Anda di halaman 1dari 8

OBJEK KAJIAN ILMU KALAM

Ilmu kalam merupakan satu disiplin ilmu yang banyak istilah. Tapi, walaupun seperti itu,
objek kajian ilmu kalam memfokuskan pada satu aspek yaitu, tentang Ke-Esaan Tuhan
beserta segala sesuatu yang berkaitan denganNya atau menurut C. A Qodir dalam bukunya
Philosophy and Science in the Islamic World mengungkapkan bahwa objek kajian ilmu kalam
adalah eksistensi Tuhan beserta sifat-sifatNya dan segala sesuatu yang berhubungan
denganNya. Subernya diambil dari Al-Qur’an dan As-sunnah. Dari beberapa sumber dapat
simpulkan bahwa objek kajian ilmu kalam itu sendiri meliputi arkan al-Iman atau rukun
Iman yang enam, yaitu, Iman kepada Allah, Iman kepada Rosul, Iman kepada malaikat, Iman
kepada kitab, Iman kepada Qodo dan Qodar, dan Iman kepada Hari Akhir atau Kiamat.
Sebelum membahas secara terperinci ada baiknya diberikan pengertian dari Iman itu
sendiri. Iman berasal dari kata amana, yu’minu, imaanan artinya mengamankan atau asal kata
dari aamana bi yang berarti percaya. Iman menurut bahasa juga bisa berarti pembenaran hati
(sama dengan percaya). Sedangkan menurut istilah Iman berarti
‫ وعمل باألركان‬, ‫ وإقرارباللسان‬, ‫تصديق بالقلب‬
“Iman itu membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan hati, dan mengamalkan
dengan anggota badan.”
Secara rinci dijelaskan:
 Iman membenarkan dengan hati maksudnya membenrkan segala apa yang datang dari Al-
lah SWT yang dibawa oleh Rosulullah SAW dan menerimanya dengan ikhlas.
 Iman adalah mengikrarkan dengan lisan maksudnya adalah mengucapkan dua kalimah
Syahadat “Laa ilaha illallah wa anna Muhammadarrasulullah” (Tidak ada Tuhan selain Al-
lah dan Muhammad adalah utusan Allah) serta mengamalkan konsekuensinya.
 Iman adalah mengamalkan dengan seluruh anggota badan maksudnya hati mengamalkan
dalam bentuk keyakinan, lisan mengamalkan dalam bentuk perkataan, sedangkan dengan
anggota badan kita mengamalkannya dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan
fungsinya.
Dengan demikian dikatakan seorang mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila
memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui kebeadaan Allah SWT
tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan maka orang tersebut
tidak bisa dikatakan sebagai muslim yang sempurna karena ketiga unsur tersebut merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Beriman kepada Allah merupakan kebutuhan
dasar setiap manusia. Allah memerintahkan supaya ummat manusia beriman kepadaNya.
Selanjutnya untuk lebih jelas lagi mengenai objek kajian ilmu kalam yang meliputu arkan
al-iman berikut di bawah ini penjelasan secara rinci.

1. IMAN KEPADA ALLAH


Iman kepada Allah menunjukkan tingkat ketauhidan kita. Secara masdar kata Tauhid
berasal dari kata wahada-yuwaidu-tauhidan yang artinya menegaskan atau menunggalkan.
Allah tidak boleh digambarkan seperti manusia karena Allah Maha sempurna dari segala
makhlukNya. Tapi cukuplah kita yakini bahwa Allah itu ada dan selalu dekat di hati orang-
orang mukmin. Seperti dalam surat Al-Ikhlas ayat 1-4 mengenai keesaan Allah.
Q.S Al-Ikhlas ayat 1-4:

“Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia”.
Dari ayat di atas kita tahu bahwa Allah itu Esa dan tunggal. Tidak ada seorangpun yang
serupa dengan Dia. Allah merupakan dzat yang memiliki sfat-sifat yang mulia, Maha
Pencipta dan Maha Kuasa atas segala sesuatu. Iman kepada Allah juga percaya atau yakin
dengan sesungguhnya akan adanya Allah yang Maha Esa, baik dzatNya, perbuatanNya
maupun sifat-sifatNya. Dalam rukun Iman, hal ini merupakan pokok atau dasar dan sumber
segala kepercayaan dalam Islam serta menjiwai keimanan kepada malaikat-malaikatNya,
kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari akhir, serta Qada dan Qadar. Disini kita sebagai umat
Muslim harus mengetahui sifat-sifat Allah itu dengan 99 Asmaul Husna (bisa dilihat di dalam
Al-ur’an) agar mempertebal keimanann kita kepada Allah SWT. kita juga harus mengetahui
Sifat wajib yang harus ada 20 dan sifat mustahil yang 20 juga, diantaranya:
Sifat Wajib sifat mustahil
1. Wujud 1. Adam
2. Qidam 2. Hudus
3. Baqa 3. fana
4. Makuhalafatuhu lilhawadisi 4.Mumassalatu lilhawadisi
5. Qiyamuhu binafsihi 5. Ihtiyaju bighairihi
6. Wahdaniyah 6. Ta’adud
7. Qudrat 7. Ajzu
8. Iradat 8. Karahah
9. Ilmu 9. Jahlun
10. Hayat 10. maut
11. Sama 11. Asammu
12. Bashar 12. A’ma
13. Kalam 13. Bukmun
14. Qodiron 14. Ajizan
15. muridan 15. Karihan
16. Aliman 16. Jahilan
17. Hayan 17. Mayyitan
18. Sami’an 18. Asomm
19. Bashiran 19. Ama
20. Mutakaliman 20. Abkama

2. IMAN KEPADA MALAIKAT


Selain makhluk nyata yang meliputi manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk
lainnya, Allah SWT juga menciptakan makhluk gaib seperti malaikat, jin, roh, surge, neraka,
dan lain-lain. Mempercayai makhluk gaib yang disebut malaikat termasuk dalam rukun iman
dan kita wajib mengimaninya. Hadis Nabi yang mewajibkan iman kepada malaikat adalah se-
bagai berikut.
“Iman itu ialah engkau percaya kepada Allah SWT, malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-
rasulNya, hari kemudian, dan percaya kepada qadar yang baik dan buruk.” (H.R Muslim)
Malaikat sebagai makhluk gaib tidak memasuki alam nyata atau alam materiil, tetapi alam
rohani. Dia bertugas dan berfungsi sebagai perantara dan pelaksana kehendak Allah SWT.
terutama yang berhubungan dengan alam rohani manusia. Asal kata malaikat ialah malak ja-
maknya malaikat, akar katanya ialah a’lak atau a’luuka yang berarti risalah atau menyam-
paikan pesan.
Iman kepada malaikat berarti yakin dan membenarkan dengan sepenuh hati bahwa sesung-
guhnya Allah SWT telah menciptakan malaikat dan makhluk gaib lainnya.

“Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. dan malaikat-malaikat yang
di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula)
merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.
Banyak bukti yang menunjukkan adanya malaikat misalnya malaikat penyampai wahyu
yang diterima oleh para Nabi dan Rasul. Sejak Nabi Adam a.s sampai pada Rasulullah SAW,
malaikat yang menyampaikan wahyu itu adalah Malaikat Jibril.
Malaikat itu disucikan dari naluri-naluri hewani dan terhindar sama sekali dari keinginan-
keinginan atau hawa nafsu serta dijauhkan dari perbuatan-perbuatan dosa dan salah, tidak
seperti manusia. Alqur’an menjelaskan bahwa manusia berasal dari tanah dan jin berasa dari
api neraka. Menurut hadis yang bersumber dari Siti Aisyah r.a yang diriwayatkan oleh Mus-
lim bahwa malaikat diciptakan dari cahaya. Jika manusia berasal dari zat (materi) padat dan
wujudnya nyata, maka malaikat tidak berasal dari zat padat dan wujudnya tidak kelihatan,
tidak nyata atau gaib.

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah kamu kepada
Adam, Maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, Maka ia men-
durhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil Dia dan turanan-turunannya seba-
gai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu
sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim”.

Fungsi Malaikat
Fungsi Malaikat diantaranya adalah:
a. Malaikat sebagai perantara dalam menyampaikan wahyu Allah (Q.S. Al-Baqarah:27, dan
Q.S. Asy-Syura:27, dan QS. An-Nisa:163)
b. Malaikat sebagai perantara untuk menabahkan dan menguatkan hati orang-orang yang be-
riman (QS. Lukman:30)
c. Malaikat sebagai perantara dalam melaksanakan hukum Allah SWT (QS. Ali-Imran:41-
44)
d. Malaikat sebagai penolong dan mendo’akan manusia (QS. An-Najm:26, As-Syura:5, Al-
Mukmin:79, Ali-Imran:43)
e. Malaikat memberikan pertolongan kepada manusia dalam perkembangan rohaniahnya.
(QS. Al-Ahzab:43, Asy-Syura:5)
f. Malaikat mengiringi atau mengikuti manusia secara bergiliran (QS. Ar-Ra’du:11)

Nama-nama malaikat yang harus kita ketahui ada 10 malaikat tapi sebenarnya jumlah
malaikat sangat banyak dan memiliki tugas yang berbeda-beda. Wujud malaikat pun sudah
dijabarkan dalam Al-Qur’an surat Fathir ayat 1.
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai
utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-
masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang
dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Jadi, dari ayat tersebut bisa kita ketahui malaikat itu mempunyai sayap. Dan itulah salah
satu bentuk kekuasaan Allah SWT. kesepuluh malaikat yang wajib kita ketahui adalah:
1. Malaikat Jibril, adalah penghulu dari para malaikat yang bertugas sebagai perantara untuk
menyampaikan wahyu kepada para nabi atau rasul dengan kehendak Allah SWT.
2. Malaikat Mikail berfungsi sebagai utusan Allah yang bertugas memberi kemudahan atau
rezeki kepada seluruh makhluk Allah SWT, khususnya manusia.
3. Malaikat Izrail berfungsi sebagai utusan Allah yang bertugas mencabut nyawa semua
makhluk termasuk nyawa para malaikat, itu sendiri. malaikat Izrail disebut juga Malaikat
Maut.
4. Malaikat Israfil bertugas sebagai utusan Tuhan meniup sangkakala pada saat menjelang
hari kiamat dan menjelang manusia dibangkitkan.
5. Malaikat Raqib utusan Allah yang bertugas mencatat atau membukukan segala ucapan dan
amal perbuatan baik manusia sekecil apa pun.
6. Malaikat Atid sebagai utusan Allah mencatat atau membukukan segala ucapan dan amal
perbuatan jahat manusia sekecil apapun
7. Malaikat Munkar
8. Malaikat Nakir, kedua malaikat ini bertugas sebagai utusan Allah mengadili dan
menanyakan apa yang telah dilakukan atau diperbuat manusia pada masa hidup di dunia.
9. Malaikat Malik bertugas sebagai utusan Allah yang menjaga neraka.
10. Malaikat Ridwan adalah sebagai utusan Allah yang bertugas menjaga surge tempat
manusia menerima imbalan dari ketakwaan dan amal salehnya.

Fungsi iman kepada Malaikat


Diantara hikmah beriman kepada malaikat adalah:
a. Dapat meningkatkan manusia dalam hal pengetahuan indrawinya kepada ilmu penge-
tahuan nonmateri atau metafisika. Manusia dapat menumbuhkan rasa kemanusiaannya
melalui segala kelebihannya untuk tetap ta’at dan patuh kepada Allah SWT dengan
meyakini malaikat pun taat dan patuh kepada Allah SWT.
b. Memiliki pemahaman bahwa ada malaikat yang bertugas mencatat amal perbuatan manu-
sia, baik perbuatan baik atau buruk.
c. Akan memberikan manfaat yang besar dalam hidup dan kehidupan manusia di tengah-ten-
gah masyarakat yang penuh dengan berbagai macam persoalan, bahwa manusia harus se-
lalu optimis.
d. Akan mendorong manusia untuk melakukan hal yang terbaik dan berlomba-lomba dalam
kebaikan seperti yang diperintahkan Allah SWT.

3. IMAN KEPADA RASUL


Rasul berasal dari bahasa Arab rosuulun artinya utusan. Rasul Allah artinya utusan Al-
lah. Firman Allah SWT Surah Al-Hajj Ayat 75 telah menjelaskan bahwa Allah memilih utu-
san-utusanNya dari jenis malaikat dan manusia dan kita wajib meyakini bahwa mereka benar-
benar utusan Allah SWT.
“Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari Malaikat dan dari manusia; Sesungguhnya Al-
lah Maha mendengar lagi Maha melihat”.
Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna karena Allah telah me-
lengkapi manusia dengan akal pikiran yang harus digunakan sebagai pengendali hawa nafsu
sehingga dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk. Manusia sempurna yang paling
mulia di sisi Allah adalah orang yang bertakwa yaitu orang yang benar-benar beriman melak-
sanakan segala perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Para Nabi dan Rasul berfungsi se-
bagai khalifah Allah yang mengemban tugas menginformasikan tentang peraturan Allah dan
menyampaikan cara melaksanakan kepada umat manusia.
Allah memilih nabi dan Rasul untuk mengajarkan manusia ntuk tidak saling berselisih
atau membuat kerusakan karena itu termasuk sifat setan atau iblis. Allah juga memilih para
nabi untuk dijadikan suri teladan dan penyampai petunjuk-petunjukNya yang harus disam-
paikan kepada seluruh umat manusia. Jumlah Nabi dan Rasul yang diabadikan oleh Allah
SWT dalam Al-Qur’an ada 25 orang. Delapan belas nama diantara mereka disebutkan dalam
Surah Al-An’am ayat 83-86 dan selebihnya disebutkan dalm surah-surah lain. Dua puluh
lima rosul itu antara lain:
1. Adam a.s 11. Yusuf a.s 21. Sulaiman a.s
2. Idris a.s 12. Ayyub a.s 22. Zakaria a.s
3. Nuh a.s 13. Zulkifli a.s 23. Yahya a.s
4. Hud a.s 14. Syu’aib a.s24. Isa a.s
5. Saleh a.s 15. Yunus a.s 25 muhammad SAW
6. Ibrahim a.s 16. Musa a.s
7. Luth a.s 17. Harun a.s
8. Ismail a.s 18. Ilyas a.s
9. Ishak a.s 19. Ilyasa a.s
10. Yakub a.s 20. Daud a.s
Nabi Muhammad merupakan penutup para Nabi. Adapun hadis Nabi Muhammad yang
menyatakan mengenai rasul dan Nabi.
“Dari Abu dzar berkata, saya bertanya, “wahai rasulullah, berapa jumlah para nabi? Be-
liau menjawab, jumlah para nabi sebanyak 124.000 orang dan diantara mereka yang terma-
suk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar.
Fungsi rasul pada intinya adalah menyampaikan amanat dari Allah untuk menegakkan
kebenaran dan menjauhkan manusia dari kesesatan. Para rasul juga dilengkapi dengan peri-
laku seperti yang djelaskan oleh Allah antara lain ikut menanggung beban penderitaan yang
diderita umatnya, memiliki sifat belas kasihan, dan tidak mau dikultuskan. Nabi dan rasul
juga memiliki mukjizat atas izin Allah SWT.
Para rasul yang diutus oleh Allah SWT untuk manusia berasal dari jenis manusia itu
sendiri dan bukan dari makhluk yang lain. Hal ini telah berlaku sejak umat terdahulu. Tidak
pernah terjadi adanya seorang rasul yang memimpin umatnya bukan dari kalangan umat itu
sendiri. rasul yang berasal dari umat itu sendiri mempunyai hikmah diantaranya memudahkan
komunikasi antara rasul dan umatnya sehingga ajaran-ajaran yang disampaikan dapat lang-
sung dipahami dan diamalkan.

4. IMAN KEPADA KITAB ALLAH


Iman kepada kitab-kitab Allah adalah mempercayai dan meyakini sepenuh hati bahwa Al-
lah SWT telah menurunkan kitab-kitabNya kepada para nabi atau rasul yang berisi wahyu Al-
lah untuk disampaikan kepada umat manusia lainnya. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa
ada empat buah kitab Allah yang masing-masinh yaitu Taurat yang diturunkan kepada Nabi
Musa a.s, Zabur diturunkan kepada Nabi Daud a.s, injil kepada Nabi Isa a.s, dan Al-Qur’an
kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Quran merupakan kitab suci terakhir memiliki keistime-
waan yakni senantiasa terjaga keasliannya dari perubahan atau pemalsuan sebagaimana fir-
man Allah berikut:
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-
benar memeliharanya”.
Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul untuk diajarkan
kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Suhuf yaitu wahyu Allah yang disam-
paikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-lembaran yang terpisah. Mushaf adalah
kumpulan ayat-ayat Al-Quran yang berbentuk lembaran-lembaran kertas yang berjilid seperti
mushaf (Al-Quran) yang kita baca sekarang ini.
Allah menyatakan bahwa orang mukmin harus meyakini adanya kitab-kitab suc yang tu-
run sebelum Al-Quran seperti disebutkan dalam firmanAllah berikut ini.
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah
memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah
memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa,
Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami berikan Zabur kepada Daud”.
Kitab-kitab Allah berfungsi untuk menuntun manusia dalam meyakini Allah SWT dan
apa yang telah diturunkan kepada rasul-rasulNya. Umat manusia harus meyakini bahwa Allah
SWT telah menurunkan kitab0kitabNya kepada para nabi dan rasul sebagai pedoman hidup
bagi umatnya masing-masing.
Contoh-contoh dari wujud penghayatan terhadap fungsi iman kepada kitab-kitab Allah
dalam kehidupan sehari-hari adalah mempelajari Al-Quran beserta kandungannya baik itu
membaca, menulis tulisan Al-Quran dan memahami tajwid dan maknanya. Kitab-kitab Allah
ini dapat membantu manusia agar kehidupan lebih mudah kerena kitab-kitab Allah itu sendiri
menjawab persoalan yang timbul dalam kehidupan.

5. IMAN KEPADA QODHO DAN QODAR


Dalam Al-Quran kata Qodho berarti hukum atau keputusan. (QS. An-Nisa ayat 65),
perintah (QS. Al-Isra ayat 23), kehendak (QS. Ali-Imran ayat 47), dan mewujudkan atau
menjadikan (QS. Fushilat ayat 12). Sedangkn kata Qodar berarti kekuasaan atau kemampuan
(QS. Al-Baqarah ayat 236), ketentuan atau kepastian (QS. Al-Mursalat ayat 23), ukuran (QS.
Ar-Ra’du ayat 17), dan mengatur serta menentukan Sesuatu menurut batas-batasnya (QS.
Fushilat ayat 10).
Menurut ulama Asy’ariah ini, jelaslah bahwa hubungan Qada dengan Qadar merupakan
satu kesatuan, karena Qada merupakan kehendak Allah SWT, sedngkan Qadar merupakan
perwujudan dari kehendak itu. Qada bersifat qadim (lebih dulu), sedangkan Qadar bersifat
hadis (baru).
Selain itu banyak ulama berpendapat bahwa hubungan antara Qada dan Qadar
merupakan dwi tunggal, karena dapat dikatakan bahwa pengertian Qada sama dengan
pengertian Qadar.
Iman kepada Qada dan Qadar dalam kehidupan sehari-hari lebih popular dengan sebutan
iman kepada takdir. Iman kepada takdir berarti percaya bahwa segala apa yang terjadi di alam
semesta ini seperti adanya siang dan malam, adanya tanah yang subur dan tandus, hidup dan
mati, rezeki dan jodoh seseorang merupakan kehendak dan ketentuan Allah SWT.
Hukum beriman kepada takdir adalah fardhu ain. Seseorang yang mengaku Islam, tetapi
tidak beriman pada takdir dapat dianggap murtad. Ayat-ayat berkaitan dengan iman kepada
Qada dan Qadar antara lain:
“Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, Padahal aku
belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan
Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. apabila Allah
berkehendak menetapkan sesuatu, Maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah",
lalu jadilah Dia”.
“Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah
baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang
telah berlalu dahulu dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku”.
Apakah manusia itu musayyar (dipaksakan oleh kekuatan Allah) atau mukhayyar (diberi
kebebsan untuk menentukan pilihannya sendiri)? tidak benar kalau dikatakan manusia itu
mutlak musayyar, tetapi juga keliru jika dikatakan manusia itu mutlak mukhayar.
Hal-hal yang musayyar misalnya tiap manusia yang hidup di bumi tidak bisa terbebas
dari gaya tarik bumi, beberapa organ tubuh manusia seperti paru-paru, jantung, alat
pernafasan, dan peredaran darah bekerja secara otomotis di luar kecerdasan atau perasaan,
bahkan ketika manusia tidur sekalipun.
Hal-hal yang mukhayar misalnya, manusia mempunyai kebebasan untuk memilih dan
berbuat sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk. Allah SWT melalui RasulNya telah
memberikan petunjuk tentang jalan yang lurus yang harus ditempuh manusia kalau ia ingin
masuk surge dan jalan yang sesat kalau ia ingin masuk neraka.
Fungsi iman kepada Qadha dan Qodar
Diantara hikmah iman kepada Qadha dan Qadar adalah:
a. Memperkuat keyakinan bahwa Allah SWT pencipta alam semesta adalah Tuhan yang
Maha Esa, Maha Kuasa, Maha Adil dan Maha Bijaksana. Keyakinan tersebut bisa men-
dorong umat manusia untuk melakukan usaha-usaha yang bijaksana.
b. Menumbuhkan kesadaran bahwa alam semesta dan segala isinya berjalan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan Allah SWT. kesadaran tersebut mendorong manusia menajdi il-
muwan-ilmuwan yang canggih di bidangnya masing-masing.
c. Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

6. IMAN KEPADA HARI AKHIR


Beriman pada hari akhir merupakan ciri mutaqin (orang-orang yang bertakwa), Allah
SWT berfirman sebagai berikut:
“Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu
dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya
(kehidupan) akhirat’.
Hari akhir atau hari kiamat menurut pandangan Al-Qur’an, dibagi menjadi dua yaitu Kia-
mat Sugra dan Kiamat Kubra. Kiamat Sughra berarti kerusakan kecil. Mislana kematian atau
berbagai macam bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, ataupun banjir yang
banyak menelan korban jiwa
Kiamat kubra yaitu kerusakan besar yang meliputi hancurnya alam semesta dengan
segala isinya. Semua makhluk baik manusia, hewan, tumbuhan bahkan makhluk gaib akan
mati. Alam semesta yang ada sekarang ini diganti dengan alam semesta yang baru. Peristiwa
ini terjadi setelah sangkakala pertama kali ditiupkan oleh Malaikat Israfil. Seperti dalam fir-
man Allah di bawah ini:

“Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup. Dan diangkatlah bumi dan gunung-gu-
nung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat.
Dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah”.
Kapankah terjadinya kiamat kubra ini hanya Allah yang tahu. Tidak ada satu makhluk
pun yanh tahu bahkan Nabi Muhammad SAW sebagai rasul terakhir dan kekasih Allah pun
tidak mengetahui perihal hari kiamat. Setelah terjadi kiamat kubra, Malaikat Israfil meniup
sangkakala untuk yang kedua kalinya. Disini Allah membangkitkan dan menghidupkan kem-
bali manusia yang pernah hidup di alam dunia dari kuburnya.
Berikut akan disebutkan lima tahapan pada saat Yaumul Hisab
1. Tahap bersoal jawab
“Pada hari kiamat seseorang tidak lepas dari 4 pertanyaan: tentang umurnya, untuk
apa saja umur itu digunakan, tentang ilmunya, apa yang dilakukannya dengan ilmu
itu, tentang hartanya, darimana didapatnya dan untuk apa dibelajakannya, tentang
tubuh (tenaga atau kekuatan tubuhnya), untuk apa dipakainya.” (H.R At-Tirmdzi).
2. Tahap membaca kitab catatan amal (QS. A-l-Infitar ayat 9-14)
3. Tahap mendengarkan rekaman amal manusia (QS. Al-Jasiyah ayat 29)
4. Tahap melihat gambar atau foto-foto perbuatan manusia ketika di dunia (QS. Az-za-
lzalah ayat 6-8)
5. Tahap timbangan amal (mizan) (QS. Al-Qari’ah ayat 6-11)
Begitulah lima tahapan perhitungan atau pengadilan Allah SWT. tidak aka nada seorang
pun yang dirugikan. Mereka yang berhak masuk surge kerena ketakwaannya dan sebaliknya
mereka yang masuk neraka karena kedurhakaannya terhadap Allah SWT.
Adanya Surga dan Neraka, termasuk dua hal yang harus kita imani. Surge merupakan
tempat yang penuh dengan berbagai kenikmatan, disediakan untuk orangorang yang bertakwa
dan neraka adalah tempat yang penuh dengan siksaan yang disediakan oleh Allah bagi orang-
orang yang durhaka. Allah berfirman:
Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang “
kafir. Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat. Dan bersegeralah kamu
kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
.”disediakan untuk orang-orang yang bertakwa
Pengadilan Allah SWT di alam akhirat yang betul-betul adil merupakan sesuatu yang
diperlukan. Orang-orang tidak bersalah yang dijatuhi hukuman penajra di dunia, di akhirat
kelak akan menuntut kepada orang-orang yang memfitnahnya. Demikian juga bagi orang-
orang yang di dunia ini banyak melakukan kesalahan, tetapi belum dijatuhi hukuman, mereka
akan diadili seadil-adilnya dan dijatuhi hukuman sesuai dengan kesalahannya. Pengadilan
Allah SWT di alam akhirat pada hakikatnya merupakan penilaian yang seadil-adilnya
terhadap setiap amal perbuatan manusia ketika di dunia.
Hari kiamat menurut menurut kajian ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:
1. Sir James Jeinz, menggambarkan dalam bukunya “Bintang-bintang dalam perjalanan-
nya” bahwa bulan akan mendekati bumi sedikit demi sedikit hingga kedekatannya itu
mengancam keselamatan bumi.
2. Prof. Ahmad Baiquni, M. Sc. Ph. D (ketua pakar cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI)
dalam bukunya Al-Quran, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, mengemukakan bahwa ada
beberapa scenario tentang terjadinya kiamat menurut sains.

Fungsi Iman kepada Hari Akhir


Diantara hikmah iman kepada hari akhir adalah:
a. Memperkuat keyakinan bahwa Allah SWT Mahakuasa dan Mahaadil. Allah berkuasa
menghancurkan alam semesta dengan segala isinya pada peristiwa kubra.
b. Memberi dorongan untuk berdisiplin menunaikan ibadah salat lima waktu dan ibadah-
ibadah lain yang hukumnya wajib.
c. Memberi dorongan untuk membiasakan diri dengan sikap dan perilaku terpuji dan men-
jauhkan dari sifat tercela.
d. Mendorong untuk selalu bersikap optimis dalam hidup

Anda mungkin juga menyukai