Anda di halaman 1dari 20

‫ُالب ُن وو ُة‬

‫ُاال ُب وو ُة‬
‫ُاال ُخ وو ُة‬ ‫والُس َلاب ُط َاال ْرض ويةُ‬ ‫الو َال ُء َع َلى َا َساس ْال َعق ْيدةَ‬
‫َ‬
‫والز ْلج وي ُةُُ‬
‫َالق َُس َاب ُة‬
‫َالق ْوم وي ُةُُ‬
‫الَ ْص َل َح ُة‬
‫َ‬

‫ْ‬
‫ِاال لت َز ُام َع َلى َط َاعة للا َل والُس ُس ْو‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫وَ ُ ُ ََ ْ‬
‫التعالن على العَِ‬
‫ْ‬
‫بال َحق‬
‫الص ْبُسُ‬ ‫ب و‬ ‫اص ُح َلال وت َواصي‬
‫والت َن ُ‬
‫ْ‬
‫بال ََ ُْس َح ََة‬
• Ikatan Islam akan lepas satu per satu,
sebagaimana sabda Nabi SAW:

• Oleh karena itu kita harus selalu waspada,


jangan sampai itu lepas dari diri kita
• Loyalitas atau kesetiaan kita harus kita berikan
secara tepat
• Allah SWT membatasi kesetiaan itu hanya pada 3
pihak (5: 55-56):
– Allah sebagai sumber kesetiaan
– Rasul sebagai contoh tatacara memberikan kesetiaan
– Mu’min yang memenuhi syarat sebagai praktek
kesetiaan. Ada 3 syarat mu’min yang pantas diberikan
kesetiaan:
• Mendirikan shalat
• Menunaikan zakat
• Tunduk kepada hukum Allah
Ikatan-ikatan Lain
• Ikatan-ikatan lain atau ikatan-ikatan bumi ( ‫َا َّلر َوا ِب ُط‬
َ tidak dibenarkan kita berikan kesetiaan kita,
ُ‫)األ ْرض َّية‬
ِ
kecuali itu semua sesuai dengan asas aqidah
• Kisah Nabi Nuh as dan anaknya Kan’an
memberikan gambaran yang jelas tentang ikatan
yang diakui oleh Allah (11: 45-46)
– 11:45 ‫ب ِإ َّن ا ْبنِي ِم ْن أَ ْه ِلي‬
ِ ِّ ‫( َر‬Robbi, sesungguhnya anakk
adalah keluargaku)
– 11:46 ٍ ‫َا ِل‬
َ ‫غي ُْر‬ َ ُ‫ْس ِم ْن أَ ْه ِل َك ِإنَّه‬
َ ‫ع َم ٌل‬ َ ‫( يَا نُو ُح ِإنَّهُ لَي‬Wahai Nuh,
sesungguhnya dia bukan keluargamu karena amalnya
tidak shalih)
ُ‫( َا ْل ُب ُن َّوة‬Ikatan Anak)

• Anak adalah karunia Allah (‫ب‬ ُ ‫)ا َ ْل َم ْو ُه ْو‬


• Kadang anak menjadi “qurratu a’yun” (25:74),
kadang juga bisa menjadi “’aduwwun” (64:14)
• Jika kita bisa menjadikan anak sebagai jundi
da’wah dan pelanjut da’wah, berarti dia adalah
qurratu a’yun dan sepatutnya kita bersyukur
• Jika ternyata (na’udzu billah) menghalangi
da’wah atau memperlemahnya, maka berarti sudah
menjadi musuh kita. Apalagi sebelum punya anak
kita adalah da’iyah yang giat
Imam Syahid dan Anaknya yang Sakit

• Saat beliau hendak berangkat untuk berda’wah,


anak beliau sakit keras
• Ini membuat istrinya gamang. Ia bertanya kepada
suaminya,"Bagaimana jika ia meninggal?".
• Imam Syahid hanya menarik napas panjang, ia
kemudian berujar "Kakeknya lebih tau bagaimana
mengurusnya.“
• Bacalah buku tentang keluarga Imam Syahid:
Cinta di Rumah Hasan al-Banna
ُ‫( َا ُأل ُب َّوة‬Ikatan Bapak)

• Orang tua memiliki posisi yang sangat


mulia dalam Islam
• Meski demikian, ada batasan kesetiaan kita
kepada kedua orang kita
• QS 31:15 apabila keduanya memaksa untuk
syirik maka tidak boleh mentaatinya, akan
tetapi hubungan duniawi kita harus tetap
baik
Nabi Ibrahim as dan Bapaknya
• Nabi Ibrahim as meskipun sendirian disebut
UMAT (16:120), karena beliau adalah
– Imam
– Qudwah
– Da’i
• QS 19:42-48
– Sikap Ibrahim as yang tetap sopan kepada bapaknya
yang kafir; beliau as memanggil bapaknya dengan
sebutan “abati” bukan “abi” karena “abati” lebih halus
– Tapi beliau as tetap punya izzah, sehingga beliau as
memerintahkan kepada bapaknya untuk mengikutinya
(fattabi’nii)
Abu Ubaidah bin Jarrah dan
Bapaknya
• Saat Perang Badar, Abu Ubaidah bin Jarrah bertarung
dengan bapaknya
• Sang bapak begitu bersemangatnya untuk membunuh
anaknya, tapi sang anak terus mengelak karena tidak
berniat membunuh bapaknya
• Situasi perang adalah situasi yang sangat jelas siapa musuh
dan siapa kawan
• Sikap Abu Ubaidah seperti itu mencerminkan dia masih
ada rasa kasih sayang terhadap musuh Allah, sehingga
ditegur dengan QS 58:22, meski akhirnya dia membunuh
bapaknya sendiri
ُ‫( َاإل ْخ َوة‬Ikatan Saudara Kandung)
ِ
• Saudara kandung adalah saudara yang
paling dekat
• Islam memandang bahwa persaudaraan
seperti saudara kandung itu yang sejati
adalah karena sama-sama seakidah
• QS 49:10 ‫ِا ون ََا ْال َُ ْؤم ُن َون ِا ْخ َو ٌة َف َا ْصل ُحوا َب ْي َن َا َخ َو ْي ُك ْم َل وات ُقوا و َاَّل َل َع ول ُك ْم ُت ُْس َح َُ َون‬
ُ‫( َا َّلز ْوج َّية‬Ikatan Perkawinan)
ِ
• Allah SWT menjadikan pernikahan itu sebagai salah satu
tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah (30:21)
• Rumah tangga seharusnya dibangun dalam rangka
membangun masyarakat yang Islami sehingga mendukung
terbentuknya daulah islamiyah
• Apabila yang terjadi sebaliknya, istri/suami ternyata
menjadi penghalang atau pelemah da’wah, maka itu sudah
menjadi ‘aduwwun (64:14)
• Nabi Nuh as dan Nabi Luth as berlepas diri terhadap
istrinya yang kafir
• Siti Asiyah berlepas diri dari suaminya (Fir’aun)
ُ‫( َا ْل َق َر َابة‬Ikatan Kekerabatan)

• Kerabat Rasulullah SAW terbagi menjadi dua: yang


membela dan yang menentang da’wah
• Ketika kerabat (pamanya) yang membelanya sudah tiada,
maka beliau SAW mendapatkan penentangan yang lebih
hebat
• Saat ini betapa banyak kerabat (keluarga besar) yang tidak
memahami Islam secara syamil, maka kita harus
bersemangat untuk mendakwahi mereka
• Betapa banyak terjadi penyimpangan karena rongrongan
kerabat, sehingga muncul istilah KKN
ُ‫( َا ْل َق ْوم َّية‬Ikatan Kebangsaan)
ِ
• Ikatan kebangsaan kejayaan (‫ )قومية المجد‬dan umat
(‫ )قومية األمة‬sangat didukung oleh Islam
• Kebangsaan yang dilarang oleh Islam adalah
kebangsaan jahiliyah (‫)القومية الجاهلية‬
– menghidupkan tradisi Jahiliyah yang sudah lapuk;
– kembali ke masa lalu yang sebenarnya telah digantikan
oleh peradaban baru yang lebih mendatangkan
maslahat; atau
– melepaskan Islam dari ikatan-ikatan kesukuan secara
ekstrim
ُ‫( َا ْل َم ْص َل َحة‬Ikatan Kepentingan)
• Jika kepentingan yang dibela adalah kepentingan
umat atau kepentingan umum, maka itu sesuai
dengan Islam
• Tetapi jika kepentingan itu berkaitan dengan
pribadi, maka itu tertolak
• Saat ini kepentingan (pribadi) itu sudah menjadi
ideologi (fikrah)
• Kelak mereka yang mendasarkan pada ikatan
kepentingan seperti ini akan saling bermusuhan di
akhirat (7:38-39, 43:67)
• Ketaatan kepada Allah dan Rasul adalah ketaatan yang
mutlak, sedangkan ketaatan kepada pimpinan (ulil amri)
adalah ketaatan yang bersyarat, yaitu pemimpin itu harus
mentaati Allah dan RasulNya
‫م‬ َ ‫َيا َا ُّي َها والذ َين ا َم ُنوا َاط ُيعوا و‬
• QS 4:59 ‫اَّل َل َاط ُيعوا والُس ُسو َ َل ُاللي اال ْمُس م ْن ُك ْم‬
– Ketika memerintahkan taat kepada Allah dan Rasul, keduanya
disertai kata “athii’u”, sementara ketika memerintahkan taat
kepada ulil amri tidak menggunakan kata itu
– Kalimat selanjutnya juga jelas, “Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Bukti Iltizam
• Menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah
sebagai marja’ (referensi) setiap
permasalahan
• Ketika berhukum dengan hukum Allah
disertai oleh keridhoan, tidak terpaksa
(4:65)
• Amal Islam wajib dikerjakan bersama (amal jama’i).
Kenapa?
– Karena Islam sempurna sedangkan manusia lemah
– Sesuatu yang sempurna tidak mungkin tercapai bila dikerjakan
oleh yang lemah, kecuali dikerjakan dengan bersama-sama
َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ ُ َ َ َ َ َ ْ َّ َ ِّ ْ َ َ ُ َ َ َ َ
• QS 5:2 ‫وتعاونوا على ال ِب ِر والتقوى وأل تعاونوا على اإلث ِم والعدو ِان‬
– Asas kerjasamanya adalah kebaikan dan ketakwaan
• Secara teknis harus jelas:
– Mana yang harus dimusyawarahkan
– Mana yang harus langsung dikerjakan
– Mana yang perlu ditanyakan dulu
• Tawashau bil haq dimaksudkan agar seseorang itu disadarkan
dari penyimpangan yang dilakukannya sehingga dia tetap
komitmen terhadap kebenaran, sedangkan
• Tawashau bish shabr ditujukan agar seseorang mempunyai
daya tahan terhadap beban resiko dan tanggung jawab dan
• Tawashau bil marhamah diberikan agar ada sentuhan bagi
yang terkena musibah.
• Ketiga jenis tawashau ini hendaknya diramu secara baik dalam
mengilaj kondisi-kondisi bermasalah yang dihadapi seseorang.
Dan kemungkinan itu bisa saja terjadi pada setiap orang,
seperti kadang-kadang meledak dan sebagainya, ya kita sabar
saja dulu. Hanya saja jangan dibiarkan berlarut-larut.
4 Tawashau

• Dalam al-Qur’an ada dua ayat yang


menyebutkan perintah saling menasihati:
– QS. 90:17 ‫الص ْب ِر َو َت َو َاص ْوا ِب ْال َم ْر ََ َم ِة‬ َ ‫ُث َّم َك َان ِم َن َّال ِذ َين ا َم ُنوا َو َت َو‬
َّ ‫اص ْوا ِب‬
– QS. 103:3 ‫الص ْب ِر‬
َّ ‫اص ْوا ِب‬ َ ‫اص ْوا ِب ْال َح ِ ِّق َو َت َو‬
َ ‫ات َو َت َو‬
ِ ِ َ
‫ح‬ ‫ل‬ ‫ا‬ َّ
‫الص‬ ‫وا‬ ‫ل‬ ُ ‫إأل َّالذ َين ا َم ُنوا َو َعم‬
ِ ِ ِ
• Wasiat untuk sabar disebutkan 2x:
– Keutamaan, kedudukan dan pentingnya sabar
dalam Islam dan kehidupan mu’min
– Beratnya sabar sehingga memerlukan berpesan
dan menerima pesan sabar

Anda mungkin juga menyukai