Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR

Nama Kelompok :
 Ananda Fitriyaningsih
 Andini Cahya Duhita
 Nasifa Aulia Rahma
 Lailatusyahiroh
 Salsabila Ayu
 Zahwa Aulia
A. Makna Iman kepada Qadha dan Qadar
Takdir Allah SWT. seperti yang sudah dipaparkan dalam hukum
naqli maupun hokum aqli yang berjalan secara adil dan teratur.
Takdir Allah SWT. disebut pula sunnatullah. Takdir itu, ada
yang baik dan ada yang buruk. Jika yang dipilih jalan kebaikan,
yang didapat adalah takdir baik, begitu juga sebaliknya.
Harus dipahami bahwa adanya pilihan takdir itu merupakan
bagian dari ujian hidup. Kita sering salah memhami tentang
kondisi kehidupan, misalnya sering kali kita menasihati
seseorang saat ditimpa musibah.
Oleh karena itu, ikhtiar manusia secara bersungguh-sungguh
sangat dibutuhkan karena terdapat kolerasi kesuksesan. Jadi,
manusia memiliki kesempatan antara memilih antara dua
pilihan, pilihan yang membawa akibat baik atau yang membawa
akibat buruk.

B. Pengertian Iman kepada Qadha dan Qadar


Beriman kepada qadha dan qadar berarti beriman pada takdir
Allah SWT. yaitu meyakini bahwa adanya ketetapan Allah
SWT. yang berlaku atas makhluk-Nya, baik ketentuan yang
telah, sedang, maupun yang akan terjadi. Qadha menurut bahasa
berarti ”menentukan atau memutuskan” sedangkan menurut
istilah artinya “segala ketentuan Allah SWT sejak zaman azali”.
Qadar menurut bahasa adalah “memberi kadar, aturan, atau
ketentuan,” sedangkan menurut istilah berarti “ketetapan Allah
SWT. terhadap seluruh makhluk-Nya tentang segala
sesuatunya”
C. Hubungan antara Takdir, Ikhtiar, Doa dan Tawakal

1. Takdir
Hal yang membedakan antara takdir yang berlaku bagi
manusia dengan makhluk lainnya adalah adanya pilihan,
misalnya matahari, bulan, planet, dan lainnya, seluruhnya
ditetapkan takdirnya tanpa bisa ditawar-tawar. Sementara
manusia diberi kebebasan untuk memilih keberhasilan
atau kemalangan, kebahagiaan atau kesengsaraan, menjadi
orang baik atau tidak. Perlu diingat bahwa setiap pilihan
memiliki akibat (baik atau buruk) dan setiap pilihan
tersebut akan dimintai pertanggungjawaban, karena
manusia memilih atas kesadaran sendiri, dibawah naungan
hukum-hukum Allah swt.

2. Ikhtiar
Ikhtiar adalah usaha sungguh-sungguh dan maksimal dari
semua amal perbuatan dan aktivitas yang dilakukan, atau
kesungguhan hati dan tekad yang kuat untuk mewujudkan
cita dan asa. Manusia berkewajiban ikhtiar, sedangkan
Allah swt yang menentukan takdir. Lalu kenapa manusia
harus berikhtiar?
 Takdir berjalan menurut hukum islam “sunnatullah”
artinya, keberhasilan hidup sangat tergantung sejalan
atau tidaknya dengan sunnatullah. Contohnya malas
belajar berakibat bodoh, tidak mau bekerja akan
miskin, menyentuh api akan merasakan panas.
 Kenyataan menunjukan bahwa tidak ada seorang pun
yang mengetahui takdirnya. Jangankan peristiwa
masa depan, hari esok terjadi apa, tidak ada yang
mampu mengetahuinya (QS. AL AHQAF/46:9)
 Siapapun yang berusaha sungguh-sungguh, akan
memperoleh keberhasilan dan mendapatkan cita-cita
sesuai tujuan yang diinginkan.
 Takdir terbagi menjadi dua: pertama takdir mubram,
yakni takdir semata-mata ketentuan Alla swt., seperti
mati, kelahiran, dan jenis kelamin. Kedua takdir
muallaq yakni takdir yang tergantung ikhtiar dan
potensi yang ada pada manusia seperti sembuh
dengan berobat, sukses dalam belajar, sukses dalam
karir.

3. “ Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa, apabila


dia berdoa kepada-Ku”
Melalui doa atau usaha batin yang selalu dihubungkan
dengan Allah swt., ikhtiar dalam mencapai cita-cita dan
harapan, menjadi lebih lengkap dan mantap sehingga pada
akhirnya hidupnya dipenuhi keberhasilan yang berkah dan
berkecukupan yang berkah.

4. Menjalan hidup yang benar, harus berurutan dimulai


dengan mengimamai takdir, ikhtiar dengan sungguh-
sungguh, berdoa, tawaqal, yang maknanya adalah
“menyerahkan segala urusan dan hasil ikhtiarnya hanya
kepada Allah swt.” Terkait dengan hasil, kita serahkan
sepenuhnya hanya kepada Allah swt. Karena bisa saja
setiap keinginan, cita, dan harapan kita tidak cocok
menurut pandangan Allah swt, sehingga adakalanya
menemui kegagalan.
D. Tanda-tanda Penghayatan Beriman kepada Qadha dan
Qadar dalam Perilaku Sehari-hari

1. Memberi keyakinan kepada manusia bahwasanya


segala sesuatu yang terjadi di alam ini tidak lepas dari
sunnatullah, baik yang tertulis dalam ayat-ayat Al-Qura
(Qauiyah) maupun yang terhampar di alam semesta
yang disebut ayat-ayat kauniyah. Persamaan antara
keduanya adalah berasal dari Allah swt., dan dijamin
mutlak kebenarannya. Adapun perbedaannya:
 Ayat-ayat kauniyah dapat diukur,, contoh air
dipanaskan 100C akan mendidih, tetapi ayat
qauliyah sungguh pun akan terjadi kepastiannya
tetapi tidak diketahui kapan waktunya, misalnya
kematian.
 Untuk mengetahui ayat-ayat kauniyah, manusia
dapat melakukan serangkaian percobaan
(empiric) sedangkan ayat qauliyah alat
penelitiannya memakai keimanan kepada Allah
swt.
2. Menambah keyakinan manusia untuk senantiasa
berikhtiar atau berusaha lebih giat lagi dalam mengerjar
cita-citanya.
3. Meningkatkan keyakina manusia supaya berdoa lebih
focus pada sasaran yang diharapkan dengan izin Allah
swt.
4. Memberi keyakinan pada manusia untuk senantiasa
bertawakal kepada Allah swt. atas segala ikhitar,
sehingga apabila gagal tidak mudah berputus asa.
5. Menyadarka mansia bahwa dalam kehidupannya
dibatasi oleh aturan-aturan Allah swt., yang tujuannya
adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri.

E. Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Qadha dan


Qadar
Roda kehidupan manusia selalu berputar, kadang dibawah
kadang di atas. Tidak selamanya kehidupan manusia selalu
berhasil dan tidak selamanya manusia mengalami kegagalan.
Seorang muslim yang beriman pada qadha dan qadar akan
menyikapi nasibya, dengan berperilaku seperti berikut:

 Adanya sikap yakin terhadap sunnatullah.


 Senantiasa berusaha dengan sungguh-sungguh, baik
usaha lahir maupun batin.
 Menyempurnakan usaha dengan sikap tawakal
kepada Allah swt.
 Jauh dari sikap sombong dan putus asa.

F. Hikmah Beriman kepada Qadha dan Qadar


Berikut di antara hikmah beriman kepada qadha dan qadar:
 Bertawakal kepada Allah swt. setelah melakukan suatu
usaha, akan di perolehnya (baik di dunia maupun di
akhirat). Semua itu terjadi dengan qadha dan qadar
Allah swt.
 Memperoleh ketenangan jiwa dan kedamaian hati,
karena semua yang terjadi berkat qadha dan qadar Allah
swt.
 Menumbuhkan sikap gigih dan ulet pada seorang
muslim dalam berusaha

Anda mungkin juga menyukai