Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH HARI AKHIR

QADA’ & QADAR

Oleh :

MHD.GIA ARIS AL – IBRA PANE

XII TKJ - 3

6272.21

SMK NEGERI 2 KISARAN


TEKNIK KONPUTER JARINGAN
PELAJARAN AGAMA ISLAM
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat illahi rabbi yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Iman
kepada hari akhir dan, Qada dan Qadar”.

Salawat serta salam marilah kita limpahkan kepada baginda kita yakni Nabi Besar Muhammad
Saw beserta keluarga dan kerabatnya.

Dengan kehadiran makalah ini mudah-mudahan dapat membantu dalam proses belajar
mengajar dalam bermakna bagi kita semuanya Amin.

Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah serta kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan
makalah yang akan datang.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………

BAB 1. PENDAHULUAN……………………………………………………………

a. Latar belakang…………………………………………………………………

b. Rumusan masalah……………………………………………………………

BAB 2. PEMBAHASAN………………………………………………………………

a. Pengertian hari kiamat

b. Tanda terjadinya kiamat

c. Fungsi iman kepada hari kiamat

d. Hubungan antara qada dan qadar

e. Fungsi iman kepada qada dan qdar

PENUTUP……………………………………………………………………………..

a. Kesimpulan ……………………………………………………………………

b. Saran …………………………………………………………………………..
BAB.1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang.

Tujuan pembuatan makalah ini semata-mata hanya untuk memenuhi tugas pada mata
pelajaran “AIK”, serta untuk memperluas pengetahuan kita tentang iman kepada hari akhir dan,
qada dan qodar di mana kita dapat memahami apa yang disebut hari akhir dan, qada dan qodar
serta fungsinya. dan berusaha mengimani dengan cara melaksanakan ibdah, seperti shalat lima
waktu, puasa ramadhan, shalat sunah dan sebagainya.

Rukun iman yang kelima adalah beriman kepada hari akhir. Iman kepada hari akhir adalah
percaya akan adanya hari akhir. Hari akhir adalah hari berakhirnya kehidupan dunia. Pada saat itu
baik dan buruknya perilaku seseorang akan dicatat bergantung bagaimana kadar keimanan
seseorang dalam hatinya.

Orang yang benar-benar beriman adanya hari kiamat akan senantiasa menjaga agar
perilakunya baik dan berusaha menjauhi hal-hal yang buruk. Begitu juga sebaliknya.

Qada dan qodar merupakan ketentuan atau ketetapan dari Allah SWT sehingga kita tidak
dapat mengubah ketentuan tersebut.

B. Rumusan masalah

1. Jelaskan pengertian hari kiamat?

2. Tanda terjadinya hari kiamat?

3. Fungsi iman kepada hari kiamat?

4. Hubungan antara qoda dan qadar?

5. Fungsi iman kepada qoda dan qadar?


BAB.2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hari Kiamat

Hari akhir disebut juga dengan hari kiamat, artinya hari kebangkitan. Pada hari kebangkitan ini
semua manusia yang telah meninggal dibangkitkan kembali untuk mempertanggung-jawabkan
semua amal perbuatannya selama hidup di dunia.

B. Tanda Terjadinya Kiamat

1. Terbitnya matahari dari arah barat dan terbenam dari arah timur. Hal ini terjadi karena
perubahan besar dalam susunan alam semesta.

2. Keluarnya suatu binatang yang sangat aneh. Binatang ini dapat bercakap-cakap kepada semua
orang dan menunjukkan kepada manusia bahwa kiamat sudah sangat dekat.

3. Datangnya Al-Mahdi. Beliau termasuk keturunan dari Rasulullah SAW. Oleh karena itu, beliau
serupa benar akhlak dan budi pekertinya dengan Rasulullah SAW.

4. Munculnya Dajal. Dajal adalah seorang yang muncul sebagai tanda semakin dekat datangnya
kiamat. Dajal bermata buta sebelah dan mengaku sebagai “Tuhan”.

5. Hilang dan lenyapnya Al-Qur’an dan mushaf, hafalan dalam hati. Bahkan lenyap pulalah yang
ada di dalam hati seseorang.

6. Berkumpulnya manusia, seperti selamatan kelahiran, khitanan, perkawinan, ulang tahun, dll.
Akan tetapi tidak pernah sedikit pun dijalankan perintah-perintah-Nya serta dijauhi larangan-
Nya.

7. Turunnya Nabi Isa as. Beliau akan turun ke bumi ini di tengah-tengah merajalela pengaruh Dajal.

C. Fungsi Iman kepada Hari Akhir

1. Menambah iman serta ketaqwaan kepada Allah SWT

2. Lebih taat kepada Allah dan Rasulullah SAW dengan menghindarkan diri dari perbuatan maksiat

3. Senantiasa hidup dengan hati-hati, waspada, dan selalu meminta ampunan kepada Allah SWT

4. Memberi motivasi untuk beramal dan beribadah karena segala perbuatan baik akan mendapat
balasan di akhirat

5. Selalu menghiasi diri dengan berzikir kepada Allah SWT sehingga jiwa menjadi tenang
D. Hubungan Qada dan Qadar

Dalam Al-Quran kata qada berarti hukum atau keputusan (Q.S. An-Nisa : 65), perintah (Q.S. Al-
Isra : 23), kehendak ( Q.S. Ali Imran : 47), dan mewujudkan atau menjadikan (Q.S. Fusillat : 12).
Sedangkan kata qadar berarti kekuasaan atau kemampuan (Q.S. Al-Baqoroh : 236), ketentuan atau
kepastian (Q.s. Al Mursalat : 23), Ukuran (Q.S. Ar Ra’d :17), dengan mengatur serta menentukan
suatu menurut batas-batasnya (Q.S. Fussilat : 10).

Ulama Asy’ariah, yang di pelopori oleh Abu Hasan Al Asy’Ari (wafat di basrah Tahun 330 H),
berpendapat bahwa qada ialah kehendak Allah SWT mengenai segala hal dan keadaan, kebaikan dan
keburukan, yang sesuai dengan apa yang akan di ciptakan dan tidak akan berubah-ubah sampai
terwujudnya kehendak tersebut. Sedangkan qadar adalah perwujudan kehendak Allah SWT
terhadap semua mahkluknya dalam bentu-bentuk dan batasan-batasan tertentu, baik mengenai zat-
zatnya ataupun sipat-sipatnya.

Menurut ulama Asy’ariah ini, jelaslah bahwa hubungan qada dengan qadar merupakan satu
kesatuan, karena qada merupakan kehendak Allah SWT, sedangkan qadar merupakan perwujudan
dari kehendak itu. Qada bersifat Qadim (lebih dulu ada) sedangkan qadar bersipat hadis (baru).

Selain itu, ada pula ulama yang berpendapat bahwa hubungan antara qada dan qadar
merupakan dwi tunggal, karena dapat di katakan bahwa pengertian qada sama dengan pengertian
qadar.

Rasulullah SAW ketika di tanya oleh malaikat Jibril tentang dasar-dasar iman, beliau hanya
menyebutkan (iman kepada qadar”, tanpa menyebutkan iman kepada qada dan qadar. Rasulullah
SAW bersabda :

)‫ااإل يمان أ ن تو من با هلل ومال ئكته وكتبه ورسله واليوم اال خر وتومن با لقد ر خيره وسره (رواه مسلم‬

Artinya : “Iman itu ialah engkau percaya kepada Allah, para malaikatnya, kitab-kitabnya, para
Rasulnya, hari akhirat, dan engkau percaya kepada qadar yang baiknya ataupun yang buruk”. (H.R.
Muslim)

Iman kepada qada dan qadar dalam ungkapan sehari-hari lebih popular dengan sebutan iman
kepada takdir. Iman kepada takdir berarti percaya bahwa segala apa yang terjadi di alam semesta ini,
seperti adanya siang dan malam, adanya tanah yang subur dan yang tandus, hidup dan mati, rezeki
dan jodoh seseorang merupakan kehendak dan ketentuan Allah SWT.
Hukum beriman kepada takdir adalah fardu’ain. Seseorang yang mengaku islam, tetapi tidak
beriman pada takdir dapat di anggap murtad. Ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang iman
kepada takdir cukup banyak, antara lain :

... ‫إذا قضي أمرا فإ نما يقول له كن فيكون‬.

Artinya : “Apabila Allah hendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata
kepadanya : “jadilah”, lalu jadilah dia”. (Q.S. Ali Imran, 3 : 47)

... ‫ وقدرفيها أقواتها‬...

Artinya : “dan dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni) nya”. (Q.S.
Fussilat, 41 : 10)

... ‫وكان أمر هللا قدرا مقدورا‬.

Artinya : “Dan ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku” (Q.S. Al Ahzab, 33 : 38)

Apakah manusia itu musayyar (di paksakan oleh kekuatan Allah) atau mukhayyar (di beri
kebebasan untuk menentukan pilihannya sendiri)? Tidak benar kalau di iasana manusia itu mutlak
musayyar, tetapi juga keliru jika di katakana manusia itu mutlak mukhayyar.

Hal –hal yang musayyar misalnya, setiap manusia yang hidup di bumi tubuhnya tidak ias
terbebas dari gaya tarik bumi, beberapa organ tubuh manusia seperti paru-paru, jantung, alat
pernapasan, dan peredaran darah bekerja secara otomatis diluar kesadaran atau perasaan, bahkan
ketika manusia tidur sekalipun.

Adapun hal yang mukhayyar mislanya, manusia mempunyai kebebasn untuk memilih dan
berbuat sesuai dengan kodratnya sebagai mahluk. Allah SWT melalui Rasulnya telah memberikan
petunjuk tentang jalan yang lurus, yang harus di tempuh manusia, kalau ia ingin masuk surga, dan
jalan yang sesat yang harus di jauhi manusia jika ia tidak ingin masuk neraka.

Allah SWT berfirman :

‫وهد ينه النجد ين‬

Artinya : “Dan kami telah menunjukan kepada dua jalan (jalan kebajikan dan jalan kejahatan)”.
(Q.S. Al-Balad, 90 : 10)

Bahwa manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan pilihan dalam berbuat. Hal itu
tersirat dalam pristiwa berikut yang terjadi pada masa Rasulullah SAW dan Khalifah Umar bin Khatab
RA.
E. Fungsi Iman Kepada Qada dan Qadar

Allah SWT mewajibkan umat manusia untuk beriman kepada qada dan qadar (takdir), yang
tentu mengandung banyak fungsi (hikmah atau manfaat), yaitu antara lain :

· Memperkuat keyakinan bahwa Allah SWT, pencipta alam semesta adalah tuhan Yang Maha
Esa , maha kuasa, maha adil dan maha bijaksana. Keyakinan tersebut dapat mendorong umat
manusia (umat islam) untuk melakukan usaha-usaha yang bijaksana, agar menjadi umat (bangsa)
yang merdeka dan berdaulat. Kemudian kemerdekaan dan kedaulatan yang di perolehnya itu akan di
manfaatkannya secara adil, demi terwujudnya kemakmuran kesejahteraan bersama di dunia dan di
akherat.

· Menumbuhkan kesadaran bahwa alam semesta dan segala isinya berjalan sesuai dengan
ketentuan – ketentuan Allah SWT (sunatullah) atau hukum alam. Kesadaran yang demikian dapat
mendorong umat manusia (umat islam) untuk menjadi ilmuan-ilmuan yang canggih di bidangnya
masing-masing, kemudian mengadakan usaha-usaha penelitian terhadap setiap mahluk Allah seperti
manusia, hewan, tumbuhan, air, udara, barang tambang, dan gas. Sedangkan hasil – hasil
penelitiannya di manfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia kearah yang lebih tinggi.
(lihat dan pelajari Q.S. Almujadalah, 58 : 11)

· Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Iman kepada takdir dapat menumbuhkan
kesadaran bahwa segala yang ada dan terjadi di alam semesta ini seperti daratan, lautan, angkasa
raya, tanah yang subur, tanah yang tandus, dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi, gunung
meletus, serta banjir semata-mata karena kehendak, kekuasaan dan keadilan Allah SWT. Selain itu,
kemahakuasaan dan keadilan Allah SWT akan di tampakkan kepada umat manusia, takkala umat
manusia sudah meninggal dunia dan hidup di alam kubur dan alam akhirat. Manusia yang ketika di
dunianya bertakwa, tentu akan memperoleh nikmat kubur dan akan di masukan kesurga, sedangkan
manusia yang ketika di dunianya durhaka kepada Allah dan banyak berbuat dosa, tentu akan
memperoleh siksa kubur dan di campakan kedalam neraka jahanam. (lihat dan pelajari Q.S. Ali
Imran, 3 : 131 – 133).

· Menumbuhkan sikap prilaku dan terpuji, serta menghilangkan sikap serta prilaku tercela.
Orang yang betul-betul beriman kepada takdir (umat islam yang bertakwa ) tentu akan memiliki
sikap dan prilaku terpuji seperti sabar, tawakal, qanaah, dan optimis dalm hidup. Juga akan mampu
memelihara diri dari sikap dan prilaku tercela, seperti: sombong, iri hati, dengki, buruk sangka, dan
pesimis dalam hidup. Mengapa demikian? Coba kamu renungkan jawabannya! (lihat dan pelajari
Q.S. Al-Hadid, 57 : 21-24)

· Mendorong umat manusia (umat islam) untuk berusaha agar kualitas hidupnya meningkat,
sehingga hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Umat manusia
(umat islam) jika betul-betul beriman kepada takdir, tentu dalam hidupnya di dunia yang sebenar ini
tidak akan berpangku tangan. Mereka akan berusaha dan bekerja dengan sungguh-sungguh di
bidangnya masing-masing, sesuai dengan kemampuannya yang telah di usahakan secara maksimal,
sehingga menjadi manusia yang paling bermanfaat. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “sebaik-
baiknya manusia ialah yang lebih bermanfaat kepada manusia”. (H.R. At-Tabrani).
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dilaksanakan
dengan amal perbuatan.

Kalau kita melihat qada’menurut bahasa artinya Ketetapan.Qada’artinya ketatapan Allah swt
kepada setiap mahluk-Nya yang bersifat Azali.Azali Artinya ketetapan itu sudah ada sebelumnya
keberadaan atau kelahiran mahluk.

Sedangkan Qadar artinya menurut bahasa berarti ukuran.Qadar artinya terjadi penciptaan
sesuai dengan ukuran atau timbangan yang telah ditentuan sebelumnya. Qaqda’ Qadar dalam
keseharian sering kita sebut dengan takdir.

B. Saran

Kita seharusnya lebih memahami dan menguasai lagi materi ini agar kita lebih mengetahui
lagi tentang iman kepada hari akhir, dan qada dan qadar .

Anda mungkin juga menyukai