Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP SURGA DAN NERAKA


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Aqidah
Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Lailan Arqam, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Nikita Khairunissa 2000032158


Citra Ningrum 2000032162
Qurotul Aini Fauziah 2000032166

PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
T.A. 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah Aqidah
dengan tepat waktu.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Aqidah yang diampu oleh
Bapak Dr. Muhammad Lailan Arqam, S.Pd., M.Pd. Selain itu, dibuatnya makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai konsep surga dan neraka.
Dalam penyelesaian tugas makalah ini, tentu kami mengalami banyak tantangan
terlebih dengan melihat situasi dan kondisi saat ini yang sedang ditimpa musibah pandemi
virus yang tidak kunjung usai sehingga menyebabkan hampir semua aktivitas dilaksanakan
dalam jaringan. Tetapi, dengan bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak, alhamdulillah
tugas makalah ini dapat kami selesaikan dengan sebaik mungkin dan tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Muhammad Lailan Arqam, S.Pd.,
M.Pd. selaku dosen pengampu dalam mata kuliah ini dan seluruh pihak yang ikut serta
membantu dalam menyusun makalah ini. Kami menyadari dalam makalah yang kami buat
masih terdapat banyak sekali kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kami
sangat menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar pembuatan makalah
berikutnya menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat membawa manfaat dan keberkahan
bagi banyak orang.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yogyakarta, 16 Desember 2021


Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2


BAB I ............................................................................................................................ 4
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................. 4
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................................... 4
C. TUJUAN .................................................................................................................. 4
BAB II .......................................................................................................................... 5
A.Hakikat Hari Akhir bagi Manusia…......................................................................... 5
B. Surga dan Neraka Beserta Isinya …......................................................................... 6
C. Syafa’at, Serta yang Berhak Memberi dan Menerima Syafa’at............................... 9
D. Cara-cara dan Bentuk-bentuk Pengejawantahan Iman Kepada Hari Akhir ........... 10
BAB III .........................................................................................................................11
KESIMPULAN ........................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rukun iman yang kelima adalah iman pada hari akhir. Iman pada hari akhir adalah
percaya pada hari akhir. Hari akhir adalah hari berakhirnya alam dunia. Pada saat itu
baik buruknya perilaku seseorang akan dicatat bergantung bagaimana kadar keimanan
seseorang dalam hatinya. Orang yang benar-benar beriman pada hari kiamat akan
senantiasa menjaga agar perilakunya baik dan berusaha menjauhi hal-hal yang buruk.
Begitu juga sebaliknya, seorang manusia tidak di sebut mukmin sebelum ia beriman
pada apa yang terkandung dalam Al-Quran dan sunah rosul yang benar yang berkaitan
dengan hari akhir. Mengetahui adanya hari akhir dan senantiasa mengingatnya sangat
lah penting, karena akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kebaikan jiwa
manusia,ketakwaan,dan komitmennya terhadap agama. Tidak ada yang membuat hati
keras dan memberanikan orang perbuuat maksiat dari pada kelalaian mengingat hari
kiamat,kengerian,dan kedasyatannya. Sebagaimana telah kita yakini bahwa surga dan
neraka itu telah ada sejak dahulu dan telah di sediakan bagi kita semua,bagi yang sesama
hidupnya banyak berbust kebaikan surga lah bagiannya sedangkan bagi orang-orang
yang banyak berbuat keburukan atau kejahatan maka nerakalah bagiannya.Syurga dan
neraka di sebutkan dalam Al-Qur’an dengan berbagai macam tingkatan sesuai dengan
perbuatan manusia semasa hidupnya . Dan di dalam makalah ini adapula pendapat dari
beberapa aliran tentang keberadaan surga dan neraka.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja hakikat hari akhir bagi manusia?
2. Apa pengertian surga dan neraka?
3. Bagaimana isi surga dan neraka?
4. Apa itu syafa’at?
5. Siapa yang berhak memberi dan menerima syafa’at?
6. Bagaimana cara dan bentuk pengejawantahan iman kepada hari akhir?

C. TUJUAN
1. Mengetahui beberapa hakikat hari akhir bagi manusia
2. Mengetahui pengertian surga dan neraka
3. Mengetahui bagaimana isi surga dan neraka
4. Mengetahui pengertian syafa’at
5. Mengetahui siapa saja yang berhak memberi dan menerima syafa’at
6. Mengetahui bagaimana cara dan bentuk pengejawantahan iman kepada hari
akhir.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Hari Akhir bagi Manusia

Hari akhir adalah Peristiwa hancurnya alam semesta beserta isinya yang membunuh
semua makhluk di dalamnya tanpa terkecuali (QS. Al-Zumar/39:68). Peristiwa
tersebut ditandai dengan bunyi terompet atau sangkakala oleh Malaikat Israfil atas
perintah dari Allah swt.. Setelah semua makhuk yang hidup mati maka Allah swt.
akan memerintahkan malaikat Israfil untuk meniup terompet untuk yang kedua kali
guna membangunkan orang semua yang telah mati untuk bangkit kembali mulai dari
manusia pertama zaman Nabi Adam hingga manusia yang terakhir saat kiamat tiba
untuk melaksanakan hari pembalasan. Seluruh makhluk termasuk manusia yang
pernah hidup di muka bumi akan dimatikan, kemudian hidup dan dibangkitkan
kembali untuk mendapatkan perhitungan dan pembalasan atas segala amal yang
pernah dilakukannya selama hidup di dunia. Berakhirnya kehidupan seluruh
manusia dan makhluk hidup di dunia harus diyakini kebenaran adanya yang menjadi
jembatan untuk menuju ke kehidupan selanjutnya di akhirat yang kekal dan abadi.
Iman kepada hari kiamat adalah rukum iman yang kelima. Iman kepada hari kiamat
dinyatakan dalam Q.S. Gafir/40 :59 “Sesungguhnya hari kiamat benar-benar akan
datang tidak ada keraguan di dalamnya. akan tetapi kebanyakan manusia tiada
beriman.”
Setelah semua makhuk yang hidup mati maka Allah SWT akan membali
memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniup terompet untuk yang kedua kali guna
membangunkan orang semua yang telah mati untuk bangkit kembali mulai dari
manusia pertama zaman Nabi Adam hingga manusia yang terakhir saat kiamat tiba
untuk melaksanakan hari pembalasan.

5
B. Surga dan Neraka Serta Isinya

1. Surga

Surga adalah istilah yang digunakan dalam bahasa Indonesia untuk mengartikan kata
bahasa Arab,jannah. Kata Jannah berasal dari akar kata yang terdiri dari huruf jim,
dan nun. Dari dua kata tersebut, janna berarti menutupi, sedangkan jannah memiliki
memiliki arti asli, kebun atau perkebunan. Dalam kata agama al-jannah berarti
tempat yang disediakan oleh Allah untuk orang-orang yang bertakwa padaNya,
berbakti serta taat dalam menjalankan perintahNya, dan menjauhi segala
laranganNya.
Di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa nama sebutan untuk surga, yaitu:
1. Jannah al-Firdaus, terdapat dalam Q:S al-Kahfi 18: 107-108,”Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka adalah
surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya , dan mereka tidak ingin pindah dari sana.”
2. Jannah al-‘Adn, terdapat dalam Q:S al-Kahfi 18, 30- 31, “Sesungguhnya orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, tentu Kami tidak akan
mengabaikan orang-orang yang melakukan perbuatan baik itu. Untuk mereka surga
Adn yang mengalir sungai di bawahnya..”
3. Jannah al-Naim , QS Lukman ayat 8-9 “Sesungguhnya orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal shaleh bagi mereka surga naim, mereka kekal di dalamnya.
Janji Allah pasti. Dan Dia maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
4. Jannah al-mawa, terdapat dalam Q:S al-Sajadah 32: 19,” Adapun orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh; mereka akan memperoleh surga mawa
untuk kediaman mereka sebagai balasan dari semua amal perbuatan yang
dikerjakan.”

Allah akan menjanjikan dua surga bagi hambaNya yang takwa dan takut akan
siksaNya. Di dalam kedua surga itu terdapat berbagai jenis pohon dan buah-buahan.
Di sana juga terdapat dua buah mata air yang selalu mengalir. Di samping itu ada
juga berbagai macam buah-buahan yang berpasangan. Di mana buahbuahan tersebut
amat mudah untuk dipetik. Para penghuni kedua surga tersebut berbaring di atas

6
permadani yang bagian dalamnya terbuat dari sutra. Di ke dua surga itu ada bidadari
bidadari yang sopan dan suci. Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia dan jin.
Mereka bagaikan permata yakut dan marjan. Selain dua surga yang tersebut di atas,
ada juga dua surga lainnya yang berwarna hijau tua. Di dalamnya terdapat dua mata
air yang memancar. Di samping itu terdapat juga beraneka ragam buah-buahan,
kurma, dan delima. Juga terdapat para bidadari nan cantik jelita, yang tak pernah
disentuh oleh manusia dan jin. Para penghuninya bersandar pada bantal bantal hijau
dan permadani yang indah.

Dari ayat-ayat tersebut di atas dapat diketahui bahwa di surga nanti, para
penghuninya akan duduk bersandar berhadap hadapan di atas dipan yang
bertahtakan emas dan permata, dikelilingi oleh para pemuda yang awet muda dengan
membawa gelas, cerek dan seloki berisi minuman yang diambil dari air yang
mengalir. Mereka tidak akan merasakan pening dan mabuk karenanya. Selain itu
terdapat pula buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa
yang mereka inginkan. Di samping itu, ada juga bidadari-bidadari yang bermata jeli,
bagaikan mutiara yang tersimpan dengan baik, sebagai balasan terhadap apa yang
pernah perbuat. Di dalam surga tersebut, mereka tidak mendengar kata yang sia-sia,
dan juga perkataaan yang menimbulkan dosa, sebaliknya , mereka mendengarkan
ucapan salam. Dalam surat al-Kahfi ayat 31 dijelaskan bahwa, “para penghuni surga
akan hidup dalam kebahagiaan seutuhnya, mereka dihiasi dengan gelang emas,
mereka memakai pakaian hijau dari sutra halus dan tebal” . Kebahagiaan para
penghuni surga juga digambarkan Allah sebagai mana terdapat dalam surat-surat al-
Insan ayat 19 bahwa, “para penghuni surga dikelilingi oleh para pelayan yang awet
muda. Jika engkau melihatnya, niscaya engkau mengira mereka adalah
mutiaramutiara yang bertaburab.”

2. Neraka
Al ghazali mengatakan neraka adalah negeri yang dikenal akan kesengsaraan dan
kepedihan. Namun dari keterangan yang diberikannya dapat ditarik kesimpulan
bahwa neraka adalah tempat yang amat menakutkan dan mengerikan yang

7
disediakan untuk menyiksa orang-orang yang mengingkri Allah. Ia juga
menggambarkan bahwa neraka merupakan lembah yang bercabang-cabang. Hal ini
ia ambil dari hadits Nabi yang berbunyi, “sesungguhnya di neraka jahanam ada tujuh
puluh ribu lembah. Pada setiap lembah terdapat tujuh puluh ribu cabang. Pada setiap
cabang terdapat 70.000 ular dan 70.000 kalajengking…” Ada tujuh tingkatan yang
berbeda bagi neraka, di mana kedahsyatan siksaannya berbeda antara satu dan
lainnya. Nama-nama neraka tersebut adalah:
1. Neraka Jahannam,
2. Neraka Saqar,
3. Neraka Ladha,
4. Neraka Huthamah,
5. Neraka Sa’ir,
6. Neraka Jahim,
7. Neraka Hawiyah.
Gambaran penyiksaan yang akan dialami oleh manusia sebagaimana dijelaskan oleh
al-Ghazali adalah gambaran siksaan jasmani dan rohani. Ia mengungkapkan bahwa
di neraka kelak manusia akan mengalami siksaan yang amat dahsyat sehingga muka
mereka menjadi hitam melebihi hitamnya api yang sangat panas, maka mereka
menjadi buta, lisan mereka menjadi bisu, punggung mereka hancur, tulang belulang
mereka pecah, kulit mereka terkoyak-koyak, dan tangan mereka dibelenggu sampai
leher mereka. Sementara itu ular-ular dan kalajengking neraka menggelayuti tubuh
mereka. Siksaan neraka tidak saja hanya yang tersebut di atas, selanjutnya al-Ghazali
menambahkan bahwa para pembuat dosa akan ditempatkan di neraka yang panas,
dan diberi minuman yang panas. Pada keterangan lain ia menyebutkan bahwa orang-
orang yang berdosa akan merasakan penyesalan yang hebat, dan kesedihan yang tak
terhingga. Mereka akan disiksa dengan gambaran siksaan yang mengerikan. Mereka
akan dibelenggu dengan keadaan tertelungkup, dan ditenggelamkan dalam api
neraka. Makanan, minuman, pakaian dan tempat tidur mereka adalah api neraka.
Selain itu mereka akan disiksa dengan pukulan alat pemukul besi dan dirantai
dengan rantai yang amat berat, yang apabila dipukulkan ke kepala mereka maka dahi
mereka akan menjadi remuk redam, terpancarlah nanah dari mulut mereka dan

8
terputus jantung mereka. Biji mata mereka akan terlepas, dan seluruh anggota badan,
daging, rambut dan kulit mereka akan menjadi lumat. Mereka juga akan disiram
dengan air panas di kepala mereka, setiap kulit mereka masak, maka kulit tersebut
akan diganti dengan yang baru. Karena siksaan yang demikian pedih, mereka
mengharapkan kematian, namu mereka terus dihidupkan. Siksaan neraka yang
demikian dahsyat dan mengerikan dapat ditelusuri dari ayat-ayat al-Qur’an sebagai
berikut: Dalam Q:S al-Ma’arij 70:15, “Neraka adalah apai yang berkobar,
mengelupaskan kulit kepala.”

C. Syafa’at, Serta yang Berhak Memberi dan Menerima Syafaat


1. Pengertian Syafa’at
Secara harfiah, syafaat berarti pertolongan yang diberikan oleh seseorang kepada
orang lain yang mengharapkan pertolongannya; usaha dalam memberikan suatu
manfaat bagi orang lain atau mengelakkan suatu mudharat bagi orang lain. Hal ini
sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya,"Barangsiapa yang
memberikan syafaat yang baik, niscaya ia akan memperoleh bagian (pahala)
daripadanya. Dan barangsiapa yang memberi syafaat yang buruk, niscaya ia akan
memikul bagian (dosa) daripadanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS
An Nisaa [4]:85). Istilah syafaat terkenal di kalangan ahli kalam. Dalam kalam,
syafaat berarti pertolongan yang diberikan Nabi SAW kepada umatnya di hari
kiamat untuk mendapatkan keringanan atau kebebasan dari hukuman Allah SWT.
Syafaat itu hanya akan berhasil apabila Allah SWT memberikannya akan
mengizinkannya.
2. Golongan Yang Berhak Memberikan Syafa’at
Di akhirat kelak, ada beberapa golongan yang mendapatkan keistimewaan oleh
Allah untuk memberikan syafaat. Hal ini sesuai dalam keterangan Fatawa Dar Al-
Ifta’ Al-Misriyyah, yaitu:
a. Para Malaikat. Hal ini seperti dalam Hadits yang berbunyi:

9
3. ‫ ﺁﻣﻴﻦ ﻭﻟﻚ ﺑﻤﺜﻞ ” ﺭﻭاﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬:‫ﻣﻦ ﺩﻋﺎ ﻷﺧﻴﻪ ﺑﻈﻬﺮ اﻟﻐﻴﺐ ﻗﺎﻝ اﻟﻤﻠﻚ اﻟﻤﻮﻛﻞ ﺑﻪ‬
Artinya: “Barangsiapa yang berdoa untuk saudaranya yang tak ada bersamanya
maka Malaikat yang bertugas berkata: Amin (semoga terkabul doamu), dan kamu
juga mendapatkan hal yang sama. (HR. Muslim).
b. Para Nabi, terutama Nabi Muhammad orang yang pertama kali diizinkan
memberikan syafaat kepada Umatnya.
c. Orang-orang yang benar (Shiddiqin) dan para Syuhada (orang yang mati
syahid).
d. Orang-orang shaleh (Baik) kepada manusia, ia akan memberikan syafaat
kepada orang lain.
e. Orang yang hafal Al-Quran dan mampu mengamalkannya.
f. Anak-anak yang meninggal sebelum baligh. Ia akan memberikan syafaat
kepada orang tuanya.

3. Golongan yang Berhak Menerima Syafa’at


a. Pemimpin yang Adil, Prinsip keadilan harus dipegang teguh oleh seorang
pemimpin karena nantinya ia yang bertanggung jawab atas negeri dan
rakyatnya.
b. Pemuda yang Banyak Beribadah, Pemuda yang banyak beribadah kepada
Allah SWT akan mendapatkan pertolongan di hari akhir.
c. Orang yang Hatinya Terikat pada Masjid, Orang yang senantiasa
memakmurkan masjid maka ia akan mendapat bantuan dan pertolongan di
hari akhir.
d. Dua Orang yang Saling Menyayangi karena Allah, Umat Islam yang menjalin
hubungan karena Allah SWT akan mendapat keuntungan di dunia dan
akhirat.
e. Lelaki yang Menolak untuk Berzina, Allah SWT akan memberikan
pertolongan bagi laki-laki yang menolak untuk berzina.
f. Orang yang Merahasiakan Sedekahnya, Orang yang selalu merahasiakan
sedekahnya maka berhak mendapat pertolongan dari Allah SWT.
g. Orang yang Berdzikir, Dalam HR. Hasan, Rasulullah SAW menjanjikan
pertolongan kepada umatnya yang senantiasa berdzikir.

D. Cara-cara dan Bentuk Pengejawantahan Iman Kepada Hari Akhir


a. Mempercayai dan menyakini akan adanya hari akhir, meskipun tidak
disebutkan kapan (hanya Allah yg tau), namun kita tetap percaya akan adanya
b. Selalu berbuat baik dan tidak berani berbuat jahat, karena selalu ingat bahwa
pada hari ahir semua amalan akan mendapatkan imbalan, sebagaimana
firman Allah surat al-zalzalah ayat 7-8
artinya : Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
c. Memelihara diri dari perbuatan dosa, selektif dalam bertindak
d. Selalu mempersiapkan bekal untuk hidup dihari akhir, Iman kepada hari akhir
akan membuat kita memahami akan arti dan tujuan hidup di dunia. Dengan

10
memahami hal tersebut, kita tidak akan pernah kehilangan arah dan dapat
memelihara sikap hidup yang positif serta optimis.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Rukun iman yang kelima adalah percaya adanya hari kiamat maka syah iman
seseorang tapi apabila tidak percaya maka tidak syah imananya. Datang nya hari kiamat
tidak ada yang tahu sama sekali.Surga merupakan tempat balasan bagi orang-orang yang
berimaan serta taat,di dalam kebaikaan tanpa ada sedikitpun rasa kesakitan.Namun segala
gambaran kenikmatannya tidak akan tergambarkan.Neraka merupakan tempat balesan
bagi orang-orang kafir dan juga orang beriman yang tidak taat di dalamnya diberikan
segala kepedihan dan kesakitan tidak ada sedikitpun kenikmatan,ini merupakan tempat
pembalasan keadalan bagi orang yang tidak mentaati aturannya di dunia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, H. (2017). Surga Dan Neraka Dalam Persepsi Al-Ghazali. Ushuluna, 3(1), 37-66.
Rukmanasari, R. (2013). Hari Kiamat dalam Perspektif al-Qur’an: Studi Terhadap QS al-
Qari’ah/101 (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

Sholeh, Moh Afif. 2020. “Golongan Yang Mampu Memberi Syafa’at Di Akhirat Kelar”,
https://islamkaffah.id/golongan-yang-mampu-memberi-syafaat-di-akhirat-kelak/ , diakses
pada 16 Desember 2021 pukul 01.26.

Siregar, R. 2021. “Orang-orang Ynag Mnedapat Syafa’at Di Hari Kiamat”.


https://kalam.sindonews.com/read/381136/69/orang-orang-yang-mendapat-syafaat-di-hari-
kiamat-
1617087792?_gl=1*1hgenb4*_ga*cUJBU3FLVU1la2l0aUVzSnRsRUJDckpIa2NYSjFOV
WNVU0Y4VnQ2a2M4OUZKOHA2TUxhT0k4NVNlUXdQWlVPOQ , diakses pada 16
Desember 2021 pada pukul 01.30.

13

Anda mungkin juga menyukai