Anda di halaman 1dari 8

RUKUN IMAN “TAKDIR”

Makalah

Oleh:
Sri Ambarwati

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah


Sekolah Tinggi Agama Islam “Miftahul Ula”
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak orang mengsalah artikan tentang takdir, sebagian orang menganggap


bahwa dengan kita percaya pada takdir semua urusan kita kita serahkan pada Allah Swt,
sedangkan kita sebagai hambanya hanya tnggal bersandar pada Allah Swt saja. Takdir
merupakan rukun iman yang ke-6 dan kita umat Islam harus meyakininya tanpa ada
keraguan. Akan tetapi kebanyakan orang salah mengartikan Takdir. Mereka menganggap
apa yang terjadi dengan manusia itu sudah ditakdirkan dan manusia hanya bisa pasrah
tanpa adanya usaha. Ada yang mengartikan juga bahwa setiap manusia diberi kebebasan
untuk memilih jalan hidupnya karena setiap manusia akan bertanggungjawab atas apa
yang diperbuatnya. Dari kedua pernyataan tersebut ini merupakan kesalahan dalam
mengartikan Takdir. Yang jelas, Rasul dan para sahabatnya meyakini dengan sepenuhnya
akan ada Takdir yang meliputi semua makhluk bukan hanya manusia. Tetapi tidak
menghalangi mereka untuk terus berusaha semaksimal mungkin, kalaupun tidak sejalan
dengan harapan tidak melampiaskan semua kesalahan kepada Allah SWT.
Takdir berasal dari akar kata qadara yang berarti memberi kadar, mengukur atau
ukuran. Yang mana Allah telah menetapkan kadar, ukuran atau batas tertentu pada diri,
sifat dan kemampuan makhluk-Nya. Semua makhluk Allah swt telah ditetapkan
takdirnya dan Allah menunjukkan arah yang mereka tuju, seperti yang tercantum dalam
surat Al-A’la (87) : 1-3 yang artinya: “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi,
yang menciptakan (semua mahluk) dan menyempurnakannya, yang memberi takdir
kemudian mengarahkan(nya)"
Disini saya akan memaparkan makalah yang kami buat yang bertemakan takdir,
dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya para pembaca dan kami
berharap agar masyarakat awam yang belum terlalu mengerti tentang takdir bisa
memahami apa arti takdir yang sebenarnya agar tidak mengsalah artikan apa itu takdir
yang sebenarnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
dibahas adalah:
1. Apa pengertian takdir ?
2. Apa empat prinsip beriman pada takdir ?
3. Apa macam-macam takdir ?
4. Bagaimana keberadaan takdir ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Takdir
Secara etimologis pengetian takdir berasal dari bahasa arab, qadara, yaqduru-qadran
yang berarti kuasa mengerjakan sesuatu. Dan ketika membentuk kata takdir mempunyai
makna yang ditakdirkan, ditentukan Allah. Kata tersebut juga mempunyai arti dugaan,
perkiraan, hipotesis, berdasarkan atau perkiraan. Percaya kepada takdir atau qadha dan qadar
merupakan rukun iman yang ke- 6, atau terakhir. Beriman kepada takdir artinya seseorang
mempercayai dan menyakini bahwa Allah telah menjadikan segala makhluk dengan kodrat
dan irodat-Nya dan segala hikmah-Nya.
Dalam pengertian sehari-hari, qadha dan qadar disebut juga takdir, yang biasanya
diartikan sebagai ketentuan Tuhan. Dari segi bahasa, qadha berarti kepuusan, atau ketetapan.
Sedangkan qadar berarti ketentuan atau ukuran. Secara rinci pengertian qadha adalah
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan allah sejak zaman azali. Seperti: bulan mengitari
matahari, api sifatnya membakar, nasib baik dan buruk, kamatian, jodoh, dan sebagainya.
Sedangkan qadhar adalah sesuatu yang dapat diubah atau perwujudan dari ketentuan Allah
yang telah ada sejak zaman azali. Kepercayaan kepada qadha dan qadar allah secara
ringkasnya adalah bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini, termasuk juga yang terjadi
pada diri manusia, baik dan buruk, suka dan duka, dan segala gerak gerik hidup ini,
semuanya tidaklah terlepas dari takdir atau ketentuan Illahi.
Pendek kata takddir atau qadha dan qadar Allah yang menguasai ala mini tidak
terbantah adanya. Segi kehidupan di alam ini membuktikannya sendiri, karena itu orang
Islam wajib mempercayainya. Allah berfirman dalam surah Al-Hadiid: 22.
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan Telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”.
Beriman kepada takdir adalah sebagian dari kepercayaan atau akidah yang ditanamkan
benar-benar dalam hati setiap muslim. Dalam hal ini takdir itu tidak ada pengertian paksaan.
Hal tersebut dilandaskan oleh Imam Al-Khaththabi yang menyatakan bahwa : “ Banyak
orang mengira bahwa arti qadha dan qadar adalah pemaksaan yang dilaksanakan Allah
kepada hamban-Nya untuk mengikuti apa saja yang telah digariskan menurut ketentuan dan
keputusan-Nya. Padahal tidaklah demikian dan salah sekali apa yang mereka sangkakan itu.
yang benar ialah bahwa arti takdir itu adalah sebagai nama untuk sesuatu yang telah
ditakdirkan oleh pembuat Dzat yang maha menentukan.

2
B. Empat Prinsip Beriman pada Takdir
a. Ilmu
Kita percaya bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Allah mengetahui
apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi, termasuk juga proses kejadiannya.
Hal tersebut sesuai dengan firman Allah Swt sebagai berikut: .QS Al-Hajj (22):70.
“ Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa
saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat
dalam sebuah Kitab (Lauh mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat
mudah bagi Allah”
b. Kitabah
Kita mempercayai bahwa Allah Swt telah menulis segala sesuatu di Lauh
Mahfudz., dan tulisan itu akan tetap ada sampai hari kiamat. Allah telah menuliskan
apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi dalam firman Allah QS Al-Hadiid
(57):22.
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada dirimu
sendiri melainkan Telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”
c. Masyiah

Kita percaya bahwa Allah Swt telah menentukan segala sesuatu baik di langit
maupun di bumi sesuai dengan kehendaknya, sesuatu akan terjadi bila Allah
menghendaki-Nya, dan pasti tidak akan terjadi jika Alllah tidak menghendaki. Hal ini
dengan firman Allah QS Al-Insan (76):30
”Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
d. Al-Khilq
Kita percaya bahwa Allah Swt telah menjadikan segala seauatu, selain Allah
adalah makhluk, sedangkan Allah Swt adalah khaliq, Allah Swt Berfirman dalam QS
Al-Furqan (25):2
“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak,
dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan dia Telah menciptakan segala
sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”.
Keempat prinsip di atas meliputi perkataan, perbuatan, dan apa-apa yang tidak
dilakukan hamba-Nya telah diketahui Allah , telah ditulis disisi-Nya, telah dikehendaki-
Nya serta diciptakan-Nya.
C. Macam-Macam Takdir
Menurut para ulama, takdir itu ada dua macam:

3
a. Takdir Mu’allaq yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia.
Contoh: Seorang siswa yang ingin menjadi insinyur pertanian. untuk mencapai cita-cita
nya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang dia cita-citakan menjadi kenyataan.
Dalam hal ini Allah berfirman QS Ar-Ra’d ayat 11.
“ Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan
dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaaan yang ada pada diri
mereka sendiri.Dan Allah menghendaki adanya keburukan terhadap sesuatu kaum, maka
tak ada yang menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”
b. Takdir Mubram, yaitu takdir yang terjadi pada diri mamnusi itu sendiri dan tidak dapat
diusahakan atau tidak dapat ditawar lagi oleh manusia.
Contohnya: Orang dilahirkan dengan mata sipit. Kematian, jodoh dan jenis kelamin
ketika kita lahir baik laki-laki atau perempuan kita tidak dapat memilihnya.

D. Keberadaan Takdir
Bukti adanya takdir Tuhan ini dapat dilihat pada diri manusia sendiri, sejak lahir sampai
mati. Kapan dan dimana kita manusia lahir, ia tidak dapat memilihnya . dan ketika lahir ke
dunia, manusia tidak memilih bapak atau ibu, tidak memilih bangsa dan tanah air. Bahkan
juga tidak memilih jenis laki-laki atau perempuan, dan tidak memilih bentuk dan rupa
tubuhnya sendiri, canttik dan buruk semua ieu telah ditentukan ( ditakdirkan) oleh Allah Swt
dan manusia tinggal menerimanya saja.
Tentang Takdir manusia di dalam Rahim Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud R.A ,
dia telah berkata Rasulullah SAW, belaiu merupakan orang yang benar serta dipercaya
brcerita kepada kmi bahwa: “Mula-mula ( sel laki-laki dan perempuan) dipertemukan dalam
perut ibnunya selama empat puluh hari, selam empat puluh hari berikutnya akan menjadi
“alaqah ( darah yang menggantung di dinding rahim), selama empat puluh hari, lagi akan
menjadi segumpal daging. Kemudian Allah SWT mengtus malaikat untuk meniupkan roh di
dalam rahim tersebut serta memerintahkannya supaya menulis empat perkara; yaitu; rizki,
umur, amal perbuatan, dan kesengsaraan maupun kebahagiaannya. Maha Suci Allah SWT
yang mana tiada tuhan selain Dzat-Nya, sesungguhnya, seseorang diantara kamu ada yang
berperilaku sebagaimana yang dilakukan oleh penghuni surga sampai hidupnya hanya tinggal
sehasta dari kematiannya tetapi disebabkan karna ketentuan takdir, niscaya dia akan merubah
perilakunya dengan perbuatan yang dilakukan oleh penghuni neraka.(begitu juga),

4
sesungguhnya, seseorang diantara kamu ada yang berperilaku sebagaimana yang dilakukan
oleh penghuni neraka sampai hidupnya tinggal sehasta dari kematiannnya tetapi karna
disebabkan karena ketentuan takdir, niscaya dia akan merubah perilakunya dengan perbuatan
yang dilakukan oleh penghuni surga kemudian dia masuk surga.
Hadis diatas menjelaskan bahwa kejadian manusia itu melalui proses panjang. Empat
puluh hari pertama merupakan pertemuan sel laki-laki dengan perempuan, empat puluh hari
kedua berupa darah dan kemudian empat puluh hari kemudian tada-tanda kehidupan telah
nampak. Pada saat janin mulai bergerak hidup, kemudian nasibnya ditentukan Allah SWT.
Nasib tersebur meliputi rizki, umur, amal. Dan nasib baik maupun buruk.dan ketika empat
puluh hari berkutnya Allah membuat untuk menciptakannya menjadi manusia, dan ketika itu
janin akan diciptakan menjadi ;laki-laki atau perempuan ?, celaka atau bahagia,? Bagaimana
rizkinya?, serta bagaimana pula umurnya?. Segala-galanya dicatat tatkala ia masih di dalam
perut ibunya
Jadi kesimpulannya bahwa keberadaan takdir itu sudah ada ketika seseorang belum
dilahirkan dan semuanya itu adalah ketentuan dan takdir Allah Swt dan kita sebagai manusia
tidak boleh menolaknya dan harus ( wajib) mempercayainya.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebanyakan orang salah mengartikan Takdir, menganggap apa yang terjadi dengan
manusia itu sudah ditakdirkan dan manusia hanya bisa pasrah tanpa adanya usaha. Tetapi
tidak menghalangi mereka untuk terus berusaha semaksimal mungkin, kalaupun tidak
sejalan dengan harapan tidak melampiaskan semua kesalahan kepada Allah SWT. Qadha
dan qadar adalah ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan allah sejak zaman azali,
seperti bulan mengitari matahari, api sifatnya membakar, nasib baik dan buruk, kamatian,
jodoh, dan sebagainya. Segi kehidupan di alam ini membuktikannya sendiri, karena itu
orang Islam wajib mempercayainya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Himawan Fahmi Labieb, “Konsep Qadha dan Qadar ( Studi Kritis Penafsiran Muhammad
Sahrur)”, Skripsi, (Jogjakarta : IAIN Sunan Kalijaga, 2002).
Yuliyanti Fatkhiyatun Nafiah, “Pengaruh Pemahaman Konsep Takdir terhadap Keaktifan
Belajar Siswa kelas 1x SMP Negeri 2 Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun
2011”,Skripsi, (Salatiga: STAIN, 2011)
M.Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, (Bandung : Mizan,1996), hlm. 62. 19
Harun yahya, Ketiadaan Waktu dan Realitas Taqdir, (Jakarta: Robbani Press, 2003 )

Anda mungkin juga menyukai