Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

IMAN KEPADA HARI AKHIR


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individual
Mata Kuliah: Ilmu Tauhid
Dosen Pengampu: Dr. Syarif Hidayat, S.Ag., M.Pd.I.

Oleh:
AHMAD ZAKI RAIHAN
NIM: 2021010025

KELAS A
PROGRAM STUDI ILMU HADITS
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSIS GARUT
1443 H/2021 M
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, ‘inayah, taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa risalah-Nya sehingga kita menjadi umat yang satu untuk kehidupan
yang lebih baik di dunia dan akhirat dalam keridhoan-Nya. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam administrasi pendidikan dan dalam profesi keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Garut, 8 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
A. Makna Beriman Kepada Hari Akhir................................................................3
B. Dalil yang Mewajibkan Beriman Kepada Hari Akhir.....................................6
C. Kejadian kejadian yang Terjadi pada Hari Akhir............................................7
D. Konsekuensi Beriman kepada Hari Akhir dalam Kehidupan Sehari hari.....12
E. Penyelewengan Pemahaman dalam Mengimani Hari Akhir.........................13
BAB III..................................................................................................................15
A. Kesimpulan....................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Tauhid sebagai ajaran yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits Rasul
menjelaskan bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah bersifat sementara. Pada
suatu saat nanti dunia ini akan mengalami kehancuran, semua makhluk akan
dimatikan dan kemudian akan dibangkitkan kembali untuk selanjutnya
menghadapi janji janji Allah SWT. Peristiwa ini dimulai dengan hari kiamat, yaitu
hari/masa semenjak alam ini hancur lebur, setelah Malaikat Israfil meniup
sangkakala yang pertama, sampai masa pelaksanaan hisab atau keputusan
pengadilan Allah, yaitu ketentuan masuknya orang orang ke surga atau neraka.
Karena itu, peristiwa ini merupakan sesuatu yang paling ditakuti oleh orang orang
yang kafir kepada Allah dan sebaliknya menjadi peristiwa dan masa yang sangat
dinantikan oleh orang orang yang beriman dan beramal sholeh, karena hari ini
akan lebih baik baginya dan lebih kekal. Tertulis dalam Al-Qur’an surat al-A’laa
ayat 16-17 :

ُّ َ‫بَ ۡل تُ ۡؤثُِرو َن ٱ ۡل َحَي ٰوة‬


١٧ ‫ َوٱأۡل ٓ ِخَرةُ َخ ۡير َوَأ ۡب َق ٰ ٓى‬١٦ ‫ٱلد ۡنيَا‬

Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi, sedang kehidupan


akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.

Orang beriman wajib mempercayai/mengimani hari akhir/kiamat dan


menjadi rukun iman yang kelima, yaitu beriman akan datangnya hari
akhir/kiamat. karena hal itu sudah merupakan janji Allah kepada manusia. Pada
hari akhir atau kiamat itu terjadi peristiwa peristiwa yang pasti akan dihadapi
manusia, yaitu : 1) Pembangkitan manusia dari kuburnya, setelah Malaikat Israfil
meniup terompetnya yang kedua. 2) Keadaan mengenai mahsyar, yaitu
dikumpulkannya semua bani Adam dari segenap bangsa dan masa di suatu
tempat, setelah mereka dihidupkan kembali dari kuburnya. 3) Hari hisab, yaitu
hari dihitung dan diteliti semua amal manusia yang baik dan yang jahat dimasa

1
2

hidupnya didunia. 4) Mizan ialah ditimbangnya semua amal manusia ketika


hidupnya di dunia, yang baik dan yang jahat. 5) Tentang shirath atau jembatan. 6)
Tentang syafa’at. 7) Penerapan terakhir bagi manusia untuk selama-lamanya
disurga atau neraka

B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang masalah diatas, disusunlah bahasan yang
mencangkup rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa makna beriman kepada hari akhir?


2. Apa dalil yang mewajibkan beriman kepada hari akhir?
3. Bagaimana kejadian kejadian yang terjadi pada hari akhir?
4. Bagaimana konsekuensinya dalam kehidupan sehari hari?
5. Bagaimana penyelewengan pemahaman dalam mengimani hari akhir?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah:

1. Untuk mengetahui makna beriman kepada hari akhir.


2. Untuk mengetahui dalil yang mewajibkan beriman kepada hari akhir.
3. Untuk mengetahui kejadian kejadian yang terjadi pada hari akhir.
4. Untuk mengetahui konsekuensinya dalam kehidupan sehari hari
5. Untuk mengetahui penyelewengan pemahaman dalam mengimani hari
akhir
BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Beriman Kepada Hari Akhir


Hari kiamat disebut juga hari akhir, karena tidak ada hari lagi di dunia
untuk beramal sesudah hari itu. Penduduk surga akan menempati tempatnya
begitu pula dengan penduduk neraka akan menempati tempatnya. Hanya Allah
sajalah yang tahu kapankah hari kiamat, bahkan Rasul-Nya dan Malaikat-Nya
yang paling mulia pun tidak mengetahui waktunya. Hari kiamat ialah hari yang
dahsyatnya luar biasa. Allah banyak menjelaskan dalam kitab-Nya tentang
kengerian yang terjadi di hari tersebut, mulai dari digulungnya matahari, jatuhnya
bintang-bintang, hancurnya gunung-gunung, bergoncangnya bumi serta sederet
peristiwa mahadahsyat yang lain. Tanda-tanda munculnya hari kiamat amat
banyak, baik yang sudah terjadi, sedang terjadi ataupun belum terjadi.
Diantaranya yaitu diutusnya Muhammad Rasulullah dan wafatnya beliau. Begitu
pula munculnya orang-orang bodoh yang justru ditokohkan dan jadi panutan,
orang-orang berlomba-lomba untuk memegahkan bangunan masjid. Di samping
itu akan muncul tanda-tanda besar seperti Mahdi, Dajjal, turunnya Nabi Isa serta
Ya’juj dan Ma’juj. Termasuk dalam unsur iman kepada hari akhir atau kiamat
yaitu beriman kepada kebangkitan, yaitu dihidupkannya orang yang telah mati
tatkala ditiup sangkakala untuk yang kedua kalinya. Manusia kala itu
dikumpulkan dalam keadaan tak beralas kaki, telanjang dan tidak berkhitan,
namun urusan manusia tatkala itu amat berat sehingga mereka tidak sempat
memperhatikan aurat orang lain. Allah SWT berfirman (Al-Mu’minun :15-16) :

١٦ ‫ مُثَّ ِإنَّ ُكمۡ يَ ۡو َم ٱ ۡل ِقيَ َٰم ِة تُ ۡب َعثُو َن‬١٥ ‫ك لَ َميِّتُو َن‬ ِ


َ ‫مُثَّ ِإنَّ ُكم بَ ۡع َد َٰذل‬

Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati


Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di
hari kiamat

3
4

Rasulullah SAW. bersabda, “Sungguh kalian semua akan dikumpulkan


dalam keadaan tak beralas kaki, telanjang dan tidak bersunat...” (HR. Bukhori,
Muslim).

Mengimani adanya Surga dan Neraka termasuk rangkaian iman kepada


hari akhir atau kiamat. Keduanya adalah kampung abadi bagi para makhluk. Surga
adalah negeri yang penuh kenikmatan yang telah disediakan untuk orang-orang
yang beriman bertakwa, taat, ikhlas pada Allah serta taat pada Rasul-Nya.
Kenikmatan dalam surga begitu besarnya, tak pernah terlihat oleh mata, tak
pernah didengar oleh telinga dan tak pernah terlintas dalam benak manusia. Allah
berfirman (Al-Bayyinah : 7-8) :

ٰٓ ِ ِٰ
ۡ‫ َجَزٓاُؤ ُهمۡ ِع َند َرهِّبِم‬٧ ‫ك ُهمۡ َخ ۡي ُر ٱ ۡلرَبِ يَِّة‬ ‫ِئ‬َ َّ ْ‫ين ءَ َامنُواْ َو َع ِملُوا‬
َ ‫ٱلصل َٰحت ُْأول‬
ِ َّ ‫ِإ‬
َ ‫َّن ٱلذ‬
ۡ‫ين فِ َيه ٓا َأبَ د ۖا َّر ِض َي ٱللَّهُ َع ُۡهنم‬ ِ ِ‫جٰنَّت ع ۡدن جَت ۡج ِري ِمن حَت ۡحتِه ا ٱ ۡلَأ ۡن ٰهر ٰخل‬
‫د‬
َ َ َُ َ َ ُ َ
٨ ُ‫ك لِ َم ۡن َخ ِش َي َربَّهۥ‬ ِ ۚ
َ ‫ضواْ َع ۡنهُ َٰذل‬
ُ ‫َو َر‬

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka


itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah
surga ´Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya.
Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.

Adapun neraka adalah negeri yang penuh dengan kesengsaraan dan berbagai
adzab yang telah Allah sediakan untuk orang-orang kafir dan zholim, yang
mereka kufur kepada Rabbnya dan mendustakan Rasul-Nya. Di dalam neraka
terdapat berbagai macam adzab yang tidak pernah terlintas dalam hati. Allah
berfirman (Al-Kahfi : 29) :
5

ِ ِٰ ِ ۚ ۡ ۡ ِ ۡ ِ ۡ
َ ‫َوقُ ِل ٱل َح ُّق من َّربِّ ُكمۡ ۖ فَ َمن َش ٓاءَ فَليُ ۡؤمن َو َمن َش ٓاءَ فَليَك ُف ۡر ِإنَّٓا َأ ۡعتَ ۡدنَا للظَّلم‬
‫ني‬

َ‫ِوي ٱ ۡل ُو ُج و ۚه‬d‫تَغِيثُواْ يُغَ اثُواْ مِب َ ٓاء َكٱ ۡل ُم ۡه ِل يَ ۡش‬d‫َأح ا َط هِبِمۡ ُس َر ِاد ُق َه ۚا َوِإن يَ ۡس‬
َ ‫نَ ًارا‬
٢٩ ‫اب َو َسٓاءَ ۡت ُم ۡرَت َف ًقا‬
ُ ‫س ٱلشََّر‬
ِۡ
َ ‫بئ‬
Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa
yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir)
biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu
neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum,
niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat
yang paling jelek.

Seorang hamba akan dihisab atas amal perbuatannya dan diganjar sesuai
dengan amalnya tersebut. Allah Ta’ala berfirman (Al-An’am: 160) :

‫ى ِإاَّل ِم ۡثلَ َه ا‬ َّ ِ‫ُر َأمۡ ثَاهِلَ ۖا َو َمن َج ٓاءَ ب‬d‫َمن َج ٓاءَ بِٱ ۡل َح َس نَ ِة َفلَهۥُ َع ۡش‬
‫ٱلس يَِّئ ِة فَاَل جُي َۡز‬
ٰٓ ‫ج‬

١٦٠ ‫َو ُهمۡ اَل يُ ۡظلَ ُمو َن‬

Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat
amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi
pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka
sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).

Umat Nabi Muhammad SAW. adalah umat yang pertama kali dihisab. Amal
hamba yang pertama kali dihisab berkaitan dengan hak Allah adalah sholat,
sedangkan yang berhubungan dengan hak manusia adalah masalah pembunuhan.
Seorang mu’min yang dihisab maka Allah memperlihatkan kepadanya amal-
amalnya kemudian ia mengakui dan merasa akan binasa, lalu Allah berfirman
kepadanya, “Aku telah menutupi dosa-dosamu itu ketika di dunia dan pada hari
6

ini Aku mengampuninya”, kemudian diberikan kepadanya catatan-catatan


kebaikannya. Adapun orang-orang kafir dan munafik maka diserukan kepada
seluruh makhluk bahwa inilah orang-orang yang mendustakan Rabb mereka,
ketahuilah bahwa laknat Allah diberikan untuk orang-orang yang berbuat zholim.
Amal manusia ditimbang dengan timbangan pada hari kiamat. Timbangan ini
adalah timbangan hakiki yang memiliki dua daun timbangan. Allah berfirman (Al
Mu’minun: 102-103) :

‫ِئ‬َ ٰٓ ِ ۡ ۡ ِ‫فَمن َث ُقلَ ۡت م ٰو ِزينهۥ فَُأو ٰلَِٓئك هم ٱ ۡلم ۡفل‬


‫ك‬ ‫ل‬ ‫ُأو‬َ‫ف‬ ‫ۥ‬
‫ه‬
َ ْ ُُ َ َ َ َ َ‫ين‬ ‫ز‬ ‫و‬
ٰ ‫م‬ ‫ت‬ َّ
‫ف‬ ‫خ‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ١٠٢ ‫ن‬
َ ‫و‬ ‫ح‬
ُ ُ ُ ُ َ ْ ُُ َ َ َ
١٠٣ ‫َّم َٰخلِ ُدو َن‬
َ ‫ن‬‫ه‬َ ‫ج‬
َ ‫ٱلَّ ِذين َخ ِسر ٓواْ َأن ُفس ُهمۡ يِف‬
َ ُ َ
Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-
orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya,
maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal
di dalam neraka Jahannam.

Dengan beriman kepada hari akhir dengan benar seseorang akan lebih
rajin melaksanakan amal kebaikan sebagai persiapan untuk hari pembalasan
kelak. Seseorang juga akan merasa takut dan gelisah untuk bermaksiat karena
akan ada siksa atas perbuatan itu. Di samping itu juga akan menjadi hal yang
dapat menghibur seorang mukmin yang tidak sempat mendapatkan kesenangan
dunia, ia akan mendapatkan ganti berupa kenikmatan akhirat yang jauh di atas
kenikmatan dunia.

B. Dalil yang Mewajibkan Beriman Kepada Hari Akhir


Sebagai umat islam kita wajib yakin dan percaya bahwa hari akhir atau
hari kiamat itu pasti akan datang, karena kelak manusia akan dibangkitkan
kembali dari kubur untuk menerima pengadilan dari Allah SWT. Ada beberapa
surah di Al-qur'an yang membahas tentang hari akhir atau hari kiamat, di
antaranya dalam surat Al-Hajj ayat 7

٧ ‫ث َمن يِف ٱ ۡل ُقبُو ِر‬ َّ ‫ب فِ َيها َو‬


ُ ‫َأن ٱللَّهَ يَ ۡب َع‬ ‫ٱلس َ ِ اَّل‬
َ ‫اعةَ ءَاتيَة َر ۡي‬ َّ ‫َو‬
َّ ‫َأن‬
7

Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya;
dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.

Ayat ini menegaskan bahwa hari Kiamat itu bukanlah omong kosong, tapi
kejadian yang benar adanya. Hanya saja, manusia tidak ada yang tahu, kapan itu
akan terjadi. Ini adalah rahasia Allah swt. Hanya Allah yang Maha Tahu kapan
hari Kiamat akan terjadi. Ketika kiamat tiba, bumi akan hancur, semua makhluk
mati, lalu Allah menghidupkan kembali manusia dari dalam kubur.

‫ َم ْن‬: ‫ال‬ َ َ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ِ َّ ُ‫َع ْن َأيِب ُهَر ْيَر َة َر ِضي اهللُ َعْنه‬
َ ‫َأن َر ُس ْو َل اهلل‬ َ
ِ ِ‫ ومن َكا َن يْؤ ِمن ب‬،‫اآلخ ِر َف ْلي ُقل خ اً ًأو لِيصمت‬
‫اهلل‬ ِ ‫اهلل والْيوِم‬ ِ ِ ِ
ُ ُ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ْ ‫َ ْ َرْي‬ ْ َ َ ‫َكا َن يُْؤ م ُن ب‬
ِ ‫اهلل والْيوِم‬
‫اآلخ ِر َف ْليُ ْك ِر ْم‬ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ َ َ ‫ َو َم ْن َكان يُْؤ م ُن ب‬،ُ‫َواْ َلي ْوم اآلخ ِر َف ْليُ ْك ِر ْم َج َاره‬
}‫ضْي َفهُ{رواه البخاري ومسلم‬ َ
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, Sesungguhnya Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, Barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia
memuliakan tamunya”.

Dari hadits diatas, dapat disimpulkan bahwa beriman kepada hari akhir
juga dapat diamalkan dengan berkata baik atau diam. Karena di akhirat kelak
nanti, apa apa yang kita perbuat dari lisan atau mulut pasti akan dipertanggung
jawabkan di hari perhitungan dan hari penimbangan. Adapula amalan beriman
kepada hari akhir selain itu, yaitu menghormati tetangganya dan memuliakan
tamunya. Intinya, semua yang kita perbuat di dunia ada konsekuansinya di akhirat
kelak. Dan banyak lagi dalil ayat Al-Qur’an dan As-Sunnah mengenai wajibnya
beriman kepada hari akhir atau kiamat.

C. Kejadian kejadian yang Terjadi pada Hari Akhir


Peristiwa peristiwa yang terjadi pada hari akhir wajib kita imani, karena ini
sebagai bekal kita untuk menyiapkan amalan sholeh di kehidupan dunia untuk
kehidupan akhirat. Setelah seluruh alam semesta ini hancur, hari akhir/kiamat
dimulai dengan dibangkitkannya seluruh bani Adam sampai penetapan tempat
yang abadi yaitu surga dan neraka. Peristiwa peristiwa hari akhir yang pertama
kali terjadi yaitu :
8

1. Hari Pembangkitan
Setelah Allah menghancur-leburkan dunia yang fan aini dan
mematikan semua manusia dan makhluk hidup lainnya yang diawali
dengan malaikat Israfil meniupkan sangkakala, makan selanjutnya
Allah akan menghidupkan kembali manusia dari alam kubur serta
dikembalikan seperti keadaan awal lahir di dunia. Peristiwa
pembangkitan ini sering disebut dengan istilah “Yaumul ba’ats”.
2. Hari Pengumpulan
Semua manusia akan dikumpulkan semenjak Nabi Adam AS
sampai manusia pada masa yang terakhir di suatu tempat yang
dinamakan “Mahsyar” setelah dibangkitkan dari alam kubur. Keadaan
manusia pada hari itu gelisah menginginkan segera menerima
keputusan terakhir masuk surga atau neraka. Pada waktu itu manusia
meminta syafa’at kepada para nabi nabi, tetapi semua nabi menyatakan
uzurnya, pada akhirnya Nabi Muhammad SAW yang menyampaikan
permohonan kepada Allah SWT untuk segera mengadili manusia
semuanya. Peristiwa inilah yang disebut syafa’at kubra.
Dalam proses pengadilan pada saat itu pertama manusia seluruhnya
akan Allah SWT perlihatkan amal amal dan buku buku catatan,
kemudian diminta keterangan keterangannya. Pemberian buku catatan
kebaikan dengan tangan kanan sedangkan pemberian buku catatan
kejahatan dengan tangan kiri, sehingga setiap orang dapat mengetahui
dengan jelas kemudian dihisab dengan teliti dan seadil adilnya.
Amal amal itu kelak diperlihatkan dengan jelas, sehingga jelas bagi
mereka dapat mengetahui keadaan masing masing dan bagaimana
amalan orang lain. Agar orang yang berbuat jahat merasa ketakutan
dan hina dan masing masing mengetahui tingkatan amalannya. Dalam
pengadilan itu pun diadakan bermacam saksi saksi yang tidak dapat
dibantah lagi, seperti saksi dari anggota badan sendiri, para malaikat
yang mengawasi dan seluruh manusia.
3. Hari Perhitungan
9

Setelah dikumpulkan, manusia selanjutnya dihisab atau


dihitungkan jumlah kuantitas semua amalan amalan mereka selama
hidup di dunia. Arti hisab ialah sewaktu Allah SWT memperlihatkan
kepada hamba hamba-Nya sebelum pembubaran dari mahsyar, semua
amal amalan yang baik maupun yang buruk dengan secara perincian
tidak hanya global. Sebanyak 70.000 orang masuk surga tanpa hisab
yang dikatakan Nabi Muhammad SAW.
4. Hari Penimbangan
Setelah dihisab, semua amalan amalan manusia ditimbang dalam
timbangan atau mizan. Mizan ialah timbangan untuk menimbang amal
perbuatan mana yang paling berat dari amal perbuatan manusia itu,
apakah lebih berat perbuatan baik atau lebih berat perbuatan jahatnya.
Seperti yang tercantum di surat Al Mu’minun ayat 102-103 :

‫ِئ‬َ ٰٓ ِ ۡ ۡ ِ‫فَمن ثَ ُقلَ ۡت م ٰو ِزينهۥ فَُأو ٰلَِٓئك هم ٱ ۡلم ۡفل‬


‫ك‬ ‫ل‬ ‫ُأو‬َ‫ف‬ ‫ۥ‬
‫ه‬
َ ْ ُُ َ َ َ َ َ‫ين‬ ‫ز‬ ‫و‬
ٰ ‫م‬ ‫ت‬ َّ
‫ف‬ ‫خ‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ١٠٢ ‫ن‬
َ ‫و‬ ‫ح‬
ُ ُ ُ ُ َ ْ ُُ َ َ َ
١٠٣ ‫َّم َٰخلِ ُدو َن‬
َ ‫ن‬‫ه‬َ ‫ج‬
َ ‫ٱلَّ ِذين َخ ِسر ٓواْ َأن ُفس ُهمۡ يِف‬
َ ُ َ
Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-
orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya,
maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal
di dalam neraka Jahannam.

5. Hari Melewati Jembatan Shirath

Menurut riwayat riwayat dalam hadits, bahwasanya shirath (jembatan)


itu memang sungguh sungguh ada yang melintang di atas api neraka.
Seperti yang disebutkan sifat sifat shirath dalam banyak hadits, yaitu amat
halus dan lebih halus daripada rambut yang dibelah tujuh, lebih tajam
daripada pedang. Siapa yang dapat melaluinya sampai ujungnya, dapatlah
mencapai surga. Sedang mudah atau sukarnya melalui shirath itu
tergantung pada amal seseorang di dunia. Ada pula yang berbeda pendapat
mengenai wujud dan sifat shirath ini. Menurut para ulama ada juga yang
10

mengatakan wujud dan sifat tersebu hanya perumpamaan belaka. Pada


hakikatnya, mengenai shirath itu hanya Allah SWT yang lebih
mengetahui.

6. Syafa’at
Asal makna syafa’at ialah genap. Perisitwa ini dinamakan syafa’at
karena orang yang membutuhkan keringanan tersebut meminta
pertolongan kepada orang lain agar orang tersebut membantunya
bersama sama memohonkan keringanan atau kebebasan dari tuntutan.
Jadi ia tidak mengajukan permohonan sendiri, akan tetapi berdua.
Penjelasan dalam Al-Qur’an dan hadits mengenai makna syafa’at
tidak jauh beda di atas, yakni meminta pertolongnan kepada orang
yang lebih dekat Sang Maha Kuasa menjalankan hukum, agar diminta
kebebasan hukuman.
Keadaan dalam meminta syafa’at berbeda dengan di kehidupan
dunia, pada saat itu setiap jiwa atau seseorang tidak menanggung pada
yang lain, dan tidak dapat pertolongan dan tidak diterima tebusan
kepada setiap jiwa atau seseorang pada saat itu. Sebagaimana dalan
surat Al-Baqarah ayat 48 :

‫س َعن ۡنفَّ س َشۡ‍ئا َواَل يُ ۡقبَ ُل ِم ۡن َه ا َش َٰف َعة َواَل يُ ۡؤ َخ ُذ‬ ۡ ِ ۡ ‫اَّل‬
ٌ َ‫َو َّٱت ُق واْ يَ ۡوم ا جَت ج زي نف‬
ِۡ
َ ُ‫من َها َع ۡدل َواَل ُهمۡ ي‬
٤٨ ‫نص ُرو َن‬

Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak
dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima
syafa´at dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong.

Syafa’at adalah keistimewaan yang akan diberikan oleh Allah


kepada hamba-Nya dengan memberi keringanan atau diberi kebebasan dari
tuntutan, akan tetapi kita tidak mengetahui bagaimana hakikat dan caranya.

7. Surga dan Neraka


11

Surga atau neraka adalah tempat terakhir dan abadi yang


disediakan Allah SWT bagi manusia sebagai balasan atas amal
perbuatannya di dunia. Surga sebagai tempat penuh kenikmatan dan
kebahagiaan yang abadi disediakan bagi orang orang shalih. Para ahli
surga berada ditempat surga yang berbeda beda tergantung kepada
amalan shalih di dunia. Menurut ahli sunnah, surga dan neraka itu
sudah ada sejak dulu sampai sekarang, didasari pada ayat ayat Al-
Qur’an dibawah ini :

١٣١ ‫ين‬ ِ
‫ر‬ ِ ‫ُأع َّد ۡت لِ ۡل َٰك‬
‫ف‬ ِ ‫و َّٱت ُقواْ ٱلنَّار ٱلَّيِت ٓي‬
َ َ َ
Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang
yang kafir.

ِ ‫ٱلس ٰم ٰوت وٱ ۡلَأ ۡرض‬


‫ُأع َّد ۡت‬ ٍ ِ
ُ ُ ‫َو َس ا ِرعُ ٓواْ ِإىَل ٰ َم ۡغف َرة ِّمن َّربِّ ُكمۡ َو َجنَّة َع ۡر‬
َ ُ َ َ َّ ‫ض َها‬
١٣٣ ‫ني‬ ِ ِۡ
َ ‫لل ُمتَّق‬

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa.

Sedangkan menurut pendapat sebagian lain, surga dan neraka itu akan
diciptakan setelah tiba saatnya nanti di alam akhirat.

Thaib Thahir Abdul Mu’in (tt : 58-59) mengemukakan macam macam


cara orang masuk surga di akhirat nanti, yaitu :

1. Orang yang masuk surga tanpa diperiksa sama sekali, yaitu para Rasul dan
para Nabi.
2. Orang yang masuk surga memalui pemeriksaan dulu, akan tetapi
pemerikasaan itu hanya sepintas saja karena sudah kelihatan lebih banyak
amal kebaikan daripada kejelekannya, termasuk para sahabat Nabi,
12

syuhada dan para wali Allah, artinya orang orang yang dikasihi Allah dan
yang taat kepadanya.
3. Orang yang masuk surga dengan pemeriksaan yang teliti, dikarenakan
amal kejelekannya lebih banyak daripada amal kebaikannya, akan tetapi
Allah SWT memaafkannya.
4. Orang yang masuk surga dengan memalui pemeriksaan, sedang amal
kejelekannya lebih banyak daripada amal kebaikannya, tetapi Allah SWT
tidak memaafkannya. Mereka akan disiksa di neraka untuk dibersihkan
dari amal kejelekannya, baik sebentar atau lama. Tetapi betapapun juga
lamanya mereka disiksa pada akhirnya mereka dibebaskam dan
dimasukkan ke dalam surga.
Neraka adalah tempat yang disiapkan Allah untuk orang orang
kafir yang menantang ajaran-Nya, yang mendustakan para Rasul-Nya dan
bagi orang orang yang tidak mentauhidkan atau mengesakan Allah SWT.
Siksaannya tidak ada yang seberat siksaan neraka, tiada tempat yang lebih
jelek daripada tempat di neraka. Mereka penghuninya kekal didalamnya,
ada yang dikeluarkan dari neraka berkat ampunan rahmat Allah ‘Azza Wa
Jalla, tergantung berat dan ringan dosa yang dipikulnya. Neraka juga
terdapat tingkatan tingkatan bagi ahli neraka, dari neraka Jahannam
hingga neraka yang paling bawah yakni neraka Hawiyah.

D. Konsekuensi Beriman kepada Hari Akhir dalam Kehidupan Sehari


hari
Dalam beriman kepada hari akhir, tentu kita harus beramal sesuai tuntunan
Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam beriman pada hari akhir, pasti ada akibat atau
konsekuensinya dalam menjalani amalan tersebut dalam kehidupan sehari hari.
Seperti dalam hadits berikut.

‫ َم ْن‬: ‫ال‬ َ َ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ِ َّ ُ‫َع ْن َأيِب ُهَر ْيَر َة َر ِضي اهللُ َعْنه‬
َ ‫َأن َر ُس ْو َل اهلل‬ َ
ِ ِ‫ ومن َكا َن يْؤ ِمن ب‬،‫اآلخ ِر َف ْلي ُقل خ اً ًأو لِيصمت‬
‫اهلل‬ ِ ‫اهلل والْيوِم‬ ِ ِ ِ
ُ ُ ْ ََ ُ َ ْ ْ ْ ‫َرْي‬ ْ َ ْ َ َ ‫َكا َن يُْؤ م ُن ب‬
ِ ‫اهلل والْيوِم‬
‫اآلخ ِر َف ْليُ ْك ِر ْم‬ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ َ َ ‫ َو َم ْن َكان يُْؤ م ُن ب‬،ُ‫َواْ َلي ْوم اآلخ ِر َف ْليُ ْك ِر ْم َج َاره‬
}‫ضْي َفهُ{رواه البخاري ومسلم‬ َ
13

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, Sesungguhnya Rasulullah


Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, Barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia
memuliakan tamunya”.

Dengan mengikuti tuntunan As-Sunnah seperti diatas, tentu menjadi buah


akhlak yang menjadikan kita beramal atau beribadah dalam mengimani iman
kepada hari akhir. Contohnya ketika kita berbicara haruslah berkata yang baik,
jika tidak maka diamlah, dan beradab dalam muamalah seperti hubungan antara
manusia dengan manusia lain (Hablumminannas). Menghormati tetangga
w3y67haruslah tau adab adab dalam menjalani muamalah, dan memuliakan tamu
juga. Pada hakikatnya, semua yang kita lakukan di dunia akan dipertanggung
jawabkan di akhirat kelak, tentu kita harus beramal sesuai tuntunan Al-Qur’an dan
As-Sunnah seperti diatas. Akibatnya, kita harus tau adab adab muamalah dan
membiasakannya dalam kehidupan sehari hari yang mesti seharusnya sesuai Al-
Qur’an dan As-Sunnah.

E. Penyelewengan Pemahaman dalam Mengimani Hari Akhir


Penyelewengan pemahaman dalam beriman kepada hari akhir,
kesalahpahaman yang dikarenakan ilmunya tidak tercapai atau tersampaikan. Hal
ini bisa terjadi penyelewengan pemahaman dalam mengartikan atau
memahaminya, seperti berpendapat yang tidak bersumber dari Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Dalam beriman kepada hari akhir, penyelewengan pemahaman seperti
memprediksi kapan hari akhir atau hari kiamat, padahal hanya Allah SWT yang
Maha Mengetahui sajalah kapan hari akhir atau hari kiamat terjadi. Hakikat ilmu
ilmu tentang kehidupan akhirat atau hari akhir/kiamat hanya ada pada sisi Allah
SWT ilmu tentang hari akhir/kiamat dan akhirat, semua yang berkaitan hal ghaib
hanya Allah SWT yang mengetahuinya kecuali Dia memperlihatkannya kepada
rasul yang diridhai-Nya. Firman Allah SWT dalam surat Jin ayat 26-27 :
14

ِ ِ ۡ ِ ‫َٰعلِم ٱ ۡلغَ ۡي‬


ُ‫ض ٰى من َّر ُس ول فَ ِإنَّهۥ‬
َ َ‫ ِإاَّل َم ِن ٱ ۡرت‬٢٦ ‫َأح ًدا‬
َ ٓ‫ب فَاَل يُظ ِه ُر َعلَ ٰى َغ ۡبيِهۦ‬ ُ
٢٧ ‫صدا‬ ‫ر‬ ِ ‫ك ِم ۢن ۡبي ِن ي َد ۡي ِه و ِم ۡن خ ۡل ِف‬
‫ه‬
‫ۦ‬ ُ ُ‫يَ ۡسل‬
َ َ َ َ َ َ
(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak
memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada rasul
yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga
(malaikat) di muka dan di belakangnya.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Iman kepada hari akhir termasuk rukun iman kelima dari rukun iman yang
enam. Termasuk beriman kepada hari akhir yaitu mengimani adanya tanda tanda
hari akhir atau kiamat, mengimani adanya alam barzakh atau alam kubur, karena
termasuk tanda tanda kiamat kecil yaitu kematian sebelum masuk ke alam
barzakh, mengimani adanya kejadian kejadian yang akan terjadi setelah seluruh
alam semesta dunia hancur luluh, seperti kejadian mahsyar, hari pembangkitan
sampai penentuan tempat abadi yaitu surga atau neraka.

Dengan beriman kepada hari akhir, tentu menjadikan kita agar semakin
dekat kepada Allah SWT supaya mendapatkan tempat yang diridhai-Nya yakni
Surga. Tentu kita harus tetap waspada dan tidak ceroboh dalam mempelajari hal
ghaib agar tidak terjadi penyelewengan pemahaman atau kesalahpahaman dalam
beriman kepada hari akhir, tugas kita hanya mengimaninya saja, tapi pasti kelak
akan terjadi sehingga keimanan kita terbayar.

B. Saran
Dari penjelasan diatas, alangkah baiknya kita tetap istiqomah dalam
mengikuti ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah. Alangkah baiknya kita terus
memperbaharui keimanan kita dengan beribadah taat berdoa dan merenungi isi
kandungan Al-Qur’an, karena imanfluktuatif bisa naik dan turun.

15
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Hadis dan Salamuddin. (2016). Theologi Islam : Ilmu Tauhid. Medan :
Perdana Publishing.

Hasbi, Muhammad. (2016). Ilmu Tauhid : Konsep Ketuhanan dalam Teologi


Islam. Yogyakarta : TrustMedia Publishing.

Zakaria, Aceng. (2005). Pokok Pokok Ilmu Tauhid. Garut : Ibn Azka Press.

16

Anda mungkin juga menyukai