Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AQIDAH AKHLAK

RUKUN IMAN KE III (IMAN KEPADA HARI AKHIR)

DISUSUN OLEH :

DARA SALSABILLA (12111621025)

MIFTAHHURAHMI (12111620823)

NURUL FATIA (12111620745)

KELAS : BKPI-1A

DOSEN PENGAMPU :

ABDUL LATIF, M.Pd, S.Pd.I

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING PENDDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah Iman Kepada Hari Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Akidah Akhlak. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah
Iman Kepada Hari Akhir ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Iman
Kepada Hari Akhir ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini. Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha
Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah
Iman Kepada Hari Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Pasir Pengaraian, 10 Oktober 2021

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….I
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..II
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...1
A. Latar Belakang………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………....1
C. Tujuan…………………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………3
A. Pengertian Iman kepada Hari Akhir…………………………………………...3
B. Hari Akhir Menurut Ilmu Pengetahuan………………………………………..4
C. Hakikat Beriman kepada Hari Akhir…………………………………………..4
D. Tanda-tanda Hari Akhir……………………………………………………….5
E. Nama-nama Hari Akhir………………………………………………………..5
F. Peristiwa setelah Hari Kiamat…………………………………………………6
G. Tahapan Periode Hari Akhir…………………………………………………...7
H. Hikmah Beriman kepada Hari Akhir…………………………………………..8
I. Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir………………………..9
J. Pengertian Takdir……………………………………………………………...10
K. Macam-macam Takdir………………………………………………………...11
L. Hikmah Beriman Kepada Takdir……………………………………………...11

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………...12


A. Kesimpulan……………………………………………………………………12
B. Saran…………………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………13

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perlukah bukti tentang adanya hari akhir? Kehidupan sesudah mati pasti adanya.
Bukankah makhluk yang termulia adalah makhluk yang berjiwa? Bukankah yang termulia di
antara mereka adalah yang memiliki kehendak dan kebebasan memilih? Kemudian yang
termulia dari kelompok ini adalah yang mampu melihat jauh ke depan, serta
mempertimbangkan dampak kehendak dan pilihan-pilihannya. Demikian logika kita berkata.
Dari sini pula jiwa manusia memulai pertanyaan-pertanyaan baru. Sudahkah manusia melihat
dan merasakan akibat perbuatan-perbuatan mereka yang didasarkan oleh kehendak dan
pilihan mereka itu? Sudahkah yang berbuat baik memetik buah perbuatannya? Sudahkah
yang berbuat jahat menerima nista kejahatannya? Jelas tidak, atau belum, bahkan alangkah
banyak manusia-manusia baik yang teraniaya, dan sementara banyak pula orang-orang jahat
yang menikmati gemerlap dunia.
Karena itu, demi tegaknya keadilan, harus ada satu kehidupan baru ketika semua pihak
akan memperoleh secara adil dan sempurna hasil-hasil perbuatan yang didasarkan atas
pilihan masing-masing. Itu sebabnya al-Qur’an menamai hidup di akhirat sebagai al-
hayat yang berarti “hidup yang sempurna” dan kematian dinamainya wafat yang arti
harfiahnya adalah “kesempurnaan.” Banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan hakikat di atas,
antara lain surat Taha ayat 15 “Sesungguhnya saat (hari kiamat) akan datang. Aku dengan
sengaja merahasiakan (waktu)-nya. Agar setiap jiwa diberi balasan (dan ganjaran) sesuai
hasil usahanya”.
Hari akhir pasti datang meskipun tidak ada satu pun makhluk yang mengetahui waktu
kedatangannya dengan pasti. Adanya hari akhir atau hari kiamat telah dijelaskan dalam ayat-
ayat Al-Qur’an dan ia termasuk bagian rukun iman. Sebagai umat Islam kita harus beriman
kepada hari akhir atau hari kiamat. Keimanan kepada hari akhir akan tercermin dalam tingkah
laku dan perbuatan seseorang. Jika mengaku sebagai orang beriman, kita harus beriman
kepada hari akhir dan menerapkan keimanan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam
makalah tentang Iman Kepada Hari Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian iman kepada hari akhir?
2. Bagaimana hari akhir menurut ilmu pengetahuan?
3. Apa hakikat beriman kepada hari akhir?
4. Apa saja tanda-tanda hari akhir?
5. Apa saja nama-nama hari akhir?
6. Bagaimana peristiwa setelah hari kiamat?
7. Bagaimana tahapan-tahapan periode hari akhir?
8. Apa hikmah beriman kepada hari akhir?
9. Bagaimana perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir?
10. Apa pengertian Takdir?
11. Apa saja macam-macam takdir?
12. Apa hikmah beriman kepada takdir?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Iman Kepada Hari Akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian iman kepada hari akhir.
2. Untuk mengetahui hari akhir menurut ilmu pengetahuan.
3. Untuk mengetahui hakikat beriman kepada hari akhir.
4. Untuk mengetahui tanda-tanda hari akhir.
5. Untuk mengetahui nama-nama hari akhir.
6. Untuk mengetahui peristiwa setelah hari kiamat.
7. Untuk mengetahui tahapan periode hari akhir.
8. Untuk mengetahui hikmah beriman kepada hari akhir.
9. Untuk mengetahui perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman kepada Hari Akhir


Hari akhir menurut bahasa artinya hari penghabisan dan juga disebut hari pembalasan.
Sedangkan menurut istilah, hari akhir adalah hari mulai hancurnya alam semesta berikut
isinya dan berakhirnya kehidupan semua makhluk Allah Swt. Hari akhir juga disebut hari
kiamat, yaitu hari penegakan hukum Allah Swt. yang seadil-adilnya. Iman kepada hari akhir
berarti mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu saat dunia beserta isinya akan
berakhir atau hancur serta manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju akhirat untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Keyakinan tersebut
diwujudkan dalam perbuatan atau tingkah laku. Iman kepada hari akhir merupakan salah satu
rukun iman. Selain itu, iman kepada hari akhir termasuk sendi-sendi keimanan yang sangat
mendasar dalam akidah Islam. Seseorang yang tidak mempercayai hari akhir tidak termasuk
orang yang beriman. Oleh karena itu, jika mengaku sebagai orang beriman, kita harus
beriman kepada Allah, malaikat Allah, kitab Allah, rasul Allah, dan qada serta qadar Allah.
Segala sesuatu yang ada di dunia ini ada permulaan dan ada akhir. Beberapa waktu
yang lalu kita bertemu dan berkumpul dengan teman-teman sekelas, tetapi suatu saat pasti
akan berpisah. Saat ini kita selalu bersama ibu atau bapak dan suatu saat, cepat atau lambat
akan berpisah dengan mereka. Begitu juga kehidupan di dunia ini, ada awal dan ada akhir.
Kita tidak akan selamanya hidup di dunia. Suatu saat kita akan meninggalkan dunia dan
seluruh isinya. Hidup di dunia hanya sementara bukan selamanya. Hidup di dunia bagaikan
seseorang yang naik kendaraan. Ada permulaan dan ada tujuan akhir. Agar selamat dalam
perjalanan, kita harus mematuhi aturan-aturan yang ada. Al-Qur’an merupakan pedoman bagi
manusia dalam menjalani kehidupan di dunia. Rambu-rambu yang ada dalam Al-Qur’an
harus ditaati jika seseorang ingin hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Selama hidup di dunia manusia harus mencari bekal sebanyak-banyaknya agar tidak
menyesal ketika sampai di tempat tujuan. Banyak orang yang merugi karena mengira dunia
adalah tujuan akhir sehingga mereka mengira kesuksesan di dunia adalah segalanya. Mereka
mengejar kehidupan di dunia dan melupakan bahwa ada kehidupan setelah kehidupan di
dunia. Kesalahan mengira bahwa dunia adalah tujuan akhir juga dialami oleh umat terdahulu.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Swt. yang berbunyi seperti berikut.
ِ ‫﴾ صُ ح‬١٨﴿ ‫ُف اأْل ُولَ ٰى‬
‫ُف إِب َْرا ِهي َم َو ُمو َس ٰى‬ ِ ‫﴾ إِ َّن ٰهَ َذا لَفِي الصُّ ح‬١٧﴿ ‫﴾ َواآْل ِخ َرةُ َخ ْي ٌر َوأَ ْبقَ ٰى‬١٧﴿ ‫َواآْل ِخ َرةُ خَ ْي ٌر َوأَ ْبقَ ٰى‬
Artinya: “Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, padahal
kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-
kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (Q.S. al-A’la: 16–19)
Ayat Al-Qur’an di atas menjelaskan bahwa orang-orang kafir memilih kehidupan dunia
yang tidak kekal. Mereka mengabaikan kehidupan akhirat yang kekal. Suatu tindakan yang
tidak patut ditiru oleh orang-orang beriman. Orang-orang kafir yang memilih kehidupan
dunia akan menyesal di akhirat kelak. Mereka akan mendapat balasan yang sesuai dengan
perbuatannya. Tidak ada seorang pun yang mengetahui dengan pasti waktu kedatangan hari
akhir. Bahkan, Nabi Muhammad saw. juga tidak mengetahui dengan pasti waktu kedatangan
hari akhir.

3
Waktu kedatangan hari akhir merupakan rahasia Allah Swt. Akan tetapi, hari akhir
pasti datang. Hal tersebut dapat diketahui dari ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hari
akhir. Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hari akhir. Selain ayat Al-
Qur’an, Anda juga dapat belajar menemukan penjelasan hari akhir dalam hadis rasul-Nya.
Waktu pasti kedatangan hari akhir yang masih menjadi rahasia Allah Swt. hendaknya dapat
mengantarkan manusia agar senantiasa menjalankan perintah-Nya. Selain menjalankan
perintah Allah Swt., larangan-Nya juga harus dijauhi.

B. Hari Akhir Menurut Ilmu Pengetahuan


1. Hari Akhir Menurut Ilmu Geologi
Bumi terjadi dari gas yang berputar (chaos catastrope). Setelah diam gas itu menjadi
dingin, maka gas yang berat mengendap ke bawah, yang ringan berada di atas. Melalui proses
evolusi yang lama sekali, gas bagian luar mengeras menjadi batu, kerikil, pasir, dan
sebagainya, sedangkan bagian tengah masih panas. Zat panas bercampur lava, lahar, batu,
dan pasir panas. Bumi beredar karena adanya daya tarik matahari terhadap bumi berkurang.
Akibatnya bumi akan bergeser dari matahari sehingga putaran bumi semakin cepat dan akan
mengalami nasib seperti meteor (menyala atau hancur).
2. Hari Akhir Menurut Teori Fisika
Letak matahari kira-kira 150 juta km jauhnya dari bumi, namun sinar matahari sampai
ke bumi selama 8 menit 20 detik. Garis tengah matahari = 1,4 juta km, dan luas
permukaannya 616 x 1.010 km = 622.160 km. Menurut ahli fisika energi matahari
dipancarkan ke angkasa dan sekitarnya 5,7 x 1027 kalori = 5853,9 kalori/menit dan mampu
menyala 50 milyar tahun dengan panas 15 juta derajat celcius. Kalau suatu ketika matahari
tidak muncul atau cahayanya redup karena tenaga/sinarnya habis, maka tidak ada angin dan
awan yang berakibat hujan tidak akan turun. Selanjutnya gunung-gunung akan meletus,
ombak bergulung-gulung, air laut naik sehingga hancurlah bumi ini.
3. Bukti Indrawi Terjadinya Hari Akhir
Imam Ath Thabari dan Ibnu Katsir berpendapat bahwa telah diperlihatkan peristiwa-
peristiwa yang menakjubkan di dunia sebagaimana berikut ini:
a. Peristiwa pembunuhan yang dipermasalahkan oleh Bani Israil, akan di hidupkan
kembali oleh Allah Swt. hanya dengan perantaraan daging sapi yang dipukulkan ke tubuh
orang yang terbunuh.
b. Peristiwa Nabi Ibrahim dan burung-burung yang dicincangnya kemudian diletakkan
di tiap-tiap bagian di atas bukit lalu Allah Swt. berfirman: “Panggillah! niscaya mereka
datang kepadamu dengan segera.” (Q.S. al-Baqarah: 260).
Kedua informasi di atas memang dijelaskan oleh al-Qur’an, tetapi bukan merupakan
berita langsung bahwa Hari Akhir akan datang, melainkan informasi historis (sejarah) tentang
peristiwa yang pernah terjadi dan menjadi bukti secara indrawi bahwa kiamat pasti datang.

C. Hakikat Beriman kepada Hari Akhir


Iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima yang harus diyakini oleh
setiap umat Islam. Segala perbuatan yang dilakukan oleh setiap manusia, baik maupun buruk
akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Oleh sebab itu, keimanan kepada Hari Akhir
hendaknya dijadikan landasan utama untuk menyadarkan diri agar selalu taat kepada ajaran
Allah Swt. Banyak ayat dan hadis yang memerintahkan kita agar meyakini datangnya Hari
Akhir,
4
di antaranya adalah firman Allah Swt.:

ُ ُ
َ‫اخ َر ِة هُ ْم يُوقِنُون‬ َ ِ‫نز َل ِمن قَ ْبل‬
ِ ‫ك َوبِٱلْ َء‬ ِ ‫ك َو َمٓا أ‬ ِ ‫َوٱلَّ ِذينَ ي ُْؤ ِمنُونَ بِ َمٓا أ‬
َ ‫نز َل إِلَ ْي‬

Artinya: “Dan mereka yang beriman kepada (al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu


(Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin
akan adanya akhirat”. (Q.S. al-Baqarah: 4)
Kemudian dalam percakapan Rasulullah dengan malaikat Jibril yang panjang tentang
iman, Islam, dan ihsan, beliau bersabda (ketika ditanya tentang iman): “Beliau menjawab:
‘Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari
akhir, dan takdir baik dan buruk.” (H.R. Muslim).
Dalam ayat di atas ditegaskan bahwa meyakini adanya Hari Akhir merupakan salah
satu ciri orang beriman. Sedangkan dalam penggalan hadis di atas, Rasulullah saw. menyebut
Hari Akhir sebagai salah satu perkara yang wajib diyakini, yang kemudian disebut rukun
iman. Iman kepada Hari Akhir berarti percaya dengan penuh keyakinan bahwa kehidupan
yang kekal hanyalah di akhirat.

D. Tanda-tanda Hari Akhir


Tanda-tanda hari akhir atau kiamat dibagi menjadi dua, yaitu tanda-tanda kecil dan
tanda-tanda besar kiamat. Tanda-tanda kecil kiamat menandakan bahwa kiamat sudah dekat.
Tanda-tanda kecil kiamat antara lain sebagai berikut.
1. Ilmu agama sudah dianggap tidak penting lagi.
2. Tersebarnya perzinaan.
3. Minuman keras merajalela.
4. Fitnah muncul di mana-mana.
5. Hamba sahaya perempuan dikawini tuannya.
Munculnya tanda-tanda besar kiamat menandakan bahwa kiamat sudah sangat dekat.
Adapun tanda-tanda besar kiamat antara lain sebagai berikut.
1. Rusaknya Kakbah.
2. Matahari terbit dari barat.
3. Keluarnya Imam Mahdi.
4. Munculnya binatang ajaib yang bisa berbicara.
5. Keluarnya bangsa Yakjuj dan Makjuj.

E. Nama-nama Hari Akhir


Hari akhir memiliki nama lain yang cukup banyak. Minimal ada 29 nama lain hari
akhir. Nama-nama hari akhir yang diberikan oleh Allah menggambarkan keadaan hari kiamat
hingga saat manusia dibangkitkan, dihisab, dan mendapat balasan dari Allah Swt. Nama-
nama hari akhir sebagai berikut.
1. Yaumul Qiyamah (hari kiamat).
2. Yaumur Rajifah (hari lindu besar).
3. Yaumus Sa‘iqah (hari keguncangan).
4. Yaumuz Zalzalah (hari keguncangan/keruntuhan).
5. Yaumul Haqqah (hari kepastian).
6. Yaumul Qari‘ah (hari keributan).
7. Yaumul Akhir (hari akhir).

5
8. Yaumut Tammah (hari bencana agung).
9. Yaumul ‘Asir (hari sulit).
10. Yaumun La Raiba Fihi (hari yang tidak ada lagi keraguan padanya).
11. Yaumul Ba‘s (hari kebangkitan).
12. Yaumut Tagabun (hari terbukanya segala keguncangan).
13. Yaumun Nusyur (hari kebangkitan).
14. Yaumut Tanad (hari panggilan).
15. Yaumul Mizan (hari pertimbangan).
16. Yaumun La Tajzi Nafsun An Nafsin Syaian (hari yang tidak dapat seseorang diberi
ganjaran oleh yang lain sedikit pun).
17. Yaumul Jam‘i (hari pengumpulan).
18. Yaumul Fasl (hari pemisahan).
19. Yaumul Waqi‘ah (hari kejatuhan).
20. Yaumul Mahsyar (hari berkumpul).
21. Yaumud Din (hari keputusan).
22. Yaumut Talaq (hari pertemuan).
23. Yaumul Jaza’ (hari pembalasan).
24. Yaumul ‘Ard (hari pertontonan).
25. Yaumul Gasyiyah (hari pembalasan).
26. Yaumul Khulud (hari yang kekal).
27. Yaumul Khizyi (hari kehinaan).
28. Yaumul Wa‘id (hari ancaman).
29. Yaumul Hisab (hari perhitungan).

F. Peristiwa setelah Hari Kiamat


Setelah kehidupan di dunia ini ada kehidupan lagi, yaitu kehidupan akhirat. Kehidupan
akhirat dimulai setelah terjadinya hari kiamat. Pada hari kiamat seluruh makhluk ciptaan
Allah Swt. mati. Allah Swt., Zat Yang Maha Kekal tetap abadi selama-lamanya meskipun
seluruh makhluk hancur binasa. Setelah Malaikat Israfil meniup nafiri atas perintah Allah
Swt. dibangkitkannya nyawa seluruh manusia yang telah terkubur bermiliar tahun yang lalu.
Keadaan manusia setelah dibangkitkan berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Ada
yang dibangkitkan dengan wajah berseri-seri dan ada yang dibangkitkan dengan wajah
bermuram durja. Keadaan ini sesuai dengan amal perbuatannya selama hidup di dunia. Jika
amal perbuatan di dunia adalah amal kebajikan, mereka akan dibangkitkan dengan wajah
berseri. Mereka yang ketika hidup di dunia hanya berbuat maksiat dan menumpuk dosa, akan
dibangkitkan dengan wajah bermuram durja.
Nyawa yang telah dibangkitkan tersebut berbondong-bondong menuju padang
Mahsyar. Di padang Mahsyar inilah manusia menunggu panggilan Allah Swt. Panggilan
untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Seluruh amal yang
telah dilakukan di dunia akan dimintakan pertanggungjawaban oleh Allah Swt. Pada hari itu
tidak ada manusia yang dapat mengelak dari pertanggung-jawaban. Setiap manusia akan
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Tidak ada satu pun manusia
yang mempertanggungjawabkan perbuatan orang lain. Tidak ada seorang pun yang
membantu atau membela kita dalam pertanggungjawaban tersebut. Hal ini karena semua
orang disibukkan oleh urusannya masing-masing sehingga tidak ada lagi yang sempat
memikirkan orang lain.

6
Catatan amal yang dibuat selama hidup di dunia akan diperlihatkan. Catatan yang
sangat terperinci dan tidak ada satu pun amal yang terlewat. Catatan tersebut dibuat oleh
Malaikat Rakib dan Malaikat Atid yang mendampingi manusia setiap saat. Pada hari itu
mulut dikunci dan yang berbicara adalah anggota tubuh. Allah Swt. dan diri sendiri yang
menjadi saksi pada hari itu. Pengadilan Allah Swt. merupakan pengadilan yang sangat adil.
Semua manusia akan merasakan keadilannya. Amal perbuatan manusia ditimbang untuk
mengetahui amal yang lebih berat, amal baik atau amal buruk. Jika amal baik yang lebih
berat, surga-Nya telah menunggu. Sebaliknya, jika amal buruk yang lebih berat, neraka dan
siksa-Nya telah menanti.

Konsep tentang hari pembalasan diingkari oleh masyarakat jahiliah. Mereka tidak
mempercayai adanya hari pembalasan. Bagi mereka kehidupan hanya sampai dunia ini dan
tidak ada lagi kehidupan setelah kehidupan di dunia. Masyarakat jahiliah menganggap bahwa
manusia tidak akan dibangkitkan dan diminta pertanggungjawaban atas perbuatan di dunia.
Masyarakat jahiliah menganggap konsep tentang hari kebangkitan dan pertanggungjawaban
amal hanya khayalan yang bertujuan menakut-nakuti mereka. Al-Qur’an secara jelas
mengajarkan tentang hari pembalasan. Akan tetapi, masyarakat jahiliah mengabaikannya.

G. Tahapan Periode Hari Akhir


Setelah alam semesta hancur secara total dan kehidupan semua makhluk Allah
berakhir, maka mulailah manusia menjalani tahapan kehidupan baru dan proses menuju
alam baqa’. Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Yaumul Ba’ats
Sesudah hancur dan musnahnya alam semesta termasuk manusia, terjadilah hari
kebangkitan. Hari kebangkitan adalah proses dibangkitkannya seluruh makhluk dari alam
kubur. Firman Allah Swt.: “Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu
diberitahukan-Nya kepada mereka apa saja yang mereka telah kerjakan, dan Allah
mengumpulkan semua amal perbuatan mereka padahal mereka sudah melupakannya dan
Allah menyaksikan atas segala sesuatu.” (Q.S. al-Mujadalah: 6).
2. Yaumul Hasyr
Yaumul hasyr yaitu hari berkumpulnya manusia setelah dibangkitkan dari kuburnya
masing-masing. Kemudian semua manusia digiring ke tempat yang luas yaitu Padang
Mahsyar (tempat berkumpul). Firman Allah Swt.: “Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika
itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan
Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari
mereka.” (Q.S. al-Kahfi: 47).
3. Buku Catatan
Setiap manusia di alam mahsyar mempunyai buku catatan (kitab perjalanan hidup)
yang sudah dicatat Malaikat Rakib dan Atid. Kitab catatan ini berisi semua perbuatan dan
perkataan manusia sewaktu hidup di dunia. Firman Allah Swt.: “Dan diletakkan kitab, lalu
akan kamu lihat rang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya dan
mereka berkata “Wahai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak melupakan yang kecil dan
tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya. Mereka memperoleh di hadapan
mereka apa-apa yang telah mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak akan menganiaya
seseorang pun.” (Q.S. al-Kahfi: 49).

7
4. Yaumul Hisab dan Mizan
Yaumul Hisab adalah hari ketika Allah Swt. memperlihatkan semua amalan di akhirat
untuk dihisab. Segala dosa besar dan kecil dihitung dengan seksama dan teliti. Ketika amalan
mereka dihitung, anggota tubuh mereka ikut menjadi saksi. Firman Allah Swt.: “Pada hari
itu lidah, tangan, dan kaki masing-masing menjadi saksi atas perbuatan yang telah mereka
kerjakan.” (Q.S. an-Nµr: 24). Tahapan selanjutnya adalah Mizan. Mizan adalah timbangan
yang adil berisi kebajikan dan kejahatan yang telah diperbuat setiap manusia. Setiap orang
ditimbang amalnya dengan seadil-adilnya. Firman Allah Swt.: “Dan Kami letakkan
timbangan yang tepat (adil) pada hari kiamat dan tidak seorang pun dirugikan walau sedikit.
Dan jika amalan itu hanya seberat zarah pasti kami berikan (pahalanya). Dan cukuplah
kami saja yang memperhitungkannya.” (Q.S. al-Anbiya’: 47).
5. As-Sirat
As-sirat adalah jembatan yang terbentang di atas neraka menuju surga. Mudah atau
sulitnya melewati as-sirat itu tergantung kepada amal setiap manusia. Rasulullah saw.
bersabda: “Terbentanglah jembatan (as-sirat) itu di antara dua tepi Neraka
Jahanam.” (H.R. Muslim).
6. Yaumul Jaza’
Yaumul Jaza’ yaitu suatu hari ketika semua manusia akan menerima balasan Allah
Swt. (Jaza’). Balasan yang diterima seseorang sesuai dengan amalnya selama ia hidup di
dunia. Firman Allah: “Pada hari itu tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang telah
diusahakannya. Tidak seorang pun dirugikan pada hari tersebut. Sesungguhnya Allah sangat
cepat perhitungan-Nya.” (Q.S al-Mukmin: 17).
7. Balasan Perbuatan Baik dengan Surga
Setelah seluruh manusia dihisab dan melalui timbangan, mereka diberikan balasan
yang sesuai dengan amal perbuatannya. Pada saat itu terbagilah manusia menjadi dua
golongan. Adapun bagi mukmin yang bertakwa kepada Allah Swt. pasti akan menerima
balasan yang setara, yaitu berupa surga. Surga disediakan Allah Swt. sebagai karunia kepada
hamba-Nya.
8. Balasan Perbuatan Buruk dengan Neraka
Adapun orang yang selama hidup di dunia lebih banyak mengerjakan perbuatan jahat,
maksiat, tercela, dan kafir terhadap Allah Swt. kufur kepada ajaran dan nikmat Allah Swt.,
maka akan menerima balasan yang jahat pula. Sebagian kegetiran dan kerasnya siksaan
neraka, digambarkan melalui firman Allah Swt.: “Memasuki api yang sangat panas (neraka),
diberi minuman dengan air dari sumber yang sangat panas. Mereka tidak memperoleh
makanan selain dari pohon yang berduri yang tidak menggemukkan dan tidak pula
menghilangkan lapar.” (Q.S. al-Gasyiyah: 4-7).

H. Hikmah Beriman kepada Hari Akhir


Hari akhir merupakan hari perhitungan amal yang telah dilakukan selama hidup di
dunia. Selanjutnya, amal tersebut akan dibalas dengan balasan yang sesuai. Amal baik akan
mendapat balasan yang baik dan amal buruk akan mendapat balasan yang buruk. Pada hari
kiamat kelak manusia akan dibangkitkan dari kubur. Tiupan nafiri oleh Malaikat Israfil atas
perintah Allah Swt. menandai kebangkitan manusia dari kubur. Manusia dibangkitkan dari
kubur dan berbondong-bondong menuju padang Mahsyar. Di padang Mahsyar manusia
menunggu panggilan Allah Swt. Manusia akan dipanggil untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya selama hidup di dunia.

8
Tidak ada satu pun manusia yang tidak dimintai pertanggungjawaban. Peristiwa yang
akan terjadi ini hendaknya membuat kita sadar sehingga selalu berhati-hati dalam berbuat.
Berpikir beribu kali ketika akan melakukan perbuatan maksiat. Satu perbuatan maksiat terlalu
banyak untuk dilaksanakan. Satu perbuatan baik terlalu sedikit untuk dilaksanakan dan
dijadikan bekal dalam perjalanan selanjutnya.
Semua ciptaan Allah Swt. yang lahir di dunia mempunyai hikmah karena Allah Swt.
tidak menjadikan sesuatu sia-sia belaka tanpa tujuan dan hikmah di dalamnya. Di bawah ini
beberapa hikmah iman kepada hari akhir:
1. Muncul rasa kebencian yang dalam kepada kemaksiatan dan kebejatan moral yang
mengakibatkan murka Allah Swt. di dunia dan di akhirat.
2. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala
kenikmatan akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini.
3. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah Swt. dengan
mengharapkan mau’nah-Nya pada hari itu.
4. Senantiasa termotivasi untuk beramal baik dengan ikhlas.
5. Senantiasa menghindari niat-niat yang buruk apalagi melaksanakannya.
6. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengiaskan apa yang ada di dunia ini
dengan apa yang ada di akhirat.

I. Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir


Iman kepada hari akhir akan berdampak pada perilaku dalam keseharian. Seseorang
yang beriman kepada hari akhir akan terlihat dari perilaku sehari-hari. Di antara perilaku
yang mencerminkan iman kepada hari akhir sebagai berikut.
1. Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik
Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan berusaha menjadi lebih baik dari hari-
hari yang telah terlewati. Jika kemarin ia melaksanakan satu kebaikan, hari ini akan berusaha
untuk melakukan dua atau lebih kebaikan. Seseorang yang beriman kepada hari akhir
menginginkan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
Jika hari kemarin lebih baik dari hari ini berarti seseorang termasuk golongan orang yang
merugi.
2. Tidak Silau pada Gemerlap Dunia
Dunia dan seluruh isinya menawarkan kenikmatan sesaat. Orang-orang yang tidak
menyadari akan tertipu oleh gemerlapnya dunia, mereka akan terseret dan tenggelam dalam
kemegahan sesaat. Mereka lupa bahwa dunia hanya sementara. Mereka yang kaya bisa silau
dengan kekayaan yang dititipkan kepadanya. Mereka yang miskin dapat melupakan tujuan
penciptaannya karena kemiskinannya. Hanya orang-orang yang beriman dan menyadari
bahwa dunia ini hanya sementara yang tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia. Kekayaan
merupakan suatu hal yang patut disyukuri. Kemiskinan yang datang tentunya tidak
diharapkan. Kaya atau miskin merupakan cobaan dari Allah Swt.
3. Tidak Iri atas Nikmat Orang Lain
Allah memberikan nikmat yang berbeda-beda kepada manusia. Ada manusia yang
dikaruniai nikmat berupa kekayaan. Ada yang dikaruniai nikmat berupa keturunan,
kecerdasan, keberuntungan, dan lain sebagainya. Terhadap nikmat yang diperoleh orang lain
kita tidak boleh merasa iri. Iri dapat berupa sikap tidak rela orang lain mendapat nikmat dan
ingin agar nikmat tersebut beralih kepadanya.

9
4. Bersikap Rendah Hati
Bersikap rendah hati terhadap apa pun yang dimiliki merupakan perilaku terpuji.
Rendah hati berbeda dengan rendah diri. Orang yang rendah hati menyadari bahwa segala
sesuatu yang dimiliki hanya titipan Allah Swt. Titipan yang setiap saat dapat diambil oleh
pemiliknya. Oleh karena itu, seseorang yang rendah hati tidak pernah sombong dengan
sesuatu yang dititipkan kepadanya. Ia merasa tidak patut bersikap sombong dan berbangga
diri terhadap titipan Allah.
5. Menghindari Sifat Cinta Dunia dan Harta Secara Berlebihan
Cinta dunia dan harta secara berlebihan dihindari oleh orang yang beriman kepada hari
akhir. Cinta dunia dan harta secara berlebihan bukanlah sikap seseorang yang beriman
kepada hari akhir. Seseorang yang dikaruniai harta akan diminta pertanggungjawaban di
akhirat kelak. Oleh karena itu, seseorang yang beriman dan dikaruniai harta berlebihan
mempergunakan hartanya tersebut di jalan-Nya. Ia akan membelanjakan hartanya di jalan
yang diridai Allah.
6. Bersikap Optimis dan Lapang Dada
Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap optimis dalam menghadapi
segala sesuatu. Selain itu, orang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap lapang dada
dalam menghadapi segala musibah yang menimpa. Ketidakadilan sering dirasakan. Keadilan
yang sesungguhnya adalah keadilan di akhirat kelak. Sikap optimis juga menjadi salah satu
sikap yang dimiliki oleh orang yang beriman. Orang yang beriman akan menjalani kehidupan
di dunia dengan sikap optimis. Ia merasa optimis bahwa segala kebaikan yang dilakukan akan
mendapat balasan. Selain itu, ia juga optimis bahwa segala amal buruk akan mendapat
balasan yang sesuai.

J. Pengertian Takdir

TAKDIR secara bahasa diartikan sebagai sebuah ketentuan atau kepastian dari Allah.
Sedangkan secara istilah, qadar berarti sebuah penentuan yang pasti dan sudah ditetapkan
oleh Allah SWT. Baik yang sudah terjadi, sedang terjadi, maupun yang akan terjadi.

Pengertian iman kepada Qada dan Qadar :


Qada menurut bahasa artinya ketetapan.Qada menurut istilah artinya ketetapan Allah
SWT kepada setiap makhluk-Nyayang bersifat azali.Azali artinya ketetapan itu sudah ada
sebelumnya keberadaan atau kelahiran makhluk.
Qadar menurut bahasa artinya ukuran. Qadar menurut istilah artinya terjadi penciptaan
sesuai dengan ukuran atau timbangan yang telah di tentukan sebelumnya.

10
K. Macam-macam Takdir

1.Takdir Muallaq

Takdir muallaq masih bisa berubah jika manusia berusaha mengubahnya. Misalnya
seseorang yang miskin bisa menjadi kaya, ingin pintar, dan lain sebagainya. Semua itu harus
melewati proses usaha yang keras untuk mencapai semuanya.

2.Takdir Mubram
Adalah kepercayaan akan kehadiran Imam Mahdi pada akhir zaman telah merata
dikalangan kaum muslimin. Mahdi artinya yang mendapat petunjuk. Kata Mahdi tidaklah
terdapat dalam Al-Quran.

L. Hikmah Beriman Kepada Takdir

1. Ibtila ( Ujian).  Diantara hikmah Iman kepada Takdir Allah adalah ujian kepada manusia,
bahwa kejadian-kejadian yang menimpa manusia, baik atau buruk, semuanya merupakan
ujian Allah. FirmanNya :

Yang artinya : Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan
sebagai cobaan …..)Q.S. Al-Anbiya: 35.

2. Sarana Pendidikan dan Pengajaran. Allah swt dalam mendidik dan mengajari hamba-
hambaNya kadang-kadang menimpakan musibah dan kadang-kadang memberikan
kesenangan dan kenikmatan hidup. Suatu saat Allah memberikan hadiah penghargaan, pada
saat lain memberikan teguran-teguran berupa sangsi-sangsi, baik bersifat fisik maupun moril.

3.  Pembalasan yang disegerakan. Allah swt kadangkala menyegerakan balasan orang yang
melakukan kemaksiatan, sebagaimana menyegerakan ganjaran bagi yang berbuat baik. Semua
itu dilakukan dalam rangka dapat dijadikan pelajaran bagi orang lain yang menyaksikan
balasan atau ganjaran tersebut.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hari Akhir adalah hari kiamat yang diawali dengan pemusnahan alam semesta. Semua
manusia, sejak jaman dari Nabi Adam a.s sampai terjadinya hari akhir akan dibangkitkan
untuk mendapatkan balasan semua amal perbuatan mereka. Iman kepada Hari Akhir adalah
percaya dengan penuh keyakinan adanya hidup yang kekal abadi di akhir kelak. Setelah alam
semesta hancur secara total dan kehidupan semua makhluk Allah berakhir, maka mulailah
manusia menjalankan tahapan kehidupan baru dan proses menuju alam baqa’. Iman kepada
hari akhir berarti mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu saat dunia beserta isinya
akan berakhir atau hancur serta manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju akhirat untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Keyakinan tersebut
diwujudkan dalam perbuatan atau tingkah laku.
Tanda-tanda datangnya hari kiamat terdiri atas tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar.
Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Yaumul Ba’ats, Yaumul Hasyr, Buku
Catatan, Yaumul Hisab, Mizan, Shirat, Yaumul Jaza’, balasan amal baik surga dan balasan
amal buruk neraka. Beriman kepada hari akhir akan menumbuhkan rasa tanggung jawab
yaitu merasa bahwa hidup di dunia ini hanya bersifat sementara saja, cepat atau lambat semua
manusia pasti akan kembali kepada Allah Swt. dan semua perbuatan mereka selama hidup di
dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt., sehingga hidup yang dijalaninya
akan ditempuh dengan penuh kehati-hatian, sikap dan perilaku yang sesuai dengan tuntunan
agama. Mengimani hari akhir membuat manusia sadar bahwasanya manusia itu lemah dan
kerdil di hadapan Allah Swt. Kesadaran ini diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur,
sombong, egois, dengki, dan penyakit hati lainnya.

B. Saran
Setelah mempelajari dan memahami materi tentang iman kepada hari akhir, mari kita
biasakan hal-hal berikut dalam kehidupan sehari-hari.
1. Beriman bahwa suatu saat dunia ini akan hancur binasa.
2. Memperbanyak amal saleh dan kebajikan lainnya untuk bekal kehidupan akhirat.
3. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Swt.
4. Menjauhi perbuatan maksiat dan larangan Allah Swt.
5. Bersikap rendah hati dan tidak silau atas gemerlap dunia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Halimah, Iim dkk. 2013. Mandiri Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta:
Erlangga.

Haris, Abd., dkk, 2012. Pendalaman Materi Ajar PAI. Jakarta: FITK UIN Jakarta.

Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. 2015. Pendidikan Agama Islam


dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK/MA Kelas XII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Tim Ichtiar Baru van Hoeve. 1993. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.

https://id.scribd.com/document/113469497/MAKALAH-Iman-Kepada-Hari-Kiamat-Dan-
Takdir

13

Anda mungkin juga menyukai