Oleh:
Kurniawati
Resti
Welsi
Wilda
PENDAHAULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan lisan, dan
dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qada‟ menurut bahasa artinya
Ketetapan. Qada‟artinya ketetapan Allah swt kepada setiap mahluk -Nya yang bersifat
Azali.Azali Artinya ketetapan itu sudah ada sebelumnya keberadaan atau kelahiran
mahluk.Sedangkan Qadar artinya menurut bahasa berarti ukuran. Qadar artinya terjadi
penciptaan sesuai dengan ukuran atau timbangan yang telah ditentuan sebelumnya. Qada‟
dan Qadar dalam keseharian sering kita sebut dengan takdir.Sedangkan arti qodo dan qodar
menurut al-quran yaitu :
Arti Qada
1. Qada berarti hukum atau keputusan terdapat ( Q.S. Surat An-
Nisa‟ ayat 65 )
2. Qada berarti mewujudkan atau menjadikan ( Q.S. Surat Fussilat ayat 12 )
3. Qada berarti kehendak ( Q.S. Surat Ali Imron ayat 47 )
4. Qada berarti perintah ( Q.S. Surat Al Isra‟ ayat 23
Arti Qadar
1. Qadar berarti mengatur atau menentukan sesuatu menurut batas-batasnya ( Q.S.Surat
Fussilat ayat 10 )
2. Qadar berarti ukuran ( Q.S. Surat Ar- Ra‟du ayat 17 )
3. Qadar berarti kekuasaan atau kemampuan ( Q.S. Surat Al- Baqarah ayat 236 )
4. Qadar berarti ketentuan atau kepastian ( Q.S. Al- Mursalat ayat 23 )
5. Qadar berarti perwujudan kehendak Allah swt terhadap semua makhluk-Nyadalam bentuk-
bentuk batasan tertentu ( Q.S. Al- Qomar ayat 49) Jadi, Iman kepa qada‟ dan qadar adalah
percaya sepenuh hati bahwa sesuatu yang terjadi, sedang terjadi, akan terjadi di alam raya ini,
semuangnya telah ditentukan Allah SWT sejak jaman azali.Iman kepada qada‟ dan qadar
termasuk rukun iman yang keenam. Rasulullah SAW bersabda)
Artinya :
“Iman itu ialah engkau percaya kepada Allah, para malaikatnya, kitab
-kitabnya, para Rasulnya, hari akhirat, dan engkau percaya kepada qadar yang
baiknya ataupun yang
buruk”.(H.R. Muslim)
Dan sabda Rasullullah SAW yang artinya : “Malaikat akan mendatangi nuthfah yang
telah menetap dalam rahim selama empat puluh atau empat puluh lima malam seraya
berkata; „Ya Tuhanku, apakah nantinya ia ini sengsara atau bahagia? „ Maka ditetapkanlah(s
alah satu dari) keduanya. Kemudian malaikat itu bertanya lagi; „Ya Tuhanku, apakah nanti
ia ini laki-laki ataukah perempuan? „ Maka ditetapkanlah antara salah satu dari keduanya,
ditetapkan pula amalnya, umurnya, ajalnya, dan rezekinya. Setelah itu catatan ketetapan itu
dilipat tanpa ditambah ataupun dikurangi lagi.” (HR. Muslim).
2.1 Pengaruh iman kepada qada’ dan qadar
Mempercayai qadha dan qadar itu merupakan hati kita. Kita harus yakin
dengansepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik yang
menyenangkanmaupun yang tidak menyenangkan adalah atas kehendak Allah. Sebagai orang
beriman, kitaharus rela menerima segala ketentuan Allah atas diri kita. Di dalam sebuah
hadits qudsiAllah berfirman yang artinya:
Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi
kitadalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.
Hikmahtersebut antara lain:
a. Banyak Bersyukur dan Bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan,maka
ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harusdisyukuri.
Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebutmerupakan ujian.
Firman Allah :
Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila
ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-
Nyalah kamu meminta pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat 53).
b. Menjauhkan Diri dari Sifat Sombong dan Putus Asa
Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperolehkeberhasilan,
ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun
merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluhkesah dan berputus
asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalahketentuan Allah. Firman
Allah SWT:Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf
dansaudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang
tentumenginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu
saja,tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan
qadarsenantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan
itu.Firman Allah :Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan)negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawidan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik,kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allahtidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77)
d. Jiwanya Tenang
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mengalami ketenangan
jiwadalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan
Allahkepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal,
ia bersabar dan berusaha lagi. Allah SWT berfirman :Artinya : Hai jiwa yang tenang.
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yangtenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah
kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, danmasuklah kedalam sorga-Ku. ( QS. Al-Fajr ayat 27-
30)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beriman kepada qada‟ dan qadar akan melahirkan sikap optimis,tidak
mudah putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allahtakdir
kan kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim,sesuai
dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Olehkarena itu,jikakita tertimpa
musibah maka ia akan bersabar, sebab buruk menurut kita belum
tentu buruk menurut Allah,sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik menurutAllah.Kare
na dalam kaitan dengan takdir ini seyogyanya lahir sikap sabar dan tawakalyang dibuktikan
dengan terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untukmencari takdir yang terbaik
dari Allah.
3.2 Saran
Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari.Oleh karena itu,
penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan takwakita kepada Allah
SWT agar hidup kita senantiasa berhasil menurut pandanganAllahSWT. Juga keyakinan kita
terhadap takdir Allah senantiasa
ditingkatkan demimeningkatkan amal ibadah kita.Serta Kita harus senantiasa bersabar, berikh
tiar dan bertawakal dalam menghadapi takdir Allah
DAFTAR PUSTAKA
A. Ahyadi. 2009. Bahan Kuliah PAI. Sumedang: PG PAUD STKIP UNSAP.
Muhammad Nur. 1987. Muhtarul Hadis. Surabaya: Pt. Bina Ilmu.Miftah Faridl. 1995.
Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka.
Syed Mahmudunnasir. 1994. Islam, Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung: Rosdakarya.
Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara