Anda di halaman 1dari 22

Tugas Kelompok Dosen Pengampu

Matkul : Pendidikan Agama Islam Balo Siregar, S.,Pd.I. M.Pd

MAKALAH
MENGAMALKAN AJARAN ISLAM DAN MENJELASKAN
KERANGKA DASAR AJARAN ISLAM

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2

1.NUR ENDAH
2.PUTRI ATHIFA
3.SOLEH

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM(STAI)
AL-AZHAR PEKANBARU
TAHUN 2023 M / 1445 H
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kita kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu..

Sebagai mana kita ketahui bahwa di negara kita, Indonesia, merupakan


negara Bhineka tunggal Ika yang kaya akan berbagai macam suku, ras, dan
agama. Setiap provinsi di Indonesia memiliki suku dan ras yang berbeda. Hal ini
juga menunjukkan bahwa setiapnya terdapat pula adat istiadat dan kebudayaan
yang berbeda. Kebudayaan mencerminkan kehidupan masyarakatnya. Maka dari
itu, untuk memahami lebih lanjut, penulis berusaha mengemukakan pendapatnya
dalam makalah ini dengan Mengan kat judul “Mengamalkan Ajaran Islam dan
Menjelaskan Kerangka Dasar Ajaran Islam”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata Kuliah Islam dan
Tamadun Melayu. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan serta dorongan dari
berbagai pihak, kecil kemungkinan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang terlibat.
Semoga pembahasan penulis mudah dimengerti oleh pembaca dan semoga
makalah ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai topik yang sedang
dibahas.

Pekanbaru, September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar............................................................................................................i

Daftar isi.......................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan.....................................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1

B. Tujuan dan Manfaat………………………………………………………....1

Bab II Pembahasan....................................................................................................3

A. Pengertian Kerangka Dasar Ajaran Islam......................................................3


B. Klasifikasi Pokok Ajaran Islam......................................................................3
C. Hubungan Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak dalam Perilaku Manusia................4
D. Aqidah..............................................................................................................5
E. Syariah.............................................................................................................7
F. Akhlak...........................................................................................................10
G. Pengamalan Ajaran Islam dalam Kehidupan Sehari-hari……………….....12

Bab III Penutupan.....................................................................................................18

A. Kesimpulan...................................................................................................18

Daftar Pustaka.

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini, banyak sekali permasalahan-permasalahan fundamental
yang terjadi dalam praktek ibadah seorang muslim. Salah satu
permasalahan fundamental yang kian menjamur adalah menyangkut
praktek dasar ajaran Islam.
Dasar ajaran Islam yang terdiri dari aqidah, syari‟ah, dan akhlak
sering sekali dilupakan keterkaitannya. Contohnya: seseorang
melaksanakan shalat, berarti dia melakukan syari‟ah. Tetapi shalat itu
dilakukannya untuk membuat kagum orang-orang di sekitarnya,berarti dia
tidak melaksanakan aqidah. Karena shalat itu dilakukannya bukan karena
Allah SWT, maka shalat itu tidak bermanfaat bagi dirinya sendiri ataupun
orang lain. Alhasil, dia tidak mendapatkan manfaat pada akhlaknya.
Itulah yang menjadikan suatu perbuatan yang seharusnya mendapat
ganjaran pahala, tapi malah menjadi suatu kesia-siaan karena tidak
dilakukan semata-mata karena Allah.Dengan penyusunan makalah ini,
penulis berharap dapat menegaskan kembali mengenai kerangka dasar
ajaran Islam yang terdiri dari: Aqidah, Syari‟ah, dan akhlak yang kian
terlupakan.

B. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan penyusunan materi “Kerangka Dasar Ajaran Islam”, yaitu :
a. Menjelaskan dan menegaskan kembali mengenai kerangka dasar ajaran
Islam
yang terdiri dari: Aqidah, Syari‟ah, dan Akhlak yang kian terlupakan;
b. Menjelaskan mengenai ruang lingkup Aqidah, Syari‟ah, dan Akhlak
dalam ajaran Islam dan kedudukannya dalam ajaran Islam.
2. Manfaat dari makalah “Kerangka Dasar Ajaran Islam”, yaitu:

1
a. Memahami dan mangkaji mengenai Aqidah, Syari‟ah, dan Akhlak
dalam ajaran Islam;
b. Merefleksikan pemahaman yang didapat dalam kehidupan sehari-hari;
c. Memahami kekeliruan-kekeliruan menyangkut Aqidah, Syari‟ah, dan
Akhlak untuk kemudian menjadi cermin untuk berintrospeksi diri.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kerangka Dasar Ajaran Islam


Kerangka dasar dapat diartikan sebagai garis besar suatu pembicaraan
atau rute perjalanan yang akan ditempuh atau bagian-bagian pokok yang
menyangga suatu bangunan (AS Hornby, 1987:804 dan John M. Echols
dalam HassanShadily, 1987:255)
Ajaran Islam ialah sekumpulan pesan ketuhanan yang diterima oleh Nabi
Muhammad SAW (571-632 M) untuk disampaikan kepada manusia
sebagai petunjuk perjalanan hidupnya semenjak lahir hingga mati
(Syaltout, 1983:25). Dengan demikian, pengertian kerangka dasar ajaran
Islam adalah gambaran asli, garis besar, rute perjalanan, atau bagian pokok
dari pesan ketuhanan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW kepada
manusia.

B. Klasifikasi Pokok Ajaran Islam


Mahmud Syaltout (1983) membagi pokok ajaran Islam menjadi dua,
yaitu Aqidah (kepercayaan) dan Syari‟ah (kewajiban beragama sebagai
konsekuensi percaya).
Namun demikian, terdapat ulama lain yang membagi pokok ajaran Islam
menjadi tiga, yaitu: iman (aqidah), Islam (syari‟ah), dan ihsan (akhlak).
Pengklasifikasian pokok ajaran Islam ini didasarkan pada sebuah hadist
yang diriwayatkan Abu Hurairah, yaitu:
“Pada suatu hari ketika Nabi SAW bersama kaum muslimin, datang
seorang pria menghampiri Nabi SAW dan bertanya, „Wahai Rasulullah,
apa yang dimaksud dengan iman?‟ Nabi menjawab,”Kamu percaya pada
Allah, para malaikat, kitab- kitab yang diturunkan Allah, hari pertemuan
dengan Allah, para rasul yang diutus Allah, dan terjadinya peristiwa
kebangkitan manusia dari alam kubur untuk diminta pertanggungjawaban
perbuatan oleh Allah‟. Pria itu bertanya lagi,‟Wahai Rasulullah, apa yang

3
dimaksud dengan Islam?‟ Nabi menjawab, “Kamu melakukan ibadah pada
Allah dan tidak menyekutukan-Nya, mendirikan shalat fardhu,
mengeluarkan harta zakat, dan berpuasa di bulan Ramadhan‟. Pria itu
kembali bertanya,”Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud ihsan?‟ Nabi

menjawab, “ Kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-


Nya. Apabila kamu tidak mampu melihatnya, yakinlah bahwa Allah
melihat perbuatan ibadahmu‟...”(Al-Bayan, Kitab Iman, No.5)
Ringkasnya, terdapat tiga bagian pokok ajaran Islam, yaitu :
a. Aqidah, berisi kepercayaan pada hal ghaib;
b. Syari‟ah, berisi perbuatan sebagai konsekuensi dari kepercayaan;
c. Akhlak, berisi dorongan hati untuk berbuat sebaik-baiknya meskipun
tanpa pengawasan pihak lain, karena percaya Allah Maha Melihat dan
Maha Mengetahui.

C. . Hubungan Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak dalam Perilaku Manusia


Tujuan ajaran Islam diberikan Allah kepada manusia adalah untuk
mencapai keselamatan semenjak lahir hingga ajal menjemput, bahkan
hingga bertemu dengan Dzat yang Maha Merajai Hari Pembalasan, Allah
SWT.Allah menawarkan kepada kita jalan keselamatan hidup melalui lisan
dan perbuatan para Nabi. Disini kita hanya tinggal memilih, mau
mengikuti jalan keselamatan itu ataupun tidak.
Ajaran Islam menjamin keselamatan hidup manusia apabila manusia
berpegang teguh kepada ajaran Allah tersebut dan berpegang teguh pada
perjanjian dengan manusia, sebagaimana firman Allah “Mereka diliputi
kehinaan di mana saja mereka berada, [kecuali jika mereka berpegang
teguh pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia], dan
mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi
kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir terhadap ayat-ayat
Allah dan membunuh para Nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian
itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.” (Qs. Ali- Imran,
3:112) Berpegang teguh pada ajaran Allah merupakan aqidah. Berpegang

4
teguh pada perjanjian dengan manusia adalah perwujudan akhlak.
Aktivitas memegang teguh ajaran Allah dan perjanjian dengan manusia
merupakan penerapan syari’ah.
Dengan kata lain, perbuatan (syari’ah)yang didasari oleh kelurusan
aqidah dan dampaknya adalah akhlak (kemanfaatannya dirasakan oleh
manusia lain). Contohnya adalah shalat. Perbuatan shalat (syari,ah) akan
bermakna apabila didasari motivasi semata-mata karena Allah (aqidah) dan
berdampak positif bagi

perilaku orang yang melaksanakan shalat untuk digunakan dalam


kehidupan bermasyarakat dengan orang lain (akhlak).
Hubungan aqidah, syari’ah, dan akhlak bila dianalogikan adalah
seperti uang logam. Syari‟ah adalah uang logam itu sendiri yang memiliki
dua sisi penunjang yaitu aqidah dan syariah. Uang logam tidak akan
berguna tanpa kedua sisinya, begitupun dengan perbuatan manusia. Segala
perbuatan (syari’ah) akan bermakna bila dibarengi dengan tujuan yang
jelas (aqidah) dan berdampak positif bagi manusia lain (akhlak).

D. .Aqidah
1) Pengertian Aqidah
Aqidah berakar dari kata yang berarti tali pengikat sesuatu
dengan yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Jika masih dapat dipisahkan berarti belum ada pengikat dan
sekaligus berarti belum ada akidahnya. Dalam pembahasan yang masyhur
akidah diartikan sebagai iman, kepercayaan atau keyakinan. Akidah
adalah ikatan dan perjanjian yang kokoh. Manusia dalam hidup ini terpola
kedalam ikatan dan perjanjian baik dengan Allah, dengan sesama manusia
maupun dengan alam lainnya. Ruang Lingkup kajian akidah berkaitan erat
dengan rukun iman. Adapun kata iman, secara etimologis, berarti percaya
atau membenarkan dengan hati Sedang menurut istilah syara’, iman
berarti membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lidah, dan
melakukan dengan anggota badan. Dengan pengertian ini, berarti iman

5
tidak hanya terkait dengan pembenaran dengan hati atau sekedar meyakini
adanya Allah saja, misalnya. Iman kepada Allah berarti meyakini bahwa
Allah itu ada; membuktikannya dengan ikrar syahadat atau mengucapkan
kalimat- kalimat dzikir kepada Allah; dan mengamalkan semua perintah
Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Inilah makna iman yang
sebenarnya,sehingga orang yang beriman berarti orang yang hatinya
mengakui adanya Allah (dzikir hati), lidahnya selalu melafalkan kalimat-
kalimat Allah (dzikir lisan), dan anggota badannya selalu melakukan
perintah- perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya (dzikir
perbuatan). Dari uraian di atas dapat juga dipahami bahwa iman tidak
hanya tertumpu pada ucapan lidah semata. Kalau iman hanya didasarkan
pada ucapan lidah semata, berarti iman yang setengah-

setengah atau imannya orang munafiq seperti yang ditegaskan al-Quran


dalam surat al-Baqarah (2) ayat 8-9 :

2) Tujuan Aqidah Islam


Aqidah Islam mempunyai banyak tujuan yaitu:
a. Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah hanya kepada Allah.
Karena Allah adalah Pencipta yang tidak ada sekutu bagi-Nya,
maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan hanya kepada-
Nya .
b. Membebaskan akal dan pikiran dari kegelisahan yang timbul
dari lemahnya akidah. Karena orang yang lemah akidahnya,
adakalanya kosong hatinya dan adakalanya terjerumus pada
berbagai kesesatan dan khurafat.
c. Ketenangan jiwa dan pikiran tidak cemas. Karena akidah ini
akan memperkuat hubungan antara orang mukmin dengan
Allah, sehingga ia menjadi orang yang tegar menghadapi segala
persoalan dan sabar dalam menyikapi berbagai cobaan.
d. Meluruskan tujuan dan perbuatan yang menyimpang dalam
beribadah kepada Allah serta berhubungan dengan orang lain

6
berdasarkan ajaran al-Qur’an dan tuntunan Rasulullah saw.
e. Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak
menghilangkan kesempatan yang baik untuk beramal baik.
Sebab setiap amal baik pasti ada balasannya. begitu sebaliknya,
setiap amal buruk pasti juga ada balasannya. Di antara dasar
akidah ini adalah mengimani kebangkitan serta balasan
terhadap seluruh perbuatan.
f. Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki
individuindividu maupun kelompok-kelompok serta meraih
pahala dan kemuliaan.

3) Kedudukan Aqidah dalam Pokok Ajaran Islam

Aqidah merupakan akar bagi setiap perbuatan manusia. Apabila akar


pohon perbuatan manusia itu kokoh, maka pohon perbuatan manusia itu
akan berbuah dan tahan dari berbagai tiupan angin cobaan. Sebaliknya,
apabila akar pohon perbuatan manusia itu lemah, maka buah perbuatan
manusia itu akan tidak bermakna dan mudah roboh dengan tiupan godaan
angin sepoi-sepoi sekalipun.

Manusia yang lisan dan hatinya menyatakan tunduk dan patuh secara
sukarela tanpa keragu-raguan pada kehendak Allah, pasti dampak
perbuatannya akan bermanfaat bagi manusia lain yang ada di sekitarnya

E. Syariah
1) Pengertian Syariah
Secara bahasa, syariah artinya jalan lurus menuju mata air digambarkan
sebagi sumber kehidupan. Syariah berarti jalan lurus menuju sumber
kehidupan yang sebenarnya. Sumber hidup manusia sebenarnya adalah
Allah. Untuk menuju Allah Ta’ala, harus menggunakan jalan yang dibuat
oleh Allah tersebut (syariah). Syariah ini menjadi jalan lurus yang harus di
tempuh seorang muslim. Tidak ada jalan lain bagi orang muslim kecuali
menggunakan syariah Islam Allah Swt. Berfirman dalam QS. Al-Jaatsiyah

7
[45]: 18; Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat
(peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah
kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. Secara istilah,
syariah adalah hukum-hukum yang ditetapkan Allah untuk mengatur
manusia baik hubungannya dengan Allah Swt., dengan sesama manusia,
dengan alam semesta, dan dengan makhluk ciptaan lainnya. Para fuqaha
(ahli fiqih) menjelaskan syariah untuk menunjukkan hukum yang ditetapkan
oleh Allah untuk para hamba-Nya dengan perantara Rasul-Nya, supaya para
hambaNya itu melaksanakannya dengan dasar iman, baik hukum itu
mengenai hukum formal maupun hukum etika (akhlak). Allah adalah
pembuat hukum yang tertinggi. Syariah islamadalah penjelmaan konkret
kehendak Allah ditengah manusia hidup bermasyarakat. Syariah
merupakan prinsip yang tercantum dalam Al-qur’an dan prinsip Al-qur’an
itu sendiri. Agar prinsip tersebut dapat diwujudkan dengan baik, tentu
memerlukan contoh. Dalam hal ini, dibutuhkan contoh-contoh dari Nabi.
Melalui perilaku dan ucapan Nabi tersebut, manusia dapat memahami apa
yang menjadi kehendak Allah SWT itu. Oleh karena itu, Nabi dan rasul patut
dicontoh dalam melaksanakan syariah
2) Ruang Lingkup Syari’ah
Ruang Lingkup Syari‟ah (Hukum Islam) meliputi hubungan vertikal
dengan
Allah (ibadah) dan hubungan horizontal dengan sesama manusia
(mu‟amalat).
a) Hubungan manusia dengan Allah SWT secara vertikal, melalui
ibadah, seperti:

 Thaharah (Bersuci diri dari kotoran dan najis), tujuan : membiasakan


manusia hidup bersih agar manusia lain merasa nyaman di tengah-
tengah kehadirannya.
 Shalat, tujuan : menanamkan kesadaran diri manusia tentang identitas
asal usulnya dari tanah serta pengualangan janji akan tunduk dan
patuh secara sukarela kepada Allah dalam kurun waktu 24 jam

8
kehidupannya yang dibuktikan dengan tidak melakukan perbuatan
merugikan orang banyak (fahisah) dan lisannya tidak melukai
perasaan orang lain (munkar).
 Zakat, tujuan : membiasakan manusia untuk berbagi dengan manusia
lain yang tidak bekerja produktif (petani, pedagang musiman, tukang
becak, dll) yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
 Puasa, tujuan : membiasakan manusia untuk jujur pada diri sendiri dan
berempati atas penderitaan orang lain dengan cara meniru sifat-sifat
Allah SWT, seperti sifat Allah SWT yang tidak pernah makan,
minum, dan berkeluarga.
 Haji, tujuan: mempersiapkan manusia untuk sanggup datang kepada
Allah SWT sendiri-sendiri dengan menanggalkan seluruh kekayaan,
ikatan kekerabatan, jabatan kekuasaan, kecuali amal perbuatan yang
telah dilakukannya.
b) Hubungan manusia dengan manusia secara horizontal, seperti :
 Ikatan pertukaran barang dan jasa, tujuan: agar kehidupan dasar
manusia yang satu dengan yang lain dapat tercukupi dengan sportif.
 Ikatan pernikahan; tujuan: melestarikan generasi manusia berdasarkan
aturan yang berlaku;
 Ikatan pewarisan, tujuan: menjamin kebutuhan dasar hidup bagi
anggota keluarga sebagai tanggungan orang yang meninggal dunia.
Ikatan kemasyarakatan, tujuan: agar terjadi pembagian peran dan
fungsi sosial yang seadil-adilnya atas dasar musyawarah di bawah
hukum kemasyarakatan yang dibuat bersama;
 Ikatan kemanusiaan, tujuan: agar terjadi saling tenggang rasa, karya,
dan cipta di antara manusia yang berkaitan.

9
F. .Akhlak
1) Pengertian Akhlak
Secara bahasa kata akhlak berasal dari bahasa Arab al-akhlak, yang
merupakan bentuk jamak dari kata khuluq atau al-khaliq yang berarti a)
tabiat, budi pekerti, b) kebiasaan atau adat, c) keperwiraan, kesatriaan,
kejantanan Sedangkan pengertian secara istilah, akhlak adalah suatu keadaan
yang melekat pada jiwa manusia, yang melahirkan perbuatan-perbuatan yang
mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Jika
keadaan (hal) tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut
pandangan akal dan hukum Islam, disebut akhlak yang baik. Jika perbuatan-
perbuatan yang timbul itu tidak baik, dinamakan akhlak yang buruk.
Sebagian ulama’ memberi definisi mengenai akhlak, yaitu: Namun
berdasarkan beberapa pendapat dari ulama, akhlak adalah sifat yang sudah
tertanam dalam jiwa yang mendorong perilaku seseorang dengan mudah
sehingga menjadi perilaku kebiasaan. Jika sifat tersebut melahirkan suatu
perilaku yang terpuji menurut akal dan agama dinamakan akhlak baik
(akhlak mahmudah). Sebaliknya, jika ia melahirkan tindakan yang jahat,
maka disebut akhlak buruk (akhlak mazmumah) Karena akhlak merupakan
suatu keadaan yang melekat di dalam jiwa, maka perbuatan baru disebut
akhlak kalau terpenuhi beberapa syarat, yaitu:
a. Perbuatan itu dilakukan berulang-ulang. Kalau perbuatan itu dilakukan
hanya sesekali saja, maka tidak dapat disebut akhlak. Misalnya, pada
suatu saat, orang yang jarang berderma tiba-tiba memberikan uang
kepada orang lain karena alasan tertentu. Tindakan seperti ini tidak bisa
disebut murah hati berakhlak dermawan karena hal itu tidak melekat di
dalam jiwanya.
b. Perbuatan itu timbul mudah tanpa dipikirkan atau diteliti terlebih
dahulu sehingga benar-benar merupakan suatu kebiasaan. Jika
perbuatan itu timbul karena terpaksa atau setelah dipikirkan dan
dipertimbangkan secara matang

10
tidak disebut akhlak. Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam
Islam, sehingga setiap aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi
pada pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia, yang disebut al-
akhlak al- karimah.

2) Ruang Lingkup Akhlak


Apabila perbuatan-perbuatan manusia (syari‟ah) dikelompokkan menjadi
ibadah dan mu‟amalah, maka akhlak pun dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu: akhlak pada Allah; akhlak pada manusia.
a. Akhlak pada Allah
Akhlak kepada Allah adalah tanda terimakasih kita padaNya. Contoh
akhlak kepada Allah: melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
laranganNya.
b. Akhlak pada manusia
Akhlak kepada manusia adalah cara kita untuk menemukan kemanfaatan
bagi hidup bersama. Contoh akhlak kepada manusia: menghormati
orangtua, menolong orang lain, menghormati hak orang lain, dsb.
Akhlak menghormati orangtua terdapat pada firman Allah SWT dalam
surat Al Ahqaaf ayat 15 :
“Dan Kami telah perintahkan manusia untuk berbuat baik kepada ibu-
bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dengan kepayahan dan
melahirkannya dengan kepayahan (pula). Dia mengandungnya sampai
masa menyapihnya tiga puluh bulan, sehingga apabila anak itu mencapai
dewasa dan mencapai usia empat puluh tahun, dia berkata, “Ya Tuhanku,
berilah aku petunjuk supaya aku mensyukuri nikmatMu yang Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat
mengerjakan amal saleh yang Engkau meridhainya, dan berilah kebaikan
kepadaku (juga) pada keturunanku. Sesungguhnya aku taubat kepada-Mu
dan sesungguhnya aku termasuk orang- orang yang berserah diri
(muslim)”.18

3) Kedudukan Akhlak dalam Pokok Ajaran Islam

11
Kedudukan akhlak dalam ajaran Islam adalah hasil, dampak, atau buah
dari perbuatan-perbuatan (syari‟ah) yang dilandasi keyakinan hati tunduk
dan patuh secara sukarela pada kehendak Allah (aqidah). Seperti halnya
adalah jujur pada diri sendiri yang merupakan bagian dari akhlak adalah
dampak perbuatan puasa (syari‟ah) yang dilandasi keyakinan hati (aqidah)
bahwa dengan puasa kita dapat berempati terhadap penderitaan orang lain
yang menjalani hidupnya serba kekurangan.

G. Pengamalan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari

Pengamalan Ajaran Islam dalam Kehidupan sehari-hari setidaknya dapat


kita impikasi kan dalam beberapa peng aplikaisian dalam kehidpa sehari-
hari

1 Salat Sebagai Aktivitas Rutin dalam Kehidupan Muslim

Salat adalah salah satu praktik utama dalam Islam yang menuntut
kepatuhan dan ketaqwaan kepada Allah. Dalam kehidupan sehari-hari,
salat menjadi pijakan utama bagi umat Muslim. Lima kali sehari, mereka
berhenti dari aktivitas mereka untuk berkomunikasi dengan Allah dalam
bentuk ibadah ini. Salat tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga peluang
untuk merenungkan dan memperkuat hubungan spiritual dengan Sang
Pencipta.

2 Puasa Ramadan dan Kendali Diri

Puasa Ramadan adalah momen penting dalam kehidupan Muslim di


mana mereka menahan diri dari makanan, minuman, dan perilaku negatif
dari fajar hingga matahari terbenam. Ini adalah bukti nyata dari
pengendalian diri yang kuat. Selama bulan ini, umat Muslim belajar untuk
mengendalikan hawa nafsu, meningkatkan kesabaran, dan mendapatkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai penderitaan dan
kesyukuran.

12
3 Zakat dan Kebaikan Sosial

Konsep zakat adalah salah satu pilar Islam yang mendorong umat
Muslim untuk memberikan sebagian dari harta mereka kepada yang
membutuhkan. Dalam kehidupan sehari-hari, praktik zakat memainkan
peran penting dalam memerangi kemiskinan dan ketidaksetaraan sosial. Ini
menciptakan perasaan tanggung jawab sosial di antara umat Muslim dan
membantu membangun masyarakat yang lebih adil.

4 Hormat dan Kehormatan Terhadap Orang Lain

Ajaran Islam menekankan pentingnya berperilaku baik dan menghormati


orang lain, tanpa memandang agama, ras, atau budaya. Dalam kehidupan
sehari-hari, ini tercermin dalam sikap dan perilaku umat Muslim terhadap
sesama. Sikap hormat ini menciptakan lingkungan sosial yang penuh kasih
sayang dan toleransi.

5 Pengendalian Diri dan Moralitas

Islam mengajarkan pengendalian diri dalam berbagai aspek kehidupan,


termasuk makanan, minuman, dan hubungan seksual. Dalam konteks
kehidupan sehari-hari, ini menciptakan disiplin diri dan kendali diri dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Hal ini membantu umat Muslim untuk
menjauhi perilaku merusak dan menciptakan pola hidup yang lebih sehat
dan moral.

6 Kesimpulan - Pengaruh Ajaran Islam dalam Kehidupan Sehari-hari

Secara keseluruhan, ajaran Islam memiliki dampak yang signifikan


dalam membentuk perilaku dan nilai-nilai umat Muslim dalam kehidupan
sehari-hari. Dari salat hingga zakat, dari puasa hingga sikap hormat
terhadap sesama, Islam memberikan pedoman yang kuat untuk menjalani
kehidupan yang penuh makna dan bertanggung jawab. Dengan
menerapkan ajaran ini, umat Muslim dapat menciptakan masyarakat yang
lebih adil, penuh kasih sayang, dan harmonis, serta menguatkan hubungan
spiritual dengan Allah.

13
7: Penyelarasan dengan Nilai-Nilai Islam dalam Bisnis dan Ekonomi

Dalam bisnis dan ekonomi, ajaran Islam memberikan panduan etis yang
kuat. Konsep riba (bunga) diharamkan dalam Islam, sehingga umat
Muslim dianjurkan untuk menjalankan usaha mereka tanpa mengandalkan
sistem bunga. Hal ini menciptakan pengusaha yang beretika dan
berorientasi pada keadilan dalam bisnis. Selain itu, konsep muamalah
(transaksi ekonomi) dalam Islam mengajarkan prinsip kejujuran, adil, dan
transparansi dalam segala aspek bisnis.

8: Pendidikan dan Pembelajaran Sebagai Bagian dari Pengamalan Ajaran


Islam

Pendidikan adalah aspek penting dalam Islam, dan umat Muslim


dianjurkan untuk mencari ilmu pengetahuan sepanjang hidup. Dalam
kehidupan sehari-hari, ini tercermin dalam semangat belajar dan
peningkatan diri yang diupayakan oleh umat Muslim. Mereka juga
dianjurkan untuk mendidik generasi mendatang dengan nilai-nilai Islam,
sehingga pendidikan menjadi sarana untuk memahami dan mempraktikkan
ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.

9: Hubungan Antara Agama dan Kepemimpinan

Dalam Islam, kepemimpinan diharapkan untuk menjadi pelayan


masyarakat. Pemimpin Muslim dianjurkan untuk menjalankan tugas
mereka dengan integritas, adil, dan kebijaksanaan. Dalam kehidupan
sehari-hari, umat Muslim mencari pemimpin yang mencerminkan nilai-
nilai agama, dan pemimpin yang baik adalah contoh pengamalan ajaran
Islam dalam tindakan mereka.

10 : Peran Ajaran Islam dalam Kehidupan Keluarga

Keluarga adalah unit fundamental dalam Islam, dan ajaran Islam


memiliki panduan yang jelas untuk hubungan keluarga. Kehidupan sehari-
hari umat Muslim mencerminkan nilai-nilai seperti kasih sayang,
pengorbanan, dan saling hormat-menghormati dalam keluarga. Dalam

14
pernikahan, konsep tawakkal (kepercayaan kepada Allah) memberikan
dasar kuat untuk keharmonisan dan ketenangan dalam hubungan suami-
istri.

11: Ajaran Islam dan Kontribusi Sosial

Islam mendorong umatnya untuk berkontribusi positif dalam masyarakat.


Dalam kehidupan sehari-hari, ini tercermin dalam partisipasi dalam kerja
sosial, sukarela, dan bantuan terhadap yang membutuhkan. Pemberian
dukungan kepada yatim piatu, kaum miskin, dan yang lemah menjadi
bagian integral dari pengamalan ajaran Islam.

12: Kesimpulan - Pengaruh Ajaran Islam dalam Kehidupan Sehari-hari


yang Berkelanjutan

Ajaran Islam tidak hanya berfungsi sebagai panduan spiritual, tetapi juga
sebagai kerangka etis dan moral dalam berbagai aspek kehidupan sehari-
hari. Dengan mengamalkan ajaran ini, umat Muslim dapat membangun
masyarakat yang lebih baik, lebih adil, dan lebih bermakna. Ini
menciptakan dampak positif yang dapat dirasakan di seluruh dunia,
menguatkan nilai-nilai moral, dan memberikan panduan dalam menjalani
kehidupan yang bermakna.

13: Kehidupan Sosial dan Lingkungan

Ajaran Islam mendorong umatnya untuk menjalani kehidupan sosial


yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam kehidupan sehari-hari, umat
Muslim diajarkan untuk menjaga keseimbangan antara kewajiban agama
dan tanggung jawab sosial mereka. Mereka juga dianjurkan untuk merawat
lingkungan alam, karena Allah menciptakan alam semesta ini dan
mempercayakan umat manusia untuk menjadi khalifah (pengelola) di
bumi.

14: Hukum dan Keadilan dalam Islam

Konsep hukum dan keadilan dalam Islam memberikan landasan bagi

15
sistem hukum yang adil. Dalam kehidupan sehari-hari, umat Muslim
diharapkan untuk mematuhi hukum-hukum Islam yang melibatkan hak
individu dan kewajiban mereka terhadap masyarakat. Prinsip keadilan
dalam Islam mendorong umatnya untuk berperilaku adil dan menghormati
hak-hak orang lain.

15: Keberagaman dan Toleransi dalam Islam

Islam adalah agama yang menghormati keberagaman dan mendorong


toleransi. Dalam kehidupan sehari-hari, umat Muslim dihadapkan pada
beragam budaya, agama, dan pandangan. Ajaran Islam mengajarkan
toleransi, dialog antaragama, dan penghormatan terhadap hak individu
untuk memilih keyakinan mereka. Ini menciptakan keragaman yang kaya
dalam masyarakat Muslim.

16 : Kesempurnaan Diri dan Perbaikan Terus-Menerus

Dalam Islam, perbaikan diri adalah proses berkelanjutan. Umat Muslim


diajarkan untuk selalu mencari pemahaman yang lebih dalam tentang
agama mereka dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam
kehidupan sehari-hari, ini tercermin dalam semangat pencarian
pengetahuan, refleksi diri, dan upaya untuk mengatasi kelemahan.

17 : Membangun Perdamaian dan Keharmonisan dalam Masyarakat


Global

Ajaran Islam juga menciptakan kewajiban untuk membangun perdamaian


dan keharmonisan dalam masyarakat global. Dalam konteks globalisasi
yang semakin kompleks, umat Muslim diharapkan untuk menjalani
kehidupan yang mencerminkan nilai-nilai perdamaian, keadilan, dan
kerjasama antarnegara.

18 : Pandangan Masa Depan

Pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari membuka peluang


untuk masa depan yang lebih cerah. Dengan mempraktikkan nilai-nilai

16
Islam, umat Muslim dapat menjadi agen perubahan positif dalam
masyarakat dan berkontribusi pada pemahaman global yang lebih baik
tentang agama Islam.

19 : Kesimpulan - Ajaran Islam dalam Tindakan Sehari-hari

Ajaran Islam memiliki dampak mendalam dalam membentuk kehidupan


sehari-hari umat Muslim. Melalui salat, puasa, zakat, dan nilai-nilai moral,
Islam memandu individu dalam menjalani kehidupan yang bermakna,
bertanggung jawab, dan beretika. Dengan pengamalan yang tepat, Islam
dapat memberikan panduan yang kuat dalam menciptakan masyarakat
yang lebih adil, harmonis, dan bermakna.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerangka dasar ajaran Islam adalah cetak biru ajaran Allah SWT kepada
utusan Allah. Dimana di dalam kerangka dasar ajaran terdapat tiga bagian
utama yang saling berkaitan, yaitu: Aqidah, Syari‟ah, dan Akhlak. Aqidah
merupakan akar(dasar) dari setiap perbuatan manusia. Sedangkan Syaria‟ah
adalahperbuatan-perbuatan yang merupakan wujud dari aqidah. Dari
penetapan aqidah dan perwujudannya berupa Syari‟ah muncullah buah
berupa kebermanfaatannya baik bagi diri sendiri maupaun orang lain yang
disebut dengan akhlak.

18
lOMoARcPSD|30876174

DAFTAR PUSTAKA

Hajaroh, Mami. 2008. “Akhlak, Etika, dan Moral” dalam Ajat Sudrajat, dkk.
Din al- Islam Pendidiksan Agama Islam di perguruan Tinggi Umum.
Yogyakarta: UNY Press.
Anonim.http://ragab304.wordpress.com/2007/05/10/islam-akidah-
syariah-dan- akhlak/.
Anonim.http://sobatbaru.blogspot.com/2010/03/pengertian-
akhlak.html.
Anonim.http://id.shvoong.com/social-sciences/education/210859
6-pengertian- aqidah/#ixzz1defgBDtb.

Anda mungkin juga menyukai