Kelompok 2:
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat sederhana. Shalawat serta
salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat manusia di dunia dan
akhirat. Makalah ini berisi tentang Makna Iman Kepada Qada dan Qadar. Semoga makalah
ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna
untukmenambah pengetahuan bagi para pembaca.Kami akui bahwa terdapat banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar belakang
Hidup ini memang penuh dengan warna. Dan ingatlah bahwa hakikat warna-
warni kehidupan yang sedang kita jalani di dunia ini telah Allah tuliskan (tetapkan) dalam
kitab “Lauhul Mahfudz” yang terjaga rahasianya dan tidak satupun makhluk Allah yang
mengetahui isinya. Semua kejadian yang telah terjadi adalah kehendak dan kuasa Allah
SWT. Begitu pula dengan bencana-bencana yang akhir-akhir ini sering menimpa bangsa
kita. Gempa, tsunami, tanah longsor, banjir, angin ribut dan bencana-bancana lain yang
telah melanda bangsa kita adalah atas kehendak, hak, dan kuasa Allah SWT.Dengan
bekal keyakinan terhadap takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT, seorang
mukmin tidak pernah mengenal kata frustrasi dalam kehidupannya, dan tidak
berbangga diri dengan apa-apa yang telah diberikan Allah SWT.
Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan
sesuai ketentuan-ketentuan Ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Dengan
tidak adanya pengetahuan tentang ketetapan dan ketentuan Allah ini, maka kita harus
berlomba-lomba menjadi hamba yang saleh-muslih, dan berusaha keras untuk
menggapai cita-cita tertinggi yang diinginkan setiap muslim yaitu melihat Rabbul’alamin
dan menjadi penghuni Surga.
Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun. Yang
terakhir adalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik maupun takdir yang
buruk. Salah memahami keimanan terhadap takdir dapat berakibat fatal, menyebabkan
batalnya keimanan seseorang. Terdapat beberapa permasalahan yang harus dipahami
oleh setiap muslim terkait masalah takdir ini.
B . Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
PEMBAHASAN
Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan lisan, dan
dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qada’ menurut bahasa artinya
Ketetapan. Qada’artinya ketetapan Allah swt kepada setiap mahluk-Nya yang bersifat
Azali. Azali Artinya ketetapan itu sudah ada sebelumnya keberadaan atau kelahiran
mahluk. Sedangkan Qadar artinya menurut bahasa berarti ukuran. Qadar artinya terjadi
penciptaan sesuai dengan ukuran atau timbangan yang telah ditentuan sebelumnya.
Qada’ dan Qadar dalam keseharian sering kita sebut dengan takdir. Jadi, Iman kepa
qada’ dan qadar adalah percaya sepenuh hati bahwa sesuatu yang terjadi, sedang
terjadi, akan terjadi di alam raya ini, semuangnya telah ditentukan Allah SWT sejak
jaman azali. Iman kepada qada’ dan qadar termasuk rukun iman yang keenam.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Iman adalah kamu percaya kepada allah, para
malaikat, kitab-kitab, para rasul-Nya, hari akhir, dan kamu percaya kepada takdir baik
maupun buruk.” (HR. Muslim)
Dan sabda Rasullullah SAW yang artinya : “Malaikat akan mendatangi nuthfah
yang telah menetap dalam rahim selama empat puluh atau empat puluh lima malam
seraya berkata; ‘Ya Tuhanku, apakah nantinya ia ini sengsara atau bahagia? ‘ Maka
ditetapkanlah (salah satu dari) keduanya. Kemudian malaikat itu bertanya lagi; ‘Ya
Tuhanku, apakah nanti ia ini laki-laki ataukah perempuan? ‘ Maka ditetapkanlah antara
salah satu dari keduanya, ditetapkan pula amalnya, umurnya, ajalnya, dan rezekinya.
Setelah itu catatan ketetapan itu dilipat tanpa ditambah ataupun dikurangi lagi.” (HR.
Muslim)
Allah berfirman :
Artinya : “Tiadalah suatu bencana menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu,
melainkan dahulu sudah tersurat dalam kitab (Lauhul Mahfuz) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al-
Hadiid:22)
2. DALIL TENTANG QADA DAN QADAR
Di dalam Alquran, sudah disebutkan dalil-dalil tentang Qada dan Qadar. Berikut
dalil-dalilnya:
ََوكَانََ أَ ْم َر َه
ً ّللا قَد ًَرا َم ْقد
ورَا
Ayat ini memiliki arti: “Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti
berlaku”.
Ayat ini memiliki arti: "Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut
ukuran"
Dari Hadis di atas dapat diketahui bahwa nasib manusia telah di tentukan qada dan
qadarnya oleh allah swt sejak ia belum dilahirkan.walaupun setiap manusia telah di
tentukan nasibnya,tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam dan menunggu
nasib tanpa berusaha dan ikhtiar.manusia tetap berkewajiban untuk berusaha,sebab
keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.
Sebagai orang yang beriman, kita harus rela menerima segala ketentuan allah
swt dalam diri kita,Didalam sebuah hadist qudsi allah swt berfirman yang artinya:
“Siapa yang tidsk ridha dengan Qada-ku dan Qadar-ku dan tidak sabar terhadap
bencana ku yang aku timpakan atasnya,maka hendaklah mencari tuhan selain aku”.(Hr
at tabrani).
Takdir allah swt merupakan iradah (kehendaknya) allah swt oleh sebab itu, takdir tidak
selalu sesuai dengan keinginan kita,tak kala takdir sesuai dengan keinginan kita
hendaklah kita bersyukur karena hal itu nikmat yang di berikan allah swt kepada kita.
Kita harus yakin bahwa di balik musibah itu ada hikmahnya yang terkadang kita belum
mengetahuinya. Allah swt maha mengetahui apa yang di perbuatnya
4. MACAM-MACAM TAKDIR
A.Takdir Mu’allaq
Takdir mu’allaq adalah takdir Allah SWT atas makhluknya yang memungkinkan
dapat berubah karena usaha dan ikhtiar manusia. Allah berfirman :
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga
mereka itu mengubah nasibnya sendiri.” (Ar-Radu : 11)
Contoh :
Allah berfirman :
Artinya : “Dan katakanlah(hai Muhammad) : Bekerjalah kamu semua, maka Allah dan
Rasulnya serta orang mukmin akan melihat hasil pekerjaanmu.’ (At- Taubah ayat 105)
Allah berfirman :
Takdir mubram ialah takdir yang pasti terjadi dan tidak dapat dielakkan
kejadiannya. Contohnya nasib manusia, lahir, kematian, jodoh, rizkinya, dan terjadinya
kiamat dan sebagainya. Qada’ & qadar Allah SWT yang berhubungan dengan nasib
manusia adalah rahasia Allah SWT, hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Manusia
diperintahkan mengetahui qada’dan qadarnya melalui usaha dan ikhtiar. Kapan
manusia lahir, bagaimana statusnya sosialnya, bagaimana rizkinya ,siapa anak
istrinya,dan kapanya meninggalnya,adalah rahasia Allah SWT. Jalan hidup manusia
seperti itu sudah ditetapkan sejak zaman azali yaitu masa sebelum terjadinya sesuatu
atau massa yang tidak bermulaan. Tidak seorang pun yang mengetahuinya.
Beriman kepada qada’dan qadar mempunyai fungsi penting bagi manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Diantaranya:
Ikhtar artinya melakukan perbuatan yang baik dengan penuh kesungguhan dan
keyakinan akan hasil yang baik bagi dirinya. Dengan pemahaman seperti itulah ,seorang
murid akan bekerja keras agar biasa sukses, pedagang akan hidup hemat agar usahanya
berkembang, dan sebagainya. Allah SWT berfirman:
Artinya:“ Dan bahwa manusia hanya meperoleh apa yang usahakannya. Dan
sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan(kepadanya).”(Q.S.An-Najm, 39-
40)
Dengan percaya qada’ dan qadar, manusia akan sadar bahwa kehidupan adalah ujian-
ujian yang harus dilalui dengan sabar. Sabar adalah sikap mental yang teguh
pendirian,berani menghadapi tantangan,tahan uji,dan tidak menyerah pada kesulitan.
Teguh pendirian berarti tidak mudah goyah dalam memagang prisip atau pedoman
hidup,berani menghadapi tantangan berarti berani menghadapi
cobaan,penderitaan,kesakitan dan kesensaraan. Cobaan harus dihadapi dengan tenang,
dipikir dengan jernih, dicari jalan keluarnya tampa menyerah pada kesulitan,dan
akhirnya diserahkan kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman:
Artinya: Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya mengatakan,
’’kami telah beriman, ”dan mereka tidak di uji” (Q.S.AL-Ankabut,29:2)
c) Sabar bahwa cobaan adalah qada’dan qadar dari Allah SWT
Segala yang ada di alam semesta hakikatnya adalah milik Allah SWT dan suatu saat
akan kembali kepada Allah SWT. Firman Allah SWT:
d)Tawakal
Tawakal menurut bahasa artinya bersandar atau berserah diri. Dalam istilah
agama, tawakal artinya berserah dirisepenuhnya kepada Allah SWT dalam menghadapi
atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan atau usaha. Menurut Imam Al-Ghazali,
tawakal artinya menyandarkan diri kepada Allah SWT dalam menghadapi setiap
kepentingan. Dalam hal ini, tawakal kepada Allah SWT bkan berarti penyandaran diri
kepada Allah SWT secara mutlak, melaikan penyandaran diri yang haras didahului
dengan kerja keras dalam berikhtiar berdasarkan kemampuan maksimal.
Maksud dari cita-cita yang tinggi adalah menganggap kecil apa yang bukan akhir
dari perkara-perkara yang mulia. Sedangkan cita-cita yang rendah, yaitu sebaliknya dari
hal itu, ia lebih mengutamakan sesuatu yang tidak berguna, ridha dengan kehinaan, dan
tidak menggapai perkara-perkara yang mulia. Iman kepada qadar membawa pelakunya
kepada kemauan yang tinggi dan menjauhkan mereka dari kemalasan, berpangku
tangan, dan pasrah kepada takdir.
c. Bertekad dan Bersungguh-Sungguh dalam Berbagai Hal
Bahkan, keimanan ini memiliki pengaruh yang besar dalam mendorong para
tokoh untuk melakukan pekerjaan besar, yang mereka menduga sebelumnya bahwa
kemampuan mereka dan berbagai faktor yang mereka miliki pada saat itu tidak cukup
untuk menggapainya.
Iman kepada qadar akan membawa kepada keadilan dalam segala keadaan,
sebab manusia dalam kehidupan dunia ini mengalami keadaan bermacam-macam.
Orang-orang yang beriman kepada qadar menerima sesuatu yang menggembirakan dan
menyenangkan dengan sikap menerima, bersyukur kepada Allah atasnya, dan
menjadikannya sebagai sarana atas berbagai urusan akhirat dan dunia. Lalu, dengan
melakukan hal tersebut, mereka mendapatkan, berbagai kebaikan dan keberkahan,
yang semakin melipatgandakan kegembiraan mereka. Mereka menerima hal-hal yang
tidak disenangi dengan keridhaan, mencari pahala, bersabar, menghadapi apa yang
dapat mereka hadapi, meringankan apa yang dapat mereka ringankan, dan dengan
kesabaran yang baik terhadap apa yang harus mereka bersabar terhadapnya. Sehingga
mereka, dengan sebab itu, akan mendapatkan berbagai kebaikan yang besar yang dapat
menghilangkan hal-hal yang tidak disukai, dan digantikan oleh kegembiraan dan
harapan yang baik.
Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga
bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan
akhirat. Hikmah tersebut antara lain:
a. Banyak Bersyukur dan Bersabar
Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan
bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nyalah kamu meminta
pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat 53).
Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan,
ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia
pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah
dan berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah
ketentuan Allah. Firman Allah SWT:
Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu
menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu
saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan
qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan
itu. Firman Allah:
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al-
Qashas ayat 77)
d. Jiwanya Tenang
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mengalami ketenangan
jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah
kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal,
ia bersabar dan berusaha lagi.
Artinya : Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang
lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah
kedalam sorga-Ku. ( QS. Al-Fajr ayat 27-30)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Beriman kepada qada’ dan qadar akan melahirkan sikap optimis,tidak mudah
putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah
takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang
muslim,sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.Oleh karena
itu,jika kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar,sebab buruk menurut kita belum
tentu buruk menurut Allah,sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik menurut
Allah.Karena dalam kaitan dengan takdir ini seyogyanya lahir sikap sabar dan tawakal
yang dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk
mencari takdir yang terbaik dari Allah.
B. SARAN