Anda di halaman 1dari 13

Makalah Agama Islam

( Memahami Istilah Islam, Iman, dan Ihsan )

KATA PENGANTAR

Assallamuallaikum Wr.Wb,

Segala Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan kasih-Nya kita masih diberikan kesempatan untuk menikmati ciptaannya dan khususnya
melaksanakan perkuliahan walaupun dalam situasi pandemic ini.Atas pertolongan-Nya juga
kita masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah ini demi kelancaran
proses belajar dan juga pengembangan ilmu mahasiswa.

Terima kasih pula kami ucapkan kepada dosen pengampu kami Bapak Ir.Mustamam,
M.T Karena telah memberikan perkuliahan dan juga karena telah membimbing dalam
pengerjaan tugas berikut ini.Disini telah dibuat sebuah makalah berisikan hasil diskusi
kelompok kami mengenaiMemahami Istilah Islam, Iman, dan Ihsan.Makalah ini kami buat
sedemikian rupa demi memberikan kontribusi kami sebagai mahasiswa untuk membagi hasil
pemikiran dan juga pencarian kami tentang materi perkuliahan yang satu ini kepada rekan
kelas yang lain dan juga kepada dosen pengampu untuk dijadikan bahan diskusi dalam
perkuliahan dan juga penilaian bagi tugas kami.

Namun kami menyadari masih sangat banyak kekurangan dalam penulisan tugas kami
ini, mulai dari segi kerapihan, kejelasan kata-kata hingga isi yang kami tuangkan
didalamnya.Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca dan dosen pengampu agar dapat kami jadikan bahan belajar yang lebih baik dan
juga bahan perbaikan kami untuk tugas yang lain kedepannya.

Medan 15 Maret 2021


Kelompok 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................................................

BAB 1 Pendahuluan................................................................................................................................

a) Latar Belakang.........................................................................................................................
b) Tujuan......................................................................................................................................
c) Manfaat....................................................................................................................................
BAB 2 Isi................................................................................................................................................

a) Memahai istilah Islam...............................................................................................................


b) Memahai istilah Iman................................................................................................................
c) Memahai istilah Ihsan...............................................................................................................
BAB 3 Penutup......................................................................................................................................

a). Kesimpulan..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Banyak orang membicarakan tentang islam, dan termasukdi Indonesia sendiri merupakan
negara dengan penduduk islam terbanyak di dunia, penyebaran islam di Indonesia sangat
luas. Namun penyebaran islam yang cukup banyak di Indonesia, yang telah banyak
mengislamkan orang, tetapi masih ada juga seorang muslim yang masih belum memahami
tentang apa islam, iman, dan selanjutnya ihsan itu sendiri. Maka dari itu dalam makalah ini
akan di jelaskan tentang pemahaman islam, iman, dan ihsan. Agar kita sebagai masyarakat
yang ber agama islam, paham dan tau tentang apa itu islam, apa itu iman, dan mengapa ada
ihsan.

B. Tujuan

Tujuan makalah ini di buat adalah untuk :

1. Menerangkan materi tentang islam, iman, dan ihsan


2. Memberi pemahaman tentang islam, iman, dan ihsan.

C. Manfaat

Manfaat makalah ini di buat adalah :

1. Memahami materi tentang islam, iman, dan ihsan


2. Menjelaskan tentang islam, iman, dan ihsa
3. Dapat mengerti tentang islam, iman, dan ihsan itu sendiri
BAB II

ISI

A. Memahami Istilah Islam

Penjelasan mengenai hal ini dimulai dari hadis Nabi Muhammad SAW. Pada waktu itu
Umar ibn al-khaththab dan beberapa orang sahabat sedang duduk bersama kekasih semesta
alam, rasullullah. Tiba tiba seorang laki laki dating menghampirinya. Perawakannya sedang,
wajahnya tampan, pakaianya serba putith dengan rambut hitam. Dan pada saat itu para
sahabat tidak mengenalnya, kemudian laku laku itu pun duduk di hadapan nabi seraya
menyandarkan lututnya kepada baginda rasullullah kedua tangannya di letakan ke paha nabi
Muhammad, dan belian terkesan akrab dengan baginda rasulullah . dan kemudian ia bertanya
“ Wahai Muhammad, ceritakan padaku tentang islam” Nabi Muhammad pun menjawab “
islam adalah menyembah Allah dan tidak menyekutukan Nya dengan sesuatu apa pun,
mendirikan shalat menunaikan jakat dan berpuasa di bulan Ramadhan” kemudian laki laki itu
berkata “ engkau benar” dan para sahabat rasullullah yang saat itu sedang duduk bersama
dengan baginda rasullulah pun terheran, keheranan itu juga diungkap oleh Umar sendiri di
dalam riwayat muslim.

Pada akhir kisah yang di kutip dalam hadis, Nabi SAW menjelaskan bahwa laki laki berbaju
putih itu adalah, Jibril as. Dang utusan pembawa wahyu ke sentero alam.

Sewaktu membicarakan tentang definisi islam al-maududi menjelaskan “ setiap agama di


dunia ini telah di namai setelah pendirianya dari suatu komunitas atau bangsa itu di lahirkan.
Sebagai contoh, Kristen di ambil dari nama nabi isa yang kudus, budha dari pendirinuya
Buddha Gautama, Zoroastrian dari pendirinya Zoroaster, jahudi dari bangsa jahudi, yakni dari
nama suku Judah ( daerah Judea ) di mana ia terbentuk.

Secara Bahasa islam berarti patuh, penyerahan dan pengabdian. Seorang yang beragama
islam di sebut muslim. Muslim adalah orang yang menyerahkan diri, patuh, dan hanya
mengabdi kepada Allah Swt. Karena tunduk dan patuh maka jadilah seorang muslim itu
adalah orang yang selamat.

Rasulullah menyatakan bahwa islam adalah menyambah allah dan tidak menyekutukannya
dengan suatu apa pun, memdirikan shalat, menunaikan zakat yang di fardukan, dan berpuasa
pada bulan Ramadhan. Dalam hadis lain di jelaskan bahwa maksud dari tidak menyekutukan
Allah itu di pertegas dalam mengikrarkan dua kalimat syahadat, dan di tambah satu rukun
lagi yaitu menunaikan haji bagi yang mampu

Seorang muslim di tuntut menjalani syariat islam dengan ikhlas dan dengan sesuai petunjuk
Allah dan Rasulnya . dalam korelasi ini Ibn al – Qayyim menjelaskan bahwa ada dua syarat
di terimanya amal ibadah seseorang, yaitu dilakukan dengan ikhlas dan sesuai dengan
petunjuk syariat islam. Jika amal ibadah di jalankan dengan ikhlas tapi tak sesuai dengan
petunjuk Allah dan Rasullnya, maka ibadah tersebut tertolak.

Telah menjadi keyakinan kaum muslim bahwa islam adalah agama yang benar di ridhai Allah
. oleh sebab itu agama manapun selain islam tidak di terima di sisi allah. Hal ini sesuai
dengan firman allah pada surah al Imran ayat 19 “ yang artinya :

“ sesungguhnya agama yang di ridhai allah hanyalah islam. “

Selanjutnya juga di jelaskan dalam firman allah pada surat al Imran ayat 58, yang artinya :

“ barang siapa mencari agama selain agama islam, maka sekali sekali tidaklah di
terima ( agama itu ) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang orang yang
merugi.”

Islam adalah agama yang sempurna, kesempurnaanya yang dapat di lihat pada ajarannya
islam mengatur segala aspek mulai dari prinsip prinsip kheidupan manusia, ia bersigat
dinamis, elastis, dan universal. Dikatakan dinams karena agama islam memiliki ajaran ajran
yang dapat dan mampu menjawab tantangan zaman yang terus berkembang. Oleh sebab itu
ajaran islam dapat di sesuaikan dengan kebutuhan kondisi temporal manusia, khususnya yang
berkaitan dengan muamalah. Oleh sebba itu, ajaran islam dapat di terapkan di seluruh medan
dan territorial manapun di dnunia ini, demikian pula islam di katakana universal hal itu di
sebabkan ajarannya yang belaku untuk seluruh umat manusia tanpa memandang warna kulit,
budaya, dan bangsa, dengan demikian, islam adalah agama rahmatbagis eluruh dunia.

Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna mengatur tata cara ibadah, moralitas, social,
ekonomi, kebudayaan, politik, dan hubungan internasional. Dengan kata lain, islam mengatur
seluruh aspek dan nilainilai kehidupan secara intergral tanpa eksepsional. Oleh sbeba itu
islam, tidak mengenal konsep skularisme sekularisasi dalam kehidupan social politik, yaitu
sebuah pandangan hidup dan perilaku actual manusia yang memisahkan urusan dunia dan
urusan akhirat.
B. Memahami istilah iman

Rukun adalah tonggak yang haras ada dalam sena heyukman perbitn, dan tandakan Krena
itu, ukun enupakans adan fonda W a dir di dilam din seiap kaum Muslim tidak terkeenali
talatn tanah kmatun. Di dalam falum, wujud iman eoung dimkan penegakanyu kepada rukun
iman Keitmanan itu bena di datas tti selgaheperayaan, pelendln, dar dipllkm danper Pada
tingkatan perilaku inilah wgud iman tersebut dapat terlihat

Dengan kefasihan yang diberikan Allah kepadamu, maka gerakkanlah lisan di rongga
mulutmu untuk membawa udara menuju relung-relung makhraj (tmpat keluar) huruf supaya
terlafalkan dua kalimah syahadah dengan baik Janganlah lupa bahwa sanubari harus hadir
untuk memahami memgakui, dan meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa, tada
tuhan yang hak diibaidahi kecuali Dia

Iman seorurg Mukmin adalah rangkaian keyakinan di dalam hati yang terima dengan tingkah
laku, baik secara vertikal kepada Nya maupun horizontal kepada sesama makhluk Nya
Semakin dalam iman itu tertancap kukuh di lubuk hati, maka semakin peka panca indera
menangkap gaungnya semakin akrab pula ia merespon kebenaran, semakin mudah
menundukkan syahwat dan menyingkap syubhat Ketika itu terjadi maka bertambah kuat
azammu (tekadmu) menggandengkan keyakinan dengan perbuatan Karena itulah hati orang
beriman akan bergetar tatkala dibacakan ayat ayat Allah Imannya berlimpah-limpah dari
pusar lokus kalbunya, kesadaran ilahiyahnya semakin tinggi menggapai langit bahkan
menembus Arasy, dan tawakkalnya semakin teguh mengharungi dan menapaki asbab, dan
ibadahnya semakin merebak sampai ke sendi-sendi sumsumnya.

Selanjutnya dalam tulisan tersebut dikutip surah al-Anfal:2-3 yang artinya :

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama
Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya ber
tambahlah iman mereka (karenarya) dan kepada Tuhanlah mereka ber tawakkal, (yaitu)
orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menaf kahkan sebagian dari rezki yang Kami
berikan kepada mereka."

Rukun iman sebagaimana di dalam hadis Nabi Shallahu 'alaihi wasallam adalah:

1. Iman (percaya) kepada Allah, Tuhan yangmenjadikan seluruh alam ini.

2 Iman (percaya) kepada malaikat Allah.


3. Iman (percaya) kepada kitab-kitab Allah, kitab-kitab suci yang ditumunkan oleh Allah
terhadap para rasul.

4. Iman (percaya) kepada rasul-rasul dan nabi-nabi yang diutus Allah untuk menyampaikan
ajaran-ajarannya kepada umat manusia.

5. Iman (percaya) akan adanya Hari Akhirat, yaitu hari pembalasan bagi segala amal
perbuatan manusia di dunia

6. Iman (percaya) kepada qadha dan qadar, yaitu segala ketetapan Allah terhadap untung baik
dan buruk yang kita alami di dunia ini berasal dari Allah swt.

Iman kepada Allah ialah membenarkan dengan yakin sepenuhnya tanpa sedikitpun keraguan
akan adanya Allah dan keesaan-Nya, baik

pada rububiyyah, uluhiyyah, maupun pada asma' wa sifat-Nya. Rukun iman kedua adalah
percaya kepada malaikat. Seorang mukmin wajib mengakui dan mengimani adanya malaikat.
Mereka adalah makhluk Allah yang senantiasa taat kepada perintah-Nya dan tidak pernah
melakukan maksiat sedikitpun sebagaimana firman Allah syarah at-Tahrim ayat 6:

. ‫ال يعصون هللا ما أمرهم ويفعلون ما يؤمرون‬

Malaikat-malaikat tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Para malaikat itu memiliki tugas-tugas tertentu yang sebaginnya dijelaskan di dalam Alquran
dan hadis dan sebagian lagi tidak dijelaskan. Di antaranya adalah bertugas menyampaikan
wahyu kepada para Rasul, mengatur cuaca, mencabut nyawa, menulis amal perbuatan
makhluk, memeliharanya, menjaga surga, neraka, menyoal mayat di dalam kubur, memikul
Arasy, meniupkan ruh di dalam rahim, dan lainnya. Oleh sebab itu, seorang mukmin
mewujudkan keimanan ini di dalam hatinya dan di dalam perilakunya. Misalnya, ia selalu
merasa bahwa kapanpun dan di manapun ia berada maka setiap perbuatannya selalu diawasi
dan dicatat malaikat.

Iman kepada Kitab-kitab Allah adalah membenarkan bahwa seluruh kitab-kitab yang
diturunkan itu datangnya dari Allah. Ayat-ayat yang ada di dalam kitab-kitab tersebut adalah
kalam Allah. Di antaranya adalah kitab Taurat, Zabur, Injil, dan Alquran.
Wujud keimanan kepada kitab Allah adalah menjadikan Alquran tersebut sebagai pedoman
hidup (way of life) di dalam segala aspek dan dimensi kehidupannya, baik itu untuk pribadi,
keluarga, masyarakat, maupun untuk bernegara. Ketika seseorang tidak melaksanakan atau
tidak berusaha untuk menjadikan Alquran sebagai pedoman hidupnya, maka keimanannya
kepada al-Kitab tidaklah berwujud nyata.

Iman kepada para rasul adalah membanarkan dengan sesungguhnya bahwa Allah mengutus
kepada setiap umat ini seorang rasul untuk membimbing mereka. Nabi Muhammad saw
adalah rasul terakhir untuk seluruh umat manusia pada zamannya dan zaman-zaman
setelahnya hingga Hari Akhirat. Oleh sebab itu, tidak ada lagi Nabi dan Rasul sesudah beliau.
Allah befirman di dalam surah al-Ahzab ayat 40:

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu,
tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu”

Tugas utama seorang rasul adalah mengajak manusia untuk men tauhidkan Allah dan
menjauhi kesyirikan serta menjalankan syariat yang dibawanya. Di dalam Alquran pada surah
an-Nisa' ayat 150-152 Allah berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul Nya, dan
bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya,
dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap
sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan
(tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir
sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan
yang menghinakan. Orang-orang yang beriman kepadaAllah dan para rasul-Nya dan
tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka, kelak Allah akan memberikan
kepada mereka pahalanya.

Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Wujud iman kepada Rasulullah adalah melaksanakan segala Sunahnya dan menajuhi segala
kreasi (bid'ah) atas ajarannya. Sunnah adalah setiap perkataan, perbuatan, dan pengakuan
Nabi Shallahu 'alaihi wa Sallam Kedudukan Sunnah terhadap Alquran adalah sebagai
penjelas, pemerinci, dan penetap syariat yang tidak dikemukakan secara jelas di dalam
Alquran. Tidaklah beriman orang yang tidak mengakui keberadaanSunnah Rasul saw secara
mutlak. Allah berfirman di dalam surah an Nisa ayat 65:

‫شجر بينهم ثم ال تجدوا في أنفبهة فال وربك ال يؤمنون حتى يحكموك فيما‬

‫حرجا مما قضيت ويسلموا تسليما‬

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu (Rasulullah) hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan,
kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap
putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”

Iman kepada Hari Akhir adalah menyakini sepenuh hati tanpa keraguan sedikitpun bahwa
Hari Kiamat akan terjadi. Munculnya Hari Kiamat merupakan waktu berakhirnya dunia ini.
Banyak sekali ayat yang mendeskripsikan kejadian munculnya Hari Kiamat tersebut. Di
antaranya seperti yang dijelaskan Allah pada surah al-Waqi'ah ayat 1 sampai 5: yang artinya:

“Apabila terjadi Hari Kiamat, terjadurya kiamat itu tidak dapat didustakan
(disangkal) (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan
yang lain), apabila bumi digoncangkan sedahsyat dahsyatnya, dan gunung-gunung
dihancur luluhkan schancur hancurnya”

Pada hakikatnya, tidak ada yang mengetahui secara persis kapan terjadinya Hari Kiamat
kecuali Allah swt. Tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan turunnya hujan, apa yang
terjadi di dalam rahim seorang ibu, apa yang akan terjadi pada hari esok, dan dimanakah
seseorang akan mati. Kendatipun manusia memiliki alat-alat yang canggih untuk mendeteksi
semua itu, tetapi hal tersebut barulah sebuah predeksi dan masih memiliki relatifitas
kebenarannya. Oleh sebab itu, kepastian secara mutlak tidak dimiliki oleh teknologi dan ilmu
pengetahuan manusia.

Rukun iman terakhir adalah percaya kepada qadar dan qadha Allah Qadar adalah ketentuan
Allah, sementara qadha merupakan ketetapan. Nya untuk mewujudkan qadar-Nya. Beriman
kepada qadar dan qadh Allah akan menjadikan seseorang sadar bahwa ia tidak memiliki
kemampuan apa pun dan tidak mengetahui sedikitpun tentang jalan kehidupannya dan
seluruh makhluk ini. Oleh sebab itu, ia harus berikhtiar untuk terus menjalani hidup ini sesuai
dengan perintah Allah. Ia akan berada di atas tatanan sunatullah (hukum alam, kausalitas,
hukum sosial dan hukum sejarah) dan syariat-Nya. Dengan demikian, jika ia ingin menjadi
orang yang sukses maka ia akan berikhtiar dan memenuhi syarat-syarat sunatullah yang dapat
menjadikan seorang makhluk itu menjadi sukses. Di samping itu ia juga harus mengikut
tatanan syariat untuk menggantungkan harapannya hanya kepada Allah. Oleh karena itu,
seseorang akan dapat melihat tanda-tanda takdirnya untuk masa depan dengan melihat apa
yang ia lakukan saat ini. Dengan kesadaran dan jalan hidup yang ditempuh seperti ini, maka
ia akan menjadi seorang hamba yang sesuai dengan ajaran sunatullah, syariat, dalam
menjalani taqdir nya.

C. Memahami Istilah Ihsan

"Menurut bahasa, makna ihsan sederhana saja, Berbuat atau melakukan kebaikan."
Cobalah periksa firman Allah pada surah an-Nahl ayat 90. Maknanya, persis seperti yang kita
katakan di atas, yaitu, "melakukan kebaikan." Sempurnalah Engkau sebagai makhluk ketika
rasa ihsan bersemayan di jiwamu. Betapa tidakl Sebab Engkau telah memiliki rasamuraqabah
dengan Tuhan pemilik Ka'bah. Redaksi surah an-Nahl ayat 90 tersebut adalah:

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran.”

Terma ihsan sering disamakan dengan makna akhlak. Dengan kata lain, ihsan adalah suatu
sikap dan tingkah laku yang baik menurut syariat. Namun, kata ini juga biasa dipakai untuk
pengertian 'suatu kesempurnaan.' Sementara itu, ihsan menurut istilah yang diberikan oleh
Rasul Shallahu alaihi wa Sallam adalah, "Sewaktu seseorang menyembah Allah maka
seakan-akan ia melihat-Nya, jika ia tidak mampu melihat-Nya, maka ia harus meyakini
bahwa Allah benar-benar melihat-Nya."

Hakikat ihsan menurut istilah tersebut mengandung arti bahwa dalam menyembah Allah
seseorang harus bersungguh-sungguh, serius, penuh keikhlasan, dan tawaduk. Dalam hatinya
harus tumbuh keyakinan bahwa Allah seakan-akan berada di hadapannya dan melihat-Nya.
Dengan kata lain, dia harus merasa bahwa Allah selamanya hadir dan menyaksikan segala
perbuatannya.

Imam an-Nawawi mengatakan bahwa ihsan berarti menjaga sopan santun dalam beramal di
mana kamu seakan-akan melihat Allah sebagaimana
Allah melihat kamu. Hal itu dilakukan bukan karena kamu melihat-Nya, namun karena Allah
selamanya melihat kamu. Oleh sebab itu, beribadahlah dengan baik meskipun kamu tidak
dapat melihatnya.

Maksud kalam hadis ini adalah (a) bersungguh-sungguh dalam keikhlasan ketika beribadah;
(b) muraqabah seorang hamba kepada Tuhannya dengan kekhusyuan, kekhudhuan, dan
lainnya. Sesungguhnya, para ahli hakikat telah mengharamkan kepada majlis-majlis shalihin
agar menghindarkan diri dari sesuatu yang tercela. Lalu, bagaimana tidak bahwa Allah akan
senantiasa membukakan kepada mereka rahasia dan lahir-Nya.)

Dalam pada itu, ihsan merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan diterima atau
ditolaknya suatu amal ibadah seseorang kepada Allah. Karena, ikhlas, tawaduk, dan khusyuk,
muncul dari sikap ihsan dan beribadah kepad-Nya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rasulullah menyatakan bahwa islam adalah menyambah allah dan tidak
menyekutukannya dengan suatu apa pun, memdirikan shalat, menunaikan zakat yang di
fardukan, dan berpuasa pada bulan Ramadhan. Dalam hadis lain di jelaskan bahwa
maksud dari tidak menyekutukan Allah itu di pertegas dalam mengikrarkan dua kalimat
syahadat, dan di tambah satu rukun lagi yaitu menunaikan haji bagi yang mampu

Iman seorurg Mukmin adalah rangkaian keyakinan di dalam hati yang


terima dengan tingkah laku, baik secara vertikal kepada Nya maupun horizontal kepada
sesama makhluk Nya Semakin dalam iman itu tertancap kukuh di lubuk hati, maka
semakin peka panca indera menangkap gaungnya semakin akrab pula ia merespon
kebenaran, semakin mudah menundukkan syahwat dan menyingkap syubhat Ketika itu
terjadi maka bertambah kuat azammu (tekadmu)

"Menurut bahasa, makna ihsan sederhana saja, Berbuat atau melakukan kebaikan."
Cobalah periksa firman Allah pada surah an-Nahl ayat 90. Maknanya, persis seperti yang
kita katakan di atas, yaitu, "melakukan kebaikan." Sempurnalah Engkau sebagai makhluk
ketika rasa ihsan bersemayan di jiwamu.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar husnel, 2021, islam kaffah pendidikan agama islam untuk perguruan
tinggi,perdana pubhlishing, Medan

Anda mungkin juga menyukai