Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ISLAM DAN SOSIAL


Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur dalam Mata Kuliah
STUDI ISLAM INTEGRATIF

Disusun Oleh:
LARASATI (211022012)

Dosen Pengampu:
Dr. Ahmad Zuhdi, MA

PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


KERINCI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN KERINCI
T.A.2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. atas

terselesaikannya makalah ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahlimpahkan kepada

junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Beserta seluruh keluarga, para sahabat, dan para

pengikut beliau yang setia hingga akhir zaman.Alhamdulillah wa syukurillah berkat Rahmat dan

Hidayah Allah SWT, kami dapat menyelesaikan tugas makalah STUDI ISLAM INTEGRATIF,

yang membahas tentang “ISLAM DAN SOSIAL”

Penulis menyadari tiada gading yang tak retak, sehingga penulis berharap adanya kritik

dan saran yang bersifat membangun dari pembaca budiman demi adanya peningkatan dalam

makalah kami selanjutnya.

Terlepas dari banyaknya kekurangan yang ada, penulis berharap agar isi dari makalah ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak.

“ Allahumma shalli’ala sayyidi muhammad”

SUNGAI PENUH, OKTOBER 2022

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................iii

A. Latar belakang............................... ............................... .....................iii

B. Rumusan Masalah............................... ............................... ...............iv

C. Tujuan Masalah............................... ............................... ...................iv

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................1

A. PENGERTIAN AGAMA ISLAM........................................................1

B. SOSIAL DAN AGAMA.......................................................................6

C. ISLAM MENYIKAPI PERUBAHAN SOSIAL..................................12

BAB III KESIMPULAN......................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai cir-ciri kehidupan berqabilahqabilah,

bersuku-suku dan berbangsa. Konsekuensi dari hidup, adalah interaksi yang saling

mempengaruhi. Dengan adanya interaksi antara satu individu dengan individu lainnya, antara

satu qabilah dengan qabilah lainnya, antara satu suku dengan suku yang lainnya, dan antara satu

bangsa dengan bangsa lainnya, mengharuskan adanya perubahan. Dengan dasar ini dapat

dikatakan bahwa ciri kehidupan manusia adalah dengan adanya perubahan. Bahkan dalam

sosiologi dinyatakan bahwa hakikat kehidupan adalah perubahan. Disisi lain manusia sebagai

mahluk religius, harus berkonsistensi dengan nilai-nilai agama yang dianutnya islam sebagai

agama, yang mengedepankan alquran dan assunnah nabi sebagai dasar pegangan hidupnya,

dimana keduanya telah rampung terkodifikasi kedalam mushaf. Sementara proses pe rubahan

berjalan terus, seiring berkembangnya saman. Perubahan-perubahan sosial yang terjadi itu, tidak

hanya berkaitan dengan perubahan material tetapi perubahan itu bersentuhan pula dengan nilai-

nilai keagamaan. Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah : bagaimana Islam

menyikapi perubahan sosial yang senantiasa erjadi sepanjang masa. Dengan membahas masalah

yang telah ditetapkan diatas diharapkan adanya kejelasan konsep, yang mendukung gagasan

bahwa islam dapat menyikapi perubahan sosial yang senantiasa terjadi . untuk mengungkapkan

konsep, yang mendukung gagasan bahwa islam dapat menyikapi perubahan sosial yang

senantiasa terjadi. Untuk mengungkapakan konsep tersebut, maka sistematika pembahasan

meliputi : pendahuluan, pengertian dan hakikat perubahan, perubahan sosial sebagai suatu

iii
keharusan, Islam dan perubahan sosial. Dalam rangka pembahasan masalah dipergunakan analisa

filosofi dan analisa sistem. Dengan analisa filosofis, dapat dikemukakan eksistensi manusia

sebagai mahluk sosial dan masalah esensial perubahan itu sendiri, kemudian dengan analisa

sistem, dapat dikemukakan relevansi antara kehidupan sebagai suatu sistem dan agama Islam

yang beberapa sistem. Dengan demikian akan nampak bagaimana islam menyikapi perubahan

sosial yang senantiasa terjadi.

RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam hal ini adalah

1. jelaskan definisi agama Islam?

2. bagaimana islam di kehidupan sosial ?

3. bagaimana dampak perubahan sosial bagi agama ?

B. Tujuan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka makalah ini dibuat dengan tujuan agar

pembaca mengetahui dan memahami :

1. penjelasan definisi agama Islam

2. pemahaman mengenai agama islam dan sosial

3. penjelasan sosial dan perubahan yang terjadi

iv
BAB 2
PEMBAHASAN
ISLAM DAN SOSIAL

A. PENGERTIAN AGAMA ISLAM

Pengertian Agama Agama memiliki banyak istilah ada yang menyebutkan agama berasal

dari Bahasa arab din, dari Bahasa eropa religi, dari Bahasa sansekerta a-gam, dan Bahasa semit

din. dalam Bahasa arab din berarti menguasai, menunjukan, patuh, utang, balasan, dan

kebiasaan. agama menjadikan seseorang taat dan patuh terhadap tuhan dengan menjalankan

perintah dan meningalkan laranganya. agama dalam Bahasa eropa yaitu religi yang berarti

mengumpulkan, membaca. dengan ini agama sungguh isinya berupa sekumpulan cara-cara atau

metode mengabdikan diri kepada tuhan. sedangkan dari Bahasa sansekerta agama berasal dari

dua kata adan gam, a memiliki arti tidak dan gam artinya pergi. jadi agama berarti tidak pergi,

selalu tetap ditempat dan diwarisi seacara turun temurun. maka dengan ini agama merupakan

suatu kumpulan cara atau metode mengabdi kepada tuhan, sehingga membuat seseorang taat,

tunduk dan patuh terhadap tuhan dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi laranganya.

Agama adalah peraturan, pedoman, ajaran, atau sistem yang mengatur tentang keyakinan,

keimanan atau kepercayaan. Islam adalah agama samawi yang diturunkan oleh Allah SWT.

kepada Nabi Muhamad SAW sebagai Rasul utusan Allah dan Allah menjadikan Islam sebagai

agama yang Rahmatal lil ‘aalamiin (rahmat bagi seluruh alam). Sebagaimana Allah berfirman

dalam Qur’an surat Al-Anbiya ayat 107:

107 ‫س ْل ٰنكَ اِاَّل َر ْح َمةً لِّ ْل ٰعلَ ِم ْي َن‬


َ ‫َو َمٓا اَ ْر‬

Artinya : Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi)

rahmat bagi seluruh alam.


1
Secara bahasa kata “Islam” berasal dari kata “sallama” yang berarti selamat, dan bentuk

mashdar dari kata “aslama” yang berarti taat, patuh, tunduk dan berserah diri. Sedangkan secara

istilah, Islam ialah tunduk, taat dan patuh kepada perintah Allah SWT seperti yang telah

diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul utusan-Nya serta menyerahkan diri

sepenuhnya hanya kepada Allah ta’ala. Nabi Muhamad menjawab pertanyaan Umar r.a, tentang

apa itu Islam, dan beliau menjawab Islam itu adalah “bahwa engkau mengakui tidak ada Tuhan

selain Allah dan bahawasanya Muhamad itu utusan Allah, dan engkau mendirikan sholat, dan

mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau mengerjakan ibadah haji di

Baitullah jika engkau sanggup melakukannya“. Umar bin Khatab Menjelaskan Islam sebagai

agama yang diturunkan Allah SWT. kepada Nabi Muhamad SAW. Di dalam agama Islam

terdapat tiga hal yakni: Akidah, Syariat dan Akhlak.1

Muhamad bin Ibrahim bin Abdullah at-Tawaijiri Mengatakan bahwa Islam adalah sebuah

penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah dengan mengesakan-Nya dan melaksanakan

syariatsyariat-Nya dengan penuh keikhlasan. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Beliau

mengatakan Islam ialah berserah diri kepada Allah SWT dengan cara mentauhidkan-Nya, tunduk

dan patuh kepada-Nya dengan ketaatan dan berlepas diri dari perbuatan-perbuatan syirik dan

para pelakunya.

Proses memahami ajaran agama yang berdasarkan kepada al-Qur’an dan hadis sebagai

pedoman dasar dalam agama, terus diupayakan sepanjang masa, lebih lagi dalam dunia yang

sedang menghadapi bermacam persoalan. al-Qur’an merupakan petunjuk dalam kehidupan

manusia yang tidak diragukan, petunjuk bagi orang yang bertakwa.Kebenaran al-Qur’an dan

hadis Nabi tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, sangat jauh berbeda dengan kebenaran produk

1
Al Imam An-Nawawi, Matan Hadits Arba`in An-Nawawi, (Jakarta : 2019), 7

2
pemikiran manusia yang terbatasi oleh ruang dan waktu dan subjektivitas. Maka oleh sebab itu

bagi umat yang mengaku keberagaman dan beriman, konsekuensinya dalam kehidupan selalu

berpedoman kepada al-Qur’an dan hadis.

Peranan agama Islam dalam menghadapi masyarakat modern, peradaban Barat,

dimaksudkan adalah bagaimana Islam memegang peranan dalam mengatasi kondisi berhadapan

dengan peradaban Barat. Salah satu ajaran normatif Islam yang bisa digunakan untuk memahami

realitas masyarakat industri modern, masyarakat maju, di dapati dalam al-Qur’an surah al-Kahfi

ayat 103-105 sebagai berikut:

َ ‫قُ ْل َه ْل نُنَبُِّئ ُك ْم بِااْل َ ْخ‬


103 ۗ ‫س ِريْنَ اَ ْع َمااًل‬

104 ‫ص ْن ًعا‬ َ ‫س ْعيُ ُه ْم ِفى ا ْل َح ٰيو ِة ال ُّد ْنيَا َو ُه ْم يَ ْح‬


ِ ‫سبُ ْونَ اَنَّ ُه ْم يُ ْح‬
ُ َ‫سنُ ْون‬ َ َ‫اَلَّ ِذيْن‬
َ ‫ض َّل‬

ٰۤ
105 ‫ت َربِّ ِه ْم َولِقَ ۤا ِٕى ٖه فَ َحبِطَتْ اَ ْع َمالُ ُه ْم فَاَل نُقِ ْي ُم لَ ُه ْم يَ ْو َم ا ْلقِ ٰي َم ِة َو ْزنًا‬
ِ ‫ول ِٕىكَ الَّ ِذيْنَ َكفَ ُر ْوا بِ ٰا ٰي‬ ُ‫ا‬

Artinya: Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang

paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam

kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaikbaiknya.

Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur

terhadap) perjumpaan dengan Dia, Maka hapuslah amalanamalan mereka, dan Kami tidak

Mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.

Abdullah Yusuf Ali, memberikan komentar terhadap ayat di atas; bahwa perumpamaan

yang diceritakan Allah tersebut adalah gambaran jelas tentang sikap bangsa-bangsa maju

sekarang terhadap kegumaan moral dan spiritual. Mereka adalah sia-sia hidup di dunia dan

3
mereka tidak peduli sedikitpun terhadap kehidupan akhirat. Inilah peradaban material

yangdikembangkan di Barat. Mereka sangat ahli memproduksi barang-barang adalah satu-

satunya tujuan hidup dan sama sekali tidak memikirkan Tuhan. Inilah salah satu kesombongan

manusia yang terlalu percaya diri, karena merasa bahwa kemampuan yang dimiliki dapat

memecahkan segala persoalan yang dihadapi. Bahkan mereka terlalu optimistik terhadap potensi

yang dimilik. Mereka lupa berlindung kepada Tuhan.2

Demikianlah gambaran masyarakat yang telah mengagungkan dunia material semata,

tanpa memikirkan siapa yang menganugerahkan itu semua. Mereka lupa kepada sang pencipta

yang Maha Kuasa, bahwa kekayaan yang ada di dunia berasal dari pemberian Tuhan kepada

manusia sebagai khalifah yang diberi wewenang untuk mengelolanya. Manusia menyangka,

bahwa segala yang ia perbuat dan menghasilkan, memenuhi segala keperluan hidupnya adalah

hasil usahanya semata. Sehingga akhirnya lupa kepada Sang Pencipta. Agama adalah peraturan

Allah swt. yang diturunkan kepada Rasul Muhammad saw. berisi suruhan dan larangan, wajib

ditaati oleh umat manusia dan sebagi pedoman serta pegangan dalam hidup dan kehidupan agar

selamat dunia dan akhirat. Agama adalah alat pengendali dalam hidup, petunjuk jalan menuju

jalan keselamatan. Faktor yang sangat penting dan menentukan sekali dalam kehidupan manusia

adalah agama, karena agama dapat memberikan ketenteraman dan kebahagiaan.

Pada sisi lain juga umat manusia yang beriman dituntut menjalankan agama dengan baik,

secara menyeluruh, sesuai dengan keyakinan dan perbuatan. Iman dan amal, juga dalam segala

aspek kehidupan. Agama menganjurkan kepada pemeluknya agar mengamalkan agamanya

kapan saja dan dalam kondisi apapun. Selain itu dengan tetap berpegang teguh/istiqamah dengan

keimanan yang kuat. Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu
2
Muhammad Maskur Musa, PERAN AGAMA DALAM PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT , vol XIV, No
2, desember 2021, hal1-8

4
pengetahuan. Termasuk ilmu pengetahuan dan aplikasinya dalam teknologi. Penggunaan

teknologi tetap pada ketentuan-ketentuan Allah. Pernyataan Allah mengangkat derajat orang

yang beriman dan berilmu pengetahuan seperti dinyatakan Allah Surah al-Mujadalah ayat 11

sebagai berikut:

ُ ‫ح هّٰللا ُ لَ ُك ۚ ْم َواِ َذا قِ ْي َل ا ْن‬


‫ش ُز ْوا‬ َ ‫س فَا ْف‬
َ ‫س ُح ْوا يَ ْف‬
ِ ‫س‬ َّ َ‫ٰيٓا َ ُّي َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا قِ ْي َل لَ ُك ْم تَف‬
ِ ِ‫س ُح ْوا ِفى ا ْل َم ٰجل‬

11 ‫ت َوهّٰللا ُ بِ َما تَ ْع َملُ ْونَ َخبِ ْي ٌر‬ ‫هّٰللا‬


ٍ ۗ ‫ش ُز ْوا يَ ْرفَ ِع ُ الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ِم ْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذيْنَ اُ ْوتُوا ا ْل ِع ْل َم د ََر ٰج‬
ُ ‫فَا ْن‬.

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah

kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya

Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang

diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

Ayat di atas jelas memberikan arah bahwa kemakmuran yang dicapai dengan akibat ilmu

pengetahuan, lebih meningkat lagi manakala ditopang dengan keimanan yang kuat, tidak keliru

kiranya dipinjam istilah Albert Eistein “Agama tanpa ilmu pengetahuan lumpuh, ilmu

pengetahuan tanpa agama runtuh”. Ajaran agama juga menuntun ke arah kehidupan

bermasyarakat yang harmonis, tercipta saling pengertian sesama anggota masyarakat sehingga

terjadi kehidupan harmonis. Ajaran tersebut adalah menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar,

yang hukumnya fardhu ’ain, merupakan kewajiban bagi setiap individu. 3

Islam juga menyuruh pemeluknya untuk melihat kemajuankemajuan bangsa lain,

memperluas pandangan dan cakrawala berpikir. Diakui antara satu bangsa dengan bangsa yang

3
H. Mirhan A.M, Agama dan Beberapa Aspek sosial, Penerbit: IAIN ANTASARI PRESS, cet. ke
1,desember 2014, hal 9

5
lain ada yang mengalami kemajuan, maka bangsa yang telah maju dalam peradabannya. Saling

bertukar pandangan dan tenaga kerja, saling bertukar ilmu pengetahuan dan teknologi.

B. SOSIAL DAN AGAMA

1. Perubahan Sosial

Manusia merupakan makhluk yang dinamis dan produktif dimana manusia selalu

melakukan perubahan-perubahan didalam aktivitas yang dilakukan dikehidupan sehari-

hari. penyebab terjadinya perubahan sosial sendiri dimana manusia merupakan bagian dari

fenomena dari perubahan sosial dan perubahan sosial juga tidak disebabkan dari satu sisi

saja, namun perubahan sosial juga disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor dari dalam

maupun dari luar dan juga disebakan oleh sektor dan bidang lainya.

Para ahli mendifinisikan tentang perubahan sosial berbeda-beda, menurut ferly

perubahan sosial adalah perubahan terhadap pola pikir dan perilaku, hubungan sosial,

Lembaga dan struktur sosial pada waktu tertentu. sedangkan menurut Soerjono Soekanto

perubahan sosial adalah segala perubahanperubahan pada lembaga-lembaga

kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya,

termasuk didalamnya nilainilai, sikap-sikap, dan pola perikelakuan diantara kelompok-

kelompok dalam masyarakat. jadi perubahan sosial merupakan suatu perubahan yang

terjadi didalam suatu masyarakat yang berupa perubahan pola pikir, perilaku, interaksiatau

hubungan sosial dan lembaga struktur sosial didalam masyarkat. perubahan sosial

mengakibatkan dan mengubah baik pola pikir, perilaku, Lembaga dan struktur sosial

menurut waktu tertentu, dikarenakan manusia makhluk yang dinamis didalam kegiatan

sehari-hari, dinamis ini mengakibatkan suatu perubahan sosial. 4

4
Mahsyar Idris, Islam Dan Perubahan Sosial,jurnal ISTIQRA’, vol 1, no 1. September 2013, hal 1-7.

6
Perubahan ini dapat berupa perubahan kecil sampai menuju perubahan yang lebih

besar bahkan sangat besar yang dapat memengaruhi segala aktivitas dan perilaku manusia.

perubahan yang kecil ini meliputi perilaku dan pola pikir individu, sedangkan perubahan

yang lebih besar bahkan sangat besar meliputi dimasa yang akan datang masyarakat akan

mengalami suatu perubahan dalam struktur masyarakat yang memengaruhi kehidupan

masyarakat. dengan ini masyarakat harus memiliki suatu pedoman atau pegangan yang

dapat menumbuhkan nilai-nilai dan norma, sehingga dapat membentengi dari dampak

negative suatu perubahan sosial baik perubahan yang kecil maupun yang besar.5

2. Agama sebagai Realitas Sosial

Ungkapan “realitas sosial” merupakan gabungan dari kata “realitas” dan “sosial”.

Secara etimologi kedua kata ini berasal dari bahasa Inggris, “reality” yang berarti realitas,

kenyataan atau dalam kenyataan dan “social” memiliki arti pertemuan silaturrahmi, ramah

tamah, senang sekali bergaul.6

Menurut Soerjono Soekanto, ilmu-ilmu sosial adalah ilmu yang memilih

masyarakat atau kehidupan bersama sebagai objek yang dipelajari. Realitas sosial adalah

kenyataan kehidupan sosial masyarakat. Realitas sosial juga merupakan suatu peristiwa

yang memang benar terjadi di tengah-tengah masyarakat. 7 Dan manusia dikatakan sebagai

makhluk sosial dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi)

dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial (social need) dengan orang lain. Manusia

memiliki kebutuhan untuk mencari kawan atau teman. Kebutuhan untuk berteman dengan

orang lain seringkali didasari atas kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing.

5
Ibid,
6
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: PT Gramedia, 2003), 468.
7
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Cet. 43 (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010),

7
Misalnya, orang kaya cenderung berteman dengan orang kaya. Orang yang berprofesi

sebagai artis, cenderung untuk mencari teman sesama artis.8

Dengan demikian akan terbentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat

yang didasari oleh kesamaan ciri atau kepentingan. Untuk menjaga keharmonisan

hubungan sosial, maka pada setiap masyarakat mempunyai nilai-nilai sosial yang mengatur

tata nilai di dalam masyarakat tersebut. Termasuk di dalam nilainilai sosial ini tata susila

serta adat kebiasaan. Nilai-nilai sosial ini merupakan ukuran-ukuran di dalam menilai

tindakan dalam hubungan dengan orang lain. Oleh karena itu, tujuan nilai-nilai sosial ialah

untuk mengadakan tata atau ketertiban. Tata ini hanya mungkin terwujud jika nilainilai

sosial ini mempunyai wadah untuk menegakkannya. Wadah dimaksud ialah struktur atau

susunan masyarakat.9

Meskipun sudah memiliki nilai-nilai sosial, namun pada kenyataannya sering

muncul masalah-masalah sosial di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Masalah sosial

timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang

bersumber pada faktor ekonomis, biologis, psikologis, dan kebudayaan. Problem-problem

yang berasal dari faktor ekonomis antara lain kemiskinan, pengangguran, kejahatan dan

sebagainya. Problem yang berasal dari faktor biologis misalnya penyakit. Problem dari

faktor psikologis timbul persoalanseperti penyakit syaraf dan bunuh diri. Sementara

persoalan yang menyangkut perceraian, kejahatan, konflik sosial dan keagamaan

bersumber pada faktor budaya.Sampai di sini dapat dipahami bahwa yang dimaksud

dengan “agama sebagai realitas sosial” adalah bahwa agama merupakan sesuatu yang harus

ada dan dibutuhkan oleh manusia. Manusia membutuhkan agama, karena agama memiliki

8
Elly M. Setiadi et al. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta: Kencana, 2006), 63.
9
Ahmad Suheli, Realisasi Agama Islam Dalam Kehidupan Sosial, Jurnal Hadist AlQur’an, Hal 1-11

8
fungsi untuk membantu manusia menghadapi berbagai macam persoalan kehidupan di

dunia ini.10

3. Hakikat Kehidupan Sosial

Manusia merupakan makhluk otonom dan sekaligus sebagai makhluk sosial.

Sebagai makhluk otonom, manusia adalah subjek yang mandiri dan memiliki kesanggupan

mengembangkan dorongan kodratnya untuk menuju ke arah kesempurnaan. Sebagai

pribadi dengan segala kemandirian dan kebebasannya manusia menjadi pendukung dan

pengamal nilainilai religius, rasional, etis dan estetis.Oleh karena itu, di samping manusia

memiliki nilai otonomi, manusia tidak akan sempurna jikalau ia tidak berhubungan dengan

sesuatu yang lain. Proses di mana antara individu dengan individu, individu dengan

kelompok, atau kelompok dengan kelompok berhubungan satu dengan yang lain disebut

dengan interaksi sosial. 11

Secara teoritis, sekurang-kurangnya ada dua syarat bagi terjadinya suatu interaksi

sosial, yaitu terjadinya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial tergantung kepada

adanya tanggapan terhadap suatu tindakan, sedangkan aspek terpenting dari komunikasi

adalah bila seseorang memberikan tafsiran pada sesuatu perilaku orang lain. Para Sosiolog

sepakat bahwa interaksi sosial adalah syarat utama bagi terjadinya aktivitas sosial bagi

hadirnya kenyataan sosial. Max Weber misalnya melihat kenyataan sosial sebagai sesuatu

yang didasarkan pada motivasi individu dan tindakan-tindakan sosial. Menurutnya, ketika

berinteraksi, seseorang atau kelompok sebenarnya tengah berusaha atau belajar bagaimana

memahami tindakan sosial atau kelompok lain. Sebuah interaksi sosial akan kacau

10
Ibid.
11
Dwi Narwoko-Bagong Suyanto (ed.), Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan (Jakarta: Kencana, 2004), 20
.

9
bilamana antara pihak-pihak yang berinteraksi tidak saling memahami motivasi dan makna

tindakan sosial yang mereka lakukan.

Di sini terlihat bahwa Max weber mengakui bahwa setiap individu harus memiliki

kesadaran sosial dan saling memahami antara satu dengan yang lain agar sekelompok

masyarakat bisa hidup harmonis dan teratur. Menurut George Herberr Mead, agar interaksi

sosial bisa berjalan dengan tertib dan teratur dan agar anggota masyarakat bisa berfungsi

secara normal, maka yang diperlukan bukan hanya kemampuan untuk bertindak sesuai

dengan konteks sosialnya, tetapi juga memerlukan kemampuan untuk menilai secara

objektif prilaku kita sendiri dari sudut pandang orang lain. Pertanyaan umum yang lazim

muncul adalah: apakah perilaku atau tindakan seseorang sudah cukup pantas di hadapan si

X atau si Y? Pertanyaan ini artinya bahwa yang objektif menilai prilaku seseorang adalah

orang lain, bukan dirinya sendiri. Baik atau buruk prilaku seseorang didasarkan kepada

penilaian orang lain. Pertanyaan di atas perlu diajukan mengingat pada kenyataannya

bahwa manusia menemukan dirinya sebagai makhluk yang ada bersama atau makhluk

sosial, karena itu realisasi makna hidup dan eksistensi pribadi hanya akan berhasil sejauh

dimungkinkan oleh orang lain atau sesama.

Struktur manusia dalam segala tindakannya selalu membutuhkan sesama.

Manusia tidak hanya hidup berdampingan, melainkan juga bekerjasama memajukan dan

saling mengembang-kan harkat dan martabatnya. Meskipun peran setiap individu dan

institusi kemasyarakatan berlangsung aktif, akan tetapi setiap individu di masyarakat

memiliki kebebasan tersendiri untuk mengubah tujuan atau membatalkan persetujuan

dengan anggota masyarakat dan sebagainya. Faham kebebasan yang dianut oleh sebagian

kelompok orang harus dipahami secara positif, bukan negatif. 12


12
Abdullah Sany, Sosiologi Dan Perubahan Masyarakat (Jakarta: Pustaaka Jaya, 1995), 128-130.

10
Dalam hal ini faham kebebasan mengandung tiga arti yang berbeda-beda, tetapi

ketiganya tidak terpisahkan satu sama lain. Ketiga faham dimaksud adalah sebagai berikut:

Pertama, kebebasan sebagai cita-cita kesempurnaan eksistensial untuk menatap

kemungkinan kemungkinan baru untuk masa depan yang lebih baik dengan membebaskan

dari dari berbagai halangan yang ada untuk mewujudkan eksistensi dirinya. Seseorang

memiliki kebebasan untuk mencapai semua tujuan dan cita-citanya. Kedua, kebebasan

psikologis, yakni kemauan untuk memilih bertindak atau tidak, kemampuan untuk berfikir,

menilai dan menghendaki sesuatu. Ketiga, kebebasan kemasyarakatan, bentuk-bentuk

kebebasan ini menjamin keikutsertaan para anggota dalam bidang sosial, politik, ekonomi

dan budaya sebagai subjek. Tetapi perlu adanya syarat-syarat objektif agar mereka dapat

bertindak sebagai subjek politik dan sebagainya. Kebebasan ini juga disebut hak-hak

demokratis.13

Ketiga bentuk kebebasan di atas saling berhubungan menurut kerangka logis dan

eksistensial. Kebebasan asasi manusia merupakan tujuan serta cita-cita tertinggi.

Kebebasan psikologis merupakan jalan subjektif menuju tujuan tersebut. Kebebasan

kemasyarakatan merupakan syarat-syarat hidup objektif. Meskipun kebebasan melekat

pada diri manusia, namun kebebasan itu ada batasnya pada kebebasan sesama. Jadi

penggunaan kebebasan kita tidak boleh sampai membatasi kebebasan orang lain. Dengan

adanya kebebasan ini maka manusia mampu merubah kebudayaan dan kondisi sosial

mereka. Sementara itu, untuk memperkuat makna kehidupan sesama tersebut akan lebih

berarti apabila manusia berhubungan dengan alam di sekitarnya, karena alam dunia adalah

bagian dari hidup manusia. Manusia mengalami atau berada di tengah alam dunia serta

13
Mukti Ali dkk, Agama dalam Pergumulan Masyarakat Kontemporer, (Cet. I; Yogyakarta: Tira Wacana,
1998), 89.

11
membangun dan mengembangkan kehidupannya dengan mengolah sumber kekayaan alam

untuk kepentingan hidup sosialnya. Oleh karena itu, pembinaan suatu makna keharmonisan

yang rasional antara manusia dengan alam merupakan tanggung jawab manusia.14

C. Islam Menyikapi Perubahan Sosial.

Islam sebagai agama, diturunkan oleh Allah SWT. Melalui rasulnya kepada manusia,

tujuan pokoknya adalah :15

1. Memperkenalkan bahwa sumber segala segala yang ada adalah Tuhan yang Maha Esa,

yaitu Allah SWT. Dalamhal ini islam membawa ajaran aqidah yang murni.

2. Memperkenalkan bahwa kehidupan ini, hususnya manusia adalah pemberian dari Allah

SWT. Yang harus dijunjung tinggi dalam hal ini islam menetapkan seperangkat aturan

untuk menjamin kelangsungan hidup manusia. Memperkenalkan bahwa mahluk yang

namanya An-Nas, adalah mahluk yang termulia.Dan karenanya ia memiliki kehormatan

yang abadi. Dalam kaitan ini islam menetapkan seperangkat aturan yang menjaga dan

menjunjung kehormatan itu.

3. Memperkenalkan bahwa manusia mempunyai potensi yang unik, yaitu AlAki dan karena

itu al-aki harus dijaga supaya bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam kaitan ini,

islam menetapkan seperangkat aturan untuk menjaga kesehatan akal.

4. Memperkenalkan bahwa segala sesuatu yang menjadi kebutuhan manusia adalah

pemberian Allah SWT. Yaitu al Mal. Dalam kaitan ini islam menetapkan seperangkat

aturan yang mengatur tentang perolehan dan pemenfaatan al-mal tersebut.

14
ibid
15
Yuristia. A. 2017. “Keterkaitan Pendidikan, Perubahan Sosial Budaya, Modenisasi dan Pembangunan”,
Jurnal Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN SU, No.1, ( Vol.I), Medan: UIN SU.

12
Melihat tujuan pokok diturunkannya agama Islam maka pahamlah kita, bahwa ajaran

Islam bertitik tolak dari kebutuhan manusia. Sasaran yang ingin dicapai adalah kemaslahatan di

dunia dan akhirat. Sekarang marilah kita perhatikan sumber utama ajaran Islam, yakni Al-Qur’an

Al –karim.

Dilihat dari segi sighat amar terbagi kepada dua macam yakni: mengenai hubungan

manusia dengan khaliknya. Yang ini disebut ibadah, amar dalam hal ini sifatnya permanent,

tidak mengalami perubahan. Mengenai hubungan manusia dengan sesamanya manusia, dalam

masalah ini dikedepankan kesejahteraan dan kemaslahatan. Amar dalam hal ini sangat

memungkinkan adanya perubahan sesuai dengan tingkat kemajuan dan perkembangan.

Selanjutnya kita lihat ayat-ayat al-Qur’an yang terkait dengan masalah perubahan. Hal ini

misalnya dapat di lihat pada Q.s. Al-Anam 6:165

ۤ
َ‫ت لِّيَ ْبلُ َو ُك ْم فِ ْي َمٓا ٰا ٰتى ُك ۗ ْم اِنَّ َربَّك‬
ٍ ‫ض َد َر ٰج‬ َ ‫ض ُك ْم فَ ْو‬
ٍ ‫ق بَ ْع‬ ِ ‫ي َج َعلَ ُك ْم َخ ٰل ِٕىفَ ااْل َ ْر‬
َ ‫ض َو َرفَ َع بَ ْع‬ ْ ‫َوه َُو الَّ ِذ‬

165 ࣖ ‫ب َواِنَّ ٗه لَ َغفُ ْو ٌر َّر ِح ْي ٌم‬


ِ ۖ ‫س ِر ْي ُع ا ْل ِعقَا‬
َ .

Artinya : Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia

mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas (karunia) yang

diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi hukuman dan

sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang..

Kasus perubahan Telah disebutkan bahwa term perubahan juga menerimah makna

pembaharuan. Maka dalam mengemukakan kasus perubahan disini hanya dibatasi pada dua

aspek sebagai contoh Masalah sosial politik. Politik atau sistem pengelolaan masyarakat (negara)

konsep negara dalam alQur’an dan sunnah nabi, tidak dirumuskan secara detail. Hanya saja telah

13
ditetapkan etika dasarnya yang merupakan prinsip umum. Oleh Amin Rais menyebutkan

bahwa :”Islam telah memberikan etika dasar nilai-nilai dan normanorma yang harus ditegakkan,

frinsip umum dan refrensi buku, katakanlah paradigma. Dan justru disinilah letak keabadian al-

Qur’an menyerahkan urusan detail kepada kita sekalian.

Prinsip umum, dalam sistem pemerintahan (khilafah) oleh Amin Rais disebut etika dasar,

nilai dan norma. Dijabarkan oleh rinci oleh H.Abd.Muin Salim, bahwa prinsip yang mendasari

sistem khilafah adalah :

1) Sistem politik islam bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan yang dikehendaki oleh

islam. Pada prisipnya konsep islam tentang ekonomi mengacu pada dua prinsip.

Pertama, penegak prinsip umum, bahwa kemakmuran adalah milik bersama, pemilikan

pribadi tetap diperkanankan dengan melalui usaha yang benar, pengelolaan,

pengembangan dan pamanpaatan sumber daya alam merupakan tanggung jawab

bersama. Harta berfungsi mengurangi kesenjangan sosial.

2) penegakan prinsip ibadah dalam hal pemanfaatan harta terdapat ibadah yang mutlak

dilaksanakan,seperti zakat ,infak,dan warisan tercakup didalamnya larangan-larangan

seperti larangan memakan riba, larangan mendapatkan harta tanpa usaha (judi,

penipuan), dan menepoli keuntungan.16

Berdasarkan pada prinsip diatas, maka dikembangkan pemikiran pemikiran

kontenporer, dan memperkaya wawasan melalui teori-teori ekonomi moderen dan

lembaga lembaga yang ada pada masa kini. Dari hasil proses pembelajaran itu nantinya

16
umintang. J. 2015. “Pengaruh Perubahan Sosial Terhadap Kemajuan Pembangunan Masyarakat Di Desa
Tara-Tara I”, e journal Acta Diurna, No. 2,(Vol. IV).

14
dijadikan acuan untuk merencanakan, dan menata kehidupan ekonomi yang islami, sesuai

dengan kemajuan dan tuntunan zaman.17

17
Rosana. E. 2017.“Modernisasi dan Perubahan Sosial”, Jurnal TAPIs, No. 12 (Vol. VII).

15
BAB III
Kesimpulan

Agama merupakan suatu kumpulan cara atau metode mengabdi kepada tuhan,

sehingga membuat seseorang taat, tunduk dan patuh terhadap tuhan dengan menjalankan

perintahnya dan menjauhi laranganya. sedangakan perubahan sosial merupakan suatu

perubahan yang terjadi didalam suatu masyarakat yang berupa perubahan pola pikir,

perilaku, interaksi atau hubungan sosial dan lembaga struktur sosial didalam masyarkat.

perubahan sosial disebabkan oleh faktor dalam maupun dari faktor luar, faktor dari dalam

berupa Bertambahnya dan berkurangnya penduduk, Adanya penemuan-penemuan baru,

banyak dari para ilmuwan-ilmuwan dan Pertentangan dalam masyarakat. sedangkan

faktor dari luar berupa Adanya pengaruh bencana alam, Adanya peperangan, dan Adanya

pengaruh kebudayaan masyarakat lain. dengan adanya perubahan sosial dalam

masyarakat agama memiliki peran yang sangat penting didalam masyarakat agar

terhindar dari dampak negative perubahan sosial.

Peranan agama sangat penting bagi masyarakat dalam menghadapi

suatuperubahan sosial, karena suatu agama memberikan pengajaran mengenai nilainilai

dan norma yang sudah ada dan berlaku dalam masyarakat dan agama juga dijadikan oleh

masyarakat sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan, karena agama dalam semua

ajaranya mengatur dan membina makhluk khususnya manusia dalam kehidupan, dengan

tujuan agar manusia terarah dalam menghadapi kehidupan sehari-hari sehingga manusia

dapat selamat baik didunia maupun diakhirat. apabila agama bisa menjalankan perannya

dengan baik maka masyarakat akan mengalami kesejahteraan, kedamaian, kestabilan dan

keamanan dalam kehidupan-Nya.

16
Daftar pustaka

Al Imam An-Nawawi, Matan Hadits Arba`in An-Nawawi, (Jakarta : 2019), 7


Muhammad Maskur Musa, PERAN AGAMA DALAM PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT ,
vol XIV, No 2, desember 2021, hal1-8
H. Mirhan A.M, Agama dan Beberapa Aspek sosial, Penerbit: IAIN ANTASARI PRESS, cet. ke
1,desember 2014, hal 9
Mahsyar Idris, Islam Dan Perubahan Sosial,jurnal ISTIQRA’, vol 1, no 1. September 2013, hal
1-7.
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: PT Gramedia, 2003),
468.
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Cet. 43 (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2010),
Elly M. Setiadi et al. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta: Kencana, 2006), 63.
Ahmad Suheli, Realisasi Agama Islam Dalam Kehidupan Sosial, Jurnal Hadist AlQur’an, Hal 1-
11
Dwi Narwoko-Bagong Suyanto (ed.), Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan (Jakarta: Kencana,
2004), 20 .
Abdullah Sany, Sosiologi Dan Perubahan Masyarakat (Jakarta: Pustaaka Jaya, 1995), 128-130.
Mukti Ali dkk, Agama dalam Pergumulan Masyarakat Kontemporer, (Cet. I; Yogyakarta: Tira
Wacana, 1998), 89.
Yuristia. A. 2017. “Keterkaitan Pendidikan, Perubahan Sosial Budaya, Modenisasi dan
Pembangunan”, Jurnal Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN SU,
No.1, ( Vol.I), Medan: UIN SU.
lumintang. J. 2015. “Pengaruh Perubahan Sosial Terhadap Kemajuan Pembangunan
Masyarakat Di Desa Tara-Tara I”, e journal Acta Diurna, No. 2,(Vol. IV).
Rosana. E. 2017.“Modernisasi dan Perubahan Sosial”, Jurnal TAPIs, No. 12 (Vol. VII).

17

Anda mungkin juga menyukai