Anda di halaman 1dari 29

Bab 6

Iman kepada Qadha dan


Qadar Allah SWT
Kelompok 2

1 2

Ananda Nurul Fadillah Dimas Meizendi Maulana

3 4

Intan Nurlina Septiani Wulandari


Table Of Contents

1 2 3
Hubungan Antara
Makna Iman kepada Pengertian Iman kepada
Takdir, Ikhtiar, Doa dan
Qadha dan Qadar Qadha dan Qadar Allah
Tawakal
Allah SWT SWT

4 5
Tanda-tanda Penghayatan Perilaku yang
Beriman kepada Qadha dan Mencerminkan Iman kepada
Qadar Allah SWT Dalam Qadha dan Qadar Allah swt.
Perilaku Sehari-hari
A. Makna Iman kepada Qadha dan Qadar Allah SWT

Takdir Allah swt. Seperti yang sudah dipaparkan dalam hukum naqli Takdir
maupun hukum aqli yang terbentang di alam semesta, berjalan secara adil
dan teratur. Takdir Allah swt. Disebut pula sunatullah. Takdir itu, ada yang
baik dan ada pula yang buruk, manusia tinggal memilih jalan hidup mana
yang hendak ia usahakan. Jika yang dipilih jalan kebaikan, yang didapat
adalah takdir baik, begitu juga sebaliknya.
Melalui pemahaman ini, takdir Allah swt. Berjalan menurut hukum atau
ketentuan Allah SWT (sunnatullah). Ikhtiar manusia secara sungguh-
sungguh, sangat dibutuhkan karena terdapat korelasi positif antara kadar
ikhtiar dengan keberhasilan dan kesuksesan. Oleh karena itu, jangan salah
pilih, dan tetaplah berada di jalan yang benar, niscaya jalan kesuksesan dapat
diraih. Jadi, manusia memiliki kesempatan memilih antara dua pilihan;
pilihan yang membawa akibat baik atau yang membawa akibat buruk seperti
yang tercantum dalam Q.S. Al-Balad/90: 8-10.
B. Pengertian Iman kepada Qadha dan
Qadar Allah SWT

Rukun iman yang keenam adalah percaya pada Qadha dan Qadar.
Beriman pada Qadha dan Qadar berarti beriman pada takdir
Allah swt., yaitu meyakini bahwa adanya ketetapan Allah swt.
Yang berlaku atas makhluk-Nya, baik ketentuan yang telah,
sedang, maupun yang akan terjadi.
Qadha menurut bahasa berarti “menentukan atau
memutuskan,” sementara menurut istilah artinya “segala
ketentuan Allah swt. Sejak zaman azali.” Adapun
pengertian Qadar menurut bahasa adalah “memberi kadar,
aturan, atau ketentuan, sementara menurut istilah berarti
“ketetapan Allah swt. Terhadap seluruh makhluk-Nya
tentang segala sesuatunya.”
Q.S. Al Furqan Ayat 2
C. Hubungan Antara Takdir, Ikhtiar,
Doa dan Tawakal
Memahami takdir itu harus benar. Jika tidak, pasti ada
jalan hidup yang ditempuh secara salah atau tidak benar.
Minimal ada yang selalu berkaitan, yaitu iman kepada
takdir, ikhtiar, doa, dan tawakal
Takdir
Kenapa matahari terbit di timur, bumi mengelilingi

1
matahari, ikan berenang di air, burung terbang di
angkasa, sementara manusia ada yang lahir dengan
jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Siapa saja
yang berikhtiar Secara sungguh-sungguh akan
menuai keberhasilan, sebaliknya yang malas dan
sedikit ikhtiar, Berakibat hidupnya dilanda
kemalangan dan diliputi kesengsaraan. Pernyataan
tersebut, semuanya terkait dengan iman kepada
takdir, dan semua contoh-contoh Itu adalah tentang
kekuasaan Allah swt., dan itulah yang disebut takdir.
Ikhtiar

2
Siapa saja yang berikhtiar Secara sungguh-
sungguh akan menuai keberhasilan, sebaliknya
yang malas dan sedikit ikhtiar, Berakibat
hidupnya dilanda kemalangan dan diliputi
kesengsaraan. Pernyataan tersebut, semuanya
terkait dengan iman kepada takdir, dan semua
contoh-contoh Itu adalah tentang kekuasaan
Allah swt., dan itulah yang disebut takdir.
Doa

3
Di samping ikhtiar lahir, ada pula ikhtiar batin,
yaitu doa. Melalui doa atau usaha batin yang
selalu dihubungkan dengan Allah swt., ikhtiar
dalam mencapai cita-cita dan harapan, menjadi
lebih lengkap dan mantap sehingga pada
akhirnya hidup dipenuhi dengan keberhasilan
serta berkecukupan yang berkah.
Tawakal

4 Menjalani hidup yang benar harus berurutan,


dimulai dengan mengimani takdir, ikhtiar
dengan sungguh-sungguh berdoa, tawakal
yang maknanya adalah “menyerahkan segala
urusan dan hasil ikhtiarnya hanya kepada
Allah swt.”
Ketika zaman Rasulullah saw. Terjadi peristiwa: Suatu hari datang seorang
sahabat ke kediaman Rasulullah saw dengan mengendarai unta,
sesampainya di depan rumah beliau Rasulullah bertanya: “Kenapa unta
Anda tidak diikat?”

Ia menjawab:
“Tidak wahai Rasulullah, karena saya sudah bertawakal”

Kemudian Rasulullah saw. Berkata: “Ikatlah dulu unta Anda, baru


bertawakal”

Berdasarkan peristiwa tersebut, dapat disimpulkan bahwa pertawakal itu


baru boleh dilakukan setelah berikhtiar secara maksimal Terkait dengan
hasil ikhtiar, kita serahkan sepenuhnya hanya kepada Allah swt. Karena
bisa saja setiap keinginan, cita, dan harapan kita tidak cocok menurut
pandangan Allah swt, sehingga adakalanya menemu kegagalan. Jika
diteliti serta renungkan, tentu banyak hikmah yang didapat dari setiap
kegagalan (QS. Al-Baqarah/2: 216)
D. Tanda-tanda Penghayatan
Beriman kepada Qadha dan Qadar
Allah swt., dalam Perilaku Sehari-
hari
1

Memberi keyakinan kepada manusia bahwasanya segala


sesuatu yang terjadi di alam ini tidak lepas dari sunatulloh,
baik yang tertulis dalam ayat-ayat Al-Quran (Qauliyah)
maupun yang terhampar di alam semesta yang disebut ayat-
ayat kauniyah. Persamaan antara keduanya adalah berasal
dari Allah swt., dan dijamin mutlak kebenarannya.
Perbedaan antara Qauliyah dan Kauniyah

a. b.
Ayat-ayat kauniyah dapat diukur, Untuk mengetahui ayat-ayat
contoh air dipanaskan 100°C akan kauniyah manusia dapat
mendidih tetapi ayat Qautyah serangkaian percobaan, ayat
pasti akan terjadi tetapi tidak qauliyah alat penelitiannya
diketahui kapan waktunya, seperti memakai keimanan kepada Allah
kematian. swt.
2

Menambah keyakinan manusia untuk senantiasa berikhtiar


atai berusaha lebih giat lagi dalam mengejar cita-cita nya.
3

Meningkatkan keyakinan manusia supaya berdoa lebih


fokus pada sasaran yang diharapkan dengan izin Allah swt.
4

Memberi keyakinan kepada manusia untuk senantiasa


bertawakal kepada Allah swt., atas segala ikhtiarnya
sehingga apabila gagal tidak mudah berputus asa. Sejalan
dengan mu jika berhasil selalu bersyukur dengan-Nya (QS.
At-Taubah/9:51).
5

Menyadarkan manusia bahwa dalam kehidupan nya.


Dibatasi oleh aturan-aturan Allah swt., yang tujuannya
adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri.
D. Perilaku yang Mencerminkan
Iman Kepada Qadha dan Qadar
Allah swt
Roda kehidupan manusia selalu berputar, kadang diatas dan kadang
dibawah. Tidak selamanya manusia selalu berhasil dan tidak selamanya
manusia mengalami kegagalan. Seorang muslim yang beriman pada qada
dan qadar akan menyikapi nasibnya, dengan perilaku sebagai berikut:

1. Adanya sikap yakin terhadap sunatullah


2. Senantiasa berusaha dengan sungguh, baik usaha lahir maupun batin
3. Menyempurnakan usaha dengan tawakal kepada Allah swt.
4. Jauh dari sikap sombong dan putus asa
F. Hikmah Beriman kepada Qadha
dan Qadar Allah swt
Berikut diantara hikmah beriman kepada qadha dan qadar:

1. Bertawakal kepada Allah swt., setelah melakukan suatu usaha karena


setiap usaha yang dilakukan dan hasil yang diharapkan nya (baik
dunia maupun akhirat). Semua itu terjadi dengan qadha dan qadar
Allah swt.
2. Memperoleh ketenangan jiwa dan kedamaian hati, karena semua yang
terjadi berkat qadha dan qadar Allah swt.
3. Menumbuhkan sikap gigih dan ulet pada diri seorang muslim dalam
berusaha.
4. Tertanamnya sikap husnudzon kepada Allah swt.
5. Tidak sombong dan membanggakan diri ketika memperoleh apa yang
diinginkan.
6. Tidak merasa sedih dan kesal hati di saat apa yang diinginkan tidak
tercapai.
Gempa yang Menjadi Rahmat

Pada suatu hari sahabat Anas r.a. Mengunjungi salah satu istri Nabi Muhammad saw, yang
bernama Siti Aisyah r.a. Anas bertanya: Terangkan kepadaku tentang gempa? Siti Aisyah
menjawab: Gempa terjadi apabila maksiat merajalela, perzinaan, minuman keras, dan dosa-
dosa besar dianggap biasa. Allah swt.pun memerintahkan, timpakan gempa pada merekal.
Apakah ia merupakan azab? Tanyanya lagi. Tidak la merupakan rahmat dan peringatan bagi
kaum Muslimin. Sementara bagi mereka yang kafir, itu adalah arab dan siksa! Tegas Siti
Aisyah.
Rasulullah saw bersabda: “Kalian harus mewaspadai dosa-dosa kecil. Kelak ia akan
menumpuk dan membinasakan kalian.” (HR. Ahmad) Anas ibn Malik berkata: “Kalian telah
banyak melakukan dosa kecil, yang di masa Rasulullah itu merupakan dosa besar yang bisa
menghancurkan”
Allah swt. Mengingatkan dalam Firman-Nya:
“(Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan
dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun, dan kamu menganggapnya remeh.
Padahal dalam pandangan Allah itu soal besar.” (QS. An-Nur/24: 15)
Jika ini terjadi dua puluh tahun sepeninggal Rasulullah saw, bagaimana dengan empat belas
abad sesudahnya? Kita harus mengubah diri kita masing-masing. Pertolongan tidak datang
begitu saja dari langit. Ini hukum yang telah Allah swt. Janjikan sesuai dengan firman-Nya
dalam QS. Ar-Ra’d/13: 11 sebagai berikut.
Artinya:... Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum sebelum mereka mengubah
keadaan diri mereka sendiri... (QS. Ar-Ra’d/13: 11)
Manfaat Doa

1. Terbebas dari 2. Mengurangi 3. Terbebss dari


stress risiko depresi segala penyakit
dan kegelisahan yang berhubungan
dengan stress

4.
5. Hidup lebih
Meningkatkan
lama
rasa bahagia
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai