Disusun Oleh:
Kelompok 5
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang
berjudul "Memahami Takdir Allah Pada Alam Semesta". Tugas ini diharapkan
dapat menambah wawasan kita semua khususnya dalam mempelajari tentang
"Memahami Takdir Allah Pada Alam Semest". Adapun tujuan dibuatnya makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Tauhid.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penetapan Takdir Sebelum Penciptaan Langit dan Bumi
B. Pengertian Iman Kepada Takdir
C. Tingkatan-Tingkatan Iman Kepada Takdir
D. Macam-macam Iman Kepada Takdir
E. Keberadaan Takdir
F. Prasangka Baik Hikmah di balik Takdirnya
G. Pengertian Alam Semesta
H. Alam Semesta Menurut Pandangan Islam
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Percaya kepada takdir termasuk salah satu rukun iman yang ke 6. Iman
kepada takdir merupakan sesuatu kekuatan yang dapat membangkitkan kegiatan
bekerja dan kegairahan berusaha, bahkan dapat merupakan dorongan yang positif
untuk memperoleh kehidupan yang layak dan pantas di dunia ini, sebagaimana
keimanan kepada takdir akan menghubungkan manusia dengan tuhannya, yang
akhirnya seorang hamba akan menjadi seorang yang tidak enggan diperintah,
tabah menghadapi kesukaran, berani membela yang hak, dan berhati baja untuk
merealisasikan hal-hal yang benar serta menetapi segala kewajiban yang dipikul
padanya.
Banyak orang mengsalah artikan tentang takdir, sebagian orang
menganggap bahwa dengan kita percaya pada takdir semua urusan kita serahkan
pada Allah SWT, sedangkan kita sebagai hambanya hanya tinggal bersandar pada
Allah SWT saja.
Kaitan takdir pada alam semesta sudah ada sejak sebelumnya alam
semesta ini terjadi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penetapan takdir sebelum penciptaan langit dan bumi?
2. Apa pengertian iman kepada Takdir?
3. Apa tingkatan-tingkatan iman kepada takdir?
4. Apa macam-macam iman kepada takdir?
5. Bagaimana keberadaan takdir?
6. Apa prasangka baik atas hikmah dibalik takdirnya?
7. Apa pengertian alam semesta?
8. Bagaimana alam semesta menurut pandangan islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penetapan takdir sebelum penciptaan langit dan bumi
2. Untuk mengetahui apa iman kepada takdir.
3. Ada empat macam prinsip beriman kepada takdir yang akan kami jelaskan
didalam penulisan ini.
4. Untuk mengetahui adanya beberapa macam takdir.
5. Mengetahui bagaimana keberadaan takdir pada alam semesta.
6. Untuk mengetahui bagaimana prasangka baiak atas hikmah dibalik
takdirnya Allah.
7. Untuk mengetahui pengertian alam semesta.
8. ada beberapa konsepsi alam semesta menurut pandangan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian Takdir
Secara etimologis pengertian takdir berasal dari bahasa arab, qadara-
yaqduru-qadran yang berartu kuasa mengerjakan sesuatu. Dan ketika membentuk
kata takdir mempumnyai makna yang ditakdirkan, ditentukan Allah. Katq terseut
juga mempunyai arti dugaan, perkiraan, hipotesis, berdasarka atau perkiraan.
Percaya kepada takdir atau qadha dan qadar merupsksn rukun iman yang
ke 6 atau terakhir. Beriman kepada takdir artinya seseorang mempercayai dan
meyakini bahwa Allah telah menjadikan segala makhluk dengan kodrat dan irodat
nya dan segala hikmah-nya.
Dalam pengertian sehari-hari, qadha dan qadar disebut juga takdir, yang
biasanya di artikan sebagai ketentuan tuhan. Dari segi bahasa qadha berarti
keputusan atau ketetapan. Sedangkan qadar berarti ketentuan atau ukuran. Secara
rinci pengertian qadha adalah ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan Allah
sejak zaman azali. Seperti: bulan mengitari matahari, api sifat nya membakar,
nasib baik dan buruk, kematian, jodoh, dan sebagainya. Sedangkan qadar adalah
sejak zaman azali.
Kepercayaan kepada qadha dan qadar Allah secara ringkasnya adalah
bahwa segala sesuatu yang terjadi dialam ini, termasuk juga yang terjadi pada diri
manusia, baik dan buruk, suka dan duka, dan segala gerak gerik hidup ini,
semuanya tidaklah terlepas dari takdir atau ketentuan ilahi.
Pendek kata takdir atau qadha dan qadar Allah yang menguasai alam ini
tidak terbantah adanya. Segi kehidupan di alam ini membuktikan nya sendiri,
karena orang Islam wajib mempercayainya. Allah berfirman dalam surah Al-
Hadid: ayat 22
َم آ َاَص اَب ِم ْن ُّمِص ْيَبٍة ِفى اَأْلْر ِض َو َالِفْي َاْنُفِس ُك ْم ِاَّال ِفْي ِكَتٍب َّم ْن َقْبِل َاْن َّنبَر َاَها ِاَّن َذ ِلَك َع َلى ِهللا َيِس ْيٌر
Artinya : Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu
sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (lauh mahfuzh) sebelum kami yang
mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah.
ُهللا َيْع َلُم َم اَتْح ِم ُل ُك ُّل ُاْنَثى َو َم ا َتِغ ْيُض اَأْلْر َح اُم َو َم ا َتْز َد اُد َو ُك ُّل َش ْي ٍء ِع ْنَد ُه ِبِم ْقَداٍر
Artinya: Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan
kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah, dan segala sesuatu
pada sisinya ada ukurannya.
َو ِإْن ِّم ْن َش ْي ٍء ِإَّال ِع ْنَدَنا َخ َزآِئُنُه َو َم ا ُنَنِّز ُلُه ِإَّال ِبَقَد ٍر َّم ْع ُلْو ٍم
Artinya: Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi kami lah khazanahnya dan
kami tidak menurunkan nya melainkan dengan ukuran yang tertentu.
Yang dapat diambil kesimpulan dari ayat-ayat yang tertera di atas itu
bahwa maksud dan makna qadar itu ialah sesuatu peraturan tertentu yang telah
dibuat oleh Allah untuk segala yang ada dalam alam semesta yang maujudin.
Beriman kepada takdir adalah sebagian dari kepercayaan atau akidah yang
ditanamkan benar-benar dalam hati setiap muslim. Dalam hal ini takdir itu tidak
ada pengertian paksaan. Hal tersebut dilandaskan oleh Imam Al-Khaththabi yang
menyatakan bahwa: "Banyak orang mengira bahwa arti qadha dan qadar adalah
pemaksaan yang dilaksanakan Allah kepada hamba-nya untuk mengikuti apa saja
yang telah digariskan menurut ketentuan dan keputusannya. Padahal tidaklah
demikian dan salah sekali apa yang mereka sangkakan itu, yang benar ialah bahwa
arti takdir itu adalah sebagai nama untuk sesuatu yang telah ditakdirkan oleh
pembuat Dzat yang maha menentukan.
1. Ilmu
Kita percaya bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Allah
mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi, termasuk juga proses
kejadiannya. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Hajj
ayat 70.
َأَلْم َتْع َلْم َأَّن َهللا َيْع َلُم َم ا ِفى الَّسَم اِء َو اَألْر ِض ِإَّن َذ ِلَك ِفى ِكَتٍب ِإَّن َذ ِلَك َع َلى ِهللا َيِس ْيٌر
2. Kitabah
Kita mempercayai bahwa Allah SWT telag menulis segala sesuaru di Lauh
Mahfudz, dan tulisan itu akan tetap ada sampai hari kiamat. Allah telah
menuliskan apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi.
Dalam firman Allah SWT Qs.Al-Hadid ayat 22
َم آ َاَص اَب ِم ْن ُّمِص ْيَبٍة ِفى اَأْلْر ِض َو َالِفْي َاْنُفِس ُك ْم ِاَّال ِفْي ِكَتٍب َّم ْن َقْبِل َاْن َّنبَر َاَها ِاَّن َذ ِلَك َع َلى ِهللا َيِس ْيٌر
Artinya : Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu
sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (lauh mahfuzh) sebelum kami yang
mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah.
3. Masyiah
Kita percaya bahwa Allah SWT telah menentukan segala sesuatu baik di
langit maupun di buni sesuai dengan kehendaknya, sesuatu akan terjadi bila Allah
menghendaki-nya, dan pasti tidak akan terjadi jika Allah tidak menghendaki. Hal
ini dengan firman Allah Qs.Al-Insan ayat 30
َو َم ا َتَشآُؤ َن ِإَّال َأن َيَش آَء ُهللا ِإَّن َهللا َك اَن َع ِلْيًم ا َحِكْيًم ا
Artinya: Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki
Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
4. Al-Khilq
Kita percaya bahwa Allah SWT telah menjadikan segala sesuatu, selain
Allah adalah makhluk, sedangkan Allah SWT adalah khaliq, Allah berfirmsn
dalam Qs. Al-Furqan ayat 2.
اَّلِذ ْي َلُه ُم ْلُك الَّسَمِو ِت َو اَأْلْر ِض َو َلْم َيَّتِخ ْذ َو َلًدا َو َلْم َيُك ْن َلُه َش ِر ْيٌك ِفى اْلُم ْلِك َو َخ َلَق ُك َّل َش ْي ٍء َفَقَّد َر ُه َتْقِد ْيًرا
Artinya: Yang kepunyaan-nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak
mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-nya dalam kekuasaan(nya), dan dia
telah menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan
serapi-rapinya.
1. Takdir umum
Takdir (yang bersifat) umum dan meliputi semua makhluk, yang tertulis
dalam al-lauhul mahfuzh, karena Allah telah menuliskan di dalamnya ketetapan
takdir segala sesuatu sampai terjadinya hari kiamat. Sebagaimana (yang
disebutkan) dalam hadis riwayat Abu Dawud dalam kitab "Sunan Abi Dawud"
dari 'Ubadah bin Shamit dia berkata, Aku mendengar rasulullah SAW bersabda,
"(Makhluk) yang Allah ciptakan pertama kali adalah al-qalam (pena), lalu Allah
berfirman kepadanya, "Tulislah!" Maka dia bertanya, Wahai rabb-ku, apa yang
akan aku tulis? Allah berfirman, "Tulislah ketetapan takdir segala sesuatu sampai
terjadinya hari kiamat". Takdir ini meliputi semua makhluk.
2. Takdir Khusus
Takdir khusus yang merinci takdir umum, takdir ini ada 3 macam:
a) Takdir (sepanjang) umur (ketetapan takdir sepanjang hidup setiap
makhluk), sebagaimana yang disebutkan dalam hadits (riwayat) Ibnu
Mas'ud tentang ketentuan takdir yang dituliskan bagi janin ketika dalam
kandungan ibunya, berupa ketetapan ajal, rezki, amal perbuatan, dan
kecelakaan atau kebahagiaannya.
b) Takdir tahunan, yaitu takdir yang ditetapkan (oleh Allah) pada malam
lailatul qadr (di bulan ramadhan) tentang kejadian-kejadian sepanjang
tahun, sebagaimana dalam firman-nya: Dalam Qs. ad-Dukhan : 3-4
ِإَّنا َأْنَز ْلَناُه ِفي َلْيَلٍة ُمَباَر َك ٍة ِإَّنا ُكَّنا ُم ْنِذ ِرْيَن ِفْيَها ُيْفَر ُق ُك ُّل َأْم ٍر َحِكْيٍم
E. Keberadaan Takdir
Bukti adanya takdir tuhan ini dapat dilihat pada diri manusia sendiri, sejak
lahir sampai mati. Kapan dan dimana kita manusia lahir, ia tidak dapat
memilihnya dan ketika lahir ke dunia, manusia tidak memilih bapak dan ibu, tidak
memilih bangsa dan tanah air. Bahkan juga tidak memilih jenis laki-laki atau
perempuan, dan tidak memilih bentuk dan rupa tubuhnya sendiri, cantik dan
buruk semua itu telah ditentukan (ditakdirkan) oleh Allah SWT dan manusia
tinggal menerimanya saja.
Tentang takdir manusia di dalam rahim Diriwayatkan dari Abdullah bin
Mas'ud R.A, dia telah berkata rasulullah SAW, beliau meruapakan orang yang
benar setia dipercaya bercerita kepada kami bahwa: "Mula-mula (sel laki-laki dan
perempuan) dipertemukan dalam perut ibunya selama empat pulh hari, selama
empat puluh hari berikutnya akan menjadi alaqah (adarh yang menggantung
didinding rahim), selama empat puluh hari lagi akan menjadi segumpal daging.
Kemudian Allah SWT mengutus malaikat untuk meniupkan roh di dalam rahim
tersebut serta memerintahkannya supaya menulis empat perkara yaitu; rizki, umur,
amal perbuatan, dan kesengsaraan maupun kebahagiaannya. Maha suci Allah
SWT yang maha tiada tuhan selain Dzat nya, sesungguhnya seseorang diantara
kamu ada yang berprilaku sebagaimana yang dilakukan oleh penghuni surga
sampai hidupnya hanya tinggal sehasta dari kematiannya tetapi disebabkan karna
ketentuan takdir, niscaya dia akan merubah perilakunya dengan perbuatan yang
dilakukan oleh penghuni neraka. begitu juga sesungguhnya seseorang diantara
kamun ada yang berprilaku sebagaimana yang dilakukan oleh penghuni neraka
sampai hidupnya tinggal sehasta dari kematiannya tetapi karena disebabkan
ketentuan takdir, niscaya dia akan merubah perilakunya dengan perbuatan yang
dilakukan oleh penghuni surga kemudian dia masuk ke surga. HR. bukhari dan
muslim.
Jadi kesimpulannya bahwa keberadaan takdir itu sudah ada ketika
seseorang belum dilahirkan dan semuanya itu adalah ketentuan dan takdir Allah
SWT dan kita sebagai manusia tidak boleh menolaknya dan harus (wajib)
mempercayai.
َلَق ْد َص َدَق ُهللا َر ُس وَلُه الُّر ْء َي ا ِب اْلَح ِّق َلَت ْدُخ ُلَّن اْلَم ْس ِج ِد اْلَح َر اَم ِإْن َش آَء ُهللا َأِمِنْيَن ُمَح ِّلِقْيَن ُر ُؤ َس ُك ْم ُم َقِّص ِر ْيَن
َالَتَخ اُفوَن فَعِلَم َم اَلْم َتْع َلُم ْو ا َفَجَعَل ِم ْن ُد ْو ِن َذ ِلَك َفْتًحا َقِرْيًبا
Di dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan hikmah dari apa yang
membuat jengkel pasukan kaum muslimin pada peristiwa perjanjian Hudaibiyah,
yaitu pada saat orang-orang musyrik menghalangi mereka. Akibatnya, mereka
terpaksa kembali pulang dan mengurungkan niatnya untuk mengerjakan umrah
dapat terlaksana pada tahun berikutnya. Karena itu, Allah berfirman: "Maka Allah
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui dan selain itu dia telah memberikan
kemenangan yang dekat." Maksud kemenangan yang dekat adalah terjadinya
peristiwa shulhul hudaibiyah (Perdamaian hudaibiyah) yang merupakan babak
awal pembebasan kota mekah sebagaimana tersebut di dalam firmannya; Qs. al-
fath : 1
ِإَّنا َفَتْح َنا َلَك َفْتًحاُم ِبيًنا
PENUTUP
A, KESIMPULAN
Beriman kepada Qadr dan Qadar, menjadikan manusia lebih bisa untuk
menjadikan diri mereka optimistis kepada yang diberikan oleh Allah SWT. Semua
yang telah terjadi di alam semesta ini, kepada diri mereka akan mempertebal iman
kepada Allah. Takdir Muallaq (bisa dirubah dengan ikhtiyar) dan Takdir Mubram
(mutlak). Karakter manusia dengan memahami dan meyakini qada dan qadar
Allah, akan memunculkan perilaku yang baik dalam kesehariannya dan tentunya
akan mendapatkan hikmah dari apa yang didapatkannya. Implikasinya, dari
pemahaman yang komprehensif akan keyakinan yang benar terhadap Qada dan
Qadar terhadap pendidikan agama islam, adalah tertanamnya amal saleh
(perilaku-perilaku positif) pada peserta didik. Berdasarkan hasil tersebut, dalam
kesehariannya yang juga dapat disebut dengan al-akhlaq al-karimah atau akhlaq
mahmudah.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an al-karim
A.W Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-indonesia Terlengkap, Pustaka
Progresif, Surabaya, 1997, halaman 1096.
Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam, Pustaka Setia, bandung, 1998, halaman
136.
Sayid sabiq, Aqidah Islam (Ilmu Tauhid), Diponegoro, Bandung, 1089, halaman
150.
KH. Ahmad Mudjab Mahalli dan H. Ahmad Rodli Hasbullah, Hadist-hadist
Muttafaq Alaih bagian Munahakat dan Mu'amalat, Jakarta: Prenada
Media, 2004, halaman:573.
Al-Juziyyah Ibnu Qayyim, Qadha dan Qadar, Jakarta: Qitshi Press,2016, halaman
57.