Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AGAMA ISLAM

IMAN KEPADA QADHA DAN QODAR

Disusun oleh:
Nauli Maulana Manurung (23005079)
Jennysa Maha Rany (23005077)
Windi Rahmadani (23005086)

PROGRAM STUDI D3 MANAJEMEN


AKADEMIK MANAJEMEN ADMINISTRASI YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami anugrah kesehatan dan
waktu luang, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini kami mengambil tema
“IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR”.

Adapun tujuan kami dalam menulis makalah ini adalah menambah pengetahuan serta wawasan
tentang “IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR”, sehingga dapat di amalkan di kehidupan setiap mahasiswa.

Dengan adanya makalah ini kami selaku penulis sangat menyadari banyak nya kekurangan di setiap
kalimatnya, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar dapat
memperbaiki kelemahan makalah kami.

Demikian, semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi usaha kita Aamiin.

Yogyakarta,12 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................

1.3 Tujuan ........................................................................................................................................

1.4 Manfaat ......................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN MASALAH ............................................................................................

2.1 Pengertian Iman .........................................................................................................................

2.2 Pembahasan Iman Kepada Qadha dan Qodar ...........................................................................

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam konteks Islam, qada merujuk pada keputusan atau ketetapan Allah SWT yang telah
ditetapkan sejak awal mengenai segala sesuatu yang akan terjadi di dunia. Keputusan ini tidak
bisa diubah oleh manusia karena sudah ditentukan sejak awal. Sedangkan qadar secara harfiah
berarti kekuasaan atau kekuatan.
Secara singkat, qada adalah ketetapan Allah SWT sejak zaman sebelum diciptakannya alam
semesta atas segala sesuatu yang berhubungan dengan makhluk-Nya. Qada merupakan
ketetapan yang masih bersifat rencana. Sementara qadar adalah perwujudan atau realisasi
dari qada.
Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telahditetapkan sesuai
ketentuan-ketentuan Ilahiah yang tidak pernah diketahui olehmanusia. Dengan tidak adanya
pengetahuan tentang ketetapan dan ketentuanAllah ini, maka kita harus berlomba-lomba
menjadi hamba yang saleh-muslih,dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita tertinggi yang
diinginkan setiapmuslim yaitu menjadi penghuni Surga
1.2 Rumusan Masalah

- Apa yang dimaksud qada dan qadar?


- Apa saja kaitan dan hubungan qada dan qadar?
- Apa hikmah dan manfaat berakhlak kepada orang tua?

1.3 Tujuan

Makalah ini disusun dengan tujuan agar kita mengetahui dan memahami apa itu qadha dan qadar.
Serta mengetahui hikmahqada dan qadar.

1.4 Manfaat

-Agar terhindar dari pada perbuatan dosa.

-Untuk menambah ketaatan terhadap Allah SWT

-Untuk pengingat bagi penulis dan para pembaca


BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

2.1. Pengertian Iman

Menurut ajaran agama Islam, umat muslim mengimani enam rukun iman. Keenam rukun
iman tersebut wajib diimani dan diyakini oleh orang Islam. Namun, apa pengertian iman
menurut bahasa dan istilah?
Berikut adalah pengertian iman secara bahasa dan istilah.
Menurut bahasa Arab, kata iman berakar pada kata amana – yu;minu – imana yang secara
harfiah atau etimologis dapat diartikan sebagai percaya dan yakin. Secara bahasa, iman dapat
diartikan sebagai tashdiq atau membenarkan yang maknanya hampir sama secara istilah.
Secara istilah, menurut buku Ensiklopedi iman yang ditulis oleh Syaikh Abdul Majid Az-
Zandani, iman dapat diartikan sesuai dengan makna linguistiknya yaitu tashdiq atau
mempercayai. Iman secara istilah, maknawi atau terminologis merupakan percaya dengan yakin
akan keberadaan Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab – NYA, para Rasul – NYA, akhirat, hingga
qadha dan qadar yang telah terangkum dalam rukun iman menurut ajaran agama Islam.
Sementara itu, iman juga disebutkan dalam surat Al-Anam ayat 75:
ََ‫ض َو ِليَ ُكونََ مِ نََ ال ُموقِنِين‬ َِ ‫َوك َٰذلِكََ نُ ِريَ اِب ٰرهِي ََم َملَ ُكوتََ السَّمٰ ٰو‬
َ ِ ‫ت َواْلَر‬
“Danَdemikianlah,َKamiَmemperlihatkanَkepadaَIbrahimَkekuasaanَ(Kamiَyangَterdapat)َ
di langit dan di bumi, dan agar dia termasuk orang-orang yangَyakin.”

Dalam surat Al-Baqarah ayat 4:


ٰ ‫ل مِ نَ قَبلِكَََۚ َو ِب‬
ََ‫اْلخِ َرةَِ هُمَ يُوقِنُون‬ ََ ‫َوالَّذِينََ يُؤمِ نُونََ ِب َماَ اُن ِز‬
ََ ‫ل اِلَيكََ َو َماَ اُن ِز‬
“Danَmerekaَyangَberimanَkepadaَ(Al-Qur’an)َyangَditurunkanَkepadamuَ(Muhammad)َ
dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya
akhirat.”

Dari kedua surat dan ayat dalam Al-Quran tersebut, disebutkan kata yaqin serta tashdiq
yang berarti amalan hati. Iman dapat diartikan sebagai ucapan hati yang berada di dalam
hati dan terbentuk melalui keyakinan di dalam hati.
2.2. Pembahasan Iman Kepada Qadha dan Qadar
Qada Allah artinya ketetapan Allah kepada setiap makhluk hidup-Nya yang bersifat Azali.
Azali artinya ketetapan itusudah ada sebelum keberadaan atau kelahiran makhluk. Makhluk
menaati ketentuan Allah. Misal, Allah menentukan burung bisa terbang, ular dapat berjalan
tanpa kaki. Semuanya menaati ketentuan Allah tersebut.
Qadar dari segi bahasa berarti memutuskan suatu perkara. Qadar Allah pada seseorang
berdasarkanَketetapanَAllahَbersamaَikhtiarَdanَdo’anya.َSeseorangَyangَtelahَditetapkanَ
Allah dengan potensi kecerdasan rendah, dapat berubah menjadi pandai jika ia mau belajar
kerasَdanَberdo’aَdenganَsungguh-sungguh. Seseorang yang ditetapkan Allah dengan rezeki
secukupnyaَ dapatَ berubahَ menjadiَ kayaَ jikaَ iaَ bekerjaَ keras,َ hemat,َ danَ berdo’aَ denganَ
sungguh-sungguh. Oleh karena itu qadar yang sering disebut sebagai takdir seseorang dapat
berubahَ jikaَ iaَ berusahaَ denganَ giatَ danَ memohonَ (berdo’a)َ dengan sungguh-sungguh
sehingga Allah mengabulkannya.
Qada dan Qadar pada dasarnya menyimpulkan bahwa Allah SWT adalah Yang Maha
Kuasa dan Maha Mengetahui dan tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang terjadi kecuali
dengan kehendak Allah SWT. Namun perlu diingat bahwa ini tidak sama dengan hilangnya
keinginan bebas. Dimana semuanya ditakdirkan dan ditentukan oleh Allah SWT tetapi Allah
SWT memberi kita kehendak bebas. Allah SWT mengizinkan kita untuk membuat keputusan
kita sendiri dan pilihan kita sendiri. Dan semua pilihan yang kita buat juga ada dalam
pengetahuan Allah SWT.
Beriman kepada qada dan qadar Allah adalah percaya sepenuh hati bahwa semua ciptaan
Allah di alam semesta telah ditentukan Allah denganukuran-ukuran dan hukum Allah yang
ditetapkan pada manusia ada yang tidak bisa berubah adapula yang bisa berubah jika manusia
mauَberikhtiarَdanَberdo’aَsungguh-sungguh.
Konsep dari semua ini adalah bahwa sebagai Muslim, kita harus menerima secara tulus di
dalam hati kita bahwa Allah SWT memiliki kendali atas segala sesuatu di dunia ini. Allah
SWT memiliki pengetahuan paling banyak tentang masa depan kita, tentang apa yang
ditakdirkan untuk menjadi masa depan kita.
Segala sesuatu yang terjadi pada kita, kejadian-kejadian dalam hidup kita, semuanya telah
ditetapkan oleh Allah SWT. Hidup kita di Bumi ini hanya sementara. Pada suatu hari yang
menentukan, kita akan kembali kepada pencipta kita, yaitu Allah SWT. Dalam kehidupan
sementara ini, kita harus menerima bahwa Allah SWT memiliki kendali atas segala sesuatu di
sekitar kita. Allah SWT memiliki kendali atas tangan kita, hidup kita, dan perputaran dunia.
Allah SWT memiliki kendali atas segalanya. Tapi Allah SWT memberi kita kehendak bebas,
sehingga kita bisa membuat pilihan kita sendiri.
Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui dan Dia mengetahui pilihan apa yang kita buat.
Dengan pemahaman bahwa Allah SWT memiliki kendali atas segalanya, itu berarti kita tidak
memiliki kendali atas apapun.
Namun hal ini bukan berarti berhenti berusaha, itu hanya berarti : menyerahkan diri kepada
Yang Maha Kuasa. Serahkan hatimu kepada Allah SWT. Yang bisa kita lakukan hanyalah
bersabar dan percaya kepada Allah SWT dan rencana Allah SWT bagi kita. Mungkin bukan
yang kita inginkan, atau yang kita anggap terbaik, tapi pasti Allah SWT tahu apa yang terbaik
untuk kita. Semua kesulitan dan cobaan kita ada karena suatu alasan, itu adalah tanda cinta
sejati yang Allah SWT miliki untuk kita. Kita harus percaya itu. Kita harus percaya. Allah
SWT mencintai kita, Dia tidak akan pernah melawan kita. Dia akan selalu membimbing kita,
saat kita tersesat. Allah SWT akan selalu mengampuni kita, ketika kita bertobat. Dia akan
selalu bersama kita. Karena itu, kita harus berserah kepada-Nya. Bersujud (sujud) kepada-Nya
dan melepaskan segalanya.

Contoh Qada Dan Qadar dalam Kehidupan


Contoh qada dan qadar dalam kehidupan sehari-hari bisa dilihat dari hal kecil seperti
kebiasaan, hingga hal besar seperti rejeki maupun umur. Berikut adalah contoh-contoh qada
dan qadar dalam kehidupan sehari-hari :
Qada
- Rejeki

- Kematian dan umur

- Pasangan

- Penampilan fisik

- Kelahiran

Qadar

- Orang miskin. Tapi karena dia selalu berusaha dan berdoa agar bisa kaya.

- Orang bodoh. Tapi karena dia rajin belajar dan berdoa, dia jadi pintar.

- Orang sakit. Karena dia rajin berobat agar sehat.

- Orang yang tidak bisa berenang. Tapi terus berlatih hingga akhirnya bisa berenang.

- Seseorang yang tidak pernah mendapatkan pekerjaan. Namun karena dia selalu berusaha
dan berdoa, dia mendapatkan pekerjaan yang dia inginkan.
Perbedaan qada dan qadar juga dapat dilihat dari ayat-ayat Alquran yang membahas
keduanya.
Qada telah dijelaskan dalam ayat-ayat Alquran antara lain :
•َQS.َAlَ– Isra’َ:َ23َtentangَperintah.َ
•َQS.َAliَImronَ:َ47َtentangَkehendak.َ
•َQS.َFussilat : 12 tentang menjadikan dan mewujudkan.
•َQS.َAnَ– Nisa’َ:َ65َtentangَkeputusanَatauَhukum.

Sedangkan tentang Qadar telah dijelaskan di dalam ayat Alquran yaitu sebagai berikut :
•َQS.َFussilatَ:َ10َtentangَmengaturَatauَmenentukanَsesuatuَmenurutَbatas – batasnya.
•َQS.َAlَ– Mursalat : 23 tentang kepastian dan ketentuan.
•َQS.َArَ– Ra’duَ:َ17َtentangَukuran.َ
•َQS.َAlَ– Baqarah : 236 tentang kemampuan dan kekuasaan.

Ciri-ciri orang yang beriman kepada Qada dan Qadar


1. Selalu Bersikap sabar
2. Dapat menerima kenyataan hidup
3. Rajin dalam berusaha dan bekerja
4. Bersikap tawakal (berserah diri kepada Allah swt)
5. Selalu bersikap optimis dan tidak putus asa
Kaitan dan hubungan qada dan qadar
Dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan qadar ialah takdir, dan yang dimaksud dengan
qadha’َ ialahَ penciptaan,َ sebagaimanaَ firmanَ AllahSubhanahuَ waَ Ta’alaَ َ “َ Makaَ Diaَ
menjadikannyaَtujuhَlangit…َ.”َ[Fushshilat:12]
Qada dan qadar adalah dua perkara yang beriringan, salah satunyatidak terpisah dari yang
lainnya, karena salah satunya berkedudukan sebagai pondasi, yaitu qadar, dan yang lainnya
berkedudukanَsebagaiَbangunannya,َyaituَqadha’.َBarangsiapaَbermaksudَuntukَmemisahkanَ
di antara keduanya, maka dia bermaksud menghancurkan dan merobohkan bangunan
tersebut.Dikatakan pula sebaliknya, bahwa qada ialah ilmu Allah yang terdahulu, yang
dengannya Allah menetapkan sejak azali. Sedangkan qadar ialah terjadinya penciptaan sesuai
timbangan perkara yang telah ditentukan sebelumnya.
Ibnu Hajar al-Asqalani berkata,َ “Mereka,َ yakniَ paraَ ulamaَ mengatakan,َ ‘Qada’َ adalahَ
ketentuan yang bersifat umum dan global sejak zaman azali, sedangkan qadar adalah bagian-
bagian dan perincian-perincianَdariَketentuanَtersebut”.
Dikatakan, jika keduanya berhimpun, maka keduanya berbeda, dimana masing-masing dari
keduanya mempunyai pengertian sebagaimana yangtelah diutarakan dalam dua pendapat
sebelumnya, dimana jika salah satu darikeduanya disebutkan sendirian, maka yang lainnya
masuk di dalam(pengertian)nya.
Pada uraian tentang pengertian qada dan qadar dijelaskan bahwaantara qada dan qadar selalu
berhubungan erat . Qada adalah ketentuan, hukumatau rencana Allah sejak zaman azali. Qadar
adalah kenyataan dari ketentuan atauhukum Allah. Jadi hubungan antara qada dan qadar ibarat
rencana dan perbuatan.
Perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuan- Nya. Di dalam surat
Al-Hijrَ ayatَ 21َ Allahَ berfirman,َ yangَ artinyaَ sebagaiَ berikut:َ ”Danَ tidakَ sesuatupunَ
melainkan disisi kami-lah khazanahnya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan
ukuranَyangَtertentu”.
Hikmah beriman kepada qada dan qadar
Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita dalam
menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diriuntuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut
antara lain:
a. Menumbuhkan kesadaran bahwa alam semesta dan segala isinya berjalan sesuaidengan
ketentuan-ketentuan Allah swt (sunnatullah atau hukum alam). Kesadarandemikian dapat
mendorong umat manusia (umat Islam) untuk menjadi ilmuan-ilmuan yang canggih di bidangnya
masing-masing, kemudian mengadakan usaha-usaha penelitian terhadap setiap mahluk Allah
seperti manusia, hewan, tumbuhan,air, udara, barang tambang, dan gas. Sedangkan hasil-hasil
penelitiannya dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia kearah yang lebih
tinggi.
b.Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar . Orang yang beriman kepadaqadha dan
qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur,karena keberuntungan itu
merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri.Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan
sabar,َkarenaَhalَtersebutmerupakanَujian.َSepertiَdalamَfirmanَAllahَyangَartinya:”َDanَapaَ
saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah (datangnya), dan bila ditimpa olehke mudratan,
maka hanya kepada-Nyaَlahَkamuَmemintaَpertolongan”َ(َQS.َAn- Nahl ayat 53).
c.Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa . Orang yang tidak berimankepada qada
dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggapkeberhasilan itu adalah semata-mata
karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasadirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia
mudah berkeluh kesah dan berputus asa, karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya
adalahketentuanَAllah.َFirmanَAllahَSWT:“Haiَanak-anakku, pergilah kamu, makacarilah berita
tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa darirahmat Allah. Sesungguhnya
tiadaَberputusَasaَdariَrahmatَAllah,َmelainkanَkaumَyangَkafir”ََََََََََََ(َQS.Yusufَayatَ87).َ
SabdaَRasulullah,َyangَartinyaَ:َ”Tidakakan masuk surga orang yang didalam hatinya ada sebiji
sawiَdariَsifatَkesombongan”(HR.َMuslim).
d.Memupuk sifat optimis dan giat bekerja . Manusia tidak mengetahui takdir apayang terjadi
pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu
tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan.Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada
qadha dan qadar senantiasa optimisdan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan
itu.َ Firmanَ Allah:“Danَ carilahَ padaَ apaَ yangَ telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telahberbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orangَyangَberbuatَkerusakan”َ(QSAl- Qashas ayat 77).
e.Menenangkan jiwa . Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasamengalami
ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senangdengan apa yang ditentukan
Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia
bersabarَ danَ berusahaَ lagi.َ Allahَ berfirmanَ yangَ artinya:“Haiَ jiwaَ yangَ tenang.َ Kembalilahَ
kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya.َMakaَmasuklahَkedalamَjama’ahَ
hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam surga- Ku”(َQS.َAl-Fajr ayat 27-30).
f.Memperkuat keyakinan bahwa Allah SWT, pencipta alam semesta adalah tuhanYang Maha
Esa , maha kuasa, maha adil dan maha bijaksana. Keyakinan tersebutdapat mendorong umat
manusia (umat islam) untuk melakukan usaha-usaha yang bijaksana, agar menjadi umat (bangsa)
yang merdeka dan berdaulat. Kemudiankemerdekaan dan kedaulatan yang di perolehnya itu akan
di manfaatkan secaraadil, demi terwujudnya kemakmuran kesejahteraan bersama di dunia dan
diakhirat.
g.Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Iman kepada takdir dapatmenumbuhkan
kesadaran bahwa segala yang ada dan terjadi di alam semesta iniseperti daratan, lautan, angkasa
raya, tanah yang subur, tanah yang tandus, dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi,
gunung meletus, serta banjir semata- mata karena kehendak, kekuasaan dan keadilan Allah SWT.
Selain itu,kemahakuasaan dan keadilan Allah SWT akan di tampakkan kepada umatmanusia,
takkala umat manusia sudah meninggal dunia dan hidup di alam kuburdan alam akhirat. Manusia
yang ketika di dunianya bertakwa, tentu akanmemperoleh nikmat kubur dan akan di masukan
kesurga, sedangkan manusiayang ketika di dunianya durhaka kepada Allah dan banyak berbuat
dosa, tentuakan memperoleh siksa kubur dan di campakan kedalam neraka jahanam.
h.Menumbuhkan sikap prilaku dan terpuji, serta menghilangkan sikap serta prilakutercela.
Orang yang betul-betul beriman kepada takdir (umat islam yang bertakwa)tentu akan memiliki
sikap dan prilaku terpuji seperti sabar, tawakal, qanaah, danoptimis dalam hidup. Juga akan
mampu memelihara diri dari sikap dan prilakutercela, seperti : sombong, iri hati, dengki, buruk
sangka, dan pesimis dalamhidup.
i.Mendorong umat manusia (umat islam) untuk berusaha agar kualitas hidupnyameningkat,
sehingga hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baikdari hari ini. Umat manusia
(umat islam) jika betul-betul beriman kepada takdir,tentu dalam hidupnya di dunia yang sebenar
ini tidak akan berpangku tangan.Mereka akan berusaha dan bekerja dengan sungguh-sungguh di
bidangnyamasing-masing, sesuai dengan kemampuannya yang telah di usahakan
secaramaksimal, sehingga menjadi manusia yang paling bermanfaat. Rasulullah SAW bersabda
yangَartinya:َ“Sebaik-baiknyaَmanusiaَialahَyangَlebihَbermanfaatَkepadaَmanusia”َ(H.R.َAt-
Tabrani).
Ilustrasi: Bencana alam merupakan salah satu contoh qada dan qodar

Ilustrasi:Hamba yang memohon kepada sang pencipta


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Qada dan qadar selalu berhubungan erat . Qada adalah ketentuan,hukum atau rencana
Allah sejak zaman azali. Sedangkan Qadar adalah kenyataandari ketentuan atau hukum
Allah. Jadi hubungan antara qada dan qadar ibaratrencana dan perbuatan. Iman kepada
qada dan qadar sebagai pokok keimanankarena beriman kepada qada dan qadar merupakan
salah satu rukun iman, yangmana iman seseorang tidaklah sempurna dan sah kecuali
beriman kepadanya.Barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan beriman kepada qadar,
makatauhidnya sempurna. Dan barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan
mendustakanqadar,َ makaَ dustanyaَ merusakkanَ tauhidnya.”(Majmu’َ Fatwaَ Syeikhَ al-
Islam,8/258). Oleh karena itu, iman kepada qada dan qadar ini merupakan faridhah
ataukewajiban yang harus dilakukan setiap muslim dan mukmin.
Berimanَkepadaَqada’َdanَqadarَjugaَakanَmelahirkanَsikapَoptimis,tidakَmudahَputusَ
asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagaiketentuan yang telah Allah takdirkan
kepadanya dan Allah akan memberikan yangterbaik kepada seorang muslim, sesuai dengan
sifatnya yang Maha Pengasih danMaha Penyayang. Oleh karena itu, jika kita tertimpa
musibah maka ia akan bersabar, sebab buruk menurut kita belum tentu buruk menurut
Allah, sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah. Karena dalam kaitan
dengantakdir ini akan terlahir sikap sabar dan tawakal yang dibuktikan dengan
terusmenerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk mencari takdir yang terbaik dari
Allah.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-iman/

https://www.liputan6.com/hot/read/5149179/10-contoh-qada-dan-qadar-dalam-kehidupan-
sehari-hari?page=4

https://mediaindonesia.com/humaniora/449305/apa-itu-qada-dan-qadar-ini-contoh-dan-
perbedaannya

https://mediaindonesia.com/humaniora/449305/apa-itu-qada-dan-qadar-ini-contoh-dan-
perbedaannya

https://mediaindonesia.com/humaniora/449305/apa-itu-qada-dan-qadar-ini-contoh-dan-
perbedaannya

Anda mungkin juga menyukai