(TECHNOLOGY IN RELIGION)
Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa perkembangan teknologi disaat ini semakin
terasa pesat dan hasilnya dapat dirasakan oleh manusia, sehingga kehidupan manusia
saat ini terasa lebih mudah dan sangat nyaman, tidak saja yang menyangkut tentang
pencapaian sesuatu itu lebih gampang, tetapi dengan waktu yang singkat lagi cepat
kenyamanan sesuatu itu dapat dinikmati oleh kita manusia. Misalnya saja dapat
disebutkan secara historis, pada zaman purba manusia berpergian dengan berjalan
kaki, kemudian ada gagasan untuk memanfaatkan binatang, lalu menciptakan roda dan
kendali, kemudian secara berangsur-angsur dapat memperbaiki kecepatan dan
menciptakan teknologi transportasi sehingga dari kereta binatang menjadi kereta api,
dari kereta api menjadi mobil, dari mobil menjadi pesawat terbang. Demikian pula dari
perahu layar menjadi kapal api, dan seterusnya. Hingga sekarang kemanfaatan
teknologi lebih terasa meringankan beban hidup manusia dalam mengangkut barang,
menghemat waktu dan memanfaatkan sumber daya baru yang efektif.
Tetapi dari adanya kemajuan sains dan teknologi, banyak kalangan yang mencemaskan.
Diantara kecemasan itu berkisar pada akibat-akibat negatif yang ditimbulkannya.
Misalnya penemuan obat bius, yang mestinya dapat dimanfaatkan di bidang medis,
tetapi akhirnya bisa beralih fungsi karena disalah gunakan oleh pemakainya sehingga
menjadi sebuah alat untuk memperkosa wanita.
“maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan. Dan
langit bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung yang ditegakkan? Dan
bumi bagaimana ia dihamparkan?”
3. Q.S. Ali Imron ayat 190-191
4. Q.S. Thaahaa ayat 53-54
5. Q.S. Yunus ayat 5
6. Q.S. Al BAqarah ayat 31-32
Dalam islam, agama dan ilmu pengetahuan adalah satu kesatuan untuk
mendukung dan mendorong umat untuk bereksperimen dalam hal apapun.
Perkembangan IPTEK Pada Masa Peradaban Islam
Agama merupakan salah satu cara hidup manusia menemukan 1. Makna hidup, dan 2.
Dunia yang menjadi lingkungannya. 2 (dua) hal ini dengan jelas dapat dipahami dari
ayat 24-25 surat Yunus yang artinya :
“sesungguhnya perumaan hidup duniawi hanyalah bagaikan air hujan yang kami
turunkan dari langit, kemudian berpadu dengan tumbuh-tumbuhan bumi yang menjadi
makanan manusia dan binatang sebagai tatkalah bumi mulai berhias diri dan nampak
indah menarik, dan penghuninya menyangkah bahwa mereka mempunyai kekuasaan
atas bumi itu, tiba-tiba datang perintah kami dimalam atau disiang hari, kemudian kami
jadikan bumi itu gundul seolah-olah tidak pernah terjadi sesuatu apapun di hari
kemarinnya. Demikianlah kami jadikan untuk menjelaskan ayat-ayat kami untuk kaum
yang berfikir. Dan Allah menyeru kepada negeri perdamaian, serta menunjukkan siapa
yang dikehendakinya ke jalan yang lurus
Dengan demikian sekalipun manusia itu sangat pandai dan bisa menguasai berbagai
peralatan yang canggih, sehingga mampu menaklukkan alam jagat raya ini. Tetapi
mereka tetap tidak boleh sombong, sebab bagaimanapun tingginya ilmu manusia, masih
ada saja kejadian-kejadian yang tidak bisa diramalkan oleh mereka. Seperti terjadinya
bencana gelombang sunami aceh, semburan lumpur lapindo di Sidoarjo. Ternyata
semua itu munculnya tanpa diduga. Bahkan, sampai sekarang semburan lumpur lapindo
belum bisa diatasi oleh siapapun. Semua itu merupakan suatu realisasi peringatan Allah
swt. Sebagaiman arti ayat yang tertera di atas, Rasulullah saw. pun pernah mengancam
dengan hadistnya yang artiya “Tidak akan masuk surga bagi orang yang dalam hatinya
terdapat seberat biji sawidari sifat sombong”.
Apabila agama sebagai “Way Of Life” atau jalan hidup bagi manusia. Maka sejauh mana
kaitannya dengan kemajuan sains dan teknologi? Abu’l Hasan Ali Al Nadwi
menyimpulkan ada 4 saran yang ditawarkan agama antara lain:
Karena itu masalahnya bukan terletak pada hasil teknologi, tetapi semata-mata terletak
pada orang yang menggunakannya dan penggunaan itu sendiri. Maka benarlah
ungkapan dalam Al-Qur’an “telah tampak kehancuran dan kebinasaan di daratan dan di
lautan itu disebabkan oleh tangan manusia itu sendiri”. Disinilah diperlukan peranan
agama, artinya Teknologi itu harus dibarengi dengan agama. Sebab agamalah yang
mengajar manusia agar menggunakan sesuatu itu lebih bermanfaat dan sesuai
proporsinya.
Dalam masalah ini islam sudah jelas, bahwa Allah swt. menciptakan manusia di bumi ini
adalah sebagai kholifah (wakil) Allah. Artinya, agar manusia berbuat dengan sebaik-
baiknya terhadap alam sekelilingnya. Bila terjadi sesuatu yang dianggap bisa
membahayakan, hendaknya cepat-cepat untuk menanggulanginya sehingga tidak
menimbulkan bencana. Menjaga udara tetap bersih tidak berpolusi, sehingga terasa
segar untuk bernafas. Menjaga kesuburan tanah, sehingga dapat ditanami buah-buahan
yang segar, agar dapat dinikmati oleh manusia. Apabila manusia jenuh dengan makanan
pokok dan mereka ingin mengubahnya menjadi bentuk yang lain (tentunya dengan
teknologi) islam tidak melarangnya, asal semua itu membuat kemakmuran bagi
manusia secara merata. Sehingga hidup ini menyenangkan, membahagiakan dan bisa
Khusnul Khotimah jika nanti pada saatnya kembali untuk menghadap padaTuhan
sebagai penciptanya.