Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI (PAI)


IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR

DISUSUN OLEH:
RAFAH AL KHUZAYMAH
KELAS :
XIIB

SMK INFORMATIKA UTAMA


Kompleks PT.PLN P2B TJBB, Krukut, Kec. Limo, Kota
Depok, Jawa Barat 1654
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Iman kepada
Qadha dan Qadar dalam Islam."
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya yang mulia. Makalah ini disusun
dalam rangka memahami dan menjelaskan konsep fundamental dalam ajaran Islam,
yakni iman kepada Qadha dan Qadar. Konsep ini menjadi pondasi kuat dalam
kehidupan seorang Muslim, membimbingnya dalam mengarungi liku-liku kehidupan
dengan penuh keyakinan, tawakal, dan ikhlas. Penulis menyadari bahwa penyelesaian
makalah ini tidak luput dari kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan guna perbaikan di masa
mendatang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, memberikan
pencerahan, dan menjadikan kita lebih dekat dengan kebenaran ajaran Islam. Semoga
Allah SWT senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Depok, Desember 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................2
A. Pengertian Iman Kepada Qadha’ dan Qadar Allah......................................2
B. Kebebasan Kehendak Manusia.......................................................................3
C. Hubungan Kebebasan Antara Manusia Dan Allah.......................................5
D. Hikmah Kepada Qadha dan qadar.................................................................7
BAB III PENUTUP.....................................................................................................8
A. Kesimpulan........................................................................................................8
B. Saran..................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sebagai agama yang mengajarkan tata nilai dan norma-norma
kehidupan, membawa konsep-konsep dasar yang menjadi pijakan utama dalam
kehidupan seorang Muslim. Salah satu konsep tersebut adalah iman kepada
Qadha dan Qadar, sebuah keyakinan mendasar yang membentuk landasan
kepercayaan dan sikap hidup umat Islam. Pentingnya pemahaman terhadap
konsep Qadha dan Qadar terletak pada kemampuan untuk menerima segala
ketentuan Allah dengan hati yang lapang dan sikap yang penuh keikhlasan. Hal
ini bukan sekadar teori keagamaan, melainkan sebuah pandangan hidup yang
mengakar dalam kehidupan seorang Muslim. makalah ini akan membahas
konsep Qadha dan Qadar sesuai dengan pandangan Islam, mencermati dasar
hukumnya dalam Al-Quran dan Hadis, serta menggali implikasi dan dampaknya
dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap
konsep ini, diharapkan umat Muslim dapat menghadapi setiap aspek kehidupan
dengan penuh keyakinan, ketenangan, dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian iman kepada qadha’ dan qadar Allah ?
2. Bagaimana kebebasan kehendak manusia terhadap qada’ dan qadar Allah ?
3. Bagaimana hubungan kebebasan manusia dan Allah ?
4. Bagaiaman hikmah iman kepada qada’ dan Qadar Allah ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian iman kepada qadha’ dan qadar Allah.
2. Untuk mengetahui kebebasan kehendak manusia terhadap qada’ dan qadar
Allah.
3. Untuk mengetahui hubungan kebebasan manusia dan Allah.
4. Untuk mengetahui hikmah iman kepada qada’ dan Qadar Allah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman Kepada Qadha’ dan Qadar Allah


Secara bahasa, qadha memiliki arti ketentuan, ketetapan, takaran, atau
ukuran. Sementara secara istilah, qada adalah ketetapan Allah SWT yang tercatat
di Lauh al-Mahfuz sejak zaman azali. Ketetapan ini sesuai dengan kehendak
Allah dan berlaku untuk seluruh makhluk hidup yang ada di alam semesta.
Sedangkan qadar, secara bahasa memiliki arti takdir atau ketetapan yang telah
terjadi, keputusan yang telah diwujudkan. Secara istilah, qadar adalah ketetapan
atau keputusan Allah yang memiliki sifat Maha Kuasa (Qadir) atas semua
ciptaan-Nya, baik itu berupa takdir baik maupun takdir buruk. qada adalah
ketetapan Allah SWT sejak zaman sebelum diciptakannya alam semesta atas
segala sesuatu yang berhubungan dengan makhluk-Nya. Qadha merupakan
ketetapan yang masih bersifat rencana. Sementara qadar adalah perwujudan atau
realisasi dari qada. Saat ketetapan itu sudah terwujud dan menjadi kenyataan,
maka itu disebut sebagai qadar. Ingat, hubungan antara qada dan qadar sangat
erat dan tidak bisa dipisahkan.
Iman kepada qada dan qadar berarti percaya dengan sepenuh hati bahwa
Allah SWT telah menentukan segala sesuatu yang terjadi makhluk ciptaannya
sejak sebelum alam semesta ini dibentuk. Kamu harus yakin dengan rencana dan
takdir Allah adalah yang terbaik. Sebab, percaya pada rencana dan takdir Allah
merupakan pedoman dalam menjalankan ibadah kepada Allah. Namun, meskipun
ada takdir Allah, bukan berarti kamu sebagai manusia bisa bermalas-malasan dan
hanya menunggu nasib tanpa berusaha. Ikhtiar tetap harus dilakukan untuk
mencapai keberhasilan. Bagaimanapun hasilnya nanti, harus diterima dengan
lapang dada karena itu merupakan takdir dari Allah SWT. Di dalam Al-Qur’an,
beriman kepada qada dan qadar terdapat pada beberapa surat, di antaranya
berikut ini:
1. Surat Al Qamar ayat 49
‫َٰن‬
‫ِإَّنا ُك َّل َشۡي ٍء َخ َلۡق ُه ِبَقَد ٖر‬
Artinya: “Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.

5
2. Surat At-Taubah ayat 51
‫ُقل َّلن ُيِص يَبَنٓا ِإاَّل َم ا َكَتَب ٱُهَّلل َلَنا ُهَو َم ۡو َلٰى َنۚا َو َع َلى ٱِهَّلل َفۡل َيَتَو َّك ِل ٱۡل ُم ۡؤ ِم ُنوَن‬
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Tidak ada yang menimpa kami
melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami,
dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman.”

3. Surat Al-Ahzab ayat 3


‫َو َم ا َك اَن ِلُم ۡؤ ِم ٖن َو اَل ُم ۡؤ ِم َنٍة ِإَذ ا َقَض ى ٱُهَّلل َو َرُس وُل ٓۥُه َأۡم ًر ا َأن َيُك وَن َلُهُم ٱۡل ِخ َيَر ُة ِم ۡن َأۡم ِرِهۗۡم‬
‫َو َم ن َيۡع ِص ٱَهَّلل َو َرُس وَل ۥُه َفَقۡد َض َّل َض َٰل اٗل ُّمِبيٗن ا‬
Artinya: “Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan
yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu
ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka.
Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah
tersesat, dengan kesesatan yang nyata.”1

B. Kebebasan Kehendak Manusia


Dalam kitab Aqidatul Mukmin menjelaskan bahwa apapun yang ada
dialam semesta ini adalah rencana Allah dan apa-apa yang telah kami
perhatikan berupa keajaiban penciptaan dan pengaturan, itu terdapat di semua
alam maujud, baik manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda
keras. Dari penjelasan diatas qadha dan qadar Allah ilmu Allah yang azali
terhadap segala sesuatu yang hendak diwujudkan berupa alam, makhluk,
perkara baru, dan segala sesuatu. Dengan adanya penciptaan tentang
kadarnya, tatacaranya, sifatnya, masanya, tempatnya, sebabnya,
pendahuluannya dan kesimpulannya tak satupun yang tertinggal dari
ketentuan waktunya, mendahului batasan-batasan masanya, menambah dan
mengurangi kadar takdir, dan berubah dalam tatacara dan sifatnya. Allah Swt.
Menciptakan manusia berikut perbuatannya, dan Dia memberi kehendak,
kemampuan, ikhtiar dan ma’isyah yang diberikan Allah untuknya, sehingga
perbuatan-perbuatannya berasal dari-Nya secara hakiki bukan
majazi. Kemudian Dia memberikan akal untuknya agar bisa membedakan
mana yang haq dan mana yang bathil. Dia tidak menghisabnya kecuali
terhadap perbuatan-perbuatannya yang dilakukan dengan kehendak dan
ikhtiarnya. Manusia tidak dipaksa, akan tetapi manusia memiliki kehendak

1 https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-qada-qadar#:~:text=Perbedaan%20utama%20dari
%20qada%20dan%20qadar%20adalah%20dari,ketetapan%20dari%20Allah%20yang%20sudah
%20tidak%20dapat%20diubah.

6
dan keikhtiaran, sehingga ia bisa memilih dan perbuatan-perbuatan dan
keyakinannya. Hanya saja kehendak itu mengikuti kehendak Allah. Semua
yang dikendaki Allah pasti terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki Allah tidak
akan terjadi.sebab Allah-lah pencipta alam dan seluruh isinya.
Menurut Ahlus sunnah wal jama’ah Qadar Allah adalah rahasia Allah
pada penciptaan-Nya. Mendalami dan mengkaji mengenai itu adalah
kesesatan dan muncul persoalan yang timbul mengenai kehendak dan
kebebasan dalam berbuat. Maksudnya adalah apakah manusia mempunyai
kebebasan yang mutlak atau kehendaknya yang bebas dalam melakukan
sesuatu yang dikehendaki atau dia tidak mempunyai kebebasan apa-apa dalam
perbuatannya itu. Segala apa yang dilakukannya adalah mengikuti sepenuhnya
akan ketentuan yang telah digariskan Allah kepadanya sejak zaman azali.
Dalam Al-Qur’an terdapat dua kelompok ayat-ayat yang menyentuh masalah
ini yang pada lahirnya saling berlawanan, sehingga diperlukan penafsiran
untuk menjelaskan pengertian kandungan ayat-ayat tersebut

1. Firman Allah dalam Surah Az Zumar ayat 62


‫ل‬ٞ‫ٱُهَّلل َٰخ ِلُق ُك ِّل َشۡي ٖۖء َو ُهَو َع َلٰى ُك ِّل َشۡي ٖء َو ِكي‬
Artinya: Allah menciptakan segala sesuatu dan dia memelihara segala
sesuatu.

2. Firman Allah dalam Surah Al-Qamar ayat 49


‫َٰن‬
‫ِإَّنا ُك َّل َشۡي ٍء َخ َلۡق ُه ِبَقَد ٖر‬
Artinya: “Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”

3. Firman Allah dalam Surah Al-Furqan ayat 2


‫ك ِفي ٱۡل ُم ۡل ِك َو َخ َلَق‬ٞ‫ٱَّلِذ ي َل ۥُه ُم ۡل ُك ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو ٱَأۡلۡر ِض َو َلۡم َيَّتِخ ۡذ َو َلٗد ا َو َلۡم َيُك ن َّل ۥُه َش ِري‬
‫ُك َّل َشۡي ٖء َفَقَّد َر ۥُه َتۡق ِد يٗر ا‬
Artinya: Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak
mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan-Nya,
dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-
ukurannya dengan serapi-rapinya .
C. Hubungan Kebebasan Antara Manusia Dan Allah
Manusia dalam melakukan sesuatu seolah-oleh mereka memiliki
kebebasan di dalam setiap tindakannya, namun ternyata di dalam kebebasan
manusia bertindak ada campur tangannya dengan kehendak Allah SWT. Dan

7
kedua hal ini sangat berkaitan sekali. Takdir tentang penciptaan dan
pencatatannya itu sudah terdapat di dalam Al-Lauhul Mahfuzh (papan yang
terjaga) sebagaimana ketentuan dalam menetapkan adanya penciptaan tentang
kadarnya, tatacaranya, sifatnya, masanya, tempatnya, sebabnya,
pendahuluannya dan kesimpulannya. Tak ada satupun yang melenceng dari
ketentuan-Nya tersebut. Hal ini terjadi karena luasnya ilmu yang dimiliki
Allah SWT. Dia mengetahui segala hal baik yang akan terjadi, yang sedang
terjadi, maupun yang sudah terjadi. Allah juga mengetahui bagaimana sesuatu
itu akan terjadi, bagaimana prosesnya, dan bagimana akhirnya.
Kemahakuasaan Allah sangat luas dan Agung, tak ada yang mempu
membatasi maupun yang melemahkannya. Sesuatu yang sudah dikehendaki
Allah itu pasti ada dan sesuatu yang tidak dikehendakinya itu pasti tidak ada.
Selain itu, karena melekatnya Allah dengan benda yang maujud dengan aturan
sunnatullah. Beliau yang menetapkan segala bagian alam baik yang ada di atas
maupun yang ada di bawah dengan seimbang. Keduanya itu, adalah qadha’
dan qadar. Qadha’ dan qadar ini tidak boleh diingkari kecuali oleh orang-
orang yang sombong dan menentang atau orang bodoh yang
membangkang.Dalam hal ini, manusia memiliki kebebasan dalam usahanya,
do’a, dan ikhtiarnya, namun pada nantinya di hasil akhir nanti Allah lah yang
menentukan. Di setiap hal yang dialami oleh manusia terdapat takdir Allah
yang merupakan ketentuan terbaik darinya yang telah disusun-Nya. Dalam
membahas tentang takdir ini banyak sekali aliran yang berbeda pendapat
mengenai hal ini, diantara aliran yang paling menonjol dalam membahas
takdir yaitu aliran Jabariyah dan Qadariyah.
Di dalam aliran jabariyah dijelaskan bahwa manusia tidak menciptakan
perbuatannya dan apa yang mereka lakukan itu tidak pantas dikaitkan
kepadanya kecuali dengan majaz, yaitu kaitan perbuatan, bukan kaitan usaha
alternatif dan kaitan kehendak. Karena menurut mereka perbuatan itu adalah
perbuatan Allah yang dilaksanakan melalui tangan hamba-hamba-Nya tanpa
adanya kehendak dari hamba. Mereka memiliki ketetapan aqidah bahwa
hamba tidak disiksa dan perbuatannya tidak dicela meskipun dalam tataran
kejelekan maupun hal yang tercela. Aliran Jabariyah ini sangat bertentangan
sekali dengan prinsip yang dimiliki oleh aliran qadariyah yang berpendapat
bahwa hamba selalu berdiri sendiri dengan bebas menciptakan perbuatannya.
Oleh karena itu mereka berpendapat bahwa hamba itu menjadi Tuhan yang
meciptakan perbuatan yang Dia kehendaki. Dengan demikian menjadikan
tauhid yang merupakan pokok agama menjadi batal.

8
Dan ada pula golongan Ahlussunnah wal Jama’ah, dimana tokoh-tokoh
dari aliran ini mengambil jalan tengah dengan memadukan dua aliran yang
bertentangan tersebut. Menurut aliran ini, manusia itu merupakan makhluk
Allah yang paling sempurna dengan diberikannya akal kepada mereka.
Kehendak dan kuasa yang ada pada dirinya dalam melakukan amal
perbuatannya dalam batas kemungkinan, tidak dalam hal yang mustahil. Akan
tetapi, usaha dan tindakan yang dilakukan manusia ini tidak berkesan dan
kesannya hanya sebagai kerja sebab dan akibat, buak kesan yang haqiqi,
karena penbuat kesan yang haqiqi adalah qurah Allah SWT.
Jadi, inti dari aliran ahlussunnah wal jamaah ini adalah orang boleh
berusaha dan membuat rencana, tetapi hanya Allah yang akan menentukan
hasil akhirnya kelak. Manusia dapat mengerjakan perbuatan sebagaimana
semua makhluk dengan beban perbuatan yang diberikan Allah. Perbedaan
antara manusia dan semua makhluk adalah manusia diberi kesempatan untuk
bisa berusaha dan berikhtiyar karena adanya illat taklif (beban) dan
pembalasan. Manusia itu juga sangat berbeda dengan makhluk lain. Makhluk
lain tidak mendapatkan balasan atas apa yang mereka kerjakan dan perbuat,
karena mereka tidak diberi kehendak bebas dan berikhtiyar. Denga demikian,
jika ia ingin berbuat, maka ia berbuat. Dan bila mereka ingin meninggalkan,
maka ia meninggalkan. Manusia akan sampai pada tujuannya dengan sesuatu
yang telah mereka kehendaki berupa amal dan dia mengikhtiyarinya untuk
dirinya dengan murni (absolutasi) kehendak dan ikhtiyarnya. Oleh karena itu,
seandainya hamba dipaksa untuk beramal, maka dia tidak dihisab dan tidak
mendapat balasan berupa pahala dan celaan, karena mereka tidak berkehendak
secara bebas dan tidak berikhtiyar secara sempurna. Dengan demikian, bagi
orang yang memperoleh taufik dapat bekerjasama antara eksistensi aktivasi
hamba yang telah ditentuakn oleh Allah secara azali kepada hamba yang
berbuat dan antara eksistensi hamba yang berkehendak dan berikhtiyar untuk
perbuatannya, mereka akan disiksa karena kejahatannya, dan akan diberi
pahala karena amal kebaikannya 2.

2 https://paiftkuinsa.blogspot.com/2018/10/makalah-iman-kepada-qadha-dan-qadar.html

9
D. Hikmah Kepada Qadha dan qada
1. Bertawakal kepada Allah swt. Setelah melakukan suatu usaha karena
setiap usaha yang dilakukan dan hasil yang diharapkan akann diperoleh
(baik di dunia maupun di akhirat). Semua itu terjadi dengan qadha dan
qadar Allah swt.
2. Memperoleh ketenangan jiwa dan kedamaian hati, karena semua yang
terjadi berkat qadha dan qadar Allah swt.
3. Menumbuhkan sikap gigih dan ulet pada seorang muslim dalam berusaha
4. Tertanamnya sikap husnuzzan kepada Allah swt
5. Tidak soombong dan membanggakan diri ketika memperoleh apa yang
diinginkan
6. Tidak merasa sedih dan kesal hati 3

3 Buku Pendidikan agama islam dan budi pekerti untuk SMK Kelas XII

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Qadha’ adalah merupakan realisasi atau pelaksanaan dari rencana Allah
yang telah disusun, dan qadar merupakan rencana atau ketentuan yang Allah
susun untuk direalisasikan kepada kehidupan nyata ini. Oleh karena itu,
banyak sekali perbedaan pendapat mengenai kebebasan manusia. Manusia
memiliiki kebebasan dalam bertindak, namun dalam setiap tindakannya Allah
memberikan aturan tersendiri, yang memberikan batasan disetiap tindakan
yang dilakukan oleh manusia. Manusia memiliki kewajiban untuk berusaha
(ikhtiar), do’a, dan kemudian akhirnya mereka bertawakkal kepada Allah
SWt., dan hasilnya ini merupakan takdir dari allah SWT.. Dengan kita
mempercayai atau beriman kepada Qadha’ dan Qadar maka kita akan
memiliki ketenangan dalam menjalani hidup ini dan mengurangi sifat kufur
atas nikmat Allah SWT.

B. Saran
Sebaiknya dalam menyikapi takdir Allah dengan penuh ikhlas tanpa
mengeluh karena apa yang telah ditakdirkan Allah untuk itu adalah yang
terbaik. Akan tetapi, takdir itu dapat berubah selama kita mau berusaha dan
selalu berikhtiar kepada Allah SWT. serta tidak lupa untuk senantiasa berdo’a
hanya kepada Allah bukan kepada selain-Nya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alfari, “pengertian Qadha dan qadar”


https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-qada
https://paiftkuinsa.blogspot.com/2018/10/makalah-iman kepada-
qadha-dan-qadar.html
buku pendidikan agama islam dan budi pekerti untuk SMK Kelas
XII

12

Anda mungkin juga menyukai