1. Kebijakan birokrasi yang dilakukan Utsman bin Affan memicu ketidakpuasan sebagian
umat Islam, sehingga terjadilah pemberontakan yang mengakibatkan terbunuhnya Utsman
bin Affan yang dalam sejarah Islam dikenal dengan kejadian al-fitnah al-kubra. Dari
kejadian inilah kemudian memicu perpecahan Islam. Analisislah kejadian tersebut sehingga
dapat memicu perpecahan umat Islam!
2. Pada saat perang Ṣiffin, pasukan Ali bin Abi Ṭālib hampir mendapatkan kemenangan,
namun pada saat itu ada tawaran damai yang disampaikan oleh Mu’awiyah bin Abi Shufyan
yaitu dengan perundingan atau tahkīm. Pada awalnya, Ali bin Abi Ṭālib enggan menerima
tawaran tersebut. Namun karena adanya desakan yang kuat dari sebagian anggota
pasukannya, maka akhirnya Ali bin Abi Ṭālib menerima tawaran perundingan tersebut.
Mengapa Ali bin Abi Ṭālib menerima usulan diadakannya tahkīm? berilah alasan yang kuat!
3. Diantara alasan Mu’awiyah bin Abu Shufyan tidak berbaiat kepada Ali bin Abi Ṭālib adalah
adanya kekhawatiran hilangnya Jabatan gubernur di Damaskus yang dipegangnya sejak
pemerintahan Khalifah Umar bin Khaṭab. Kemudian merembet kepada tuntutan kepada Ali
bin Abi Ṭālib untuk mengungkap dan mencari pembunuh Utsman bin Affan, sehingga
terjadilah perang Ṣiffin. Kritisilah permasalahan tersebut sehingga jelas pokok persoalan
yang menyebabkan terjadinya perpecahan di kalangan umat Islam!
4. Diantara pasukan Ali bin Abi Ṭālib ada yang tidak menerima hasil tahkīm. Namun dalam
perkembangannya, kelompok ini tidak hanya memusuhi kelompok Ali bin Abi Ṭālib tetapi
juga memusuhi kelompok Mu’awiyah. Mengapa demikian, berilah alas an yang kuat!
5. Perang Ṣiffin sangat merugikan kelompok Ali bin Abi Ṭālib. Namun demikian, diantara
pendukungnya ada yang tetap setia kepada Ali bin Abi Ṭālib . Mengapa mereka tetap setia
kepada Ali bin Abi Ṭālib ?
6. Diantara dampak dari perbedaan pendapat yang diselesaikan dengan peperangan adalah
terjadinya bunuh-membunuh diantara umat Islam. Sebagaimana diketahui bahwa membunuh
adalah termasuk dosa besar. Dalam hal ini, muncullah permasalahan yang berkaitan dengan
hukum orang mukmin yang melakukan dosa besar tersebut. Isu tersebut diangkat oleh
mutakallimin generasi awal untuk dijadikan bahan perdebatan. Sebagian berpendapat bahwa
orang mukmin yang melakukan dosa besar dihukumi telah keluar dari Islam, sehingga
dihukumi kafir. Adapun yang lain berpendapat bahwa orang mukmin yang melakukan dosa
besar bukanlah kafir, tetapi juga bukan mukmin tetapi fasik. Mengapa mereka berbeda
pendapat dalam menghukumi permasalahan yang sama? Lakukan analisis terhadap pendapat
tersebut dengan analisis yang tajam!
7. Ada aliran kalam yang berpendapat bahwa pada hakikatnya manusia tidak mempunyai daya
untuk melakukan suatu perbuatan. Begitu juga, manusia tidak mempunyai kesempatan untuk
memilih jalan hidupnya. Manusia hanya menjalankan ketentuan yang sudah dibuat Tuhan.
Mengapa mereka berpendapat demikian?
8. Manusia tidak mempunyai hak untuk menghukumi perbuatan manusia. Yang berhak
menghukumi manusia adalah Allah, yaitu pada yaumul mizan di akhirat nanti. Bagaimana
dampak dari doktrin ajaran ini?
9. Dalam hal melihat Tuhan dengan mata kepala di akhirat, para mutakallimin berselisih
pendapat. Sebagian berpendapat bahwa Tuhan tidak dapat dilihat manusia dengan mata
kepala. Sebagian yang lain berpendapat bahwa Tuhan dapat dilihat dengan mata kepala di
akhirat. Analisislah kedua pendapat tersebut! Dan pendapat siapakan yang lebih kuat!
10. Bagi sebagian mutakallimin, Tuhan dikatakan adil apabila memasukkan orang baik ke surga
dan memasukkan neraka bagi yang jahat/ingkar. Bagi sebagian yang lain, Tuhan tidak boleh
dikatakan tidak adil apabila memasukkan ke neraka bagi orang yang berbuat jahat/ingkar ke
surga, begitu juga Tuhan tidak boleh dikatakan tidak adil apabila memasukkan orang baik ke
neraka. Analisislah kedua pendapat tersebut!
KELAS XII