Anda di halaman 1dari 24

BAB 10 Iman Kepada Qada

dan Qadar
Kelompok 3 :
1. Calista Frena Dewinta
2. Faisal
3. Nadiah Pujiati
4. Nida Hilya Farah
5. Putri Rizqi Amaiyah
6. Sindy Aprilia

A. Pengertian Iman kepada Qada


dan Qadar

Iman adalah keyakinan atau


kepercayaan. Iman kepada
qada dan qadar berarti
percaya akan qada dan qadar
Allah SWT.

Qada menurut istilah adalah


keputusan atau ketetapan Allah SWT.
Terhadap semua makhluk-Nya atas
segala sesuatu yang akan terjadi,
baik di kehidupan dunia maupun
akhirat kelak.
Dalam Al Quran, qada mempunyai
beberapa arti, seperti :
Hukum (QS An-Nisa/4: 65)
Menghendaki (QS Al-Isra/17: 4)
Menjadikan (QS Fussilat/41: 12)

Qadar menurut istilah adalah


ketentuan Allah SWT. Yang terjadi
pada setiap makhluk sesuai dengan
batas yang telah ditentukan sejak
zaman azali. Qadar disebut juga
dengan takdir Allah SWT. Yang berlaku
bagi semua makhluk hidup, baik yang
telah, sedang, maupun akan terjadi.
Dalam Al Quran, qadar mempunya
beberapa arti seperti :
Ukuran (QS Al-Qamar/54: 4)
Ketetapan (QS Al-Azhab/33: 38)

Semua yang telah ditentukan hukumnya oleh


Allah SWT. disebut sebagai sunatullah (hukum
alam).
Firmah Allah SWT.:

Artinya : Tiada suatu bencanapun yang menimpa


di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul
Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah. (QS Al-Hadid/57: 22)

Takdir dibagi menjadi dua, yaitu takdir mubram dan mualak.


1. Takdir Mubram, yaitu ketentuan Allah SWT. Yang sudah
pasti berlaku atas manusia tanpa dapat dielakkan lagi
meskipun dengan ikhtiar (usaha), seperti usia, kelahiran,
dan kematian.
Firman Allah SWT.:

Artinya : Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan


dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan
apa yang dikehendaki Allah". Tiap-tiap umat mempunyai
ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka
tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan
tidak (pula) mendahulukan(nya). (QS Yunus/10: 49)

2. Takdir Mualak, yaitu ketentuan Allah SWT yang


mungkin dapat diubah oleh manusia melalui
ikhtiarnya bila Allah SWT mengizinkannya.
Contoh takdir mualak, antara lain kekayaan,
kepandaian, kesehatan dll. Semua itu tidak
dapat kita raih hanya dengan berpangku
tangan atau berdoa saja tanpa usaha.







Artinya :
Sesungguhnya
Allah
SWT
tidak
akan
mengubah suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri (QS Ar Radu/13:11)

B. Ciri-ciri Beriman kepada Qada


dan Qadar
1. Orang yang percaya kepada takdir Allah SWT
akan menganggap bahwa apapun yang terjadi
pada dirinya adalah sudah menjadi ketentuan
Allah SWT sehingga tidak bersikap takabur
(sombong).
2. Bersabar dalam menghadapi ujian dari Allah SWT
3. Bersikap optimis dan tetap berusaha meskipun
belum berhasil.
4. Tawakal dan berdoa kepada Allah SWT atas usaha
yang telah dilakukannya
5. Tidak menerima pertolongan kepada selain Allah
SWT (musyrik)

C. Contoh-Contoh Qada dan Qodar


Allah SWT
Contoh adanya bukti bahwa qada dan qadar Allah SWT. Itu terjadi
pada manusia.
1. Kanan adalah putra Nabi Nuh a.s. sebagai seorang Nabi, dalam
menyerukan dakwahnya beliau sudah berusaha sungguhsungguh secara lahir dan batin agar putranya, Kanan, menjadi
anak yang sholeh dan beriman. Ternyata, Kanan tetap kafir dan
tidak mau mengikuti jejak ayahnya sampai ia mati. Dengan
demikian, Allah SWT. Telah menakdirkan Kanan menjadi kafir
sampai akhir hayatnya.
2. Dalam sebuah majalah (red.Kartini ) diberitakan,ada seseorang
yang menderita penyakit gagal ginjal selama 21 tahun. Selama
itu pula ia menjalani cuci darah sebanyak 2.016 kali. Dia tidak
hanya berobat secara medis,tetapi juga melalui pengobatanpengobatan alternatif. Padahal menurut dokter, gagal ginjal yang
diderita orang tersebut tidak mungkin lagi dapat diselamatkan.
Akan tetapi, dengan kuasa dan kehendak Allah SWT. Sampai
sekarang ia masih tetap hidup.

3. Perhatikanlah terjadinya gelombang atau pasang


surutnya air laut. Pasang surut air laut merupakan
hasil dari daya tarik gravitasi dan efek sentrifugal (
dorongan ke arah luar pusat rotasi ). Demikian
yang terjadi dengan surut air laut merupakan
salah satu hukum alam atau sunnatullah.
Dari berbagai contoh kejadian diatas menunjukkan
bahwa kita harus mempercayai dan meyakin
segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sudah
diatur dan ditetapkan oleh Allah SWT.

D. Dalil Naqli tentang Qada dan


Qadar
Dalil adalah keterangan yang
dijadikan bukti atau alasan suatu
kebenaran. Jadi, dalil naqli adalah
bukti berdasarkan Al Quran atau
Hadist. Berikut ini terdapat beberapa
dalil naqli tentang qada dan qadar.

1. Al Quran Surah An-Nisa


Ayat 78













Artinya : Di mana saja kamu berada, kematian akan
mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka
memperoleh kebaikan, nereka mengatakan, Ini
adalah dari sisi Allah. Dan kalau mereka ditimpa
sesuatu bencana mereka mengatakan, Ini (datangNya) dari sisi kamu (Muhammad). Katakanlah :
Semuanya (datang) dari sisi Allah. Maka,
mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampirhampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?
(QS. An-Nisa/4:78)

Surah An Nisa di atas berkaitan dengan ayat sebelumnya


(ayat 77) tentang keadaan kaum muslimin yang munafik dan
lemah memohon kepada Allah SWT. supaya tidak terjadi
peperangan dengan orang kafir. Padahal, permohonan mereka
disebabkan takut mati dan terlalu mencintai kesenangan
duniawi.
Kemudian turun ayat 78 yang menjelaskan bahwa kematian
adalah perkara yang pasti terjadi tidak seorang pun dapat lari
darinya. Terkadang justru bagi mereka yang terjun ke medan
perang tidak terkena musibah. Mereka mempunyai sifat
apabila mendapatkan kesenangan dari nikmat akan berkata
bahwa Allah SWT. telah memulaikan mereka. Akan tetapi,
apabila ditimpa kesusahan mereka mengatakan bahwa hal itu
disebabkan oleh kesialan Nabi Muhammad SAW. Dengan
demikian, jelaslah bahwa kematian atau maut merupakan
qadar Allah SWT. yang sudah pasti terjadi.

2. Al Quran Surah Al-Hijr


Ayat 5

Artinya : Tidak ada suatu umat pun yang dapat


mendahului ajalnya dan tidak (pula)
dapat meminta penundaan(nya). (QS. AlHijr/15 : 5)
Ayat 5 Surah Al Hijr tersebut menjelaskan
bahwa ajal manusia sudah ditetapkan oleh Allah
SWT. Tidak ada satu makhluk pun yang dapat
mendahuluinya, apalagi menundanya. Karena
setiap umat yang dibinasakan mempunyai waktu
tertentu sesuai dengan ketentuan yang telah
ditulis dalam lauh al mahfuz.

3. Al Quran Surah Al-Ankabut Ayat 62





Artinya : Allah melapangkan rezeki bagi orang yang Dia


kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang
membatasi baginya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu. (Al-Ankabut/29 : 62)
Ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah SWT. berkehendak
melapangkan dan menyempitkan rezeki bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Akan tetapi, maksud dari orang-orang yang
dikehendaki bukanlah orang-orang yang bersikap pasrah atas
rezeki yang didapatnya tanda ada usaha (ikhtiar), melainkan
Allah SWT. menghendaki orang-orang yang berusaha dan
berdoa untuk memperoleh rezeki tersebut. Jadi, Allah SWT.
Berhak menentukan siapa yang rezekinya dilapangkan dan
siapa yang dipersempit karena semua itu sudah menjadi
ketentuan Allah SWT.

E. Fungsi Iman kepada Qada dan


Qadar
Seorang muslim harus meyakini adanya qada dan qadar Allah
SWT. Karena dapat membimbing rohani kita menuju pada
kebaikan. Mengingat bahwa qada dan qadar adalah rahasia Allah
SWT. Yang tidak dapat diketahui sebelumnya, manusia harus
berusaha untuk mendapatkan hasil yang di cita-citakannya.
Dengan beriman kepada qada dan qadar memberikan banyak
fungsi, diantaranya sebagai berikut :
1.

Manusia Senantiasa Berusaha/Berikhtiar


orang yang beriman kepada qada dan qadar akan senantiasa
berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai apa yang di citacitakannya. Hanya dengan berdoa dan berusaha dengan
sungguh-sungguh, Allah SWT. Akan membalasnya . Menyadari
pentingnya manusia harus berusaha dalam kehidupan, Allah
SWT. Berfirman dalam Surah An-Najm ayat 39-42.

Artinya : Dan bahwasanya seorang manusia tiada


memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan
bahwasanya usahanya itu, kelak akan diperlihatkan
( kepadanya ). Kemudian akan diberi balasan kepada
Tuhanmulah kesudahan ( segala sesuatu ). (QS AnNajm/53:39-42)

2. Giat Beribadah
danBerdoa
Manusia yang beriman kepada qada
dan qadar Allah SWT. akan menghiasi
hidupnya dengan beribadah dan
berdoa. Cita-cita yang akan capai juga
harus disertai dengan usaha dan doa
karena kita sadar bahwa yang
menentukan segalanya adalah Allah
SWT. sehingga dalam setiap langkah
kita pasti memerlukan petunjuk dan
bimbingan-Nya.

3. Membuat Orang Tidak


Takabur
Orang yang beriman kepada qada dan
qadar atau takdir Allah SWT. akan menyadari
keterbatasan yang dimiliki dalam mencapai
sesuatu yang diinginkannya. Meskipun ia
berusaha sekuat tenaga, tetapi keputusan
akhir tetap berada ditangan Allah SWT.
Kesadaran akan keterbatasan dirinya inilah
yang membuat manusia tidak mudah hanyut
dalam kesombongan. Karena sesungguhnya
Allah SWT. tidak menyukai orang-orang yang
sombong.

Firman Allah SWT.

Artinya : Dan janganlah kamu memalingkan


mukamu dari manusia (karena sombong)
dan janganlah kamu berjalan dimuka
bumi dengan angkuh. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri. (QS.
Luqman/31 : 18)

4. Sabar Menghadapi
Cobaan
Sebagai manusia kita harus sadar
bahwa setiap harapan yang kita citacitakan terkadang menghadapi
rintangan dan cobaan. Akan tetapi,
apapun yang dikehendaki Allah SWT.
kita harus tetap sadar dan tawakal.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. dalam


Surah Al-Baqarah ayat 155-156.



.155






156.

Artinya : Dan berilah berita gembira kepada


orang-orang yang sabar (yaitu) orangorang yang apabila ditimpa musibah,
mereka mengucapkan Inna lillahi wa
inna ilaihi rojiun (Sesungguhnya kami
milik Allah dan kepada-Nya kami
kembali). (QS. Al-Baqarah/2 : 155-156)

5. Menumbuhkan Sikap
Optimis
Meyakini qada dan qadar tidak berarti harus
pasrah tanpa adanya usaha. Allah SWT. memberi
kesempatan kepada manusia untuk tetap ikhtiar. Kita
harus yakin bahwa kegagalan bukanlah akhir dari
segalanya. Firman Allah SWT.

Artinya : Wahai anak-anakku! Pergilah kamu,


carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah,
hanyalah orang-orang kafir. (QS. Yusuf/12:87)

E
T

H
I
S
A
K
A
M
I
R

Anda mungkin juga menyukai