Anda di halaman 1dari 11

Dalil Naqli tentang Hari Kiamat

14.08 | | 16 comments

A. Firman Allah SWT dalam QS Al-hijr [15]: 92-93

Artinya : maka demi tuhanku, kami akan menanyakan mereka semua, tentang apa yang mereka
kerjakan dahulu.

B. Firman Allah SWT dalam QS. Az-zumar [39]: 68

Artinya : dan sangkakalapun ditiup maka matilah semua (makhluk) yang dilangit dan Dibumi
kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi(sangkakala itu) maka seketika
itu mereka bangun(dari kuburnya) menunggu (keputusan Allah.

C. Firman Allah SWT dalam QS Al-Insan [76]: 20

Artinya : dan apa bila kamu melihat( keadaan ) disana(surga), niscaya kamu akan melihat berbagai
macam kenikmatan dan kerajaan yang besar

D. Firman Allah SWT dalam QS Al-Waqi’ah [56]: 51-54

Artinya : kemudian sesungguhnya kamu, wahai orang-orang sesat lagi mendusta! pasti akan
memakan buah zaqqun maka akan penuh perutmu dangannya setelah itu kamu akan meminum
air yang sangat panas.

E.Firman Allah SWT dalam QS Al-Insyiqaq [84]: 7-12


Artinya : maka adapun orang yang diberikan catatan diberikan dari sebelah kanan, maka dia akan
diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan dikembalikan dengan keluarganya(yang
sama-sama beriman)dengan gembira.dan adapu orang yangdiberikan catatannya dari sebelah
belakang maka dia akan berteriak “celakahlah aku!” dan dia akan masuk kedalam api yang
menyala-nyala(neraka)

F. Firman Allah SWT dalam QS Al –Anbiya [21]: 47

Artinya : dan kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat maka
Tidak seorangpun dirugikan walau sedikitpun; sekalipun hanya sebesar biji
Sawi, pasti kami akan mendatangkan (pahala). Dan cukuplah kami yang
Membuat perhitungan

C. Dalil Naqli Tentang Hari Kiamat/Akhir

Artinya:“ Dan (ingatlah) hari (ketika) di tiup sangkakala, maka


terkejutlah segala yang ada di bumi, di langit dan segala yang ada
di bumi, kecuali siapa yang di kehendaki Allah SWT. Dan semua
akan datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” (QS. An-
Naml Ayat 87)
Gambaran hari kiamat menurut Al- Qur’an

1. Bumi digoncangkan sekuat kuatnya hingga mengeluar kan isi yang


dikandungnya (QS. Al- Zalzalah : 1 – 5)
2. Matahari di gulung, bintang-bintang berjatuhan dan laut meluap. (QS.
Al- Infithor : 1 – 3)
3. Gunung-gunung kemudian pecah berterbangan menjadi pasir (QS.
Al- Haqqah : 14)
4. Manusia tidak dapat menolong manusia lainnya, bahkan seorang ayah
terhadap anaknya sendiri. (QS. Lukman : 33)
Pelajari juga:
1. Pengertian, Hikmah, dan Fungsi Iman Kepada Rasul
2. Pengertian dan Hikmah Beriman Kepada Kitab Allah
D. Fungsi Iman Kepada Hari Kiamat
1. Membuat manusia senantiasa bersikap hati-hati, sehingga akan selalu
taat kepada petunjuk agama dan sadar akan batas kesenangan hidup di
dunia.
2. Terus memperbaiki kualitas kebaikan, yaitu berbakti kepada Allah, orang
tua, dan sesama manusia lain.
3. Membuat manusia sadar bahwa kehidupan setelah kehidupan dunia
merupakan tujuan manusia hidup di dunia.
4. Mendorong manusia agar menambah perbuatan baik (amal soleh) dan
meninggalkan larangan Allah.
5. Mengingatkan bahwa kehidupan dunia adalah ladang kehidupan
akhirat, jembatan untuk menuju ke alam akhirat, sehingga
menghindarkan manusia dari sifat rakus, kikir, dan tamak.
6. Tidak iri terhadap kenikmatan yang didapat oleh orang lain.
7. Membuat jiwa tenteram.
E. Hikmah Iman Kepada Hari Kiamat
1. Tidak meniru pola hidup orang kafir.
2. Meningkatkan ketakwaan dan lebih giat dalam beramal saleh.
3. Selalu berusaha berbuat benar dan baik.
4. Berjihad dijalan Allah dengan harta dan jiwa.
5. Tidak kikir dalam memberi infaq.
6. Menanamkan kesabaran dalam kebenaran dan saat tertimpa musibah.
7. Lebih berhati-hati dalam berbuat sesuatu.
8. Membuat manusia selalu melaksanakan kewajibannya dan tidak terlena
akan kehidupan dunia.
9. Sadar bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara, dan akhirat
merupakan kehidupan yang kekal.
10. Sering bertaubat kepada Allah.
11. Lapanga dada dan ikhlas terhadap ketentuan Allah.
12. Memperjelas tujuan hidup manusia di dunia.
F. Peristiwa yang berhubungan dengan Hari Kiamat
Yaumul Barzah / Alam Kubur yaitu masa antara sesudah meninggal nya
seseorang sampai menunggu datangnya hari kiamat. “ (Q.S.Al Khafi ayat 99 )
Yaumul Baats yaitu masa dibangkitkannya manusia dari alam kubur mulai
dari manusia pertama sampai manusia terakhir ( Q.S. Al Zalazalah ayat 6 )

Yaumul Mahsyar yaitu masa dikumpulkannya manusia dipadang mahsyar


untuk dihisab / diperhitungkan amal kebaikan dan keburukanya. (Q.S. Ibrahim
: 48)

Yaumul Hisab/ Mizan yaitu Masa diperhitungkan / ditimbang amal kebaikan


dan keburukan manusia“ ( Q.S. Yasin : 65 )

Sirat yaitu jembatan yang akan dilewati oleh manusia setelah dihisab dan
ditimbang amal baik dan buruknya. Disini akan ditentukan manusia akan
masuk neraka atau surga.

Surga yaitu tempat balasan bagi orang yang beriman kepada Allah SWT..(Q.S.
Al Hajj : 23 )

Neraka yaitu tempat balasan bagi orang yang ingkar kepada Allah
SWT.“ (Q.S. Az Zumar : 32 )

Dalil Naqli
Naqli menurut bahasa adalah dari (‫ )نقل الشيء‬yakni mengambil sesuatu dari satu
tempat ke tempat lain, dan (‫ )نَقَلَة الحديث‬yakni mereka yang menuliskan hadist-hadist
dan menyalinkannya dan menyandarkannya kepada sumber-sumbernya.
· Naqli secara istilah identik dengan dalil-dalil yang di nukil atau di ambil dari Kitab
Allah yang Maha Mulya dan dari sunnah yang suci atau dalil-dalil yang diriwayatkan
kepada kita oleh perawi-perawi.
Diantara landasan utama ditetapkannya al-Qur'an dan sunnah sebagai dalil naqli
oleh para ulama adalah sebuah hadist Rasulullah saw: "Telah aku tinggalkan dua
perkara, yang apabila kalian berpegang kepada keduanya maka kalian tidak akan
tersesat : Kitab Allah (al-Qur'an) dan Sunnah Nabi-Nya".
· Namun ketika naqli dihubungkan dengan ilmu tafsir maka disebut tafsir bi al-
manqul atau bi al-ma'tsur, yaitu penafsiran al-Qur'an yang disandarkan kepada
riwayat-riwayat yang sahih secara tertib, atau dengan cara menafsirkan al-Qur'an
dengan al-Qur'an atau menafsirkannya dengan as-Sunnah atau menafsirkannya
dengan riwayat-riwayat yang di terima dari para sahabat atau para tabi'in, seperti
penafsirannya At-Thabari dan Ibnu Katsir.

Dalil Naqli Tentang Hari Akhir

Berikut ini dalil atau ayat Al-Qur'an yang menguatkan adanya hari akhir.

-Firman Allah SWT dalam QS Al –Anbiya [21]: 47


: َ‫ش ْيئًا َو ِإن َكانَ ِمثْقَا َل َحبَّ ٍة ِم ْن خ َْر َد ٍل أَت َ ْينَا ِب َها َو َكفَى ِبنَا َحا ِس ِبين‬ ْ ُ ‫ط ِل َي ْو ِم ْال ِق َيا َم ِة َف ََل ت‬
ٌ ‫ظ َل ُم نَ ْف‬
َ ‫س‬ َ ‫ض ُع ْال َم َو ِازينَ ْال ِق ْس‬
َ َ‫َون‬
Artinya : dan kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat maka
Tidak seorangpun dirugikan walau sedikitpun; sekalipun hanya sebesar biji Sawi,
pasti kami akan mendatangkan (pahala). Dan cukuplah kami yang Membuat
perhitungan.
-Firman Allah SWT dalam QS Al-Insan [76]: 20
:‫يرا‬ً ِ‫َوإِذَا َرأَيْتَ ث َ َّم َرأَيْتَ نَ ِعي ًما َو ُم ْل ًكا َكب‬
Artinya : dan apa bila kamu melihat( keadaan ) disana(surga), niscaya kamu akan
Melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar
Firman Allah SWT dalam QS Al-Waqi’ah [56]: 56
ِ ‫َهذَا نُ ُزلُ ُه ْم يَ ْو َم الد‬
‫ِين‬
Artinya : Itulah hidangan untuk mereka pada hari Pembalasan".

-Firman Allah SWT dalam QS Al-Baqarah [2]:8


ِ ‫اس َمن يَقُو ُل آ َمنَّا بِاّللِ َوبِ ْاليَ ْو ِم‬
َ‫اآلخ ِر َو َما هُم بِ ُمؤْ ِمنِين‬ ِ َّ‫َو ِمنَ الن‬
Artinya : Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan
Hari kemudian",padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang
beriman. (Q.S. al Baqarah ayat 8)

-Firman Allah SWT Al-Quran surat al-Taubah (9) ayat 8 :


ِ َ‫ظ َه ُروا َعلَ ْي ُك ْم الَ َي ْرقُبُواْ فِي ُك ْم ِإالًّ َوالَ ِذ َّمةً ي ُْرضُونَ ُكم ِبأ َ ْف َوا ِه ِه ْم َوت َأ ْ َبى قُلُوبُ ُه ْم َوأ َ ْكثَ ُر ُه ْم ف‬
َ‫اسقُون‬ ْ ‫ْف َو ِإن َي‬
َ ‫َكي‬
Artinya :
Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat
dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-
orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
(Q.S. al Taubah ayat 8)

c. Al-Quran surat al-Maidah (5) ayat 69 : َ‫ارى َم ْن آ َمن‬ َ ‫ص‬ َّ ‫إِ َّن الَّذِينَ آ َمنُواْ َوالَّذِينَ هَادُواْ َوال‬
َ َّ‫صابِؤُونَ َوالن‬
َ‫ف َعلَ ْي ِه ْم َوالَ ُه ْم َيحْ زَ نُون‬
ٌ ‫صا ِل ًحا فََلَ خ َْو‬ ِ ‫ِباّللِ َو ْال َي ْو ِم‬
َ ‫اآلخ ِر و َع ِم َل‬
Artinya : Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan
orang-orang Nasrani, siapa saja (di antara mereka) yang benar-benar beriman
kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(Q.S. al Maidah ayat 69)

Al-Quran surat al-Baqarah (2) ayat 177 :


َ‫ب َوالنَّ ِب ِيين‬ِ ‫اآلخ ِر َو ْال َمآل ِئ َك ِة َو ْال ِكت َا‬
ِ ‫ب َولَ ِك َّن ْال ِب َّر َم ْن آ َمنَ ِباّللِ َو ْال َي ْو ِم‬ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬ ِ ‫ْس ْال ِب َّر أَن ت ُ َولُّواْ ُو ُجو َه ُك ْم ِق َب َل ْال َم ْش ِر‬
َ ‫لَّي‬
َ‫الزكَاة‬ َّ ‫صَلة َ َوآتَى‬ َّ ‫ام ال‬ َ
َ َ‫ب َوأق‬ ِ ‫الرقَا‬
ِ ‫سبِي ِل َوالسَّآئِلِينَ َوفِي‬ َّ ‫ساكِينَ َوابْنَ ال‬ ْ ْ ْ
َ ‫علَى ُحبِ ِه ذَ ِوي القُ ْربَى َواليَتَا َمى َوال َم‬ ْ
َ ‫َوآت َى ال َما َل‬
َ‫ص َدقُوا َوأُولَئِكَ ُه ُم ْال ُمتَّقُون‬ َ َ‫ِين‬‫ذ‬ َّ ‫ال‬ َ‫ِك‬ ‫ئ‬َ ‫ل‬ ‫و‬ُ ‫أ‬ ‫س‬ ْ
ِ َ ‫أ‬ ‫ب‬ ْ
‫ال‬ َ‫ين‬‫ح‬ ‫و‬
ِ َ َّ‫اء‬ ‫َّر‬
‫ض‬ ‫وال‬ ‫اء‬ ‫س‬
َ َْ ‫أ‬ ‫ب‬ ْ
‫ال‬ ‫ي‬ ‫ف‬
ِ َ‫ين‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫ا‬
ِ ِ َّ َ‫ص‬ ‫ال‬ ‫و‬ ْ ‫ا‬ ‫ُو‬ ‫د‬ ‫ه‬
َ ‫ا‬ َ ِ ْ ْ َ ‫َو ْال ُموفُونَ ِب‬
‫ع‬ ‫ا‬ َ ‫ذ‬ ‫إ‬ ‫م‬ ‫ه‬
ِ ‫د‬
ِ ‫ه‬ ‫ع‬
Artinya :
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan
tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar
dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang
yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Q.S. al
Baqarah ayat 177)
Firman Allah SWT dalam QS. Az-zumar [39]: 68
َ‫ظ ُرون‬ ُ ‫َّللاُ ث ُ َّم نُ ِف َخ فِي ِه أ ُ ْخ َرى فَإِذَا هُم قِيَا ٌم يَن‬
َّ ‫ض إِ َّال َمن شَاء‬ ِ ‫ت َو َمن فِي ْاْل َ ْر‬ ِ ‫س َم َاوا‬ َ َ‫ور ف‬
َّ ‫صعِقَ َمن فِي ال‬ ِ ‫ص‬ُّ ‫َونُ ِف َخ فِي ال‬
Artinya : dan sangkakalapun ditiup maka matilah semua (makhluk) yang dilangit dan
Dibumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali
Lagi(sangkakala itu) maka seketika itu mereka bangun(dari kuburnya) Menunggu
(keputusan Allah.
Firman Allah SWT dalam QS Taha[20]: 124
:‫ش ُرهُ َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة أَ ْع َمى‬ َ ً ‫شة‬
ُ ْ‫ضن ًكا َونَح‬ َ ‫ض َعن ِذ ْك ِري فَإ ِ َّن لَهُ َم ِعي‬ َ ‫َو َم ْن أَع َْر‬
Artinya : dan barang siapa berpaling dari peringatanku maka sungguh, dia akan
nMenjalani kehidupan yang sempit, dan kami akan mengumpulkannya nPada hari
kiamat pada keadaan buta.
Firman Allah SWT dalaQS Taha[20] 125
:‫يرا‬ ً ‫ص‬ ِ َ‫ب ِل َم َحش َْرتَنِي أ َ ْع َمى َوقَ ْد ُكنتُ ب‬ ِ ‫قَا َل َر‬
Artinya : Dia berkata. “ya tuhanku, mengapa Engkau kumpelkan aku dalam
keadaan buta?”
Firman Allah SWT dalam QS Al-hijr [15]: 92-93
: َ‫( فَ َو َر ِبكَ لَنَ ْسأَلَنَّ ُه ْم أَجْ َم ِعيْن‬92) َ‫َع َّما كَانُوا َي ْع َملُون‬
Artinya : maka demi tuhanku, kami akan menanyakan mereka semua, tentang apa
Yang mereka kerjakan dahulu.
Firman Allah SWT dalam QS Al-zalzajah [99] 6
:‫اس أَ ْشتَاتًا ِلي َُر ْوا أَ ْع َمالَ ُه ْم‬ ُ َّ‫صد ُُر الن‬ْ ‫َي ْو َمئِ ٍذ َي‬
Artinya: Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnyadalam keadaan yang bermacam-
macam, supayadiperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaanmereka

Dalil Aqli
Kata 'aqli secara bahasa berasal dari kata bahasa Arab (‫)عقل‬: akal yang
mempunyai beberapa makna, di antaranya: (‫)الدية‬: denda, (‫)الحكمة‬: kebijakan, dan
(‫)حسن التصرف‬: tindakan yang baik atau tepat.
· Secara istilah akal memiliki beberapa definisi diantaranya:
1. Cahaya nurani, yang dengannya jiwa bisa mengetahui perkara-perkara yang
penting dan fitrah.
2. Aksioma-aksioma rasional dan pengetahuan-pengetahuan dasar yang ada
pada setiap manusia.
3. Kesiapan bawaan yang bersifat instinktif dan kemampuan yang matang.
· Kata 'Aqli ketika dihubungkan dengan kajian ilmu-ilmu agama identik dengan
dalil-dalil yang berdasarkan akal fikiran manusia yang sehat dan obyektif, tidak
dipengaruhi oleh keinginan, ambisi atau kebencian dari emosi.
· Dan ketika 'Aqli dihubungkan secara khusus dengan disiplin ilmu tafsir, maka
disebut tafsir bi al-ma'qul atau bi ar-ra'yi, yaitu penafsiran al-Qur'an yang lebih
dititikberatkan kepada kemampuan akal fikiran yang sehat dan obyektif (ijtihad)
daripada disandarkan kepada periwayatan-periwayatan. Dalam hal ini seorang
mufassir akan menggunakan kemampuan akalnya (ijtihadnya) dengan bantuan ilmu-
ilmu bahasa Arab, ilmu qiraah, ilmu-ilmu Al-Qur'an, hadits dan ilmu hadits, ushul fikih
dan ilmu-ilmu lain untuk menerangkan maksud ayat dan mengembangkannya
dengan bantuan perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan yang ada, sehingga
tersusunlah bentuk tafsir yang sesuai dengan masa dimana mufassir tersebut hidup.
Beberapa tafsir yang terkenal dalam bentuk ini antara lain: Tafsir Al-Jalalain, Tafsir
Ar-Razi, Tafsir Al-Baidhawi, dll.
· Syari’at Islam telah memberikan nilai dan urgensi yang amat tinggi terhadap
akal manusia, sebagaimana dapat dilihat pada beberapa point berikut ini:
1. Allah mengkhususkan penyampain kalam-Nya hanya kepada orang yang
berakal, karena hanya mereka yang dapat memahami agama dan syariat-Nya. Allah
swt berfirman:"…dan merupakan peringatan bagi orang-orang yang mempunyai
akal".
2. Syarat utama yang harus ada dalam diri manusia untuk dapat menerima taklif
(beban kewajiban) dari Allah swt yang berkenaan dengan hukum-hukum syari’at
Islam adalah akal. Oleh karena itu ketika ia kehilangan akalnya dikarenakan gila
misalnya, maka ia tidak tidak menerima taklif itu. Rasulullah saw bersabda: "Pena
(catatan pahala dan dosa) diangkat (dibebaskan) dari tiga golongan; orang yang
tidur sampai bangun, anak kecil sampai bermimpi, orang gila sampai ia kembali
sadar (berakal)".
3. Allah swt mencela orang yang tidak menggunakan akalnya. Misalnya celaan
Allah terhadap ahli Neraka yang tidak menggunakan akalnya. Allah swt
berfirman:"Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan
(peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni Neraka yang
menyala-nyala".

Dalil aqli menurut para ahli :


a. Menurut Ahli Astronomi
Bumi dan planet-planet lainnya berputar mengelilingi matahari secara teratur dan
sempurna masing-masing planet mempunyai daya tarik-menarik sehingga beredar
dan bergerak seimbang/serasi. Namun daya tarik menarik itu semakin lama akan
semakin berkurang bahkan hilang sama sekali, akhirnya akan saling bertabrakan
dan hancur, (bandingkan surat at-Takwir 2 dan al-Infiëãr 2).
b. Menurut ahli Geologi
Di dalam perut bumi terdapat gas yang panas yang berkembang dan terus menerus
menekan kearah luar bumi. Akan tetapi bumi itu sendiri mendapat tekanan (atmosfir)
dari luar atau permukaannya, sehingga terjadilah keseimbangan. Namun
diperkirakan bahwa tekanan dari luar semakin lama semakin lemah, bahkan tak
berdaya lagi akhirnya mengakibatkan gas bumi akan meledak dengan ledakan yang
sangat dahsyat dan akan mengeluarkan bola api raksasa yang membawa
kehancuran. (bandingkan dengan surat al-Zalzalah).
c. Menurut Ahli Fisika
Menurut Teori Ilmu Alam bahwa sumber energi terbesar yang dapat memenuhi
kebutuhan semua kehidupan di dunia ini adalah matahari. Begitu juga daya tarik
antara benda-benda angkasa (planet) itu ada ketergantungan dengan energi
matahari. Namun lambat laun sinar matahari semakin melemah, akibatnya
mempengaruhi daya tarik diantara planet-planet tersebut akhirnya tidak ada
keseimbangan, maka terjadilah tabrakan diantara mereka. (bandingkan at-Takwir 1-
3)
d. Pendapat lain dari Sarjana Astronomi Jh. Van Vierngen dan kawan-kawannya.
Mereka memperkirakan bahwa alam semesta ini akan meletus akibat dari
pengembangan yang terus menerus tanpa batas. Diumpamakan seseorang yang
meniup balon terus menerus tanpa henti maka balon tersebut akan meledak.
Sampai saat ini alam ini sedang terus mengalami pengembangan, sehingga akan
melebihi kapasitas maksimal, akibatnya langit yang membentang luas itu akan
pecah dan hancur berantakan. (Bandingkan surat al-Ahqãf ;3, at-Tur ;9,ar-Rahmãn ;
37, al-Hãqqah ; 16, al-Maãrij ; 8 ).

Kiamat Kecil (Sughra)

 21/01/2015
 AuthorAyat Al Akrash

Ilustrasi. (Foto : ajaranislamyanghaq.wordpress.com)


Syahida.com – Al-Wabil mengemukakan “bahwa yang termasuk dalam kitab
kecil dan kematian.” Sebenarnya kematian tidaklah hanya dipahami dengan
hilangnya roh manusia dari jasadnya, melainkan juga mencakup roh-roh
kehidupan lainnya. Termasuk juga di dalamnya “roh kehidupan sosial”, “roh
budaya”, “roh politik”, “roh ekonomi”, dan roh-roh lainnya yang menjadi
bagian aspek penunjang kehidupan manusia.
Silogisme dari apa yang disebutkan, adalah bahwa kematian-kematian
tersebut merupakan Kiamat Sughra (kecil) yang telah ditetapkan dan
ditakdirkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Tidak seorang pun yang dapat
memprediksikan akan datangnya ketetapan dan takdir tersebut.

Kapan manusia akan meninggal? Akankah sesuatu itu akan berlanjut atau
terhenti? Hanya Dialah yang dapat mengetahuinya. Semua yang berjalan dan
bergerak di muka bumi ini berada di bawah pengawasan Allah SWT. Berjalan
dan berhentinya, serta hidup dan matinya jiwa, semuanya Allah jadikan di
balik itu semua penuh dengan berbagai hikmah.
Kiamat-kiamat kecil yang terjadi sepanjang perjalanan kehidupan manusia itu
semuanya sebagian ujian dan cobaan. Sebagaimana firman-Nya:

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan
hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Anbiyaa: 35).
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa prospek kehidupan seseorang di alam
baru (kubur/akhirat) sangat bergantung pada perbuatannya di dunia. Jika
baik, maka akan baik pula balasannya, begitulah sebaliknya. Untuk lebih dapat
memahami permasalahan pokok tersebut, maka berikut ini akan dipaparkan
dalil-dalil naqli (Al-Qur’an dan Sunah) dan aqli.

Dalil Naqli dan Aqli

1. Dalil Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an banyak sekali terdapat ayat-ayat yang berhubungan
dengan fenomena kiamat kecil di antaranya adalah:
“Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga: ‘Limpahkanlah kepada kami
sedikit air atau makanan yang direzekikan Allah kepadamu’. Mereka (penghuni
surga) menjawab: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu
atas orang-orang kafir. (Yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka
sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu
mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini,
dan sebagaimana mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.” (QS. Al-A’raaf:
50-51).
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan
terhadap Allah atau yang berkata: ‘Telah diwahyukan kepada saya’, padahal
tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya dan orang yang berkata: “Saya
akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah.” Alangkah dahsyatnya
sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam
tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan
tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini kamu
dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan karena kamu selalu
mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu
selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.” (QS. Al-An’aam: 93).
“Di antara orang-orang Arab Badui yang di sekelilingmu itu ada orang-orang
munafik; dan (juga) di antara pendudukan Madinah. Mereka keterlaluan dalam
kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi)
Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa kepada azab
yang besar.” (QS. At-Taubah: 101).
“Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana
kamu Kami ciptakan pada mulanya dan kamu tinggalkan di belakangmu
(dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu; dan Kami tiada melihat
besertamu pemberi syafa’at yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-
sekutu Tuhan di antara kamu. Sungguh telah terputuslah (pertalian) antara
kamu dan telah lenyap daripada kamu anggap (sebagai sekutu Allah).” (QS. Al-
An’aam: 94).
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang
teguh itu dalam kehidupan di dunia dan akhirat; dan Allah menyesatkan orang-
orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim:
27).
2. Dalil Hadist
“Jika seseorang hamba telah diletakkan di dalam kuburnya dan para
sahabatnya telah meninggalkanya, serta ia mendengar suara pijakan sandal
mereka. Kedua malaikat tersebut berkata. “Bagaimanakah pendapatmu
mengenai Muhammad (Rasulullah SAW)?” Adapun orang mukmin, ia akan
menjawab: “Aku bersaksi bahwa dia hamba Allah, dan Rasul-Nya”, kemudian
dikatakan padanya: “Lihatlah kursimu di neraka, Allah telah menggantinya
untukmu dengan kursi dari surga.” Orang mukmin bisa melihat kedua kursi
tersebut, sedangkan kepada orang munafik atau kafir, malaikat bertanya pada
keduanya, “Bagaimanakah pendapatmu mengenai Muhammad?” Orang kafir
tersebut menjawab (dengan penuh rasa bingung), “Aku tidak tahu karena aku
tidak mengikutinya.” Kemudian ia dipukul dengan sebilah martil dengan
pukulan yang membuatnya berteriak histeris, sehingga sampai didengar oleh
makhluk-makhluk lain yang berdekatan dengannya (selain manusia dan
jin).” (Diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim, An-Nasai, Abu Daud dan
Ahmad).
“Jika salah seorang dari kalian meninggal dunia, maka kursinya diperlihatkan
kepadanya pada saat pagi-sore hari. Jika ia termasuk ahli surga, maka ia akan
melihat jelas gambaran dirinya sebagai ahli neraka. Dikatakan kepadanya, “Ini
kursimu hingga Allah membangkitkanmu pada hari Kiamat.” (Al-Bukhari).
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dari siksa neraka, dari
fitnah kehidupan, dari fitnah kematian, dan fitnah Al-Masih Dajjal.” (HR.
Bukhari).
“Sesungguhnya kedua orang yang berada di dalam kuburan tersebut sedang
disiksa. Hal tersebut bukanlah karena disebabkan dosa besar, melainkan salah
satu dari keduanya telah melakukan perbuatan provokator. Sedangkan yang
lainnya tidak mengenakan tutup ketika melakukan buang air kecil.” (HR.
Bukhari).
3. DALIL AKAL
Keimanan seorang hamba kepada Allah SWT, malaikat-malaikat –Nya, dan
akhir mengharuskannya pula beriman kepada siksa alam kubur,
kenikmatannya, dan apa saja yang terjadi di dalamnya. Sebab, itu semua
termasuk bagian dari perkara-perkara gaib. Jika seseorang memercayai
sebagian sesuatu, maka menurut akal ia harus mengimani sebagian lainnya.

Alam kubur, kenikmatannya dan pertanyaan dua malaikat Munkar-Nakir,


bukanlah merupakan sesuatu yang mustahil menurut akal. Bahkan akal yang
sehat mengakuinya dan memberi kesaksian terhadapnya.

Orang yang tidur terkadang bermimpi melihat sesuatu yang menyenangkan


dan terkadang ia bermimpi melihat sesuatu yang dibencinya, kemudian ia
murung karenanya. Dan ia senang sekali kalau ada orang yang
membangunkannya. Kenikmatannya dan siksa di alam mimpi tersebut betul-
betul terjadi pada rohani, dan rohani tersebut terpengaruh dengannya tanpa
ia rasakan dan bisa dilihat oleh kita serta tidak ada seorang pun yang
memungkirinya. Bagaimana terhadap siksa alam kubur, dan kenikmatannya
yang pada dasarnya sama persisnya dengan mimpi tersebut? [Syahida.com]

Sumber: https://www.syahida.com/2015/01/21/1506/kiamat-kecil-sughra/#ixzz5NGvOyGkb
Follow us: @syahidacom on Twitter | syahidacom on Facebook

Anda mungkin juga menyukai