Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR

Diajukan untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam semester genap tahun
ajaran 2016/2017

Disusun oleh:
Aas Asiyah

Ria Nursamsyah

Hidayati Wahyuni

Maghvira Tuzahra

Egga Dwi Parasni

Denny Maulana H

Rio Rifandi

M. Naufal F

Fariz Iqbal N

SMA NEGERI 1 INDRAMAYU


Jalan Soekarno-Hatta Nomor 2 Indramayu 45216 Telepon/Fax (0234) 272536

Email: smansayu@yahoo.co.id

2017

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Qadha dan Qadar.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada Allah SWT, guru
pembimbing bapak Kanudin, teman satu kelompok dan semua pihak yang
terlibat.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Qadha dan Qadar ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Indramayu, Januari 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar.................................................................... 2

Bab 1 : Pendahuluan............................................................ 3

A. Latar Belakang......................................................... 3
B. Tujuan...................................................................... 4
C. Rumusan Masalah.................................................... 5

Bab 2 : Pembahasan............................................................. 7

A. Pengertian Qadha dan Qadar


B. Macam-macaam Takdir
C. Fungsi Berimsn kepada Qadha dan Qadar
D. Ciri-ciri Orang yang Beriman kepada
Qadha dan Qadar
E. Hikmah Orang yang Beriman kepada
Qadha dan Qadar

Bab 3 : Penutup............................................................ 9

A. Kesimpulan............................................................. 15
B. Saran....................................................................... 15

Daftar pustaka..................................................................... 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Iman adalah aspek agama Islam yang paling mendasar, dan bisa disebut
pondasi dari setiap agama. Bila sistem Iman rusak, maka runtuhlah
bangunan agama secara keseluruhan. Dalam agama Islam Iman ini terbagi
menjadi enam, yaitu: Iman kepada Allah, Iman kepada Rasulullah SAW,
Iman kepada malaikat Allah, Iman kepada kitab-kitab Allah, Iman kepada
hari akhir, dan Iman kepada qadha & qadar.
Qadha dan qadar merupakan rukun Iman yang ke enam. Kita umat
muslim harus benar-benar meyakininya, artinya setiap manusia (muslim
dan muslimah) wajib mempunyai niat dan keyakinan sungguh-sungguh
bahwa segala perbuatan makhluk, sengaja maupun tidak telah ditetapkan
oleh Allah SWT. dan tidak ada campur tangan dari siapapun. Orang yang
benar-benar beriman adanya qadha dan qadar akan senantiasa menjaga agar
perilakunya baik dan berusaha menjauhi hal-hal yang buruk. Begitu juga
sebaliknya. Dalam makalah ini akan diuraikan mengenai persoalan qadha
dan qadar. Dari pembahasan makalah ini diharapkan kita semua bisa
mendapatkan pemahaman yang bisa meningkatkan kadar keimanan kita
terhadap rukun Iman yang telah di tetapkan khususnya Iman kepada qadha
dan qadar.

B. Tujuan

Makalah ini disusun dengan tujuan yaitu, agar kita dapat mengetahui dan
memahami apa itu qadha dan qadar, mengetahui macam-macamnya, mengetahui
tingkatan-tingkatannya, hikmah beriman kepada qadha dan qadar, dan untuk
mempermudah memperdalam ilmu mengenai Iman kepada qadha dan qadar
serta untuk dijadikan referensi kepada para pembaca yang ingin mendalami
tentang Iman kepada qadha dan qadar.

4
C. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan iman qada’ dan qadar?


2. Takdir dibagi menjadi berapa macam?
3. Apa fungsi beriman kepada qada’dan qadar Allah SWT?
4. Bagaimana ciri – ciri orang yang beriman kepada qada’ dan qadar?
5. Bagaimana hikmah bagi orang yang beriman kepada qada’ dan qadar?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Qadha dan Qodar

   Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan


lisan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qada’ menurut
bahasa artinya Ketetapan. Qada’artinya ketetapan Allah swt kepada setiap
mahluk-Nya yang bersifat Azali. Azali Artinya ketetapan itu sudah ada
sebelumnya keberadaan atau kelahiran mahluk. Sedangkan Qadar artinya menurut
bahasa berarti ukuran. Qadar artinya terjadi penciptaan sesuai dengan ukuran atau
timbangan yang telah ditentuan sebelumnya. Qada’ dan Qadar dalam keseharian
sering kita sebut dengan takdir.  Jadi, Iman kepa qada’ dan qadar adalah percaya
sepenuh hati bahwa sesuatu yang terjadi, sedang terjadi, akan terjadi di alam raya
ini, semuangnya telah ditentukan Allah SWT sejak jaman azali. Iman kepada
qada’ dan qadar termasuk rukun iman yang keenam. Rasulullah SAW bersabda
yang artinya : “Iman adalah kamu percaya kepada allah, para malaikat, kitab-
kitab, para rasul-Nya, hari akhir, dan kamu percaya kepada takdir baik maupun
buruk.” (HR. Muslim)

Dan sabda Rasullullah SAW yang artinya : “Malaikat akan mendatangi


nuthfah yang telah menetap dalam rahim selama empat puluh atau empat puluh
lima malam seraya berkata; ‘Ya Tuhanku, apakah nantinya ia ini sengsara atau
bahagia? ‘ Maka ditetapkanlah (salah satu dari) keduanya. Kemudian malaikat itu
bertanya lagi; ‘Ya Tuhanku, apakah nanti ia ini laki-laki ataukah perempuan? ‘
Maka ditetapkanlah antara salah satu dari keduanya, ditetapkan pula amalnya,
umurnya, ajalnya, dan rezekinya. Setelah itu catatan ketetapan itu dilipat tanpa
ditambah ataupun dikurangi lagi.” (HR. Muslim)

Allah berfirman :

Artinya : “Tiadalah suatu bencana menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu,
melainkan dahulu sudah tersurat dalam kitab (Lauhul Mahfuz) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”
(QS. Al-Hadiid:22).

B. Macam-macam Takdir

Takdir terbagi menjadi dua bagian,yakni:

- Takdir Mu’allaq

Takdir mu’allaq adalah takdir Allah SWT atas makhluknya yang


memungkinkan dapat berubah karena usaha dan ikhtiar manusia. Allah
berfirman :

6
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu  kaum
sehingga mereka itu mengubah nasibnya sendiri.” (Ar-Radu : 11)

Contoh :

1) Miskin bisa jadi kaya, lantaran bekerja keras

Allah berfirman :

Artinya : “Dan katakanlah(hai Muhammad) : Bekerjalah kamu


semua, maka Allah dan Rasulnya serta orang mukmin akan melihat
hasil pekerjaanmu.’ (At- Taubah ayat 105).

2) Bodoh Menjadi Pintar , lantaran mau belajar giat.

Rasullulah SAW bersabda yang artinya : “Belajarlah kamu


sekalian, ajarkanlah bertawakal kamu kepada guru, serta lemah
lembutlah kamu kepada murid.” (H.R. Tabrani)

3) Orang sakit bisa menjadi sembuh, lantaran berobat dan berdoa

Allah berfirman : 

Artinya : “Berdoalah kamu kepada-Ku niscaya Aku akan


mengabulkan permohonanmu.”  (Al-Mu’minun ayat 60)

- Taqdir Mubram

Takdir mubram ialah takdir yang pasti terjadi dan tidak dapat
dielakkan kejadiannya. Contohnya nasib manusia, lahir, kematian,
jodoh, rizkinya, dan terjadinya kiamat dan sebagainya. Qada’ & qadar
Allah SWT yang berhubungan dengan nasib manusia adalah rahasia
Allah SWT, hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Manusia
diperintahkan mengetahui qada’dan qadarnya melalui usaha dan
ikhtiar. Kapan manusia lahir, bagaimana statusnya sosialnya,
bagaimana rizkinya ,siapa anak istrinya,dan kapanya
meninggalnya,adalah rahasia Allah SWT. Jalan hidup manusia seperti
itu sudah ditetapkan sejak zaman azali yaitu masa sebelum terjadinya
sesuatu atau massa yang tidak bermulaan. Tidak seorang pun yang
mengetahuinya.

C. Fungsi Beriman kepada Qadha dan Qadar           

Beriman kepada qada’dan qadar mempunyai fungsi penting bagi manusia


dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya:

7
- Mempunyai semangat ikhtiar

Ikhtar artinya melakukan perbuatan yang baik dengan penuh


kesungguhan dan keyakinan akan hasil yang baik bagi dirinya. Dengan
pemahaman seperti itulah ,seorang murid akan bekerja keras agar biasa
sukses, pedagang akan hidup hemat agar usahanya berkembang, dan
sebagainya. Allah SWT berfirman :

Artinya:“ Dan bahwa manusia hanya meperoleh apa yang


usahakannya. Dan sesungguhnya  usahanya itu kelak akan
diperlihatkan(kepadanya).”(Q.S.An-Najm, 39)

- Mempunyai sifat sabar dalam menghadapi cobaan

Dengan Percaya qada’ dan qadar , manusia akan sadar bahwa


kehidupan adalah ujian – ujian yang harus dilalui dengan sabar. Sabar
adalah sikap mental yang teguh pendirian,berani menghadapi
tantangan,tahan uji,dan tidak menyerah pada kesulitan. Teguh
pendirian berarti tidak mudah goyah dalam memagang prisip atau
pedoman hidup,berani menghadapi tantangan berarti berani
menghadapi cobaan, penderitaan, kesakitan dan kesensaraan.

Cobaan harus dihadapi dengan tenang, dipikir dengan jernih, dicari


jalan keluarnya tampa menyerah pada kesulitan,dan akhirnya
diserahkan kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman :

Artinya: Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan


hanya mengatakan, ’’kami telah beriman, ”dan mereka tidak di uji”
(Q.S.AL-Ankabut,29:2)

- Sabar bahwa cobaan adalah qada’dan qadar dari Allah SWT

Segala yang ada di alam semesta hakikatnya adalah milik Allah


SWT dan suatu saat akan kembali kepada Allah SWT. Firman Allah
SWT:

Artinya:“Yaitu orang-orang apabila ditimpa musibah,mereka


berkata’Inna’lilliahi wa inna ilaihi rajiun’.(Q.S. Albaqarah,2:156

- Tawakal

Tawakal menurut bahasa artinya bersandar atau berserah diri.


Dalam istilah agama, tawakal artinya berserah dirisepenuhnya kepada
Allah SWT dalam menghadapi atau menunggu hasil dari suatu
pekerjaan atau usaha.  Menurut Imam Al-Ghazali, tawakal artinya
menyandarkan diri kepada Allah SWT dalam menghadapi setiap
kepentingan. Dalam hal ini, tawakal kepada Allah SWT bkan berarti
penyandaran diri kepada Allah SWT secara mutlak, melaikan
penyandaran diri yang haras didahului dengan kerja keras dalam
berikhtiar berdasarkan kemampuan maksimal.

8
D. Ciri-ciri Orang yang Beriman kepada Qadha dan Qadar

- Qana’ah dan Kemuliaan Diri


Seseorang yang beriman kepada qadar mengetahui bahwa rizkinya
telah tertuliskan, dan bahwa ia tidak akan meninggal sebelum ia
menerima sepenuhnya, juga bahwa rizki itu tidak akan dicapai oleh
semangatnya orang yang sangat berhasrat dan tidak dapat dicegah oleh
kedengkian orang yang dengki. Ia pun mengetahui bahwa seorang
makhluk sebesar apa pun usahanya dalam memperoleh ataupun
mencegahnya dari dirinya, maka ia tidak akan mampu, kecuali apa
yang telah Allah tetapkan baginya. Dari sini muncullah qana’ah
terhadap apa yang telah diberikan, kemuliaan diri dan baiknya usaha,
serta membebaskan diri dari penghambaan kepada makhluk dan
mengharap pemberian mereka. Hal tersebut tidak berarti bahwa
jiwanya tidak berhasrat pada kemuliaan, tetapi yang dimaksudkan
dengan qana’ah ialah, qana’ah pada hal-hal keduniaan setelah ia
menempuh usaha, jauh dari kebakhilan, kerakusan, dan dari
mengorbankan rasa malunya.

- Cita-Cita Yang Tinggi


Maksud dari cita-cita yang tinggi adalah menganggap kecil apa
yang bukan akhir dari perkara-perkara yang mulia. Sedangkan cita-cita
yang rendah, yaitu sebaliknya dari hal itu, ia lebih mengutamakan
sesuatu yang tidak berguna, ridha dengan kehinaan, dan tidak
menggapai perkara-perkara yang mulia. Iman kepada qadar membawa
pelakunya kepada kemauan yang tinggi dan menjauhkan mereka dari
kemalasan, berpangku tangan, dan pasrah kepada takdir.

- Bertekad dan Bersungguh-Sungguh dalam Berbagai Hal


Orang yang beriman kepada qadar, ia akan bersungguh-sungguh
dalam berbagai urusannya, memanfaatkan peluang yang datang
kepadanya, dan sangat menginginkan segala kebaikan, baik akhirat
maupun dunia. Sebab, iman kepada qadar mendorong kepada hal itu,
dan sama sekali tidak mendorong kepada kemalasan dan sedikit
beramal.
Bahkan, keimanan ini memiliki pengaruh yang besar dalam
mendorong para tokoh untuk melakukan pekerjaan besar, yang mereka
menduga sebelumnya bahwa kemampuan mereka dan berbagai faktor
yang mereka miliki pada saat itu tidak cukup untuk menggapainya.

- Bersikap Adil, Baik Pada Saat Senang Maupun Susah


Iman kepada qadar akan membawa kepada keadilan dalam segala
keadaan, sebab manusia dalam kehidupan dunia ini mengalami
keadaan bermacam-macam.
Orang-orang yang beriman kepada qadar menerima sesuatu yang
menggembirakan dan menyenangkan dengan sikap menerima,
bersyukur kepada Allah atasnya, dan menjadikannya sebagai sarana
atas berbagai urusan akhirat dan dunia. Lalu, dengan melakukan hal
tersebut, mereka mendapatkan, berbagai kebaikan dan keberkahan,

9
yang semakin melipatgandakan kegembiraan mereka. Mereka
menerima hal-hal yang tidak disenangi dengan keridhaan, mencari
pahala, bersabar, menghadapi apa yang dapat mereka hadapi,
meringankan apa yang dapat mereka ringankan, dan dengan kesabaran
yang baik terhadap apa yang harus mereka bersabar terhadapnya.
Sehingga mereka, dengan sebab itu, akan mendapatkan berbagai
kebaikan yang besar yang dapat menghilangkan hal-hal yang tidak
disukai, dan digantikan oleh kegembiraan dan harapan yang baik.

- Selamat Dari Kedengkian dan Penentangan


Iman kepada qadar dapat menyembuhkan banyak penyakit yang
menjangkiti masyarakat, di mana penyakit itu telah menanamkan
kedengkian di antara mereka, misalnya hasad yang hina. Orang yang
beriman kepada qadar tidak dengki kepada manusia atas karunia yang
Allah berikan kepada mereka, karena keimanan-nya bahwa Allah-lah
yang memberi dan menentukan rizki mereka. Dia memberikan dan
menghalangi dari siapa yang dikehendaki-Nya, sebagai ujian. Apabila
dia dengki kepada selainnya, berarti dia menentang ketentuan Allah.
Jika seseorang beriman kepada qadar, maka dia akan selamat dari
kedengkian, selamat dari penentangan terhadap hukum-hukum Allah
yang bersifat syar’i (syari’at) dan ketentuan-ketentuan-Nya yang
bersifat kauni (sunnatullah), serta menyerahkan segala urusannya
kepada Allah semata.

E. Hikmah Orang yang Beriman kepada Qadha dan Qadar


1. Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat
berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan
mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara
lain:
2. Banyak Bersyukur dan Bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat
keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu
merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila
terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan
ujian. Firman Allah :
Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari
Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya
kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan. ” ( QS. An-Nahl ayat 53).
3. Menjauhkan Diri dari Sifat Sombong dan Putus Asa
Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila
memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah
semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya
hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan
berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya
adalah ketentuan Allah. Firman Allah SWT:
Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita
tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah,
melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)

10
4. Bersifat Optimis dan Giat Bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya.
Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung.
Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan.
Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa
optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan
itu. Firman Allah:
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas
ayat 77)
5. Jiwanya Tenang
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa
mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa
senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung
atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia
bersabar dan berusaha lagi. Allah SWT berfirman :
Artinya : Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu
dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam
jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam sorga-Ku. ( QS. Al-
Fajr ayat 27-30)

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

            Beriman kepada qada’ dan qadar akan melahirkan sikap


optimis,tidak mudah putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini
sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah
akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim,sesuai dengan
sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.Oleh karena
itu,jika kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar,sebab buruk
menurut kita belum tentu buruk menurut Allah,sebaliknya baik
menurut kita belum tentu baik menurut Allah.Karena dalam kaitan
dengan takdir ini seyogyanya lahir sikap sabar dan tawakal yang
dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan
untuk mencari takdir yang terbaik dari Allah.

B. SARAN

            Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya


sehari-hari.Oleh karena itu,penulis menyarankan agar kita senantiasa
meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT agar hidup kita
senantiasa berhasil menurut pandangan Allah SWT.Juga keyakinan
kita terhadap takdir Allah senantiasa ditingkatkan demi meningkatkan
amal ibadah kita.Serta Kita harus senantiasa bersabar,berikhtiar dan
bertawakal dalam menghadapi takdir Allah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Laksana, Indra, Al-qur’an Hijaz Terjemah dan


https://andrilamodji.wordpress.com/2013/12/03/makalah-iman-kepada-qada-dan-
qadar/Ushul Fiqh, Surabaya; Syaamil Qur’an, 2011.

  http://hbis.wordpress.com

Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Qur’an, Bandung; Mizan Media Utama, 2013, hlm. 81.

http://gusriandi.blogspot.com

13

Anda mungkin juga menyukai