MA’RIFAH AL-WASITHAH
Mata Kuliah : ILMU TAUHID
OLEH
- DELILAH AISYAH BR SEBAYANG : 0704213050
- LOLA APRILIA
PRODI BIOLOGI
MEDAN
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT., karena atas ridho dan
limpahan rahmatnya yang telah memberikan kita kesehatan sehingga kami mampu
meyelesaikan makalah kami yang berjudul “Ma’rifah al-wasithah sampai dengan selesai,terlepas
dari segala ketidaksempurnaan yang terkandung dalam makalah ini. Tak lupa shalawat dan
salam marilah kita panjatkan kepada Rasulullah saw .
Untuk itu sangat penting bagi penulis untuk berterima kasih kepada dosen pengampu
yang telah memberikan perannya dalam pembuatan makalah ini. Terutama dosen
pembimbing mata kuliah “ILMU TAUHID” yaitu Dr.H.M.Rozali ,M.A Oleh karena itu besar
harapan kami tentang makalah ini, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan, dapat
bermanfaat dan memberikan pengaruh yang baik bagi pembaca.
Terlepas dari itu semua penulis sangat menyadari adanya kekurangan dalam penulisan
makalah ini sehingga penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya karna saya hanyalah
manusia yang tidak terluput dari kesalahan
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum Aqidah Ilmu Kalam membahas tentang ajaran-ajaran dasar dari suatu
agama. Aqidah Ilmu Kalam ini mempelajari akidah/teologi yang akan memberi seseorang
keyakinan-keyakinan yang berdasarkan pada landasan yang kuat, yang tidak mudah diombang-
ambingkan oleh peredaran zaman.
Secara khusus ilmu kalam juga membahas tentang rukun-rukun iman yang mencakup
materi dari iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat Allah, Iman Kepada Kitab-kitab Allah,
Iman Kepada Rasul-rasul Allah, Iman kepada hari kiamat, dan Iman kepada Qadha’ dan Qadar
Allah.
Dalam sehari hari kita harus menerapkan ilmu aqidah dengan baik, agar ilmu yang kita
dapatkan bisa bermanfaat dan juga bisa menjadikan keuntungan bagi diri kita maupun diri orang
lain, disini kami akan menjelaskan Aqidah Ilmu Kalam yang membahas tentang iman kepada
qada’ dan Qodarnya Allah.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Adapula pendapat yang mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan qadha’ dan qadar
adalah kehendak Allah yang azali untuk menciptakan sesuatu dalam bentuk tertentu (qadha)
kemudian mewujudkannya atau merealisasikannya dalam kehidupan nyata yang kongkrit seusuai
dengan kehendak yang azali itu (qadar). Namun sebagian ulama mengatakan sebaliknya, mereka
meberpendapat bahwa qadar ialah rencana atau ketentuan Allah dalam azali dan qadha adalah
pelaksanaannya dalam kehidupan nyata.
Ahlussunnah wal Jama’ah yakin bahwa segala kebaikan dan keburukan itu berdasarkan
qadha’ dan qadar Allah, dan Allah melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Tidak ada sesuatu
yang keluar dari kehendak dan kekuasaan-Nya. Allah maha mengetahui sesuatu hal yang akan
terjadi dan yang belum terjadi di masa azali. Allah lah yang menentukan dan mengendaki segala
sesuatunya terjadi. Dan dibalik hal yang telah ditentukannya itu pasti ada hikmahnya. Dia
mengetahui takdir seluruh hamba-Nya, mengetahui tentang rizki, ajal, amal dan yang lainnya.
Dapat disimpulkan, qadar adalah perkara yang telah diketahui dan telah dituliskan oleh Allah
dari hal-hal yang akan terjadi hingga akhir zaman nanti.
Ahlussunnah Wal Jamaah juga berkeyakinan bahwa qadar itu adalah rahasia Allah dalam
penciptaan-Nya, tidak ada yang mengetahui sekalipun malaikat yang dekat dengan Allah dan
nabi yang diutus oleh Allah. Mendalami dan mengkaji mengenai hal itu adalah kesesatan, karena
Allah SWT. menutup ilmu tentang qadar dari makluknya, dan melarang mereka untuk
membahasnya.
Sehingga dari sini dapat disimpulkan bahwa qadha’ dan qadar adalah satu kesatuan
dimana qadha’ merupakan realisasi atau pelaksanaan dari rencana Allah yang telah disusun, dan
qadar merupakan rencana atau ketentuan yang Allah susun untuk direalisasikan kepada
kehidupan nyata ini.
Qadar dan qadha’ adalah ilmu Allah yang azali terhadap segala sesuatu yang hendak
diwujudkan berupa alam, makhluk, perkara baru dan segala sesuatu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Qadha’ adalah merupakan realisasi atau pelaksanaan dari rencana Allah yang telah
disusun, dan qadar merupakan rencana atau ketentuan yang Allah susun untuk direalisasikan
kepada kehidupan nyata ini. Oleh karena itu, banyak sekali perbedaan pendapat mengenai
kebebasan manusia. Manusia memiliiki kebebasan dalam bertindak, namun dalam setiap
tindakannya Allah memberikan aturan tersendiri, yang memberikan batasan disetiap tindakan
yang dilakukan oleh manusia. Manusia memiliki kewajiban untuk berusaha (ikhtiar), do’a, dan
kemudian akhirnya mereka bertawakkal kepada Allah SWt., dan hasilnya ini merupakan takdir
dari allah SWT.. Dengan kita mempercayai atau beriman kepada Qadha’ dan Qadar maka kita
akan memiliki ketenangan dalam menjalani hidup ini dan mengurangi sifat kufur atas nikmat
Allah SWT.
B. Saran
Sebaiknya dalam menyikapi takdir Allah dengan penuh ikhlas tanpa mengeluh karena
apa yang telah ditakdirkan Allah untuk itu adalah yang terbaik. Akan tetapi, takdir itu dapat
berubah selama kita mau berusaha dan selalu berikhtiar kepada Allah SWT. serta tidak lupa
untuk senantiasa berdo’a hanya kepada Allah bukan kepada selain-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Atsari, A. b. (2005). Panduan Akidah Lengkap. Bogor: Pustaka Ibnu Katsir.
Al-Jazairi, A. B. (2001). Aqidatul Mukmin. Jakarta: Pustaka Aman.
Baiquni, A. (1995). Kamus Istilah Agama Islam. Surabaya: Arkola.
Daudy, A. (1997). Kuliah Akidah Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Hidayat, N. (2015). Akidah Akhlak dan Pembelajarannya. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Hari Akhir atau hari kiamat adalah hari dibinasakan dan dihancurkan alam
semesta yang merupakan tanda berakhirnya kehidupan dunia menuju kehidupan kekal
diakhirat. Beriman kepada hari akhir adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa akan
datangnya hari berakhirnya kehidupan didunia ini. Alam akhirat tempat manusia
mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya sewaktu didunia dan memperoleh
ganjaran sesuai dengan perbuatannya.
Kewajiban beriman kepada hari akhir sudah diberitakan oleh alQur’an dan Hadist.
Namun bisa dipertegas oleh akal pikiran (dalil aqli). Secara akal kita bisa berpikir, bahwa
segala sesuatu yang ada di alam mengalami perubahan. Dan setiap yang mengalami
perubahan pasti akan membutuhkan akhir. Sesuatu yang berakhir mempunyai tanda-tanda
yang diberitakan oleh Al-Qur’an dan Hadist adalah bisa diterima oleh akal.
Keyakinan terhadap adanya hari akhir akan memberikan hikmah atau efek yang sangat
besar dalam kehidupan manusia paling tidak manusia akan merasa takut terhadap azab yang
akan diberikan Allah setelah terjadinya hari akhir, hal ini akan membuat manusia selalu
berhati-hati dalam bertindak dan akan selalu memperbanyak amal ibadah sewaktu di dunia.
“meyakini akan adanya hari pembalasan sebagai rangkaian peristiwa yang harus dijalani
setelah hari kiamat akan menimbulkan kedisiplinan dan kewaspadaan sebab seluruh amal tidak
ada yang luput dari pengawasan Allah.
Dalam hal ini kedisplinan yang di maksud adalah kedisplinan beribadah kepada Allah.
IMAN KEPADA HARI KIAMAT
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
Iman kepada hari akhir merupakan salah satu rukun atau sendi dari berbagai rukun
keimanan (arkanul iman) dan bagian utama dari beberapa bagian akidah. Iman kepada hari akhir
berarti meyakini dengan sepenuh hati akan datangnya hari kiamat dan munculnya alam akhirat
tempat manusia mempertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. segala amal perbuatan
ketikan hidup di dunia.10 Sehubungan dengan Beriman Kepada Hari Akhir disini merupakan
salah satu materi dari mata pelajaran
Akidah Akhlak
Akan tetapi pembahasan tentang Hari Akhir dimulai dari pembahasan tentang alam kubur
karena peristiwa kematian sebenarnya sudah merupakan kiamat kecil (Al-Qiyamah As-Sughra),
dan juga karena orang-orang yang sudah meninggal dunia telah memasuki bagian dari proses
transisi dari kehidupan di dunia menuju kehidupan di akhirat. Alam transisi tersebut dinamai
dengan alam Barzakh.
Sedangkan istilah Al-Yaum Al-Akhir terdapat antara lain dalam surat Al-Baqarah ayat
177 :
Artinya :
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itu suatu kebajikan,
akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman keada Allah, hari Akhir, Malaikat-
Malaikat, Kitab-Kitab dan Nabi-Nabi…” (Al-Baqarah 2:177)
Dalil naqli tentang hari kiamat terdapat dalam banyak ayat Al Quran dan juga hadits, dalam
artikel kali ini akan kami tuliskan dalil berdasarkan AlQuran, dan untuk dalil naqli dari hadits
bisa anda baca di artikel hadits tentang hari kiamat.
Definisi dari dalil naqli adalah landasan dalil berdasarkan AL Quran dan Hadits, dan ini adalah
landasan dasar seorang muslim jika ingin mengamalkan suatu amalan dan meyakini suatu
keyakinan dan kejadian yang telah dikabarkan oleh Allah dan rasulNya.
Juga sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam Surat An Naziat Ayat 42-44, yang berbunyi:
يَسْأَلُونَكَ َع ِن السَّا َع ِة أَيَّانَ ُمرْ َساهَا فِي َم أَ ْنتَ ِم ْن ِذ ْك َراهَا إِلَ ٰى َربِّكَ ُم ْنتَهَاهَا
“(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah
terjadinya? Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya)? Kepada Rabb-mulah
dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).” [An-Naazi’aat: 42-44]
Kesimpulan
Itulah beberapa dalil naqli tentang hari kiamat yang bersumber dari Al Quran, yang pada intinya
menerangkan tentang bahwa kiamat itu pasti datang, kiamat itu mengerikan dan waktu terjadinya
hari kiamat hanya Allah Azza wajalla saja yang mengetahuinya, tidak ada satu mahluk pun di
dunia ini yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat.
Walaupun dia Nabi, Wali Allah maupun Malaikat, apalagi kita yang hanya orang awam, jadi jangan
sekalipun percaya kepada orang yang mengatakan bahwa saya tahu kapan hari kiamat, karena
kalau kita mempercayainya maka kita akan terjatuh kepada kemurtadan. Wallahu a’lam.
Yaitu berupa kejadian atau musibah yang terjadi di alam ini, seperti kematian setiap saat,
banjir bandang, angin beliung, gunung meletus, gempa bumi, peperangan, kecelakaankendaraan,
kekeringan yang kepanjangan, hama tanaman yang merajalela. Keseluruhan rangkaian kejadian
tersebut di atas ditinjau dari segi aqidah merupakan peringatan dari Allah. Bagi umat yang
beriman hal ini merupakan peringatan dan ujian. Sedangkan bagi umat yang ingkar/kafir
merupakan siksaan atau azab Allah swt. Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 155-156 :
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun". (Q.S. al Baqarah ayat 155-156)
Firmannya Allah surat ali-Imran ayat 137:
“Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah
kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-
rasul).”(Q.S. ali Imran ayat 137)
2. kiamat Kubro
Yaitu masa kehancuran seluruh alam semesta secara masal dan berakhirnya kehidupan
alam dunia serta hari mulai dibangkitkannya semua manusia yang sudah mati sejak zaman Nabi
Adam sampai manusia terakhir, untuk menjalankan proses kehidupan berikutnya, sebagaimana
dijelaskan dalam al-Quran surat al-Zalzalah ayat 1-5.
Artinya : Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat), dan bumi
telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya, dan manusia bertanya: "Mengapa
bumi (jadi begini)?", pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu
telah
Bila kita berbuat amal baik kita akan mendapat ganjaran dan masuk surga. Bila kitadisurga kita
merasa tenang disana. Ini adalah gambaran disurga
:Di dalam surga terdapat sungai-sungai dan mata air yang mengalir
Luas surga seluas langit dan bumi