Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

ISLAM SEBAGAI THE WAY OF LIFE

DISUSUN OLEH :

Abror Ahmad Hafizh (23430032)

Muhamad Saddam Alfariz (23430034)

Juliandra Bimantara (23430035)

Rifa Andini (23430038)

Pebriani Sabilal Khusna (23430047)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

2023/2024
2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul "Islam Sebagai The Way Of Life". Atas dukungan moral dan materil yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada.
Dr. Kuliyatun, M.pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah ini, dan semua pihak yang tidak
dapat penulis rinci satu per satu yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat beberapa
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Lampung, September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1

A.
Latar Belakang..............................................................................................1
B.
Rumusan Masalah.........................................................................................2
C.
Tujuan masalah.............................................................................................2
D.
Metode pembahasan......................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................................3

A.
Pengertian Islam Way Of Life.......................................................................3
B.
Tujuan Islam...................................................................................................5
C.
Fungsi Islam...................................................................................................7
D.
Sumber ajaran Islam.......................................................................................9
E.
Ruang Lingkup Ajaran Islam Dan Karakteristik Ajaran Islam......................12

BAB III ANALISIS..............................................................................................16

A.
Analisis Teoritis.............................................................................................16
B.

ii
Analisis Praktis...............................................................................................16

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI..............................................17

A.
Kesimpulan ...................................................................................................17
B.
Rekomendasi..................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................18

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah jalan hidup yang di turun kan oleh Allah SWT, dzat yang menciptakan
manusia, seluruh alam semesta, dan seluruh kehidupan yang terdapat di dalamnya. Dia
menciptakan manusia, menghidupkan, mematikan, dan memberikan seluruh saran hidup serta
memberikan peunjuk yang paripurna utuk manusia agar bisa menjalani hidup di alam semesta
ini dengan sebaik baiknya, sesuai dengan bentukan dan sifat-sifat alamiah kemanusiannya,
sehingga manusia dapat meraih kesejahteraan dan kebahagiaan. Allah SWT memastikan
bahwa islam sebagai peraturan hidup yang sempurna dalam firman-Nya.

Dalam islam, prinsip utama dalama kehidupan umat manusia adalan allah SWT
merupakan Zat Yang Maha Esa. Ia adalah satu satunya Tuhan dan Pencipta seluruh alam
semesta, sekaligus pemilik, pemguasa serta pemelihara tunggal hidup dan kehidupan seluruh
mahluk yang tiada bandingan dan tandingan,baik didunia maupun di akhirat. Dia adalah
Subbuhun dan Quddusun,yakni bebas dari segala kekurangan, kesalhan, kelemahan, dan
berbagai ke pincangan lainnya, serta suci dan bersih dalam segala hal. Sementara itu, manusia
merupakan mahluk Allah SWT. Yang di ciptakan dalam bentuk yang paling baik sesuai
dengan hakikat wujud manusia dalam kehidupan di dunia, yakni melaksanakan tugas
kekhalifahan dalam kerangka pengabdian kepada sang Maha pencipta, Allah SWT. Sebagai
kekhalifahannya di muka bumi, manusia di beri amanah untuk memberdayakan seisi alam
raya dengan sebaik baiknya, demi kesejahteraan seluruh mahluk.

Islam sebagai the way of life merupakan ajaran yang memberikan petunjuk, arah dan
aturan aturan(syariat) pada semua aspek kehidupan manusia guna memperoleh kebahagiaan
di duia dan akhirat. Salah satu aspek yang di atur dalam islam adalah aspek muamalat, dalam
hal ini penulis menekankan pada bidang ekonomi. Ekonomi berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri dari dua kata, yakni oikos yang berarti rumah tangga dan nomos yang berarti ilmu.
Seca sederhana, ekonomi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana manusia
mencukupi kebutuhannya.

1
B. Rumusan Masalah

Dari judul makalah yang kami buat akan timbul masalah dan pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah pengertian islam sebagai the way of life ?


2. Apa tujuan islam ?
3. Apa saja fungsi islam?
4. Apa saja sumber ajaran islam ?
5. Bagaimana ruang lingkup ajaran islam dan karateristik islam ajaran islam ?

C. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah yang sudah tertulis di atas, maka kita dapat tuliskan tujuan dari
penulisan makalah sebagai berikut :
1) Agar penulis dan pembaca mengetahui pengertian islam sebagai the way of life.
2) Agar penulis dan pembaca bisa mengetahui apa saja tujuan islam.
3) Agar penulis dan pembaca mengetahui apa tujuan dari islam.
4) Agar penulis dan pembaca mengetahui apa sumber dari ajaran islam.
5) Agar penulis dan pembaca mengetahui apa ruang lingkup dan karateristik dari islam.

D. Metode Pembahasan
Dalam metode pembahasan kami mengumpulkan data-data ini dari internet yang tersedia
di blog internet, juga kami mengumpulkan dari berbagai sumber di internet.

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Tinjauan teoritis merupakan pendekatan teori yang digunakan peneliti untuk menjelaskan
persoalan penelitian. Berisikan tentang sejumlah teori dan beberapa hasil temuan pembahasan
lain yang jelas dan relavan dengan kajian masalah yang dibahas. Kajian teoritis ini bersifat
mereviu hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang dibahas sehingga tidak menutup
kemungkinan munculnya modifikasi pemikiran tertentu berkenaan dengan kawasan teori
berdasarkan masalah yang dibahas.

A. Pengertian islam way of life

Islam way of life adalah jalan hidup yang diturunkan Allah SWT Dzat yang
menciptakan manusia seluruh alam semesta, dan seluruh kehidupan yang terdapat
didalamnya. Dia yang menciptakan manusia, menghidupkan, mematikan, dan
memberikan seluruh sarana hidup serta memberikan petunjuk paripurna untuk
manusia agar bisa menjalani hidup di alam semesta ini dengan sebaik baiknya. Allah
SWT meminta agar kaum muslimin takut kepada Allah SWT semata, yaitu takut
dalam meninggalkan agama islam dan mengikuti Nabi Muhammad saw. Islam
mengatur seluruh aspek kehidupan sebagai agama yangdisempurnakan oleh Allah
SWT. Islam mengatur hubungan seorang manusia dengan sang pencipta yakni tuhan
peribadatan. Hubungan dengan dirinya sendiri dalam berbagai peraturan tentang
makanan, pakaian, moral, dan akhlak. Dan hubungan dengan individu lain diantara
anak manusia dengan berbagai peraturan tentang muamalat ( jual beli, sewa, hutang,
dll ) serta berbagai peraturan yang mengatur tentang kehidupan politik, ekonomi,
sosial, dan budaya masyarakat yang tertib.

Islam juga memiliki aturan sanksi hukum pidana untuk menjaga seluruh tertib
hubungan manusia di atas. Dengan peraturan tersebut kehidupan manusia akan teratur
dan terdisiplinkan karena ketika orang muslim menjalani hidup, dia akan berfikir dan
menyadari bahwa dia adalah hamba Allah yang akan kembali kepada-Nya. Sekecil
apapun perbuatan manusia yang baik maupun yang buruk, semuanya akan diberi

3
balasan. Semakin kuat iman seseorang, semakin tekun ibadahnya, sehingga semakin
terikat pikiranya kepada Allah SWT sang pembuat peraturan untuk kehidupannya.
Pengertian islam secara harfiyah adalah damai, selamat, tunduk dan bersih. Kota
islam terbentuk dari tiga huruf yaitu S ( sin ), L ( lam ), M ( mim ) yang bermakna
dasar “selamat” (salama). Ditinjau dari segi bahasanya yang di kaitkan dengan asal
katanya, islam memiliki beberapa pengertian diantaranya adalah berasal dari kata
salm yang artinya damai.berasal dari kata aslama artinya menyerah, berasal dari kata
salim artinya bersih dan suci. Dan berasal dari kata salam artinya selamat dan
sejahtera. Adapun pengertia islam menurut istilah adalah ketundukan seseorang
hamba kepada wahyu ilahi yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul khususnya
Nabi Muhammad saw guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum dan
aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia kejalan yang lurus menuju
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Agama islam adalah agama Allah SWT dari Allah dan untuk Allah. Diamanatkan
kepada umat pengikut Allah sejak zaman Nabi Adam, Musa, dan Isa agama Allah
adalah islam. Meskipun agama yahudi di klaim sebagai agama yang dibawa oleh Nabi
Musa dan agama Kristen yang di klaim sebagai ajaran yang dibawa oleh nabi Isa.
Padahal sebenarnya ajaran yang dibawa Nabi Musa dan Isa untuk masalah akidah
adalah sama. Sama sama mengesakan Allah SWT. Hanya berbeda dalam hal syara’
yang lain.jadi, makna islam dapat dipersempit lagi sebagai agama yang diamanatkan
kepada umat pengikut Rasulullah Muhammad saw. Karena seperti yang kita tau,
tujuan islam adalah untuk mewujudkan kemaslahatan dan memnghindarkan
kerusakan dan bahaya dari seorang hamba baik dulu sekarang, dan zaman yang akan
datang. Sehingga akan tercapaikan kebahagiaan yang hakiki dimanapun berada.
Dalam memahami ajaran islam membutuhkan rujukan aslinya. Dari sumber itu harus
dapat di pahami secara korelatif, integratif dan berkesinabungan. Dengan melibatkan
berbagai pendekatan secara utuh islam dapat dipahami kebih terbuka dan kontekstual
sesuai dengan tingkat peradaban umat manusia. Islam tampil sebagai kekuatan
penggerak spiritual, moral, ilmu dan amal shaleh.
Aktualisasi ajaran islam adalah penting. Hal ini seperti pesan Alquran dan hadist yang
menyuruh umat islam agar selalu akal atau pemikiran dan sekaligus menyesuaikan
perkembangan dan perubahan zaman.
Islam sebagai agama sekaligus dokrin, setidaknya ada 2 hal yang perlu dipetik yaitu
islam sebagai sumber kekuatan dan keyakinan spiritual islam sebagai wawasan dan

4
pandangan hidup ( word view ) dan islam sebagai komitmen hidup dan perjuangan.
Pemahaman seperti inilah akan memberikan jawaban terhadap persoalan di tengah
tantangan kehidupan manusiaa dewasa ini. Islam menjadi petunjuk yang selalu up to
date sepanjang masa.

B. Tujuan Islam
Tujuan islam adalah membentuk pribadi yang kamil di samping juga
membentuk masyarakat yang ideal,yang menitik beratkan pembentukan moral dan
kerohanian sebuah masyarakat dan tidak lupa turut membangunkan nilai
ketamadunan,seterusnya membina masyarakat yang kukuh dan berwibawa di mata
dunia.

Selain itu tujuan Islam sebagai the way of life yaitu :

1. Memelihara kemaslahatan agama


Sebelum kedatangan Islam, secara alamiah manusia menciptakan
danmembudayakan berbagai jenis keyakinan terhadap tuhan atau
kekuatansupranatural yang pada titik tertentu menciptakan ajaran animisme,
dinamisme, politeisme (penyembahan pada banyak tuhan/dewa), henoteisme,
sampai denganturunnya para Nabi dan Rosul yang membawa ajaran monotheisme
(Satu tuhan) berdasarkan wahyu dari Allah swt untuk menyelamatkan manusia
dari kesalahandalam beraqidah, dan penyembahan (peribadatan) pada tuhan. Islam
datangmenyelamatkan dan menjaga manusia dari kesalahan dalam beragama
sekaligusmenjaga kerukunan hidup antar umat beragama.

2. Memelihara keturunan dan kehormatan


Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah memiliki naluri
berkembang biak dan ketertarikan dengan lewan jenis. Jika tumbuhan dan hewan
yang tidakmemiliki akal serta kehendak bebas, dapat bertindak bebas sesuai
dengan instingdan hawa nafsunya untuk berkembang biak tanpa ada keterkaitan
dengan urusan nasab, warisan, serta kewajiban dan tanggung jawab rumah tangga,
tentu tidakdemikian dengan manusia yang memiliki akal, tanggung jawab moral
serta nasabyang mempengaruhi hak waris. Islam datang dengan tuntunan

5
berkembang biakdan menuniakan hasrat seksual dari Allah yang diatur dalam
syariat pernikahan serta larangan berzina.

3. Memelihara harta benda


Sebelum datangnya Islam, kepemilikan harta benda manusia ditentukanoleh
kekuasaan atau kekuatan fisik sesorang yang menjadi dasar tegaknya hukumrimba
dimana yang kuat merendahkan atau melenyapkan kemanusiaan merekayang
lemah diiringi dengan penindasan, dan perampasan harta dan
kehormatan.Perlindungan Islam terhadap kepemilikan harta manusiadengan
memberikan ancaman hukuman yang sangat berat berupa hokum potongtangn
bagi para pelaku pencurian, koruptor, begal dan pelaku kejahatan sejenis.Tidak
hanya memberikan ancaman dan hukuman bagi pencuri, Islam punmemberikan
larangan keras bagi tindakan manipulatif yang dapat merugikanharta orang lain
tanpa membedakan bentuk fisik, ras, golongan, bahkan agama sekalipun.

4. Menyembah Allah
Adapun tujuan hidup manusia yang paling utama adalah untuk menyembah dan
beribadah kepada Allah SWT sebagai hamba Allah SWT, manusia wajib menjalan
segala perintah dan menjauhi segala larangan nya. Manusia juga harus menjadikan
rukun iman dan rukun islam sebagai pedoman hidupnya.
Adapun ibadah yang dapat dilaksanakan oleh manusia untuk memenuhi
tugasnya sebagai hamba Allah SWT dapat bersifat umum atau khusus. Ibadah
yang bersifat khusus adalah ibadah ynag langsung di tunjukkan kepada Allha
SWT sepertishalat, baik shalat wajib maupun sunnah, puasa ( baca puasa
ramadhan dan keutamaan puasa senin kamis ), zakat ( baca penerima zakat dan
syarat penerima zakat ), haji ( baca syarat wajib haji ) dan ibadah lainnya yang
sifatnya sunnah seperti membaca Alquran ( baca manfaat membaca Al Quran
dalam kehiudpan dan manfaat membaca Al quran bagi ibu hamil). Bersedakah
( baca keutamaa bersedakah ). Adapun ibadah yang di lakukan secara umum
adalah ibadah yang kaitannya dengan hubungan manusia dengan sesamanya
seperti menyambung tali silaturahmi ( baca keutamaan menyambung tali
silaturahmi ) dan tolong menolong antar sesama sebagaimana yang di sebutkan
dalam firman Allah SWT bahwa manusia di cipitakan sebagai mahluk sosial.

6
5. Menjalankan perannya sebagai khalifah
Manusia adalah khalifah dimuka bumi dan setiap manusi adalah pemimpin
bagi dirinya sendiri. Istilah khalifah disini adalah pemimpin dimana manusia
bertanggung jawab menjaga keberlangsungan hidupnya dan alam sekitarnya.
Sebagai mahluk yang dikaruniai akal maka manusia memiliki kewajiban untuk
mengelola sumberdaya alam dan menjaga kelestariannya. Tidak hanya itu,
manusia juga berkewajiban untuk menjaga dirinya sendiri dari perilaku yang tidak
baik karena setiap perlakuan atau perbuatan manusia di dunia kelak akan dimintai
pertanggungjawabannya.

6. Meneruskan Ajaran Islam


Tidak hanya beribadah dan hanya menjalan kan tugasnya sebagai khalifah,
manusia juga wajib menuntut ilmu dan meneruskannya ( baca hukum nmenuntut
ilmu ) pada generasi selanjutnya agar ajaran islam tetap terjaga hal ini sejalan
dengan tujuan pendidikan menurut islam yang menyebutkan bahwa ilmu
pendidikan islam bukan hanya ilmu yang diajarkan untuk melaksanakan ibadah
kepada Allah SWT akan tetapi juga untuk menuntun perilaku manusia dan
menunjukkan peerbuatan amar ma’ruf nahi mungkar.

C. Fungsi Islam
1. Sebagai pembimbing dalam hidup
Membentuk suatu kepribadian yang harmonis agar segala unsur pokok
kehidupan terdiri dari pengalaman yang menentramkan jiwa, agar mampu
menhadapi masalah dengan tenang. Pengendali utama kehidupan manusia adalah
kepribadiannya yang mencakup segala unsur pengalaman pendidikan dan
keyakinan yang di dapatkannya sejak kecil. Apabila dalam pertumbuhan
seseorang terbentuk sesuatu kepribadian yang harmonis, dimana segala unsur
pokoknya terdiri dari pengalaman yang menentramkan jiwa maka dalam
menghadapi dorongan baik yang bersifat biologi ataupun rohani dan sosial akan
mampu menghadapi dengan tenang.

2. Penolong dalam kesukaran


Karena orang yang tidak beragama cenderung mengatasi masalah hidup
dengan pesimis berberda dengan orang yang beragama yang menghadapi dengan

7
optimis dan percaya bahwa allah tidak akan memberi cobaan melebihi
kekuatannya. Orang yang kurang yakin akan agamanya ( lemah imannya ) akan
menghadapi cobaan atau kesulitan dalma hidup dengan pesimis. Bahkan
cenderung menyesali hidup berlebihan dan menyalahkan orang. Beda nya dengan
orang beragama dan teguh imannya, orang yang seperti ini akan menerima setiap
cobaan dengan lapang dada. Dengan keyakinan bahwa setiap cobaan yang
menimpa dirinya merupakan ujian dari Tuhan ( Allah SWT ) yang harus dihadapi
dengan kesabran karena Allah memberikan cobaan kepada hambanya sesuai
dengan kemampuannya. Selain itu barnag siapa yang mampu menghadapi ujian
dengan sabar akan di tingkatkan kualitas manusia itu.

3. Penentram batin
Orang beriman tidak akan mersa gelisah , karena dia tau jika semua hal yang
dia miliki merupakan titipan Allah , berbeda dengan yang tidak beriman yang
selalu merasa gelisah akan apa yang ia miliki. Jika orang yang tidak percaya akan
kebesaran Tuhan tak peduli orang itu kaya apalagi miskin pasti akan selalu
merasa gelisah. Orang yang kaya akan takut kehilangan harta kekayaanya yang
akan habis atau di curi oleh orang lain, orang yang miskin apalagi, selalu merasa
kurang bahkan cenderung tidak mensyukuri hidup. Lain hal nya dengan orang
beriman, orang kaya yang beriman tebal tidak akan gelisah memikirkan harta
kekayaannya. Dalam ajaran islam harta kekayaan itu merupakan titipan Allah
yang didalamnya terdapat hak orang orang miskin dan anak yatim piatu. Bahkan
sewaktu waktu bisa di ambil oleh yang maha berkehendak. Begitu juga dengan
orang yang miskin yang beriman, batinnya akan selalu tentram karena setiap yang
terjadi dalam hidupnya merupakan ketetapan Allah SWT dan yang membedakan
derajat manusia di mata Allah SWT bukan lah hartanya melainkan keimanan dan
ketaqwaannya.

4. Pengendali moral
Dalam islam diajarkan untuk menghormati orang lain , tetapi tidak diperintah
untuk minta dihormati . selain itu banyak pelajaran moral lain seperti berpakaian,
berperilaku, bertutur kata dsb. Setiap manusia yang beriman akan menjalankan
setiap ajaran agamanya. Terlebih dalam ajaran islam ahlak amat sangat di
perhatikan dan di junjung tinggi dalam islam. Pelajaran moral dalam islam sangat

8
lah tinggi, dalam islam diajarkan untuk menghormati orang lain, akan tetapisama
sekali tidak diperintah untuk meminta dihormati.
Islam mengatur hubungan orang tua dan anak dengan begitu indah. Dalam Al
Quran ada ayat yang berbunyi “ Dan jangan kau ucapankan kepada kedua (orang
tuamu) ah!: tidak ada ayat yang memerintah kan kepada manusia (orang tua)
umtuk minta dihormati kepada anaknya. Selain itu islam juga mengatur semua hal
yang berkaitan dengan moral, mulai dari berpakaian, berperilaku, bertutur kata
dengan manusia lain (hamlumminannas/hubungan sosial). Termasuk didalam nya
harus jujur , jika seorang berkata bohong maka dia akan disiksa oleh api neraka.
Ini hanya contoh kecil peraturan islam yang berkaitan dengan moral. Masih
banyak lagi aturan islam yang berkaitan dengan tatanan perilaku moral yang baik,
namun tidak dapat sepenuhnya di tuliskan disini.

D. Sumber Ajaran Islam


Ada tiga sumber ajaran Islam yang wajib diikuti oleh setiap Muslim, yakni Al-Quran,
Hadits, dan Ijtihad.

Ketiga sumber ajaran Islam itu dinyatakan oleh Allah SWT dalam Al-Quran Surat
An-Nisa:59.

‫يا ايها الذين ءامنوا اطيعوا هللا واطيعوا الرسول واول اال مر منكم‬

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah (kehendak) Allah, taatilah (kehendak)


Rasul-Nya, dan (kehendak) ulil amri di antara kamu ...”.

Menurut ayat tersebut setiap mukmin wajib mengikuti kehendak Allah, kehendak
Rasul dan kehendak ’penguasa’ atau ulil amri (kalangan) mereka sendiri.
Kehendak Allah kini terekam dalam Al-Quran, kehendak Rasul terhimpun sekarang
dalam Hadis, dan kehendak ’penguasa’ (ulil amri) termaktub dalam kitab-kitab hasil
karya orang yang memenuhi syarat karena mempunyai ”kekuasaan” berupa ilmu
pengetahuan (para ulama).

9
Ayat tersebut diperkuat sabda Rasulullah SAW"

“Aku tinggalkan bagi kalian dua hal yang karenanya kalian tidak akan tersesat
selamanya, selama kalian berpegang pada keduanya, yaitu Kitab Allah dan
sunnahku.”

1. Al-Quran
Al-Quran disebut juga Kitabullah dan banyak sebutan lainnya. Secara harfiyah,
Quran artinya “bacaan” (qoroa, yaqrou, quranan), sebagaimana firman Allah
dalam Q.S. 75:17-18.

“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dan ‘membacanya’.


Jika Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah ‘bacaan’ itu”.

Secara definitif dapat dikatakan, Al-Quran adalah kumpulan wahyu atau firman
Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw, berisi ajaran tentang
keimanan, peribadahan, dan budi pekerti.

Al-Quran merupakan salah satu Kitabullah atau Kitab-Kitab Allah, yakni wahyu-
wahyu yang diterima para Nabi/Rasul Allah. Al-Quran adalah mukjizat terbesar
Nabi Muhammad Saw, bahkan terbesar pula dibandingkan mukjizat para nabi
sebelumnya.

Mukjizat para nabi terdahulu lebih bersifat inderawi, yakni bisa diamati dan dilihat
langsung oleh indera penglihatan atau lainnya, untuk menampilkan rasa takjub
terhadap kaumnya. Kepada Nabi Muhammad Saw, Allah SWT memberikan
mukjizat Al-Quran yang kekal abadi sepanjang zaman sehingga dapat disaksikan
oleh semua umat manusia dari semua zaman dan tempat sampai akhir nanti.
Al-Quran membenarkan Kitab-Kitab sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum
yang telah ditetapkan sebelumnya.

10
2. Hadits
Hadits atau As-Sunnah perkataan, perbuatan, dan penetapan Nabi Muhammad sebagai
Rasulullah Saw. Penetapan (taqrir) adalah persetujuan atau diamnya Nabi Saw
terhadap perkataan dan perilaku sahabat.

Kedudukan As-Sunnah sebagai sumber hukum Islam dijelaskan Al-Quran dan sabda
Nabi Muhammad Saw.

“Demi Tuhanmu, mereka pada hakikatnya tidak beriman sehingga mereka


menjadikanmu (Muhammad) sebagai hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan, lalu mereka tidak merasa berat hati terhadap putusan yang kamu
berikan dan mereka menerima sepenuh hati” (Q.S. 4:65).

“Apa yang diberikan Rasul (Muhammad) kepadamu maka terimalah dan apa yang
dilarangnya maka tinggalkanlah” (Q.S. 59:7).

“Kutinggalkan untuk kaliam dua perkara. Kalian tidak akan tersesat selama-
lamanya, selama kalian berpegang kepada keduanya, yakni Kitabullah (Quran) dan
Sunnah Rasul-Nya”.

“Berpegangteguhlah kalian kepada Sunnahku dan kepada Sunnah Khulafaur


Rasyidin setelahku” (H.R. Abu Daud).

Fungsi hadits secara garis besar ada tiga :


1. Sebagai penguat ajaran Islam yang ada di dalam Al-Quran
2. Sebagai penjelas hukum-hukum yang ada di dalam Al-Quran
3. Sebagai pembawa hukum baru yang tidak tertulis tegas dalam Al-Qur an.

3. Ijtihad
Ijtihad berasal dari kata ijtahada, artinya mencurahkan tenaga, memeras pikiran,
berusaha keras, bekerja semaksimal mungkin. Secara terminologis, Ijtihad adalah
berpikir keras untuk menghasilkan pendapat hukum atas suatu masalah yang tidak
secara jelas disebutkan dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Pelakunya disebut Mujtahid.

11
Ijtihad merupakan dinamika Islam untuk menjawab tantangan zaman. Ia adalah
“semangat rasionalitas Islam” dalam rangka hidup dan kehidupan modern yang kian
kompleks permasalahannya.

Banyak masalah baru yang muncul dan tidak pernah ada semasa hayat Nabi
Muhammad Saw. Ijtihad diperlukan untuk merealisasikan ajaran Islam dalam segala
situasi dan kondisi.

Kedudukan Ijtihad sebagai sumber hukum atau ajaran Islam ketiga setelah Al-Quran
dan As-Sunnah, diindikasikan oleh sebuah Hadits (Riwayat Tirmidzi dan Abu Daud)
yang berisi dialog atau tanya jawab antara Nabi Muhammad Saw dan Mu’adz bin
Jabal yang diangkat sebagai Gubernur Yaman.

“Bagaimana memutuskan perkara yang dibawa orang kepada Anda?”


“Hamba akan memutuskan menurut Kitabullah (Al-Quran.”

“Dan jika di dalam Kitabullah Anda tidak menemukan sesuatu mengenai soal itu?”
“Jika begitu, hamba akan memutuskannya menurut Sunnah Rasulillah.”

“Dan jika Anda tidak menemukan sesuatu mengenai hal itu dalam Sunnah
Rasulullah?”
“Hamba akan mempergunakan pertimbangan akal pikiran sendiri (Ijtihadu bi ra’yi)
tanpa bimbang sedikit pun.”

“Segala puji bagi Allah yang telah menyebabkan utusan Rasulnya menyenangkan hati
Rasulullah!”

Hadits tersebut diperkuat sebuah fragmen peristiwa yang terjadi saat-saat Nabi
Muhammad Saw menghadapi akhir hayatnya. Ketika itu terjadi dialog antara seorang
sahabat dengan Nabi Muhammad Saw.

“Ya Rasulallah! Anda sakit. Anda mungkin akan wafat. Bagaimana kami jadinya?”
“Kamu punya Al-Quran!”

12
“Ya Rasulallah! Tetapi walaupun dengan Kitab yang membawa penerangan dan
petunjuk tidak menyesatkan itu di hadapan kami, sering kami harus meminta nasihat,
petunjuk, dan ajaran, dan jika Anda telah pergi dari kami, Ya Rasulallah, siapakah
yang akan menjadi petunjuk kami?”

“Berbuatlah seperti aku berbuat dan seperti aku katakan!”

“Tetapi Rasulullah, setelah Anda pergi peristiwa-peristiwa baru mungkin timbul yang
tidak dapat timbul selama hidup Anda. Kalau demikian, apa yang harus kami lakukan
dan apa yang harus dilakukan orang-orang sesudah kami?”

“Allah telah memberikan kesadaran kepada setiap manusia sebagai alat setiap orang
dan akal sebagai petunjuk. Maka gunakanlah keduanya dan tinjaulah sesuatu dan
RahmAllah akan selalu membimbing kamu ke jalan yang lurus!”

Dari kedua keterangan di atas, maka dapat dikatakan bahwa Ijtihad adalah “sarana
ilmiah” untuk menetapkan hukum sebuah perkara yang tidak secara tegas ditetapkan
Al-Quran dan As-Sunnah. Persoalannya sekarang, siapa yang berhak melakukan
Ijtihad?
Pada dasarnya, semua umat Islam berhak melakukan Ijtihad, sepanjang ia menguasai
Al-Quran, As-Sunnah, sejarah Islam, juga berakhlak baik dan menguasai berbagai
disiplin ilmu pengetahuan.

zimnya, Mujtahid adalah para ulama yang integritas keilmuan dan akhlaknya diakui
umat Islam. Hasil Ijtihad mereka dikenal sebagai fatwa.
Jika Ijtihad dilakukan secara bersama-sama atau kolektif, maka hasilnya
disebut Ijma’ atau kesepakatan. Ijma’ adalah kesepakatan para ulama tentang suatu
perkara, meliputi:
1. Ijma’ Qauli, yaitu para ulama berijtihad bersama-sama atau sendiri-sendiri tentang
suatu masalah lalu memutuskan hukum yang sama.
2. Ijma’ ‘Amali, yaitu kesepakatan yang tidak diucapkan namun tercermin dalam
kesamaan sikap dan pengamalan.
3. Ijma’ Sukuti, yakni “menyetujui dengan cara mendiamkan”. Ulama tertentu
mengetapkan hukum atas suatu perkara dan ulama lain tidak membantahnya.

13
Salah satu metode menggali hukum dengan menyamakan kasus tertentu dengan kasus
lain yang sudah ada hukumnya dalam sumber asli karena adanya kesamaan alasan
tertentu.
Demikian Sumber Ajaran Islam, yaitu Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad. Wallahu a'lam
bish-shawabi.

E. Ruang Lingkup Ajaran Islam Dan Karakteristik Ajaran Islam

1. Ruang Lingkup Ajaran Islam


Sebagai agama wahyu terakhir, agama islam merupakan satu sistem akidah dan
syari’ah serta akhlak yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dalam berbagai
hubungan. Agama tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam
masyarakat termasuk dengan diri manusia itu sendiri tetapi juga dengan alam
sekitarnya Islam sebagai agama terus-menerus mendasarkan dirinya pada pemusatan
perhatian kepada tuhan. Ia didasarkan pada tauhid (keesaan tuhan). Islam sebagai
agama yang berdasarkan tauhid,tidak pernah memisahkan antara hal-hal yang disebut
spiritual (keagamaan), temporal (keduniaan),religious (yang berhubungan dengan
agama),dan profane (yang duniawi) didalam segala bidang. Secara garis besar, ruang
lingkup ajaran islam dibagi meenjadi tiga yaitu: hubungan manusia dengan Tuhan,
Hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam.

1. Hubungan manusia dengan Tuhan (ibadah), dibagi menjadi dua pengertian yaitu :
a. Ibadah dalam arti khas (terbatas): peraturan peraturan yang mengatur
hubungan angsung antara hamba dengan tuhannya, yang tata cara dan
upacaranya telah diatur secara terperinci dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rosul.
Ibadah dalam arti khas terdiri atas :

Rukun islam
Ibadah lainnya dan ibadah yang berhubungan dengan rukun islam, seperti
ibadah bersifat fisik. Contohnya bersuci yang meliputi berwudhu, mandi,
tayammum. Ibadah bersifat mali (harta). Seperti Qurban, Aqiqah, Waqof,
Hibbah, dan lain-lain.

14
b. Ibadah dalam arti luas: segala amal perbuatan yang titik tolaknya ikhlas, titik
tujuannya ridho Allah, garis amalnya amal sholeh. Ibadah dalam arti luas
meliputi ibadah dalam arti khas dan amal-amal ibadah lainnya. Ibadah dalam
arti khas merupakan titik pusat dari ibadah dalam arti luas.

2. Hubungan manusia dengan manusia dapat terwujud dalam :


a. Transaksi kebendaanatau mu’amalah, yaitu peraturan yang mengatur
hubungan antara satu orang dengan orang lainnya. Dalam hal tukar-menukar
harta, contohnya dagang, simpanan, penemuan, pengupahan, pungutan, wasiat,
jizyah, pesanan da lain-lain.
b. Hubungan kekeluargaan atau masyarakat(munakahat), yaitu peraturan yang
mengatur hubungan seseorang dengan orang lain dalam hubungan
berkeluarga. Contohnya perkawinan, perceraian, pengaturan nafkah, mas
kawin, meminang, pemeliharaan anak dan lain-lain.
c. Hubungan kemasyarakatan (siyasah), yaitu peraturan yang menyangkut
masalah-masalah kemsyarakatan (politik). Contohnya persaudaraan,
musyawarah, keadilan, tolong-menolong, kebebasan, toleransi, pemerintahan
dan sebagainya.
d. Kaitan dengan kepidanaan (jinayat), yaitu perauran yang menyangkut pidana.
Contohnya Qisas, diat, kifarat, pembunuhan, murtad, minuman keras, zina,
kesaksian dan lain sebagainya.

3. Hubungan manusia dengan alam


Yaitu Allah menjadikan manusia sebagai kholifah artinya penguasa alam,
manusia perlu mengeksploitir alam ini agar dapat bermanfaat bagi manusia
sendiri. Alam yang dimaksud adalah alam yang universal yang meliputi
tumbuhan, tanah, laut, air, angin, angkasa dan lain sebagainya. Semua hal yang
berkaitan dengan alam telah diatur garis-garis besarnya oleh agama islam. Namun,
hanya sebagian besar kaum muslimin tidak atau belum mengetahui karena
kekurangan dalam bidang ilmu pengetahuan.

15
Dalil hubungan manusia dengan alam tertuang dalam QS. Ali Imron 191, yaitu :

‫"الذين يذكرون هللا قياما وقعودا وعلى جنوبهم ويتفكرون في خلق السموات واالرض‬
‫ربنا ما خلفت هذا باطال سبحانك فقنا عذاب النار‬

[Surat Ali 'Imran: 191]

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-
sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imron
191)

Manusia dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa manusia diberi akal agar
mampu mengolah ciptaan Allah ini (alam semesta) karena Allah menciptakan
alam ini tiada yang sia-sia semua diciptakan agar dapat dimanfaatkan oleh
manusia sebaik mungkin. Dan celakalah bagi orang-orang yang menyia-nyiakan
ciptaan Allah karena mereka sama dengan mendustakan nikmat Allah.

2. Karakteristik ajaran islam


Karakteristik ajaran islam merupakan suatu karakter yang harus dimiliki oleh setiap
muslim yang berpedoman pada al-Qur’an dan Hadis. Menurut John M. Echols dan Hasan
Shadily dalam bukunya yang berjudul Kamus Inggris Indonesia. Pengertian karakteristik
berasal dari bahasa Inggris “character”, yang berarti watak, karakter, dan sifat. Kata ini
menjadi characteristic, berarti sifat khas yang membedakan antara satu dan lainnya.
Disimpulkan bahwa ajaran Islam adalah sifat, watak dan keadaan yang melekat pada
ajaran Islam tersebut yang sekaligus dapat dikenali dan dirasakan manfaat dan
dampaknya oleh mereka yang mengamalkan ajaran Islam tersebut. Beberapa
karakteristik dalam ajaran Islam, sebagai berikut :

1. Karakteristik Komprehensif
Komprehensif berarti menyeluruh. Di dalam Bahasa Arab, sifatnya disebut dengan
sifat al-syumuliyah. Karakteristik atau ciri khas komprehensif ini, bisa dilihat dari
kedudukan atau nazir, yaitu perbandingan agama-agama samawi lainnya.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa agama samawi sebelum Rasulullah datang

16
membawa Islam, dibawa oleh para nabi yang lain. Intinya tetap satu, yaitu tauhid
(mengesakan Allah).

Ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw. berkaitan dengan seluruhnya, yakni
ajaran Islam berkaitan dengan Akidah, Islam berkaitan dengan akhlak, Islam
berkaitan dengan sosial, ekonomi, politik, ketatanegaraan, kekeluargaan, kebudayaan,
peradaban, dan lain sebagainya (Nasution, 2013). Maka dari itu, komprehensif dalam
ajaran Islam mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, dan bersifat menyeluruh
atau menyempurnakan ajaran-ajaran agama samawi sebelum Islam (Nata, 2011).

Allah swt. Berfirman dalam surat al-Maidah;

‫اليوم اكملت لكم دينكم واتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم االسالم دينا‬

Artinya : Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama
bagimu.

Firman Allah tersebut, menjelaskan, Allah telah menyempurnakan agama Islam,


Allah telah mencukupkan nikmat kepada kita semua, dan Allah menetapkan agama
Islam, sebagai agama bagi kita semua.

2. Karakteristik Kritis
Islam bersifat kritis. Karakteristik tersebut, bisa kita lihat dari sisi kependudukan
ajaran Islam yang n Islam. Dengan kedudukan itu, maka ajaran Islam berpedoman
kepada sumber, yaitu al-Quran dan al-hadis, yang menjadi konektor terhadap berbagai
kekeliruan dan penyimpangan yang telah diperkuat para penganut agama agama
sebelum Islam. Kekeliruan ini contohnya seperti berkaitan dengan doktrin ketuhanan,
berkaitan dengan ajaran kitab sucinya, dan berkaitan dengan hal-hal yang lainnya.
Maka keadaan seperti ini dapat kita lihat berasal dari penjelasan al-Quran.

17
Allah Swt. berfirman dalam Surat al-Baqarah ayat 209;

‫فان زللتم من بعد ماجاءتكم البينات فاعلموا ان هللا عزيز حكيم‬

Artinya: Tetapi jika kamu tergelincir setelah bukti-bukti yang nyata sampai
kepadamu, ketahuilah bahwa Allah Maha-perkasa, Mahabijaksana. Ajaran Islam ini
sudah sampai kepada kita, apa yang dibawa oleh Rasulullah saw. Kemudian kita
menyimpang menyimpang dari ajaran ini, maka Allah swt. Maha mengetahui lagi
maha perkasa dan maha bijaksana.

3. Karakteristik Humanis

Dalam karakteristik ajaran Islam, humanis menjelaskan tentang kemanusiaan.


Humanis terlihat dari upaya ajaran Islam itu sendiri terhadap perlindungan hak asasi
manusia. Sebagaimana kita bisa lihat dari sisi visi dan misi serta tujuan ajaran Islam,
bahwa tujuan agama Islam salah satunya, menyejahterakan kehidupan manusia di
dunia dan akhirat.

Tidak hanya menyejahterakan kehidupan dunia atau akhirat saja, melainkan juga
menyejahterakan urusan dunia dan akhirat, baik sifatnya jasmani dan rohani,
individual atau sosial, lahir atau batin, dan tidak hanya bersifat lokal, nasional dan
regional melainkan juga bersifat internasional. Selain itu, karakteristik humanis ini
bertujuan untuk memelihara dan melindungi hak-hak asasi manusia.

Dalam fikih, terdapat maqosid al-syar’iyah, yaitu: Hifz al-Nafs yaitu menjaga jiwa.
Menjaga nyawa diri seseorang, ini termasuk di dalam hak asasi manusia. Hifzu Ad-
Diin menjaga agama. Hifz al-Aql yaitu akal untuk berpikir seseorang di bebaskan
selama ada batasannya dalam syariat. Kemudian ada, Hifz al-Nasl hak untuk memiliki
keturunan. Dan terakhir Hifz al-Mal untuk menggunakan harta seseorang. Dalam hal
ini, karakteristik Islam yang bersifat humanis yakni, Islam menjaga hak-hak asasi
manusia.

4. Karakteristik Toleransi

Islam sangat menghormati agama lain, sekalipun Allah swt tidak meridai agama lain
selainnya. Namun karakteristik toleransi, mengajarkan bahwa Islam tidak pernah

18
mengolok-olok agama lain. Islam membangun toleransi terhadap agama-agama yang
serumpun maupun tidak. Karakteristik ajaran Islam tidak hanya bersifat teori
melainkan juga tertulis di dalam kitab sucinya, dan umat Islam memperaktekan
ajaran-ajaran tersebut dalam kehidupan. Dahulu Islam menguasi negeri Spanyol, India
dan lain sebagainya (Nata, 2011). Alhasil, Islam memiliki sifat toleransi dari
pengalaman kekuasaan dan pemerintahan di negri bukan mayoritas muslim.

5. Karakteristik Rasional

Ajaran Islam yang terdapat di dalam al-Quran maupun hadis, selalu memuat tentang
perintah perintah dan larangan-larangan Allah Swt. Maka dengan menjalankan
perintah Allah dan rasulnya, manusia akan mendapatkan ketenangan jiwa, kehidupan
yang lurus, dan bisa berakhlak mulia kepada sesama dan kepada Tuhannya (Nata,
2011). Adapun larangan-larangan Allah Swt. Seandainya kita melaksanakan, maka
akan merugikan diri sendiri dan orang lain.

Contoh; Saat seseorang mabuk, ia akan merugikan diri dan orang sekitarnya. Hal itu
menyebabkan hilangnya akal seseorang; berbicara tak karuan;memukuli bahkan hal
tidak baik lainnya. Maka karakakteristik ajaran Islam ini, bersifat rasional. Artinya,
jika kita menjalankan perintah Allah Swt. akan mewariskan atau melahirkan
ketenangan jiwa, kemudian ketika melanggar larangan Allah Swt. Itu justru akan
merugikan diri sendiri dan merugikan orang lain.

19
BAB III

ANALISIS

A. Analisis Teoritis

Dalam bab sebelumnya ,telah diuraikan secara mendalam tentang beberapa pengertian,
fungsi,tujuan dan karakteristik. Pada bab ini, kami akan mengadakan analisis teoretis
yang lebih rinci terkait kesimpula dengan berbagai aspek yang telah dibahas sebelumnya
dengan berbagai metode analisis yang relevan.

Islam way of life adalah jalan hidup yang diturunkan Allah SWT Dzat yang menciptakan
manusia seluruh alam semesta, dan seluruh kehidupan yang terdapat didalamnya. Dia
yang menciptakan manusia, menghidupkan, mematikan, dan memberikan seluruh sarana
hidup serta memberikan petunjuk paripurna untuk manusia agar bisa menjalani hidup di
alam semesta ini dengan sebaik baiknya. Islam sebagai agama yang berdasarkan
tauhid,tidak pernah memisahkan antara hal-hal yang disebut spiritual (keagamaan),
temporal (keduniaan),religious (yang berhubungan dengan agama),dan profane (yang
duniawi) didalam segala bidang. Secara garis besar, ruang lingkup ajaran islam dibagi
meenjadi tiga yaitu: hubungan manusia dengan Tuhan, Hubungan manusia dengan
manusia dan hubungan manusia dengan alam.

B. Analisis Praktis

Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah untuk menjadi khalifah / pemimpin, yaitu
untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah SWT. Dan islam merupakan jalan hidup
yang diturunkan Allah SWT untuk mengatur semua aspek kehidupan manusia guna
mewujudkan kemaslahatan dan menghindarkan kerusakan dan bahaya dari seorang baik
dulu, sekarang, dan hari yang akan datang, sehingga akan tercapailah kebahagiaan yang
haqiqi di dunia dan akhirat. Dalam islam; aqidah, tauhid dan iman perlu dipelajari dan
diamalkan dalam kehidupan. Aqidah adalah perkara yang wajib di yakini keberadaannya
tanpa ada keraguan sama sekali. Tauhid adalah konsep dalam aqidah islam yang
menyatakan ke-Esaan Allah SWT. Sedangkan Iman berarti membenarkan dengan hati,
diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan. Sebagai seorang muslim perlu
menghindari perbuatan syirik karena sangat berbahaya bagi kehidupan baik di dunia dan
20
akhirat. Seseorang yang berbuat syirik tidak akan diampuni dosanya oleh Allah SWT,
jika ia mati dalam kemusyikannya dan ia tidak bertaubat kepada Allah.

21
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Menurut makalah diatas dapat disimpulkan bahwa Islam way of life adalah jalan
hidup yang diturunkan Allah SWT Dzat yang menciptakan manusia seluruh alam
semesta, dan seluruh kehidupan yang terdapat didalamnya. Dia yang menciptakan
manusia, menghidupkan, mematikan, dan memberikan seluruh sarana hidup serta
memberikan petunjuk paripurna untuk manusia agar bisa menjalani hidup di alam
semesta ini dengan sebaik baiknya.

B. Rekomendasi

Kami berharap bagi para pembaca yang belum mengetahui tentang Islam sebagai
Way Of Life dapat membaca makalah yang kami buat ini agar bisa memahami tentang
Islam sebagai Way Of Life.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/khulafaur-rasyidin/550a68b78133113014b1e15c/islam-way-
of-life

http://-irwansyah.blogspot.com/2013/05/islam-sebagai-sistem-hidup-way-of-life.html?=1

http://www.kompasiana.com

https://www.risalahislam.com/2013/10/sumber-ajaran-islam.html

https://majalahnabawi.com/karakteristik-ajaran-islam/

23
24

Anda mungkin juga menyukai