelajari oleh sarjana-sarjana besar sepanjang sejarah.
Satu dimensi, misalnya, mengandung aspek-aspek linguistik dan sastra Alqur‟an. Para sarjana sastra
telah mempelajarinya secara terperinci. Dimensi lain terdiri atas tema-tema filosofis dan keimanan
Alqur‟an yang menjadi bahan pemikiran bagi para filosof serta para teologi.

Ali Syari‟ati lebih lanjut mengatakan, ada berbagai cara memahami Islam. Yaitu :

1. Dengan mengenal Allah dan membandingkan-Nya dengan sesembahan agama-agama lain.


2. Dengan mempelajari kitab Alqur‟an dan membandingkannya dengan kitab-kitab samawi
lainnya.
3. Dengan mempelajari kepribadian rasul Islam dan membandingkannya dengan tokoh-tokoh
besar pembaharuan yang pernah hidup dalam sejarah.
4. Dengan mempelajari tokoh-tokoh Islam terkemuka dan membandingkannya dengan tokoh-
tokoh utama agama maupun alairan-aliran pemikiran lain.

Seluruh cara yang ditawarkan Ali Syari‟ati itu pada intinya adalah metode perbandingan
(komparasi). 7

Metode lain untuk memahami Islam yang diajukan Mukti Ali adalah metode tipologi. Metode ini
oleh banyak ahli sosiologi dianggap objektif berisi klasifikasi topik dan tema sesuai dengan tipenya,
lalu dibandingkan dengan topic dan tema yang mempunyai tipe yang sama. Dalam hal agama Islam,
juga agama-agama lain, yaitu:

a. Aspek ketuhanan
b. Aspek kenabian
c. Aspek kitab suci
d. Aspek keadaan waktu munculnya nabi, orang-orang yang di dakwahinya, dan individu-
individu terpilih yang dihasilkan oleh agama itu.
5
Selanjutnya, terdapat pula metode memahami Islam yang dikemukakan oleh Nasruddin Razzak. Ia
mengajarkan metode pemahaman Islam secara menyeluruh. Cara tersebut digunakan untuk
memahami Islam paling besar agar menjadi pemeluk agama yang mantap dan untuk menumbuhkan
sikap saling menghormati terhadap pemeluk agam lain. Metode tersebut juga di tempuh dalam
rangka menghindari kesalahfahaman yang menimbulkan sikap dan pola hidup beragama yang salah.

Untuk memahami Islam secara benar, terdapat empat cara yang tepat menurut Nasruddin Razzak,
yaitu sebagai berikut:

1. Islam harus dipelajari dari sumbernya yang asli, yaitu Alqur‟an dan sunnah Rasul.

2. Islam harus dipelajari secara integral atau secara keseluruhan.

3. Islam perlu dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar, kaum zu’ama, dan
sarjana Islam.

4. Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan normatif teologis dalam Alqur‟an kemudian
dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris dan sosologis.

Dari beberapa metode tersebut terdapat dua metode dalam memahami Islam secara garis besar,
yaitu:

1. Metode komparasi, yaitu metode memahami Islam dengan membandingkan seluruh aspek
Islam dengan agama lainnya agar tercapai pemahaman Islam yang objektif dan utuh. Dalam
komparasi tersebut terlihat jelas bahwa islam sangat berbeda dengan agama-agama lain. Intinya
Islam mengajarkan kesederhanaan dalam kehidupan dan dalam berbagai bidang.
2. Metode sintesis, yaitu metode memahami Islam dengan memadukan metode ilmiah dengan
metode logis normative.

Sedangkan menurut Ali Anwar Yusuf dalam bukunya Studi Agama Islam, terdapat tiga metode
dalam memahami agama Islam , yaitu:

1. Metode Filosofis

Filsafat adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membahas segala sesuatu dengan tujuan untuk
memperoleh pengetahuan sedalam-dalamnya sejauh jangkauan kemampuan akal manusia,
kemudian berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal dengan meneliti
akar permasalahannya. Memahami Islam melalui pendekatan filosofis ini, seseorang tidak akan
terjebak pada pengalaman agama yang bersifat formalistik, yakni mengamalkan agama dengan tidak
memiliki makna apa-apa atau kosong tanpa arti. Namun bukan pula menafikan atau menyepelekan

6
bentuk ibadah formal, tetapi ketika dia melaksanakan ibadah formal disertai dengan penjiwaan dan
penghayatan terhadap maksud dan tujuan melaksanakan ibadah tersebut.

2. Metode Historis

Metode historis ini sangat diperlukan untuk memahami Islam, karena Islam itu sendiri turun dalam
situasi yang konkret bahkan sangat berhubungan dengan kondisi sosial kemasyarakatan. Melalui
metode sejarah, seseorang diajak untuk memasuki keadaan yang sebenarnya dan hubungannya
dengan terjadinya suatu peristiwa.

3. Metode Teologi

Metode teologi dalam memahami Islam dapat diartikan sebagai upaya memahami Islam dengan
menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari satu keyakinan. Bentuk metode ini
selanjutnya berkaitan dengan pendekatan normatif, yaitu suatu pendekatan yang memandang Islam
dari segi ajarannya yang pokok dan asli dari Allah yang di dalamnya belum terdapat penalaran
pemikiran manusia.

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas ,dapat disimpulkan bahwa:

 Untuk lebih memahami makna islam, perlu dipahami pula makna taslim. Taslim (berserah
diri) ada tiga tingkatan, yaitu: Taslim fisik , Taslim akal,Taslim hati.
 Makna Memahami Islam ada 5 hal, yaitu : Menjaga dan memelihara agama, Menjaga dan
memelihara jiwa, Menjaga dan memelihara akal, Menjaga dan memelihara harta, Menjaga dan
memelihara kehormatan
 Metode adalah suatu ilmu yang memberi penjelasan tentang sistem dan langkah yang harus
ditempuh dalam mencapai suatu penyelidikan keilmuan.
 Metode dalam memahami islam ada 3 yaitu metode komparasi,metode sintesis dan Metode
menyeluruh

Daftar Pustaka

1. Abdullah, Yatimin.2006.Studi Islam Kontemporer.Jakarta:Amzah.


2. Ali,Mukti.1991.Metode Memahami Islam.Jakarta:Bulan Bintang.
3. Fanani,Muhyar.2008.Metode Studi Islam:Aplikasi Sosiologi Pengetahuan sebagai Cara
pandang.Yogyakarta:Pustaka pelajar.
4. Muhaimin dkk.1994.Dimensi-Dimensi Studi Islam.Surabaya:Karya Abditama.
5. Nata,Abuddin.2009.Metodologi Studi Islam.Jakarta:PT.Rajawali Pers.
6. www.rolisiade.blogspot.com(31-03-12).

Anda mungkin juga menyukai