Anda di halaman 1dari 10

SERTIFIKASI MUTU

MINYAK GORENG
KELAPA SAWIT
KEMASAN
Disusun Oleh :
Anisa Fitri (06)
Efrida Oktaria Hendaris (14)
Muchammad Ikmal Abdillah (23)
Peny Diah Arintayu (27)
Sahrul Irfan (30)
Yusela Ananda (36)
Kelas : XIII Kimia Analis 2
Guru Pembimbing : Bp. Kurnia Andy, S.Si.
JUDUL : Sertifikasi Mutu Minyak goreng kelapa sawit kemasan
TUJUAN :
1.Praktikan mengetahui parameter mutu minyak goreng.
2.Praktikan mengetahui dan melaksanakan prosedur analisa kimia-fisika dari parameter mutu minyak goreng.
3.Praktikan mengetahui dan melaksanakan sertifikasi mutu minyak goreng.

DASAR TEORI
◦ Minyak goreng kelapa sawit di Indonesia terbagi menjadi minyak goreng kemasan bermerek dan minyak goreng kemasan tidak bermerek
(curah). Minyak goreng kemasan bermerek merupakan minyak goreng yang dikemas dengan menggunakan kemasan khusus dan tercantum
nama produsen serta label informasi. Minyak goreng ini mengalami penyaringan dua hingga tiga kali yang berguna untuk meminimalkan
kontaminan pada minyak goreng (Dewi, 2012).
◦ Minyak goreng kelapa sawit kemasan tidak bermerek atau curah merupakan minyak goreng yang dijual tanpa mencantumkan nama dan
informasi produk, ditempatkan didalam jerigen atau drum besar dengan wadah terbuka yang selanjutnya dijual literan kepada masyarakat.
Minyak tersebut dikategorikan sebagai minyak dengan mutu rendah karena hanya mengalami penyaringan sederhana sehingga warnanya
tidak sejernih minyak goreng kemasan (Siswanto, 2015).
◦ Pemanasan minyak goreng dengan suhu yang sangat tinggi akan menyebabkan sebagian minyak rusak Kerusakan minyak akan
mempengaruhi mutu dan nilai gizi bahan pangan yang digoreng. Minyak yang rusak akibat proses oksidasi dan polimerisasi akan
menghasilkan bahan dengan rupa yang kurang menarik dan cita rasa yang tidak enak, serta kerusakan sebagian vitamin dan asam lemak
esensial yang terdapat dalam minyak. Proses oksidasi tersebut terjadi saat minyak tersebut mengalami kontak dengan sejumlah oksigen.
Reaksi oksidasi juga akan menimbulkan bau tengik pada minyak dan lemak. Selain menimbulkan bau tengik, radikal bebas juga dapat
terbentuk akibat oksidasi yang mempunyai dampak merusak sel dan jaringan tubuh. Hal ini disebabkan radikal bebas bersifat sangat reaktif.
Alat dan bahan
1) Angka Asam : 2) Bilangan Peroksida 3) Bilangan Penyabunan
Alat : Alat : Alat :
◦ Erlenmeyer ◦ Erlenmeyer
- Erlenmeyer
◦ Pipet tetes ◦ Pipet tetes
- Pipet tetes
◦ Hot plate ◦ Hot plate
- Hot plate ◦ Buret
◦ Buret
- Buret ◦ Neraca analitik
◦ Pipet ukur 10, 1 mL
- Neraca analitik ◦ Pendingin tegak piet volume 25 mL
◦ Neraca analitik
- Magnetic stirrer
- Pendingin tegak Bahan :
Bahan :
◦ Minyak goreng
- Gelas ukur 50 mL ◦ Minyak Goreng
◦ Alkohol
Bahan : ◦ Kloroform
◦ KOH
◦ Minyak goreng ◦ Asam asetat glacial ◦ Indikator PP
◦ Alkohol netral 96% ◦ KI jenuh ◦ Batu didih
◦ KOH 0,1N ◦ Na₂s₂o₃ 0,02 N ◦ HCl 0,5N
◦ Indikator PP ◦ Indikator amilum

 
PROSEDUR
Angka Asam Angka Peroksida Bilangan Penyabunan
• Memasukkan sampel • Menimbang 3 – 5 gr samel dan • Menimbang 5 gram sampel dalam
sebanyak 2-5 gr dalam memasukkannya ke dalam erlenmeyer botol timbang, kemudian pindahkan
300 mL ke dalam erlenmeyer 250 ml
erlenmeyer 250 mL • Menambahkan 10 ml kloroform dan
• Menambahkan 50 mL • Menambahkan dengan perlahan 25 ml
melarutkan sampel dengan cara KOH 0,5 N dalam alkohol dengan
alkohol netral 96 % menggoyangkan erlenmeyer dengan dipipet
• Memanaskan dalam kuat • Menghubungkan dengan pendingin
penangas air sambil • Menambahkan 15 ml asam asetat tegak, masukkan beberapa butir batu
diaduk dengan magnetic glacial dan 1 ml KI jenuh, tutup, kocok didih dan didihkan dengan hati-hati
stirer dan ditutup pendigin selama 5 menit di tempat gelap pada selama 1 jam sehingga homogen
tegak suhu 15 – 25°C • Setelah dingin tambahkan beberapa
• Menambahkan 75 ml aquadest dan tetes indikator PP dan titrasi kelebihan
• Mendinginkan
mengocoknya dengan kuat KOH dengan larutan standar HCl 0,5
• Menitrasi dengan KOH • Kelebihan iod dititrasi dengan natrium N sampai menjadi tidak berwarna
0,1 N menggunakan thiosulfat 0,0200 N yang telah • Melakukan hal yang sama terhadap
indikator PP sampai tepat distandarisasi dengan larutan ioda blanko
berwarna merah jambu dengan amilum sebagai indikator • Menghitung bilangan penyabunan
• Menghitung angka asam, • Dengan cara yang sama dibuat
derajat asam, dan kadar penentuan blanko
• Menghitung bilangan peroksida  
asam lemak bebas (%FFA)
.
Data pengamatan dan perhitungan
Angka asam  Perhitungan :
◦ Diketahui :
= 0,0008
◦ Sampel = minyak kemas
◦ Menimbang = 5,0000 gr
= 0,0016
◦ Toleransi = 0,0020
◦  = 4,9980 gr – 5,0020 gr
◦ Tertimbang = 4,9996 gr = 0,41

◦ ml KOH = 0,8 ml
PEMBAHASAN
◦ Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu
kamar dan biasanya digunakan untuk menggoreng makanan.
◦ Minyak goreng kelapa sawit di Indonesia terbagi menjadi minyak goreng kemasan bermerek dan minyak goreng kemasan tidak
bermerek (curah). Minyak goreng kemasan bermerek merupakan minyak goreng yang dikemas dengan menggunakan kemasan
khusus dan tercantum nama produsen serta label informasi. Minyak goreng ini mengalami penyaringan dua hingga tiga kali yang
berguna untuk meminimalkan kontaminan pada minyak goreng.
◦ Hasil dari pengujian angka asam pada minyak goreng kemasan yang diuji sebesar 0,0008. Ini menunjukkan kualitas pada minyak
curah yang diuji baik karena memenuhi nilai Standart Nasional Indonesia SNI 01-3741-2002 yaitu kadar asam maksimal 0,3.
◦ Hasil dari pengujian angka asam pada minyak goring kemasan yang diuji sebesar (negatif) – 0,0012 . Ini menunjukkan kualitas
pada minyak curah yang diuji baik karena memenuhi nilai Standart Nasional Indonesia SNI 01-3741-2002 yaitu bilangan
proksida maksimal 1.
◦ Hasil dari pengujian angka penyabuan pada minyak curah yang diuji sebesar 6,73.
◦ Hasil analisa tidak sepenuhnya tepat hal ini dikarenakan beberapa kesalahan, yaitu sampel yang ada ternyata sudah telah tercemar,
prosedur yang kurang tepat, kesalahan alat, serta kesalahan praktikan.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis sertifikasi mutu minyak goreng kemasan didapat kesimpulannya yaitu :
◦ Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan
berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya digunakan untuk menggoreng makanan
◦ Hasil dari pengujian angka asam pada minyak goreng kemasan yang diuji sebesar 0,0008. Ini menunjukkan
kualitas pada minyak curah yang diuji baik karena memenuhi nilai Standart Nasional Indonesia SNI 01-
3741-2002 yaitu kadar asam maksimal 0,3.
◦ Hasil dari pengujian angka asam pada minyak goring kemasan yang diuji sebesar (negatif) – 0,0012 . Ini
menunjukkan kualitas pada minyak curah yang diuji baik karena memenuhi nilai Standart Nasional
Indonesia SNI 01-3741-2002 yaitu bilangan proksida maksimal 1.
◦ Hasil dari pengujian angka penyabuan pada minyak curah yang diuji sebesar 6,73.

Anda mungkin juga menyukai