Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hidup ini memang penuh dengan warna. Dan ingatlah bahwa hakikat warna-
warnikehidupan yang sedang kita jalani di dunia ini telah Allah tuliskan (tetapkan) dalam
kitab
“Lauhul Mahfudz” yang terjaga rahasianya dan tidak satupun makhluk Allah yang
mengetahui isinya. Semua kejadian yang telah terjadi adalah kehendak dan kuasa AllahSWT.
Begitu pula dengan bencana-bencana yang akhir-akhir ini sering menimpa bangsakita.
Gempa, tsunami, tanah longsor, banjir, angin ribut dan bencana-bancana lain yang
telahmelanda bangsa kita adalah atas kehendak, hak, dan kuasa Allah SWT.Dengan
bekalkeyakinan terhadap takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT, seorang mukmin
tidak pernah mengenal kata frustrasi
dalam kehidupannya, dan tidak berbangga diri dengan apa-apa yang telah diberikan Allah
SWT.
Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan
sesuaiketentuan-ketentuan Ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Dengan tidak
adanya pengetahuan tentang ketetapan dan ketentuan Allah ini, maka kita harus berlomba-
lombamenjadi hamba yang saleh-muslih, dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita
tertinggi yang diinginkan setiap muslim yaitu melihat Rabbul‟alamin dan menjadi penghuni
Surga.
Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun. Yang
terakhiradalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik maupun yang buruk

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah :

1. Pengertian dan perbedaan qodho dan qodhar


2. Macam – macam takdir Allah
3. Hikmah beriman kepada qodho dan qodhar
4. Hubungan takdir dengan usaha manusia
5. Contoh taqdir dalam kehidupan manusia

1.3 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memperdalam ilmu
mengenai Iman kepada Qada dan Qadar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan perbedaan qodho dan qodhar Allah

2.1.1 Pengertian qodho dan qodhar

Menurut bahasa qadha memiliki beberapa arti yaitu hukum, ketetapan, perintah,
kehendak, pemberitahuan, dan penciptaan. Sedangkan menurut istilah, qadha adalah
ketentuan atau ketetapan Allah SWT dari sejak zaman azali tentang segala sesuatu yang
berkenaan dengan makhluk-Nya sesuai dengan iradah (kehendak-Nya), meliputi baik dan
buruk, hidup dan mati, dan seterusnya.

Menurut bahasa qadar berarti kepastian, peraturan, dan ukuran. Sedangkan menurut
istilah, qadar adalah perwujudan ketetapan (qadha) terhadap segala sesuatu yang berkenaan
dengan makhluk-Nya yang telah ada sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya. Qadar
disebut juga dengan takdir Allah SWT yang berlaku bagi semua makhluk hidup, baik yang
telah, sedang, maupun akan terjadi.

Menurut istilah, pengertian Qadar adalah ketetapan atau ketentuan Tuhan sejak azali
dan tidak ada satu makhluk pun yang dapat merubahnya. Dengan kata lain Pengertian Qadar
merupakan undang-undang, di mana manusia tidak mampu merubahnya. Dalam ilmu kalam,
istilah Qadar disamakan dengan Qadha, yakni penetapan Allah yang tidak berubah-ubah.

Karena makna dari pengertian Qadar merupakan ketetapan Allah, maka apa yang
telah ditetapka-Nya tiada kuasa bagi makhluk-makhluk-Nya untuk mengadakan perubahan
atas ketetapan tersebut (bandingkan dengan pengertian takdir) Misalnya saja, Allah telah
menetapkan bagi bulan manzilahuntuk mengelilingi matahari, maka walau bagaimana pun
usaha manusia untuk merubahnya, sungguh sia-sialah usahanya, karena qadar-nya memang
sudah demikian.

Beriman kepada qadha dan qadar adalah menyakini dengan sepenuh hati adanya
ketentuan Allah SWT yang berlaku bagi semua mahluk hidup. Semua itu menjadi bukti

3
kebesaran dan kekuasan Allah SWT. Jadi, segala sesuatu yang terjadi di alam fana ini telah
ditetapkan oleh Allah SWT.

Rukun iman yang keenam adalah mempercayai adanya qadha dan qodar. Qodha
artinya ketentuan atau keputusan Allah kepada mahluknya yang akan terjadi baik di dunia
maupun di akherat, sedangkan qodar ádalah segala sesuatu ketentuan atau ketetapan Allah
yang telah terjadi atas mahluknya. Pendek kata qadha ádalah rencana Allah yang akan
terjadi sedang jika rencana tersebut sudah terjadi menjadi kenyataan pada diri mahluknya
disebut qodar. Segala sesuatu yang ada di dunia ini telah di tentukan qadha oleh Allah.

Orang yang beriman kepada Qodha dan Qodar memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

a) Tidak sombong, karena kelebihan dan keberhasilan yang ia miliki merupakan takdir
Allah dan Manusia hanya diwajibkan untuk berihtiar.
b) Sabar dalam menerima cobaan dan musibah, karena ia yakin bahwa segala sesuatu
mengenai dirinya maupun orang lain ádalah merupakan ketentuan Allah sehingga
manusia hanya menjalannya estela berusaha.
c) Optimis dan tidak rendah diri, ia tidak menyesali nasib dan kekurangan yang dimiliki
karena apa saja yang dimiliki seseorang merupakan bagiannya yang sudah di
takdirkan.
d) Qonaah, karena dia sudah merasa cukup dengan yang dimilikinya setelah berusaha.
e) Pantang menyerah, tak kenal putus asa selalu berusaha dan berihtiar mencari takdir
yang terbaik.

Perilaku yang mencerminkan keimanan kepada qodho dan qadar :

Untuk dapat menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada qada dan
qadar Allah, hendaknya diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

a) Tanamkan keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Allah SWT. agar tidak mudah
tergoda bujuk rayu seta.
b) Biasakan bergaul dengan orang-orang yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang
kuat, sehingga dapat mencontoh dan meneladani semua amal baiknya.
c) Tanamkan kesadaran bahwa manusia adalah makhluk lemah.
d) Perbanyak bersikap lapang dada, ikhlak dan berjiwa besar dalam menerima segala
sesuatu yang berhubungan dan qada dan qadar Allah.

4
e) Perbanyak sikap berbaik sangka terutama terhadap ketentuan Allah yang kita terima.
f) Berdoa kepada Allah, agar diberi kekuatan menjadi orang yang beriman kuat, berilmu
manfaat dan berakhlak mulia.

2.1.2 Perbedaan qodho dan qodhar

Para ulama berbeda pendapat tentang perbedaan antara kedua istilah tersebut.
Sebagian mengatakan bahwa Qadar adalah kententaun Allah sejak zaman azali (zaman
yang tak ada awalnya), sedangkan Qadha' adalah ketetapan Allah terhadap sesuatu pada
waktu terjadi.

Maka ketika Allah menetapkan sesuatu akan terjadi pada waktunya, ketentuan ini
disebut Qadar. Kemudian ketika telah tiba waktu yang telah ditetapkan pada sesuatu tersebut,
ketentuan tersebut disebut Qadha'. Masalah ini (Qadha') banyak sekali disebut dalam Al-
Qur'an, seperti firman Allah :

Artinya : Hai kedua penghuni penjara, "Adapun salah seorang di antara kamu berdua,
akan memberi minum tuannya dengan khamar adapun yang seorang lagi maka ia akan
disalib, lalu burung memakan sebagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkara yang kamu
berdua menanyakannya (kepadaku)." [Yusuf : 41]

Dan firman-Nya :

5
Artinya: Dan Allah menghukum dengan keadilan. Dan sembahan-sembahan yang
mereka sembah selain Allah tiada dapat menghukum dengan sesuatu apapun. Sesungguhnya
Allah, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.[ Ghafir : 20 ]

Dan ayat-ayat lain yang serupa. Maka Qadar adalah ketentuan Allah terhadap segala
sesuatu sejak zaman azali, sedangkan Qadha' merupakan pelaksanaan Qadar ketika terjadi.
Sebagian Ulama' mengatakan bahwa kedua istilah tersebut mempunyai satu makna.

Qadha itu adalah rumusan-rumusan Allah secara global, seperti misalkan bahwa tiap
makhluk yang bernyawa pasti mati. Qadar/taqdir adalah rumusan-rumusan Allah yang terinci
atau rinciannya, seperti misalnya ayam akan mati pada saat apa dan dimana. Sedangkan
qadar/taqdir pada manusia adalah tergantung dari pilihan manusia itu sendiri.

Sebagian ulama' ada yang membedakaan diantara dua istilah tersebut. Akan tetapi
yang lebih dekat tidak ada perbedaan antara Qadha' dan Qadar dari sisi artinya. Satu kata
menunjukkan arti kata yang lainnya. Karena tidak ada dalil dari Kitab ( Al-Qur'an ) maupun
Hadits yang membedakan diantara keduanya. Dan sudah ada kesepakatan bahwa boleh
menggunakan satu kata untuk kata yang lainnya. Dengan catatan bahwa kata Qadar lebih
banyak disebut dan digunakan dalam Al-Qur'an dan Sunnah yang menunjukkan keharusan
beriman terhadapnya rukun Iman ini.

2.2 Macam – macam takdir Allah

Takdir itu terbagi menjadi dua macam yaitu :

1.TAKDIR MUBRAM

Yaitu ketentuan yang tak akan diubah Allah. Diminta atau tidak diminta , ada sebab
atau tidak ada sebab hukum Allah atau ketetapan Allah yang sudah dituliskan di Lauh Al-
Mahfuzh terjadi sesuai dengan kehendak-Nya. Sebagai contoh Seperti takdirnya kelahiran
bayi. Apakah ibunya tinggal dikampung atau tinggal dikota, sehat atau sakit, kalau waktunya
lahir, maka lahirlah bayi itu. Tidak ada yang pempengaruhi bayi itu tidak lahir.

2.TAKDIR MU’ALLAQ

6
Yaitu ketentuan Allah yang pasti berlaku dan terjadi bagi makhluk-Nya bergantung
pada sebab atau tindakan .Ketentuan ini dituliskan dalam Lauh Al-Mahwi yang ada ditangan
malaikat. Di catatan ini takdir manusia bisa diubah tergantung usaha manusia itu sendiri.

Keberuntungan dan musibah yang telah berlalu adalah takdir Mubram, karena tidak
mungkin bisa diubah .Ketika kita tidak tahu takdir kita yang akan datang, maka yakinilah
bahwa takdir kita pasti baik.Kita harus yakin bahwa takdir kita adalah takdir Mu’allaq. Allah
maha Rahman dan Maha Rahim , memberikan motivasi kita untuk meraih yang terbaik. Itu
artinya bahwa amal baik akan menentukan takdir baik. Sebagai contoh seperti takdirnya
pencapaian seseorang.

Allah takdirkan orang bodoh bagi orang yang tidak mau belajar, dan Allah takdirkan
orang pintar bagi orang yang mau belajar . Takdir bodoh atau pintar adalah sebuah kepastian ,
tetapi dihubungkan dengan sebab Pinttar adalah sebuah pencapaian karena belajar Kepastian
karena sebab inilah yang juga disebut dengan hukum alam . Dan para ahli fisika maupun ahli
matematika dan bahkan seluruh ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu bekerja dengan hukum
ini .

 Takdir manusia pada kehidupannya :

Hidup ini terus berjalan bersama waktu. Kita tidak tahu kapan perjalanan ini akan
berakhir . Kita sudah tahu takdir kita yang sudah berlaku sampai saat ini, tetapi kita tidak tahu
takdir kita yang akan datang. Kita yakin bahwa Allah sudah menetapkan takdir kita secara
terperinci sesuai dengan masa hidup kita. Ketetapan takdir Allah berdasarkan masa bisa
dikelompokkan menjadi 3 takdir, yaitu :

1. Takdir Umri , yaitu takdir sepanjang umur.


Allah telah menetapkan takdir sepanjang hidupnya, mulai dari kelahiran sampai
kematiannya . Disini manusia ditetapkann umurnya , rezekinya, ajalnya, amalnya, celaka atau
bahagia. Jelasnya, semua yang akan terjadi mulai dari kelahiran sampai kematian sudah
ditakdirkan Allah. Rasulullah bersabda :

“ Sesungguhnya kejadian seorang dari kamu dihimpun dalam perut ibunya selama empat
puluh hari dalam bentuk nutfah, kemudian menjadi segumpal ‘alaqah, kemudian
menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaikat dan diperintah untuk
menuliskan empat kalimat . Kepada malaikat itu dikatakan : Tulislah rezekinya , amalnya ,

7
ajalnya, celaka atau bahagia. Kemudian Allah meniupkan Ruh ke dalamnya. ( HR. Bukhari
dan Muslim ).

2. Takdir sanawi, yaitu takdir tahunan


Allah menetapkan takdir manusia dalam satu tahun , kemudian tahun berikutnya , dan
tahun tahun seterusnya. Takdir manusia dalam satu tahun ditetapkan pada
malam Qadar, atau Lailatul Qadar. Disini manusia ditetapkan bagaimana kehidupannya ,
usaha memperoleh rezeki, amal perbuatannya, ibadahnya, dan sebagainya. Allah berfirman ;
“ Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya
Kami-lah yang memberi peringatan . Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh
hikmah . Yaitu urusan yang besar dari sisi kami . Sesungguhnya kami adalah yang mengutus
rasul rasul . ( QS . Ad-Dukhan /44 : 2-5 ).

Yang dimaksud dengan segala urusan disini ialah segala perkara yang berhubungan dengan
kehidupan makhluk seperti : hidup, mati, rezeki, keuntungan, kerugian , dan sebagainya.

3. Takdir Yaumi , yaitu takdir harian.


Allah menetapkan takdir manusia dalam implemetasi kehidupannya setiap hari atau
dalam waktu yang sudah ditentukan. Disini manusia ditetapkan takdirnya setiap hari ,apa
yang akan didapat pada setiap harinya .

Para ahli tafsir menjelaskan ayat diatas sebagai berikut :

Dalam kehidupan setiap waktu dan setiap hari itu, Allah menghidupkan,
mematikan,memberi rezeki, memuliakan kaum,menghinakan kaum lain, menyembuhkan
orang sakit, membukakan kesulitan orang yang sungguh sungguh, melapangkan orang yang
terkena bencana, mengabulkan orang yang berdo’a, memberi orang yang meminta,
mengampuni dosa, hingga tidak terbatas apa yang diperbuat oleh Allah terhadap ciptaan-Nya.

Dalam kesibukan yang demikian itu , Allah juga mengatur pergantian takdir manusia
secara terus menerus,. Yang susah diganti senang, yang senang diganti susah, yang kaya
menjadi miskin, yang miskin menjadi kaya, yang baik diganti buruk , yang buruk diganti
baik, yang di atas diturunkan , yang dibawah dinaikkan, dan sebagainya. Karena itulah kita
tidak perlu bersedih jika saat ini mendapatkan takdir yang kurang baik . Teruslah berjuang
mengubah takdir harian kita! Yakinlah dengan perjuangan yang keras , takdir hari esok kita
akan lebih baik. Lakukan hal yang terbaik hari ini, hari esok akan berubah nasib kita, lakukan

8
demikian secara terus menerus . Percayalah, masa dan hari-hari itu akan berganti, dan takdir
kita juga akan berubah . Allah berfirman :

“Dan hari-hari kejayaan dan kehancuran itu kami pergilirkan diantara manusia ( agar mereka
mendapat pelajaran ); dan supaya Allah membedakan orang- orang yang beriman ( dengan
orang orang kafir ) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya sebagai saksi dan Allah tidak
menyukai orang orang yang Zalim.

Semua takdir kita seumur hidup ,setiap tahun, dan setiap hari sangat mungkin bisa
diubah , karena masih ada dalam catatan malaikat. Cara mengubahnya , yaitu menghindari
takdir dan melakukan takdir serta melakukan usaha sungguh-sungguh. Disamping itu , kita
bisa menolaknya dengan doa sebagai mana sabda Rasulullah Saw :

“ Tidak bisa menolak Qadar kecuali doa, dan tidak ada yang bisa menambah umur
kecuali kebaikan . ( HR. Ahmad, AT- Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al- Hakim).

2.3 Hikmah beriman kepada qodho dan qodhar

Dengan mengimani qadha dan qadar, kita dapat mengambil beberapa hikmah, antara
lain :

a) Dapat membangkitkan semangat dalam bekerja dan berusaha, serta memberikan


dorongan untuk memperoleh kehidupan yang layak di dunia ini.
b) Tidak membuat sombong atau takabur, karena ia yakin kemampuan manusia sangat
terbatas, sedang kekuasaan Allah Maha Tinggi.
c) Memberikan pelajaran kepada manusia bahwa segala sesuatu yang ada di alam
semesta ini berjalan sesuai dengan ketentuan dan kehendak Allah SWT.
d) Mempunyai keberanian dan ketabahan dalam setiap usaha serta tidak takut
menghadapi resiko, karena ia yakin bahwa semua itu tudak terlepas dari takdir Allah
SWT.
e) Selalu merasa rela menerimasetiap yang terjadi pada dirinya, karena ia mengerti
bahwa semua berasal dari Allah SWT. Dan akan dikembalikan kepadanya , sebagai
man firman Allah SWT yang artinya :(yaitu) orang orang yang apabila di timpa
musibah, mereka mengucapkan : bahwasanya kami ini bagi (kepunyaan) Allah, kami
semua ini pasti kembali lagi kepadaNya .(QS.Al Baqarah :156).

9
f) Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar Orang yang beriman kepada qadha
dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena
keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila
terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian .
g) Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa, Orang yang tidak beriman kepada
qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu
adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat.
Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena
ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah
h) Memupuk sifat optimis dan giat bekerja Manusia tidak mengetahui takdir apa yang
terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung.
Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu,
orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja
untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu.
i) Menenangkan jiwaOrang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa
mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan
apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika
terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.
j) Menumbuhkankesadaran bahwa alam semesta dan segala isinya berjalan sesuai
dengan ketentuan – ketentuan Allah swt (sunnatullah atau hokum alam ). Kesadaran
demikian dapat mendorong umat manusia (umat Islam) untuk menjadi ilmuan -
ilmuan yang canggih di bidangnya masing – masing , kemudian mengadakan usaha-
usaha penelitian terhadap setiap makhluk Allah seperti manusia, hewan, tumbuhan,
air,udara,barang tambang dan gas. Sedangkan hasil – hasil penelitiannyadimanfaatkan
untuk meningkatkan kesejahteraan manusia kearah yang lebih tinggi.
k) Menumbuhkan sikap dan perilaku terpuji, serta menghilangkan sikap serta perilaku
tercela. Orang yang betul – betul beriman kepada takdir ( umat islam yang bertakwa )
tentu akan memiliki sikap dan perilaku terpuji seperti sabar, tawakal, qana’ah, dan
optimis dalam hidup. Juga akan mampu memelihara diri dari sikap dan perilaku
tercela seperti : sombong, iri hati, dengki, buruk sangka, dan pesimis dalam hidup.

2.4 Hubungan takdir dengan usaha manusia

10
Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi
semua sisi kejadiannya, baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempat, maupun waktunya.
Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi di alam raya ini ada takdirnya, termasuk
manusia.
Takdir dalam Agama Islam :
Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus
diimani sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat
dipelajari dari informasi Tuhan,
Yaitu informasi Allah melalui Al Quran dan Al Hadits. Secara keilmuan umat Islam
dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi.
Untuk memahami konsep takdir, jadi umat Islam tidak dapat melepaskan diri dari dua
dimensi pemahaman takdir. Kedua dimensi dimaksud ialah dimensi ketuhanan dan dimensi
kemanusiaan.
a. Dimensi Ketuhanan
Dimensi ini merupakan sekumpulan ayat-ayat dalam Al Quran yang
menginformasikan bahwa Allah maha kuasa menciptakan segala sesuatu termasuk
menciptakan Takdir.

a) Dialah Yang Awal dan Yang Akhir ,Yang Zhahir dan Yang Bathin. Allah tidak terikat
ruang dan waktu, bagi-Nya tidak memerlukan apakah itu masa lalu, kini atau akan
datang).
b) Dia (Allah) telah menciptakan segala sesuatu dan sungguh telah menetapkannya
(takdirnya).
c) Apakah kamu tidak tahu bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan
bumi. Sesungguhnya itu semua telah ada dalam kitab, sesungguhnya itu sangat mudah
bagi Allah.
d) Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya
e) Kalau Dia (Allah) menghendaki maka Dia memberi petunjuk kepadamu semuanya
f) Allah menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat
g) Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan, Allah yang menentukan segala
akibat.

b. Dimensi Kemanusiaan

11
Dimensi ini merupakan sekumpulan ayat-ayat dalam Al Quran yang meginformasikan
bahwa Allah memperintahkan manusia untuk berusaha dengan sungguh-sungguh untuk
mencapai cita-cita dan tujuan hidup yang dipilihnya.

a) Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-
kali tak ada pelindung bagi mereka selain dia.
b) (Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
c) Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Nasrani, Shabiin
(orang-orang yang mengikuti syariat Nabi zaman dahulu, atau orang-orang yang
menyembah bintang atau dewa-dewa), siapa saja di antara mereka yang benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan beramal saleh, maka mereka akan
menerima ganjaran mereka di sisi Tuhan mereka, tidak ada rasa takut atas mereka, dan
tidak juga mereka akan bersedih. Iman kepada Allah dan hari kemudian dalam arti
juga beriman kepada Rasul, kitab suci, malaikat, dan takdir.

2.5 Contoh takdir dalam kehidupan manusia

Istilah qadha dan qadar biasa disebut juga dengan takdir. Jadi, beriman kepada qadha
dan qadar dapat dikatakan pula dengan beriman kepada takdir.
Takdir baru dapat diketahui oleh manusia dengan kenyataan atau peristiwa yang yang telah
terjadi, contoh :

a) Terjadinya musibah bencana tsunami di Aceh pada tanggal 26 Desember tahun 2004
yang merenggut ratusan ribu korban meninggal dunia. Sebelum kejadian tersebut tak
ada seorangpun yang mengetahuinya.
b) Dalam suatu kejadian kecelakaan yang menewaskan seluruh penumpang ternyata ada
seorang bayi yang selamat. Menurut ukuran akal, si bayi adalah makhluk yang sangat
lemah dan tidak mampu mencari perlindungan, tetapi malah dia yang selamat.
Sementara penumpang lain yang sudah dewasa dan dapat berusaha menyelamatkan
diri malah meninggal dunia.

12
c) Ada seorang yang dilahirkan dari keluarga yang sangat miskin. Orang sekampung
memperkirakan anak tersebut kelak juga akan menjadi miskin seperti orang tuanya.
Namun, setelah anak tersebut dewasa ternyata menjadi orang yang pandai berdagang,
sehingga dia menjadi orang yang kaya.
d) Takdir mu’allaq antara lain adalah kekayaan, kepandaian, dan kesehatan. Untuk
menjadi pandai, kaya, atau sehat, seseorang tidak boleh hanya duduk berpangku
tangan menunggu datangnya takdir tapi ia harus mengambil peran dan berusaha.
e) Ketika sepasang kekasih yang telah lama menjalin hubungan, ketika akan
melanjutkan ke jenjang pernikahan tiba-tiba acara yang diharapkan gagal dan mereka
berpisah hal tersebut merupakan takdir yang tidak bisa ditolak oleh siapa pun.
f) Ketika terjadi gempa bumi ada seorang bayi yang selamat dan bayi tersebut masih
hidup walau bayi tersebut terpisah dari keluarganya hal tersebut merupakan takdir.

Contoh-contoh di atas hanyalah merupakan bagian kecil ari peristiwa-peristiwa yang


berkaitan dengan takdir Allah SWT. Masih banyak sekali peristiwa yang bisa kita pahami
sebagai perwujudan dari qadha dan qadar dari Allah SWT. Namun dari berbagai contoh di
atas menunjukkan bahwa qadha dan qadar Allah SWT akan tetap berlaku kepada setiap
makhluk-Nya. Oleh karena itu, orang beriman harus meyakini dengan sepenuh hati akan
adanya qadha dan qadar. Firman Allah SWT :

Artinya : “Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (takdir)


Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”. (QS. Yasin : 38)

Dalam surat Al-Hadid ayat 22, Allah juga berfirman :

13
Artinya : “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu
sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul mahfuzh) sebelum kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. al-Hadid
22)

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahsan diatas kita dapat menyimpulkan :

a) Beriman kepada qadha dan qadar adalah menyakini dengan sepenuh hati
adanya ketentuan Allah SWT yang berlaku bagi semua mahluk hidup. Semua
itu menjadi bukti kebesaran dan kekuasan Allah SWT. Jadi, segala sesuatu
yang terjadi di alam fana ini telah ditetapkan oleh Allah SWT.
b) Menurut istilah, pengertian Qadar adalah ketetapan atau ketentuan Tuhan
sejak azali dan tidak ada satu makhluk pun yang dapat merubahnya. Dengan
kata lain Pengertian Qadar merupakan undang-undang, di mana manusia tidak
mampu merubahnya. Dalam ilmu kalam, istilah Qadar disamakan dengan
Qadha, yakni penetapan Allah yang tidak berubah-ubah.
c) Orang yang beriman kepada qadha dan qadar salah satu diantaranya dia
bersifat optimis , pantang menyerah , tidak sombong , serta sabar dalam
menerima ujian dan musibah.
d) Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang
meliputi semua sisi kejadiannya baik itu mengenai kadar atau ukurannya,
tempatnya maupun waktunya.
e) Hikmah beriman kepada qadha dan qadar dapat menghasilkan kebaikan untuk
diri kita sebagai contohnya dapat membangkitkan semangat dalam bekerja dan
berusaha , dapat menjauhkan diri dari sifat takabur dan sombong.

14
3.2 Saran

Sebagai makhluk hidup di muka bumi kita harus beriman terhadap qodho dan qadar
dalam kehidupan sehari – hari. Karena merupakan salah satu rukun iman dalam ajaran islam.
Dengan beriman kepada qodho dan qadar kita akan mendapatkan hikmah yang berarti dan
berguna dalam kehidupan kita. Oleh karena itu sebagai manusia kita harus beriman rukun
iman yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

15

Anda mungkin juga menyukai