Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MATERI : Meyakini qada dan qadar melahirkan semangat bekerja

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELAS XII.IPA 3
KELOMPOK 2
1. Nurliana
2. Dina Muliana
3. EndangFaradilla
4. IinSafitri
5. Andi Sabrina
6. Nur AlfianiRiah
7. AinulAlkausar
8. Asdar Basta

SMAN 3 SOPPENG
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR 

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani
sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi
rahmat bagi seluruh alam. 

Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas pendidikan
agama dengan judul Meyakini Qada dan Qadar melahirkan semangat bekerja.
Disamping itu, Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini. 

Akhir kata, Kami memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan
saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di waktu-waktu
mendatang. 

                                                                            Dare Ajue, 8 OKTOBER 2019

Penulis 

PENDAHULUAN
A . Latar belakang
            Hidup ini memang penuh dengan warna. Dan ingatlah  bahwa hakikat
warna-warni kehidupan yang sedang kita jalani di dunia ini telah Allah tuliskan
(tetapkan) dalam kitab “Lauhul Mahfudz” yang terjaga rahasianya dan tidak
satupun makhluk Allah yang mengetahui isinya. Semua kejadian yang telah
terjadi adalah kehendak dan kuasa Allah SWT. Begitu pula dengan bencana-
bencana yang akhir-akhir ini sering menimpa bangsa kita. Gempa, tsunami,
tanah longsor, banjir, angin ribut dan bencana-bancana lain yang telah
melanda bangsa kita adalah atas kehendak, hak, dan kuasa Allah
SWT.Dengan bekal keyakinan terhadap takdir yang telah ditentukan oleh
Allah SWT, seorang mukmin tidak pernah mengenal kata frustrasi dalam
kehidupannya, dan tidak berbangga diri dengan apa-apa yang telah diberikan
Allah SWT.

            Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah
ditetapkan sesuai ketentuan-ketentuan Ilahiah yang tidak pernah diketahui
oleh manusia. Dengan tidak adanya pengetahuan tentang ketetapan dan
ketentuan Allah ini, maka kita harus berlomba-lomba menjadi hamba yang
saleh-muslih, dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita tertinggi yang
diinginkan setiap muslim yaitu melihat Rabbul’alamin dan menjadi penghuni
Surga.

            Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun.
Yang terakhir adalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik
maupun takdir yang buruk. Salah memahami keimanan terhadap takdir dapat
berakibat fatal, menyebabkan batalnya keimanan seseorang. Terdapat beberapa
permasalahan yang harus dipahami oleh setiap muslim terkait masalah takdir
ini.
B . Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan iman qada’ dan qadar?


2. Takdir dibagi menjadi berapa macam?
3. Apa fungsi beriman kepada qada’dan qadar Allah SWT?
4. Bagaimana ciri – ciri orang yang beriman kepada qada’ dan qadar?
5. Bagaimana hikmah bagi orang yang beriman kepada qada’ dan qadar?
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:

1. Untuk memahami iman kepada qada’ dan qadar


2. Untuk memahami dan mengetahui macam-macam takdir
3. Untuk memahami fungsi iman kepada qada’ dan qadar
4. Untuk mengetahui ciri-ciri orang yang beriman kepada qada’ dan qadar
5. Untuk mengetahui hikmah bagi orang yang beriman kepada qada’ dan qadar 
BAB II
PEMBAHASAN

IMAN KEPADA QADA’ dan QADAR

1. PENGERTIAN BERIMAN KEPADA QADA’ DAN QADAR

            Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan
lisan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qada’
menurut bahasa artinya Ketetapan. Qada’artinya ketetapan Allah swt kepada
setiap mahluk-Nya yang bersifat Azali. Azali Artinya ketetapan itu sudah ada
sebelumnya keberadaan atau kelahiran mahluk. Sedangkan Qadar artinya
menurut bahasa berarti ukuran. Qadar artinya terjadi penciptaan sesuai
dengan ukuran atau timbangan yang telah ditentuan sebelumnya. Qada’ dan
Qadar dalam keseharian sering kita sebut dengan takdir.  Jadi, Iman kepa
qada’ dan qadar adalah percaya sepenuh hati bahwa sesuatu yang terjadi,
sedang terjadi, akan terjadi di alam raya ini, semuangnya telah ditentukan
Allah SWT sejak jaman azali. Iman kepada qada’ dan qadar termasuk rukun
iman yang keenam. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Iman adalah
kamu percaya kepada allah, para malaikat, kitab-kitab, para rasul-Nya, hari
akhir, dan kamu percaya kepada takdir baik maupun buruk.” (HR. Muslim)

Dan sabda Rasullullah SAW yang artinya : “Malaikat akan mendatangi


nuthfah yang telah menetap dalam rahim selama empat puluh atau empat
puluh lima malam seraya berkata; ‘Ya Tuhanku, apakah nantinya ia ini
sengsara atau bahagia? ‘ Maka ditetapkanlah (salah satu dari) keduanya.
Kemudian malaikat itu bertanya lagi; ‘Ya Tuhanku, apakah nanti ia ini laki-laki
ataukah perempuan? ‘ Maka ditetapkanlah antara salah satu dari keduanya,
ditetapkan pula amalnya, umurnya, ajalnya, dan rezekinya. Setelah itu catatan
ketetapan itu dilipat tanpa ditambah ataupun dikurangi lagi.” (HR. Muslim)

Allah berfirman :

Artinya : “Tiadalah suatu bencana menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu,
melainkan dahulu sudah tersurat dalam kitab (Lauhul Mahfuz) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS.
Al-Hadiid:22)
2. MACAM-MACAM TAKDIR
Takdir terbagi menjadi dua bagian,yakni:

a. Takdir Mu’allaq

            Takdir mu’allaq adalah takdir Allah SWT atas makhluknya yang
memungkinkan dapat berubah karena usaha dan ikhtiar manusia. Allah
berfirman :

Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu  kaum


sehingga mereka itu mengubah nasibnya sendiri.” (Ar-Radu : 11)

Contoh :

1) Miskin bisa jadi kaya, lantaran bekerja keras

Allah berfirman :

Artinya : “Dan katakanlah(hai Muhammad) : Bekerjalah kamu semua, maka


Allah dan Rasulnya serta orang mukmin akan melihat hasil pekerjaanmu.’ (At-
Taubah ayat 105)

2) Bodoh Menjadi Pintar , lantaran mau belajar giat

Rasullulah SAW bersabda yang artinya : “Belajarlah kamu sekalian,


ajarkanlah bertawakal kamu kepada guru, serta lemah lembutlah kamu
kepada murid.” (H.R. Tabrani)

3) Orang sakit bisa menjadi sembuh, lantaran berobat dan berdoa

Allah berfirman :

Artinya : “Berdoalah kamu kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan


permohonanmu.”  (Al-Mu’minun ayat 60)
b. Taqdir Mubram

            Takdir mubram ialah takdir yang pasti terjadi dan tidak dapat dielakkan
kejadiannya. Contohnya nasib manusia, lahir, kematian, jodoh, rizkinya, dan
terjadinya kiamat dan sebagainya. Qada’ & qadar Allah SWT yang
berhubungan dengan nasib manusia adalah rahasia Allah SWT, hanya Allah
SWT yang mengetahuinya. Manusia diperintahkan mengetahui qada’dan
qadarnya melalui usaha dan ikhtiar. Kapan manusia lahir, bagaimana
statusnya sosialnya, bagaimana rizkinya ,siapa anak istrinya,dan kapanya
meninggalnya,adalah rahasia Allah SWT. Jalan hidup manusia seperti itu
sudah ditetapkan sejak zaman azali yaitu masa sebelum terjadinya sesuatu
atau massa yang tidak bermulaan. Tidak seorang pun yang mengetahuinya.

3. FUNGSI BERIMAN KEPADA QADA’DAN QADAR ALLAH SWT

            Beriman kepada qada’dan qadar mempunyai fungsi penting bagi


manusia dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya:

a) Mempunyai semangat ikhtiar

            Ikhtar artinya melakukan perbuatan yang baik dengan penuh


kesungguhan dan keyakinan akan hasil yang baik bagi dirinya. Dengan
pemahaman seperti itulah ,seorang murid akan bekerja keras agar biasa
sukses, pedagang akan hidup hemat agar usahanya berkembang, dan
sebagainya. Allah SWT berfirman:

Artinya:“ Dan bahwa manusia hanya meperoleh apa yang usahakannya. Dan
sesungguhnya  usahanya itu kelak akan diperlihatkan(kepadanya).”(Q.S.An-
Najm, 39-40)

b) Mempunyai sifat sabar dalam menghadapi cobaan

Dengan percaya qada’ dan qadar, manusia akan sadar bahwa kehidupan
adalah ujian-ujian yang harus dilalui dengan sabar. Sabar adalah sikap mental
yang teguh pendirian,berani menghadapi tantangan,tahan uji,dan tidak
menyerah pada kesulitan. Teguh pendirian berarti tidak mudah goyah dalam
memagang prisip atau pedoman hidup,berani menghadapi tantangan berarti
berani menghadapi cobaan,penderitaan,kesakitan dan kesensaraan. Cobaan
harus dihadapi dengan tenang, dipikir dengan jernih, dicari jalan keluarnya
tampa menyerah pada kesulitan,dan akhirnya diserahkan kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman:

Artinya: Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya mengatakan,
’’kami telah beriman, ”dan mereka tidak di uji” (Q.S.AL-Ankabut,29:2)

c) Sabar bahwa cobaan adalah qada’dan qadar dari Allah SWT

            Segala yang ada di alam semesta hakikatnya adalah milik Allah SWT
dan suatu saat akan kembali kepada Allah SWT. Firman Allah SWT:

Artinya:“Yaitu orang-orang apabila ditimpa musibah,mereka


berkata’Inna’lilliahi wa inna ilaihi rajiun’.(Q.S. Albaqarah,2:156)

d)Tawakal

            Tawakal menurut bahasa artinya bersandar atau berserah diri. Dalam
istilah agama, tawakal artinya berserah dirisepenuhnya kepada Allah SWT
dalam menghadapi atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan atau usaha.
Menurut Imam Al-Ghazali, tawakal artinya menyandarkan diri kepada Allah
SWT dalam menghadapi setiap kepentingan. Dalam hal ini, tawakal kepada
Allah SWT bkan berarti penyandaran diri kepada Allah SWT secara mutlak,
melaikan penyandaran diri yang haras didahului dengan kerja keras dalam
berikhtiar berdasarkan kemampuan maksimal.

4. CIRI- CIRI ORANG YANG BERIMAN KEPADA QADA’DAN QADAR.

a. Qana’ah dan Kemuliaan Diri

            Seseorang yang beriman kepada qadar mengetahui bahwa rizkinya


telah tertuliskan, dan bahwa ia tidak akan meninggal sebelum ia menerima
sepenuhnya, juga bahwa rizki itu tidak akan dicapai oleh semangatnya orang
yang sangat berhasrat dan tidak dapat dicegah oleh kedengkian orang yang
dengki. Ia pun mengetahui bahwa seorang makhluk sebesar apa pun
usahanya dalam memperoleh ataupun mencegahnya dari dirinya, maka ia
tidak akan mampu, kecuali apa yang telah Allah tetapkan baginya. Dari sini
muncullah qana’ah terhadap apa yang telah diberikan, kemuliaan diri dan
baiknya usaha, serta membebaskan diri dari penghambaan kepada makhluk
dan mengharap pemberian mereka. Hal tersebut tidak berarti bahwa jiwanya
tidak berhasrat pada kemuliaan, tetapi yang dimaksudkan dengan qana’ah
ialah, qana’ah pada hal-hal keduniaan setelah ia menempuh usaha, jauh dari
kebakhilan, kerakusan, dan dari mengorbankan rasa malunya.

b. Cita-Cita Yang Tinggi

            Maksud dari cita-cita yang tinggi adalah menganggap kecil apa yang
bukan akhir dari perkara-perkara yang mulia. Sedangkan cita-cita yang
rendah, yaitu sebaliknya dari hal itu, ia lebih mengutamakan sesuatu yang
tidak berguna, ridha dengan kehinaan, dan tidak menggapai perkara-perkara
yang mulia. Iman kepada qadar membawa pelakunya kepada kemauan yang
tinggi dan menjauhkan mereka dari kemalasan, berpangku tangan, dan
pasrah kepada takdir.

c. Bertekad dan Bersungguh-Sungguh dalam Berbagai Hal

            Orang yang beriman kepada qadar, ia akan bersungguh-sungguh


dalam berbagai urusannya, memanfaatkan peluang yang datang kepadanya,
dan sangat menginginkan segala kebaikan, baik akhirat maupun dunia.
Sebab, iman kepada qadar mendorong kepada hal itu, dan sama sekali tidak
mendorong kepada kemalasan dan sedikit beramal.

            Bahkan, keimanan ini memiliki pengaruh yang besar dalam


mendorong para tokoh untuk melakukan pekerjaan besar, yang mereka
menduga sebelumnya bahwa kemampuan mereka dan berbagai faktor yang
mereka miliki pada saat itu tidak cukup untuk menggapainya.

d. Bersikap Adil, Baik Pada Saat Senang Maupun Susah

            Iman kepada qadar akan membawa kepada keadilan dalam segala
keadaan, sebab manusia dalam kehidupan dunia ini mengalami keadaan
bermacam-macam.
Orang-orang yang beriman kepada qadar menerima sesuatu yang
menggembirakan dan menyenangkan dengan sikap menerima, bersyukur
kepada Allah atasnya, dan menjadikannya sebagai sarana atas berbagai
urusan akhirat dan dunia. Lalu, dengan melakukan hal tersebut, mereka
mendapatkan, berbagai kebaikan dan keberkahan, yang semakin
melipatgandakan kegembiraan mereka. Mereka menerima hal-hal yang tidak
disenangi dengan keridhaan, mencari pahala, bersabar, menghadapi apa
yang dapat mereka hadapi, meringankan apa yang dapat mereka ringankan,
dan dengan kesabaran yang baik terhadap apa yang harus mereka bersabar
terhadapnya. Sehingga mereka, dengan sebab itu, akan mendapatkan
berbagai kebaikan yang besar yang dapat menghilangkan hal-hal yang tidak
disukai, dan digantikan oleh kegembiraan dan harapan yang baik.

e. Selamat Dari Kedengkian dan Penentangan

            Iman kepada qadar dapat menyembuhkan banyak penyakit yang


menjangkiti masyarakat, di mana penyakit itu telah menanamkan kedengkian
di antara mereka, misalnya hasad yang hina. Orang yang beriman kepada
qadar tidak dengki kepada manusia atas karunia yang Allah berikan kepada
mereka, karena keimanan-nya bahwa Allah-lah yang memberi dan
menentukan rizki mereka. Dia memberikan dan menghalangi dari siapa yang
dikehendaki-Nya, sebagai ujian. Apabila dia dengki kepada selainnya, berarti
dia menentang ketentuan Allah. Jika seseorang beriman kepada qadar, maka
dia akan selamat dari kedengkian, selamat dari penentangan terhadap
hukum-hukum Allah yang bersifat syar’i (syari’at) dan ketentuan-ketentuan-
Nya yang bersifat kauni (sunnatullah), serta menyerahkan segala urusannya
kepada Allah semata.

5. HIKMAH ORANG YANG BERIMAN KEPADA QADA’ DAN QADAR

            Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat
berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri
untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain:

a. Banyak Bersyukur dan Bersabar

            Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat
keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu
merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena
musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian. Firman
Allah:

Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari
Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-
Nyalah kamu meminta pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat 53).

b. Menjauhkan Diri dari Sifat Sombong dan Putus Asa


Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh
keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena
hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami
kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia menyadari
bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah. Firman Allah SWT:

Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf
dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang
kafir. (QS.Yusuf ayat 87)

c. Bersifat Optimis dan Giat Bekerja

Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang
tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak
datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang
beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk
meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. Firman Allah:

Artinya; Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan

d. Jiwanya Tenang

            Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mengalami
ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa
yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur.
Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.
 

Artinya : Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati
yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-
hamba-Ku, dan masuklah kedalam sorga-Ku. ( QS. Al-Fajr ayat 27-30)

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

            Beriman kepada qada’ dan qadar akan melahirkan sikap optimis,tidak
mudah putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang
telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik
kepada seorang muslim,sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang.Oleh karena itu,jika kita tertimpa musibah maka ia akan
bersabar,sebab buruk menurut kita belum tentu buruk menurut
Allah,sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah.Karena
dalam kaitan dengan takdir ini seyogyanya lahir sikap sabar dan tawakal yang
dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk
mencari takdir yang terbaik dari Allah.

B. SARAN

            Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-


hari.Oleh karena itu,penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan
iman dan takwa kita kepada Allah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil
menurut pandangan Allah SWT.Juga keyakinan kita terhadap takdir Allah
senantiasa ditingkatkan demi meningkatkan amal ibadah kita.Serta Kita harus
senantiasa bersabar,berikhtiar dan bertawakal dalam menghadapi takdir Allah
SWT.

Anda mungkin juga menyukai