Anda di halaman 1dari 17

BAB 2

Meyakini Qada’ dan Qadar


Melahirkan Semangat
Bekerja
08 Fadillah Derra Azhari

Anggota
Kelompok 2 13 Kalila Aretha Putri

XII MIPA 3
22 Naila Saidah

32 Shady Haura Fathin


Makna Iman
kepada Qada’
dan Qadar
Pandangan yang membedakan antara Qada dan Qadar, Pengertian tersebut diilhami oleh beberapa ayat al-
mendefinisikan : Quran, seperti:

Qada : Segala sesuatu yang Allah SWT wujudkan sesuai


dengan ilmu dan kehendaknya
Qadar : Ilmu Allah SWT tentang apa yang terjadi pada
makhluk di masa mendatang

Namun, sebagian ulama lain justru menerapkan definisi Artinya : ”Allah SWT mengetahui apa yang dikandung
tersebut secara terbalik. oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang
kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala
Pendapat yang menyamakan memberikan definisi “bahwa sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya”
aturan baku yang diberlakukan oleh Allah SWT terhadap (QS. ar-Ra’d/13:8)
alam ini, undang-undang yang bersifat umum, dan hukum-
hukum yang mengikat sebab dan akibat” Dari ayat tersebut dapat disimpulan bahwa pengertian

- Qada
Bahasa: menentukan atau memutuskan
Istilah: segala ketentuan Allah sejak zaman azali

Pengertian - Qadar
Bahasa: memberi kadar, aturan, atau ketentuan
Qada dan Qadar Istilah: ketetapan Allah terhadap seluruh makhluk-Nya
tentang segala sesuatu
Iman kepada Qada dan Qadar artinya percaya dan yakin Iman kepada Qada dan Qadar meliputi 4 prinsip:
dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan 1) Iman kepada ilmu Allah yang Qadim (tidak berpermulaan),
segala sesuatu bagi makhluk-Nya. Menurut Yasin, iman dan Dia mengetahui perbuatan manusia sebelum mereka
kepada Qada dan Qadar adalah “mengimani adanya melakukannya
kehendak Allah SWT yang berlaku serta kekuasaan-Nya 2) Iman kepada adanya kehendak Allah yang berlaku dan
yang menyeluruh” kekuasaan-Nya yang bersifat menyeluruh
3) Iman bahwa semua Qadar Allah telah tertulis di Lauh
Setiap muslim wajib mengimani Qada dan Qadar yang baik Mahfuzh
ataupun buruk. Firman Allah “Apakah kamu tidak mengetahui 4) Iman bahawa Allah adalah Zat yang mewujudkan makhluk
bahwa sesungguhnya Allah SWT mengetahui apa saja yang dan Allah adalah Sang Pencipta dan yang lain adalah
ada di langit dan di bumi? Bahwasanya yang demikian itu makhluk
terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya
yang demikian itu mudah bagi Allah SWT”(QS. al-Hajj/22:70) Qada dan Qadar biasa disebut dengan satu kata, “takdir”. Bagi
manusia dan makhluk lain, ada pandangan takdir baik dan
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak buruk, tetapi dalam pandangan Allah Swt., semua takdir itu baik,
pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab karena keburukan tidak dinisbatkan kepada Allah Swt.
(Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah “Sesungguhnya Allah Swt. tidak berbuat zalim kepada manusia
Swt”. (QS. al-Hadid/57: 22). sedikit pun, akan tetapi manusia Itulah yang berbuat zalim
kepada dirinya sendiri” (QS.Yunus/10:44).
Dalil-Dalil tentang Qada’ dan Qadar
Dalil Al-Quran
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut
ukuran (takdir)” (QS. al-Qamar/54:49)

”Tidak ada suatu bencana apapun yang menimpa di bumi dan


(tidak pula) pada diri kalian melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian
itu mudah bagi Allah” (QS. al-Hadid/57:22)

“Dan tiap-tiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana


tetapnya kalung) pada lehernya” (QS. al-Isra/17:13)

“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin
Allah” (QS. at-Tagabun/64:11)
Dalil-Dalil tentang Qada’ dan Qadar
Dalil as-Sunnah (Hadis Rasulullah) ”Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut
ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari
“Sesungguhnya penciptaan salah seorang dari kalian dikumpulkan dalam perut
menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging,
ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nuthfah (sperma), kemudian
kemudian Allah Swt. mengutus malaikat untuk meniupkan
berubah menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama empat puluh hari,
ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu
kemudian berubah menjadi mudghah (sepotong daging) selama empat puluh
tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan
hari, kemudian malaikat dikirim kepadanya kemudian malaikat meniupkan ruh
hidupnya) sengsara atau bahagia.” (HR.al-Bukhari dan
padanya, dan malaikat tersebut diperintahkan empat hal yaitu menuliskan
Muslim)
rizkinya, menuliskan ajalnya, menuliskan amal perbuatannya, dan menuliskan
apakah ia celaka, atau bahagia. Demi Dzat yang tidak ada Tuhan yang berhak
disembah kecuali Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian pasti
mengerjakan amal perbuatan penghuni surga, hingga ketika jaraknya dengan
surga cuma satu lengan, tiba-tiba ketetapan berlaku padanya kemudian
ia mengerjakan amal perbuatan penghuni neraka, dan ia pun masuk
neraka. Sesungguhnya salah seorang dari kalian pasti mengerjakan amal
perbuatan penghuni neraka, hingga ketika jaraknya dengan neraka
cuma satu lengan, tiba-tiba ketetapan berlaku padanya kemudian ia
mengerjakan amal perbuatan penghuni surga, dan ia masuk surga.”
(HR. Muslim)
Kewajiban Beriman
kepada Qada’ dan Qadar
“Hendaklah engkau beriman kepada Allah Swt. malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab Nya, rasul-rasul Nya, hari akhir,
dan beriman pula kepada Qadar (takdir) yang baik ataupun yang buruk” (HR. Muslim)

Qada dan Qadar merupakan bagian dari rukun iman. Dengan demikian, kita harus yakin dengan sepenuh hati
bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik yang menyenangkan maupun yang tidak adalah atas kehendak
atau takdir Allah Swt.

Di dalam sebuah hadis qudsi Allah Swt. berfirman yang artinya:


”Siapa yang tidak rida dengan Qada-Ku dan Qadar-Ku dan tidak sabar terhadap bencana-Ku yang aku timpakan
atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan selain Aku” (H.R. at-Tabrani)

Takdir Allah Swt. merupakan iradah (kehendak) Allah Swt. Oleh sebab itu, takdir tidak selalu sesuai dengan keinginan
kita. Kita harus yakin bahwa dibalik kejadian itu selalu ada hikmah yang terkadang kita belum mengetahuinya. Allah
Swt. Maha Mengetahui atas apa yang diperbuat-Nya.
Macam-Macam
Takdir

Takdir Mua’llaq Takdir Mubram


Takdir Mua’llaq adalah takdir yang erat Takdir Mubram adalah takdir yang terjadi
kaitannya dengan ikhtiar manusia. pada diri manusia dan tidak dapat
diusahakan atau tidak dapat ditawar-
Contohnya seseorang yang bercita-cita tawar oleh manusia.
ingin menjadi dokter, ia belajar dengan giat
dan tekun untuk menjadi dokter. Akhirnya Contohnya jika seseorang lahir dengan
apa yang ia cita-citakan terwujud. mata sipit atau dilahirkan dengan kulit
hitam sedangkan orangtuanya berkulit
putih.
Kaitan Antara Beriman
kepada Qada' dan Qadar
Allah Swt. dengan
Sikap Optimis, Berikhtiar,
dan Bertawakal
1. Sikap Optimis
akan Takdir Terbaik
Allah Swt.
Manusia makhluk yang paling sempurna. Oleh karena
itu, ia diberi kemampuan memilih bahkan pilihannya
cukup banyak. Manusia dapat memilih ketentuan
(takdir) Allah Swt. yang ditetapkan keberhasilan atau
kemalangan, kebahagiaan atau kesengsaraan, menjadi
orang yang baik atau tidak. (QS. al-Kahfi/18:29).

Namun, harus diingat bahwa setiap pilihan yang


diambil manusia, akan diminta pertanggungjawabannya,
karena dilakukan atas kesadaran sendiri. Akhlak yang
diajarkan Islam adalah setiap keburukan yang
menimpa merupakan kesalahan kita sebagai manusia,
sementara segala kebaikan dan keberhasilan
merupakan anugerah Allah Swt.
2. Ikhtiar
Ikhtiar adalah berusaha dengan sungguh-sungguh dan sepenuh
hati dalam menggapai cita-cita dan tujuan. Allah Swt. menentukan takdir, kita
sebagai manusia berkewajiban melakukan ikhtiar.

Firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Anbiyaa’/21:90 yang artinya:


”Sungguh mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan baik”.

Kemudian, dalam QS. al-Mukminuun/23:60, Allah Swt. Berfirman:


”Mereka itu bersegera untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya”.

Dari beberapa ayat di atas, Allah Swt. mendorong manusia untuk berusaha, berlomba, dan berkompetisi menjadi orang yang tercepat.
Siapa pun yang berusaha dengan sungguh-sungguh, berarti dia sedang menuju keberhasilan.

Pepatah Arab mengatakan “Man jadda wajada”. Artinya: “Siapa pun orangnya yang bersungguh-sungguh akan memperoleh
keberhasilan”.

Rasulullah saw. bersabda: ”Bersegeralah melakukan aktivitas kebajikan sebelum dihadapkan pada tujuh penghalang. Akankah kalian
menunggu kekafiran yang menyisihkan, kekayaan yang melupakan, penyakit yang menggerogoti, penuaan yang melemahkan,
kematian yang pasti, ataukah Dajjal, kejahatan terburuk yang pasti datang, atau bahkan kiamat yang sangat amat dahsyat?”
(HR. at-Tirmidzi).
Jika sudah diikhtiarkan namun kegagalan yang diperoleh, maka dalam
hubungan inilah letak “rahasia Ilahi.” Meskipun begitu, Allah Swt. tidak
menyia-nyiakan semua amal yang sudah dilakukan, walaupun gagal.

Firman Allah Swt.: “ Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang
You can simply
telah diusahakannya, impress your audience
dan sesungguhnya and additu
usahanya a unique
kelakzing
akan
and appeal to your Presentations.
diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya
dengan balasan yang paling sempurna”.
(Q.S. an-Najm/53:39-41).

Berdasarkan penjelasan di atas, jelaslah mengapa Allah Swt.


mewajibkan manusia berikhtiar. Walaupun sudah ditentukan Qada dan
qadarnya, di pundak manusialah kunci keberhasilan dan
keberuntungan hidupnya. Di samping itu, begitu banyak anugerah
yang telah Allah Swt. berikan kepada manusia berupa naluri, panca
indera, akal, kalbu,
Add dan aturanTitle
Contents agama, sehingga lengkaplah sudah
bekal yang dimiliki manusia menuju kebahagiaan hidup yang
diinginkan.
3. Doa 4. Tawakal
Doa adalah ikhtiar batin yang besar pengaruhnya bagi Tawakal adalah menyerahkan segala urusan dan hasil
manusia yang meyakininya. Hal ini karena doa merupakan ikhtiarnya hanya kepada Allah Swt.
bagian dari motivasi intrinsik.
Dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu
Bagi yang meyakini, doa akan memberikan energi dalam Hibban dan Imam Al-Hakim dari Ja’far bin Amr bin
menjalani ikhtiarnya, karena Allah Swt. telah berjanji untuk Umayah dari ayahnya Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :
mengabulkan permohonan orang yang bersungguh- “Seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sungguh memohon. sallam, ‘Aku lepaskan untaku dan (lalu) aku bertawakal?’ Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ikatlah kemudian
Firman Allah Swt.: bertawakallah.”
“Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa,
apabila ia berdoa kepada-Ku, ...” Jadi, sikap tawakal baru boleh dilakukan setelah usaha yang
(QS. al-Baqarah/2:186) sungguh-sungguh sudah dijalankan. Tawakal terkait erat
dengan ikhtiar. Tidak ada tawakal tanpa ikhtiar.

”Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad maka


bertawakallah kepada Allah Swt.. Sesungguhnya Allah Swt.
menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”
(QS.Ali-Imran/3:159)
Hikmah Beriman kepada
Qada’ dan Qadar
Semakin meyakini bahwa segala Meningkatkan optimisme dalam menatap
sesuatu yang terjadi di alam ini tidak masa depan dengan ikhtiar sungguh- 04
lepas dari sunnatullah. sungguh.

Semakin termotivasi untuk senantiasa Meningkatkan kekebalan jiwa dalam


berikhtiar atau berusaha lebih giat lagi menghadapi segala rintangan sehingga 05
dalam mengejar cita-citanya. tidak berputus asa ketika gagal.

Meningkatkan keyakinan akan Menyadarkan manusia bahwa kehidupan ini


pentingnya peran doa bagi keberhasilan dibatasi oleh peraturan-peraturan Allah Swt. 06
sebuah usaha. untuk kebaikan manusia itu sendiri.
Bersikap optimis, Ikhtiar dan Tawakal
sebagai implementasi beriman kepada
Qada’ dan Qadar Allah Swt.
Perilaku yang Mencerminkan
Kesadaran Beriman kepada Qada’
dan Qadar

1. Selalu menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa


Orang yang beriman kepada Qada' dan Qadar, apabila memperoleh keberhasilan akan menganggap keberhasilan itu
karena rahmat Allah Swt. Apabila ia mengalami kegagalan, ia tidak mudah berkeluh kesah dan berputus asa, karena ia
menyadari bahwa kegagalan itu adalah ketentuan Allah Swt. dan di balik kegagalan ada hikmah.

2. Banyak bersyukur dan bersabar


Orang yang beriman kepada Qada' dan Qadar, apabila mendapat keberuntungan, ia akan bersyukur, karena itu merupakan
nikmat Allah Swt. yang harus disyukuri. Apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian.

3. Bersikap optimis dan giat bekerja


Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Keberuntungan tidak datang begitu saja, tetapi harus
diusahakan. Orang yang beriman kepada Qada' dan Qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan
dan keberhasilan itu.

4. Selalu tenang jiwanya


Orang yang beriman kepada Qada' dan Qadar senantiasa tenang hidupnya, sebab selalu senang atas apa yang ditentukan
Allah Swt. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai