1 2
3 4
1 2 3
Hubungan Antara
Makna Iman kepada Pengertian Iman kepada
Takdir, Ikhtiar, Doa dan
Qadha dan Qadar Qadha dan Qadar Allah
Tawakal
Allah SWT SWT
4 5
Tanda-tanda Penghayatan Perilaku yang
Beriman kepada Qadha dan Mencerminkan Iman kepada
Qadar Allah SWT Dalam Qadha dan Qadar Allah swt.
Perilaku Sehari-hari
A. Makna Iman kepada Qadha dan Qadar Allah SWT
Takdir Allah swt. Seperti yang sudah dipaparkan dalam hukum naqli Takdir
maupun hukum aqli yang terbentang di alam semesta, berjalan secara adil
dan teratur. Takdir Allah swt. Disebut pula sunatullah. Takdir itu, ada yang
baik dan ada pula yang buruk, manusia tinggal memilih jalan hidup mana
yang hendak ia usahakan. Jika yang dipilih jalan kebaikan, yang didapat
adalah takdir baik, begitu juga sebaliknya.
Melalui pemahaman ini, takdir Allah swt. Berjalan menurut hukum atau
ketentuan Allah SWT (sunnatullah). Ikhtiar manusia secara sungguh-
sungguh, sangat dibutuhkan karena terdapat korelasi positif antara kadar
ikhtiar dengan keberhasilan dan kesuksesan. Oleh karena itu, jangan salah
pilih, dan tetaplah berada di jalan yang benar, niscaya jalan kesuksesan dapat
diraih. Jadi, manusia memiliki kesempatan memilih antara dua pilihan;
pilihan yang membawa akibat baik atau yang membawa akibat buruk seperti
yang tercantum dalam Q.S. Al-Balad/90: 8-10.
B. Pengertian Iman kepada Qadha dan
Qadar Allah SWT
Rukun iman yang keenam adalah percaya pada Qadha dan Qadar.
Beriman pada Qadha dan Qadar berarti beriman pada takdir
Allah swt., yaitu meyakini bahwa adanya ketetapan Allah swt.
Yang berlaku atas makhluk-Nya, baik ketentuan yang telah,
sedang, maupun yang akan terjadi.
Qadha menurut bahasa berarti “menentukan atau
memutuskan,” sementara menurut istilah artinya “segala
ketentuan Allah swt. Sejak zaman azali.” Adapun
pengertian Qadar menurut bahasa adalah “memberi kadar,
aturan, atau ketentuan, sementara menurut istilah berarti
“ketetapan Allah swt. Terhadap seluruh makhluk-Nya
tentang segala sesuatunya.”
Q.S. Al Furqan Ayat 2
C. Hubungan Antara Takdir, Ikhtiar,
Doa dan Tawakal
Memahami takdir itu harus benar. Jika tidak, pasti ada
jalan hidup yang ditempuh secara salah atau tidak benar.
Minimal ada yang selalu berkaitan, yaitu iman kepada
takdir, ikhtiar, doa, dan tawakal
Takdir
Kenapa matahari terbit di timur, bumi mengelilingi
1
matahari, ikan berenang di air, burung terbang di
angkasa, sementara manusia ada yang lahir dengan
jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Siapa saja
yang berikhtiar Secara sungguh-sungguh akan
menuai keberhasilan, sebaliknya yang malas dan
sedikit ikhtiar, Berakibat hidupnya dilanda
kemalangan dan diliputi kesengsaraan. Pernyataan
tersebut, semuanya terkait dengan iman kepada
takdir, dan semua contoh-contoh Itu adalah tentang
kekuasaan Allah swt., dan itulah yang disebut takdir.
Ikhtiar
2
Siapa saja yang berikhtiar Secara sungguh-
sungguh akan menuai keberhasilan, sebaliknya
yang malas dan sedikit ikhtiar, Berakibat
hidupnya dilanda kemalangan dan diliputi
kesengsaraan. Pernyataan tersebut, semuanya
terkait dengan iman kepada takdir, dan semua
contoh-contoh Itu adalah tentang kekuasaan
Allah swt., dan itulah yang disebut takdir.
Doa
3
Di samping ikhtiar lahir, ada pula ikhtiar batin,
yaitu doa. Melalui doa atau usaha batin yang
selalu dihubungkan dengan Allah swt., ikhtiar
dalam mencapai cita-cita dan harapan, menjadi
lebih lengkap dan mantap sehingga pada
akhirnya hidup dipenuhi dengan keberhasilan
serta berkecukupan yang berkah.
Tawakal
Ia menjawab:
“Tidak wahai Rasulullah, karena saya sudah bertawakal”
a. b.
Ayat-ayat kauniyah dapat diukur, Untuk mengetahui ayat-ayat
contoh air dipanaskan 100°C akan kauniyah manusia dapat
mendidih tetapi ayat Qautyah serangkaian percobaan, ayat
pasti akan terjadi tetapi tidak qauliyah alat penelitiannya
diketahui kapan waktunya, seperti memakai keimanan kepada Allah
kematian. swt.
2
Pada suatu hari sahabat Anas r.a. Mengunjungi salah satu istri Nabi Muhammad saw, yang
bernama Siti Aisyah r.a. Anas bertanya: Terangkan kepadaku tentang gempa? Siti Aisyah
menjawab: Gempa terjadi apabila maksiat merajalela, perzinaan, minuman keras, dan dosa-
dosa besar dianggap biasa. Allah swt.pun memerintahkan, timpakan gempa pada merekal.
Apakah ia merupakan azab? Tanyanya lagi. Tidak la merupakan rahmat dan peringatan bagi
kaum Muslimin. Sementara bagi mereka yang kafir, itu adalah arab dan siksa! Tegas Siti
Aisyah.
Rasulullah saw bersabda: “Kalian harus mewaspadai dosa-dosa kecil. Kelak ia akan
menumpuk dan membinasakan kalian.” (HR. Ahmad) Anas ibn Malik berkata: “Kalian telah
banyak melakukan dosa kecil, yang di masa Rasulullah itu merupakan dosa besar yang bisa
menghancurkan”
Allah swt. Mengingatkan dalam Firman-Nya:
“(Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan
dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun, dan kamu menganggapnya remeh.
Padahal dalam pandangan Allah itu soal besar.” (QS. An-Nur/24: 15)
Jika ini terjadi dua puluh tahun sepeninggal Rasulullah saw, bagaimana dengan empat belas
abad sesudahnya? Kita harus mengubah diri kita masing-masing. Pertolongan tidak datang
begitu saja dari langit. Ini hukum yang telah Allah swt. Janjikan sesuai dengan firman-Nya
dalam QS. Ar-Ra’d/13: 11 sebagai berikut.
Artinya:... Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum sebelum mereka mengubah
keadaan diri mereka sendiri... (QS. Ar-Ra’d/13: 11)
Manfaat Doa
4.
5. Hidup lebih
Meningkatkan
lama
rasa bahagia
Terimakasih