Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TAUHID

MEMAHAMI TAKDIR ALLAH PADA ALAM SEMESTA

(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tauhid)

Dosen Pengampu: Dr. Salamuddin, S.Ag, MA

Disusun Oleh:
Kelompok 5

Putra Syahrendi Wardana (0302222046)


Nurhasanah Sibarani (0302223039)
Siska Rahmadani (0302222058)
Irfansyah Nasution (0302221004)
Paisal Zunaidi (0302223037)
Farhan Shah Putra (0302223040)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang
berjudul "Memahami Takdir Allah Pada Alam Semesta". Tugas ini diharapkan
dapat menambah wawasan kita semua khususnya dalam mempelajari tentang
"Memahami Takdir Allah Pada Alam Semest". Adapun tujuan dibuatnya makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Tauhid.

Kami berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu


menyelesaikan tugas ini termasuk Uatadz Drs. Lahmuddin Lubis, M.Ag selaku
dosen pengampu mata kuliah Memahami Takdir Allah Pada Alam Semesta yang
telah memberikan banyak arahan dan bimbingan sehingga tugas ini dapat
diselesaikan dengan baik.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih terdapat


banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna menyempurnakan tugas ini yang dapat menjadi acuan dalam
menyusun tugas selanjutnya. Kami juga memohon maaf apabila dalam
penyusunan tugas ini terdapat kekeliruan dalam pengetikan sehingga
membingungkan pembaca dalam memahami maksud yang ingin disampaikan.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 8 November 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penetapan Takdir Sebelum Penciptaan Langit dan Bumi
B. Pengertian Iman Kepada Takdir
C. Tingkatan-Tingkatan Iman Kepada Takdir
D. Macam-macam Iman Kepada Takdir
E. Keberadaan Takdir
F. Prasangka Baik Hikmah di balik Takdirnya
G. Pengertian Alam Semesta
H. Alam Semesta Menurut Pandangan Islam
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Percaya kepada takdir termasuk salah satu rukun iman yang ke 6. Iman
kepada takdir merupakan sesuatu kekuatan yang dapat membangkitkan kegiatan
bekerja dan kegairahan berusaha, bahkan dapat merupakan dorongan yang positif
untuk memperoleh kehidupan yang layak dan pantas di dunia ini, sebagaimana
keimanan kepada takdir akan menghubungkan manusia dengan tuhannya, yang
akhirnya seorang hamba akan menjadi seorang yang tidak enggan diperintah,
tabah menghadapi kesukaran, berani membela yang hak, dan berhati baja untuk
merealisasikan hal-hal yang benar serta menetapi segala kewajiban yang dipikul
padanya.
Banyak orang mengsalah artikan tentang takdir, sebagian orang
menganggap bahwa dengan kita percaya pada takdir semua urusan kita serahkan
pada Allah SWT, sedangkan kita sebagai hambanya hanya tinggal bersandar pada
Allah SWT saja.
Kaitan takdir pada alam semesta sudah ada sejak sebelumnya alam
semesta ini terjadi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penetapan takdir sebelum penciptaan langit dan bumi?
2. Apa pengertian iman kepada Takdir?
3. Apa tingkatan-tingkatan iman kepada takdir?
4. Apa macam-macam iman kepada takdir?
5. Bagaimana keberadaan takdir?
6. Apa prasangka baik atas hikmah dibalik takdirnya?
7. Apa pengertian alam semesta?
8. Bagaimana alam semesta menurut pandangan islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penetapan takdir sebelum penciptaan langit dan bumi
2. Untuk mengetahui apa iman kepada takdir.
3. Ada empat macam prinsip beriman kepada takdir yang akan kami jelaskan
didalam penulisan ini.
4. Untuk mengetahui adanya beberapa macam takdir.
5. Mengetahui bagaimana keberadaan takdir pada alam semesta.
6. Untuk mengetahui bagaimana prasangka baiak atas hikmah dibalik
takdirnya Allah.
7. Untuk mengetahui pengertian alam semesta.
8. ada beberapa konsepsi alam semesta menurut pandangan islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penetapan Takdir sebelum penciptaan langit dan bumi


Diriwayatkan dari Rasulullah SAW ibn 'Amr ibn 'Ash, ia berkata' "Aku
pernah mendengar Rasulullah SAW, bersabda: Allah telah menentukan takdir
bagi semua makhluk lima puluh tahun sebelum Allah menciptakan langit dan
bumi. Rasulullah menambahkan: ....dan 'Arsy Allah itu berada di atas air." Hadis
ini diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab Shahih-Nya.
Hadis ini menjadi dalil bahwa penciptaan qalam(pena) lebih awal daripada
penciptaan 'Arsy. Pendapat ini termasuk pendapat yang paling shahih karena
didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud didalam kitab sunan-
nya dari Abu Hafshah asy-Syami, ia berkata, "Ubadah ibn ash-Shamit pernah
berkata kepada anaknya: Wahai anakku, sesungguhnya kamu tidak akn merasakan
nikmatnya iman hingga kamu meyakini bahwa apa yang (ditakdirkan) akan
menimpamu maka tidak akan meleset darimu apa yang (ditakdirkan) tidak
mengenaimu maka ia tidak akan menimpamu. Aku pernah mendengar Rasulullah
SAW bersabda: Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan Allah SWT adalah
qalam, selanjutnya, Allah SWT berfirman: "Tulislah!" Qalam menjawab: Tuhanku
apa yang harus aku tulis? Tulislah takdir (ketentuan) segala sesuatu hingga
datangnya hari kiamat. Wahai anakku, sesungguhnya aku pernah mendengar
Rasulullah SAW bersabda: siapa yang meninggal dunia dalam kondisi tidak
memiliki keyakinan yang demikian (dalam kondisi tidak beriman pada takdir)
maka ia bukan bagian dari umatku." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Baihaqi)
Diriwayatkan dari Abdullah ibn Abbas, ia berkata, "Suatu hari aku pernah
berboncengan di belakang Nabi SAW kemudian beliau berkata: "Wahai anak
muda, aku akan ajarkan kepadamu beberapa kalimat: 'Peliharalah (hak) Allah
niscaya Allah akan memeliharamu. Peliharalah (hak) Allah, niscaya engkauy
akan mendapati-Nya berada dihadapanmu (melindungimu) jika engkau
memohon, mohonlah kepada Allah. Jika meminta pertolongan, mintalah
pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, bahwasanya jika umat ini bersatu untuk
memberikan manfaat apapun kepadamu selain apa yang telah Allah tetapkan
bagimu. Seandainya mereka bersatu untuk mendatangkan mudharat kepadamu
dengan suatu mudharat, niscaya mereka tidaqk akan mampu mendatangkan
mudharat kepadamu dengan sesuatupun selain apa yang telah Allah tetapkan atas
dirimu. Pena-pena telah diangkat dan lembaran kertas telah mengering.:" (HR.
Tirmidzi, Hakim, dan Ahmad).

B. Pengertian Takdir
Secara etimologis pengertian takdir berasal dari bahasa arab, qadara-
yaqduru-qadran yang berartu kuasa mengerjakan sesuatu. Dan ketika membentuk
kata takdir mempumnyai makna yang ditakdirkan, ditentukan Allah. Katq terseut
juga mempunyai arti dugaan, perkiraan, hipotesis, berdasarka atau perkiraan.
Percaya kepada takdir atau qadha dan qadar merupsksn rukun iman yang
ke 6 atau terakhir. Beriman kepada takdir artinya seseorang mempercayai dan
meyakini bahwa Allah telah menjadikan segala makhluk dengan kodrat dan irodat
nya dan segala hikmah-nya.
Dalam pengertian sehari-hari, qadha dan qadar disebut juga takdir, yang
biasanya di artikan sebagai ketentuan tuhan. Dari segi bahasa qadha berarti
keputusan atau ketetapan. Sedangkan qadar berarti ketentuan atau ukuran. Secara
rinci pengertian qadha adalah ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan Allah
sejak zaman azali. Seperti: bulan mengitari matahari, api sifat nya membakar,
nasib baik dan buruk, kematian, jodoh, dan sebagainya. Sedangkan qadar adalah
sejak zaman azali.
Kepercayaan kepada qadha dan qadar Allah secara ringkasnya adalah
bahwa segala sesuatu yang terjadi dialam ini, termasuk juga yang terjadi pada diri
manusia, baik dan buruk, suka dan duka, dan segala gerak gerik hidup ini,
semuanya tidaklah terlepas dari takdir atau ketentuan ilahi.
Pendek kata takdir atau qadha dan qadar Allah yang menguasai alam ini
tidak terbantah adanya. Segi kehidupan di alam ini membuktikan nya sendiri,
karena orang Islam wajib mempercayainya. Allah berfirman dalam surah Al-
Hadid: ayat 22

‫َم آ َاَص اَب ِم ْن ُّمِص ْيَبٍة ِفى اَأْلْر ِض َو َالِفْي َاْنُفِس ُك ْم ِاَّال ِفْي ِكَتٍب َّم ْن َقْبِل َاْن َّنبَر َاَها ِاَّن َذ ِلَك َع َلى ِهللا َيِس ْيٌر‬
Artinya : Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu
sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (lauh mahfuzh) sebelum kami yang
mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah.

Dalil-dalil penetapan takdir Allah:


A. Segala sesuatu terlaksana dengan takdir Allah.
Allah SWT berfirman dalam surah Ar-Ra'd ayat 8

‫ُهللا َيْع َلُم َم اَتْح ِم ُل ُك ُّل ُاْنَثى َو َم ا َتِغ ْيُض اَأْلْر َح اُم َو َم ا َتْز َد اُد َو ُك ُّل َش ْي ٍء ِع ْنَد ُه ِبِم ْقَداٍر‬

Artinya: Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan
kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah, dan segala sesuatu
pada sisinya ada ukurannya.

B. Segala sesuatu dalam perbendaraan takdir Allah.

‫َو ِإْن ِّم ْن َش ْي ٍء ِإَّال ِع ْنَدَنا َخ َزآِئُنُه َو َم ا ُنَنِّز ُلُه ِإَّال ِبَقَد ٍر َّم ْع ُلْو ٍم‬

Artinya: Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi kami lah khazanahnya dan
kami tidak menurunkan nya melainkan dengan ukuran yang tertentu.

C. Segala sesuatu diciptakan dengan takdir.


Allah berfirman dalam surah Al-Qamar Ayat 49

‫ِإَّنا ُك َّل َش ْي ٍء َخ َلْقَنُه ِبَقَد ٍر‬

Artinya: Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.

Yang dapat diambil kesimpulan dari ayat-ayat yang tertera di atas itu
bahwa maksud dan makna qadar itu ialah sesuatu peraturan tertentu yang telah
dibuat oleh Allah untuk segala yang ada dalam alam semesta yang maujudin.
Beriman kepada takdir adalah sebagian dari kepercayaan atau akidah yang
ditanamkan benar-benar dalam hati setiap muslim. Dalam hal ini takdir itu tidak
ada pengertian paksaan. Hal tersebut dilandaskan oleh Imam Al-Khaththabi yang
menyatakan bahwa: "Banyak orang mengira bahwa arti qadha dan qadar adalah
pemaksaan yang dilaksanakan Allah kepada hamba-nya untuk mengikuti apa saja
yang telah digariskan menurut ketentuan dan keputusannya. Padahal tidaklah
demikian dan salah sekali apa yang mereka sangkakan itu, yang benar ialah bahwa
arti takdir itu adalah sebagai nama untuk sesuatu yang telah ditakdirkan oleh
pembuat Dzat yang maha menentukan.

C. Tingkatan-tingkatan Iman kepada Takdir


Syaikh Muhammad bin Shaleh al-'Utsaimin berkata, "Iman kepada takdir
Allah SWT tidak akan sempurna kecuali dengan mengimani empat perkara
sebagai berikut:

1. Ilmu
Kita percaya bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Allah
mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi, termasuk juga proses
kejadiannya. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Hajj
ayat 70.

‫َأَلْم َتْع َلْم َأَّن َهللا َيْع َلُم َم ا ِفى الَّسَم اِء َو اَألْر ِض ِإَّن َذ ِلَك ِفى ِكَتٍب ِإَّن َذ ِلَك َع َلى ِهللا َيِس ْيٌر‬

Artinya: Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui


apa saja yang ada dilangit dan di bumi/ bahwasanya yang demikian itu terdapat
dalam sebuah kitab (lauh mahfudz). Sesungguhnya yang demikian itu amat
mudah bagi Allah.

2. Kitabah
Kita mempercayai bahwa Allah SWT telag menulis segala sesuaru di Lauh
Mahfudz, dan tulisan itu akan tetap ada sampai hari kiamat. Allah telah
menuliskan apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi.
Dalam firman Allah SWT Qs.Al-Hadid ayat 22
‫َم آ َاَص اَب ِم ْن ُّمِص ْيَبٍة ِفى اَأْلْر ِض َو َالِفْي َاْنُفِس ُك ْم ِاَّال ِفْي ِكَتٍب َّم ْن َقْبِل َاْن َّنبَر َاَها ِاَّن َذ ِلَك َع َلى ِهللا َيِس ْيٌر‬

Artinya : Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu
sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (lauh mahfuzh) sebelum kami yang
mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah.

3. Masyiah
Kita percaya bahwa Allah SWT telah menentukan segala sesuatu baik di
langit maupun di buni sesuai dengan kehendaknya, sesuatu akan terjadi bila Allah
menghendaki-nya, dan pasti tidak akan terjadi jika Allah tidak menghendaki. Hal
ini dengan firman Allah Qs.Al-Insan ayat 30

‫َو َم ا َتَشآُؤ َن ِإَّال َأن َيَش آَء ُهللا ِإَّن َهللا َك اَن َع ِلْيًم ا َحِكْيًم ا‬

Artinya: Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki
Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

4. Al-Khilq
Kita percaya bahwa Allah SWT telah menjadikan segala sesuatu, selain
Allah adalah makhluk, sedangkan Allah SWT adalah khaliq, Allah berfirmsn
dalam Qs. Al-Furqan ayat 2.

‫اَّلِذ ْي َلُه ُم ْلُك الَّسَمِو ِت َو اَأْلْر ِض َو َلْم َيَّتِخ ْذ َو َلًدا َو َلْم َيُك ْن َلُه َش ِر ْيٌك ِفى اْلُم ْلِك َو َخ َلَق ُك َّل َش ْي ٍء َفَقَّد َر ُه َتْقِد ْيًرا‬

Artinya: Yang kepunyaan-nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak
mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-nya dalam kekuasaan(nya), dan dia
telah menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan
serapi-rapinya.

Keempat prinsip di atas meliputi perkataan, perbuatan, dan apa-apa yang


tidak dilkukan hambanya telah diketahui Allah, telah ditulis disisinya, telah
dikehendakinya serta diciptakannya.
D. Macam-macam Iman kepada Takdir
Syaikh Shaleh al-Fauzan berkata, "Takdir Allah ada dua macam":

1. Takdir umum
Takdir (yang bersifat) umum dan meliputi semua makhluk, yang tertulis
dalam al-lauhul mahfuzh, karena Allah telah menuliskan di dalamnya ketetapan
takdir segala sesuatu sampai terjadinya hari kiamat. Sebagaimana (yang
disebutkan) dalam hadis riwayat Abu Dawud dalam kitab "Sunan Abi Dawud"
dari 'Ubadah bin Shamit dia berkata, Aku mendengar rasulullah SAW bersabda,
"(Makhluk) yang Allah ciptakan pertama kali adalah al-qalam (pena), lalu Allah
berfirman kepadanya, "Tulislah!" Maka dia bertanya, Wahai rabb-ku, apa yang
akan aku tulis? Allah berfirman, "Tulislah ketetapan takdir segala sesuatu sampai
terjadinya hari kiamat". Takdir ini meliputi semua makhluk.

2. Takdir Khusus
Takdir khusus yang merinci takdir umum, takdir ini ada 3 macam:
a) Takdir (sepanjang) umur (ketetapan takdir sepanjang hidup setiap
makhluk), sebagaimana yang disebutkan dalam hadits (riwayat) Ibnu
Mas'ud tentang ketentuan takdir yang dituliskan bagi janin ketika dalam
kandungan ibunya, berupa ketetapan ajal, rezki, amal perbuatan, dan
kecelakaan atau kebahagiaannya.
b) Takdir tahunan, yaitu takdir yang ditetapkan (oleh Allah) pada malam
lailatul qadr (di bulan ramadhan) tentang kejadian-kejadian sepanjang
tahun, sebagaimana dalam firman-nya: Dalam Qs. ad-Dukhan : 3-4

‫ِإَّنا َأْنَز ْلَناُه ِفي َلْيَلٍة ُمَباَر َك ٍة ِإَّنا ُكَّنا ُم ْنِذ ِرْيَن ِفْيَها ُيْفَر ُق ُك ُّل َأْم ٍر َحِكْيٍم‬

Artinya: "Sesungguhnya kami menurunkan al-Qur'an pada suatu malam


yang diberkahi (lailatul qadr) dan sesungguhnya kami lah yang memberi
peringatan. Pada malam itu ditetapkan dengan terperinci segala urusan
(ketetapan takdir sepanjang tahun) yang muhkam (tidak bisa berubah)".
c) Takdir harian, yaitu takdir yang ditetapkan (oleh Allah) tentang kejadian-
kejadian dalam sehari, berupa kematian, kehidupan, kelahiran, kemuliaan,
kehinaan, dan lain sebagainya, sebagaimana dalam firman-Nya: Dalam Qs.
ar-Rahman : 29

‫ُك َّل َيْو ٍم ُهَو ِفي َش ْأ ٍن‬

Artinya: "Setiap hari dia (mengatur) urusan (semua makhluk-Nya)."

E. Keberadaan Takdir
Bukti adanya takdir tuhan ini dapat dilihat pada diri manusia sendiri, sejak
lahir sampai mati. Kapan dan dimana kita manusia lahir, ia tidak dapat
memilihnya dan ketika lahir ke dunia, manusia tidak memilih bapak dan ibu, tidak
memilih bangsa dan tanah air. Bahkan juga tidak memilih jenis laki-laki atau
perempuan, dan tidak memilih bentuk dan rupa tubuhnya sendiri, cantik dan
buruk semua itu telah ditentukan (ditakdirkan) oleh Allah SWT dan manusia
tinggal menerimanya saja.
Tentang takdir manusia di dalam rahim Diriwayatkan dari Abdullah bin
Mas'ud R.A, dia telah berkata rasulullah SAW, beliau meruapakan orang yang
benar setia dipercaya bercerita kepada kami bahwa: "Mula-mula (sel laki-laki dan
perempuan) dipertemukan dalam perut ibunya selama empat pulh hari, selama
empat puluh hari berikutnya akan menjadi alaqah (adarh yang menggantung
didinding rahim), selama empat puluh hari lagi akan menjadi segumpal daging.
Kemudian Allah SWT mengutus malaikat untuk meniupkan roh di dalam rahim
tersebut serta memerintahkannya supaya menulis empat perkara yaitu; rizki, umur,
amal perbuatan, dan kesengsaraan maupun kebahagiaannya. Maha suci Allah
SWT yang maha tiada tuhan selain Dzat nya, sesungguhnya seseorang diantara
kamu ada yang berprilaku sebagaimana yang dilakukan oleh penghuni surga
sampai hidupnya hanya tinggal sehasta dari kematiannya tetapi disebabkan karna
ketentuan takdir, niscaya dia akan merubah perilakunya dengan perbuatan yang
dilakukan oleh penghuni neraka. begitu juga sesungguhnya seseorang diantara
kamun ada yang berprilaku sebagaimana yang dilakukan oleh penghuni neraka
sampai hidupnya tinggal sehasta dari kematiannya tetapi karena disebabkan
ketentuan takdir, niscaya dia akan merubah perilakunya dengan perbuatan yang
dilakukan oleh penghuni surga kemudian dia masuk ke surga. HR. bukhari dan
muslim.
Jadi kesimpulannya bahwa keberadaan takdir itu sudah ada ketika
seseorang belum dilahirkan dan semuanya itu adalah ketentuan dan takdir Allah
SWT dan kita sebagai manusia tidak boleh menolaknya dan harus (wajib)
mempercayai.

F. Prasangka baik atas Hikmah dibalik takdirnya


Salah satu diantara ayat yang memiliki korelasi positif dengan penjelasan
di atas adalah firman Allah berikut: Qs.al-fath : 27

‫َلَق ْد َص َدَق ُهللا َر ُس وَلُه الُّر ْء َي ا ِب اْلَح ِّق َلَت ْدُخ ُلَّن اْلَم ْس ِج ِد اْلَح َر اَم ِإْن َش آَء ُهللا َأِمِنْيَن ُمَح ِّلِقْيَن ُر ُؤ َس ُك ْم ُم َقِّص ِر ْيَن‬
‫َالَتَخ اُفوَن فَعِلَم َم اَلْم َتْع َلُم ْو ا َفَجَعَل ِم ْن ُد ْو ِن َذ ِلَك َفْتًحا َقِرْيًبا‬

Artinya: "Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada rasul-Nya, tentang


kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti
akan memasuki masjidil haram, insya allah dalam keadaan aman, dengan
mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut.
Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan dia memberikan
sebelum itu kemenangan yang dekat.

Di dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan hikmah dari apa yang
membuat jengkel pasukan kaum muslimin pada peristiwa perjanjian Hudaibiyah,
yaitu pada saat orang-orang musyrik menghalangi mereka. Akibatnya, mereka
terpaksa kembali pulang dan mengurungkan niatnya untuk mengerjakan umrah
dapat terlaksana pada tahun berikutnya. Karena itu, Allah berfirman: "Maka Allah
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui dan selain itu dia telah memberikan
kemenangan yang dekat." Maksud kemenangan yang dekat adalah terjadinya
peristiwa shulhul hudaibiyah (Perdamaian hudaibiyah) yang merupakan babak
awal pembebasan kota mekah sebagaimana tersebut di dalam firmannya; Qs. al-
fath : 1
‫ِإَّنا َفَتْح َنا َلَك َفْتًحاُم ِبيًنا‬

Artinya: "Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang


nyata."

Terbukti dengan kemenangan yang diberikan Allah tersebut, tercapailah


kemaslahatan agama dan kemaslahatan dunia, kemenagan kejayaan islam, dan
terkuburnya kekufuran, sebuah peristiwa itu, sebagian umat islam merasa bebas
mengunjungi sebagian yang lain dan mereka tidak lagi takut menyuarakan kalimat
islam dan kemenangannya, tanpa disertai rasa gentar sedikitpun. Pada akhirnya,
lambat laun orang-orang mulai berdatangan memeluk islam.
Namun, disisi lain sejak zaman Nabi Ibrahim, Baitul haram (mekah) tidak
pernah terhalang dari orang-orang yang ingin mengerjakan haji dan umrah. Hanya
saja, yang membuat terhalang adalah rasa permusuhan kaum Quraisy. Tentu saja,
kaondisi itu semakin membuat banyak orang tertarik untuk memeluk islam. Tidak
salah lagi, banyaknya orang-orang yang memeluk islam menyebabkan orang-
orang Quraisy semakin gigih menunjukkan permusuhannya terhadap kaum
muslimin. Di sisi lain, kaum muslimin semakin menampakkan sikap sabar, tabah
dan senantiasa teguh berpegang pada hukum Allah dan Rasul-nya. Tentu saja hal
ini juga menjadi aktor utama bagi kejayaan kaum muslimin.
Masih banyak hikmah lainnya dari pertolongan Allah tersebut yang hanya
diketahui oleh Allah sendiri dan tidak diketahui oleh para sahabat ketika itu. Oleh
karena itu, Allah menyebut peristiwa itu dengan istilah fathan (kemenanagan).
Suatun ketika, Nabi SAW pernah ditanya:"inikah kemenagan yang dijanjikan oleh
Allah?" beliau menjawab,"ya benar".

G. Pengertian Alam Semesta


Alam Semesta adalah ruang dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotik
maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan
maupun tidak. Sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta sudah terjadi dan
kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al-
qura'an.
H. Alam semesta menurut panadangan islam
Konsepsi tentang alam semesta
Konsepsi tentang alam mengandung arti kosmogoni (asal-usul alam hanya
semesta) dan ada kaitannya dengan masalah identifikasi. Tidak seperti konsepsi
indera, yang lazim di miliki manusia dan makhluk hdup lainnya identifikasi ini
hanya di miliki oleh manusia. Konsepsi ini bergantung pada pemikiran dan
pemahamannya. Dari persepsi indera tentang alam semesta banyak binatang lebih
maju ketimbang manusia, karena binatanfg memiliki indera tertentu yang tidak di
miliki manusia.

Konsepsi tauhid tentang alam semesta


konsepsi tauhid mengenai alam semesta memberiakn arti, semangat dan
tujuan kepada kehidupan. Konsepsi ini menempatkan manusia di jalan menuju
kesempurnaan yang selalu ditujunay tanpa pernah berhenti pada tahap apapun.
Konsepsi tauhid ini memiliki daya tarik khusus. Konsepsi ini memberikan
vitalitas dan kekuatan kepada manusia, menawarkan tujuan yang sucu lagi tinggi
dan melahirkan orang-orang yang perduli. Konsepsi ini merupakan satu-satunya
konsepsi tentang alam semesta yang membuat tanggung jawab manusia terhadap
sesamnya menjadi memiliki makna, juga merupakan satu-satunya konsepsi yang
menyelamatkan manusia dari terjungkal ke jurang kebodohan.
BAB III

PENUTUP

A, KESIMPULAN
Beriman kepada Qadr dan Qadar, menjadikan manusia lebih bisa untuk
menjadikan diri mereka optimistis kepada yang diberikan oleh Allah SWT. Semua
yang telah terjadi di alam semesta ini, kepada diri mereka akan mempertebal iman
kepada Allah. Takdir Muallaq (bisa dirubah dengan ikhtiyar) dan Takdir Mubram
(mutlak). Karakter manusia dengan memahami dan meyakini qada dan qadar
Allah, akan memunculkan perilaku yang baik dalam kesehariannya dan tentunya
akan mendapatkan hikmah dari apa yang didapatkannya. Implikasinya, dari
pemahaman yang komprehensif akan keyakinan yang benar terhadap Qada dan
Qadar terhadap pendidikan agama islam, adalah tertanamnya amal saleh
(perilaku-perilaku positif) pada peserta didik. Berdasarkan hasil tersebut, dalam
kesehariannya yang juga dapat disebut dengan al-akhlaq al-karimah atau akhlaq
mahmudah.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur'an al-karim
A.W Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-indonesia Terlengkap, Pustaka
Progresif, Surabaya, 1997, halaman 1096.
Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam, Pustaka Setia, bandung, 1998, halaman
136.
Sayid sabiq, Aqidah Islam (Ilmu Tauhid), Diponegoro, Bandung, 1089, halaman
150.
KH. Ahmad Mudjab Mahalli dan H. Ahmad Rodli Hasbullah, Hadist-hadist
Muttafaq Alaih bagian Munahakat dan Mu'amalat, Jakarta: Prenada
Media, 2004, halaman:573.
Al-Juziyyah Ibnu Qayyim, Qadha dan Qadar, Jakarta: Qitshi Press,2016, halaman
57.

Anda mungkin juga menyukai