PADAT (SNI 06-3532-1994) Disusun Oleh : Ardian chusnanto Bagas Priasmojo Ida Elisa Rima Lailatul S Riyan Amar M Ubaidatul Indah F
SMK NEGERI 1 TEMANGGUNG
Tujuan 1. Dapat mengetahui parameter sabun padat menurut SNI 06-3532-1994
2. Dapat mengetahui kualitas mutu sabun mandi padat
dari tiap pengujian parameter produk Dasar Teori Sabun merupakan bahan logam alkali dengan rantai asam monocarboxylic yang panjang. Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun bergantung pada jenis sabun tersebut. Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran-kotoran berupa minyak ataupun zat pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak dengan larutan alkali membebaskan gliserol. Sabun murni terdiri dari 95% sabun aktif dan sisanya adalah air, gliserin, garam dan impurity lainnya. Semua minyak atau lemak pada dasarnya dapat digunakan untuk membuat sabun. Lemak dan minyak nabati merupakan dua tipe ester. Lemak merupakan campuran ester yang dibuat dari alcohol dan asam karboksilat seperti asam stearat, asam oleat dan asam palmitat. Lemak padat mengandung ester dari gliserol dan asam palmitat, sedangkan minyak, seperti minyak zaitun mengandung ester dari gliserol asam oleat. Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi dengan gliserol. Masing masing lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara C12 (asam laurik) hingga C18 (asam stearat) pada lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran trigliserida diolah menjadi sabun melalui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida membebaskan gliserol. Penetapan Asam Lemak Bebas Asam lemak bebas adalah bilangan yang menunjukkan banyaknya NaOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas didalam sabun. Maksudnya untuk menentukan kadar asam lemak bebas yang tidak bereaksi dengan alkali menjadi sabun. Penetapannya dilakukan dengan cara titrasi alkalimetri dengan larutan alkohol KOH sebagai penitarnya karena asam lemak dicari jumlahnya dimana jumlahnya ekivalen dengan asam dititar dengan alkali. Penetapan Kadar Air Kadar air merupakan berat penimbagan kehilangan air setelah dilakukan pemanasan pada suhu dan waktu tertentu hingga bobot konstan. Air yang menguap setelah dilakukan dinyatakan sebagai kadar air dalam sampel
Penetapan kadar Minyak Mineral
Minyak mineral merupakan bagian dari sabun yang tidak mungkin dapat disabunkan seperti halnya asam lemak bebas dan lemak netral, sehingga meskipun sudah disabunkan dengan KOH berlebihan akan tetap sebagai minyak dan pada penambahan air akan terjadi emulsi antara air dan minyak yangditandai adanya kekeruhan. Alat Botol timbang Gelas ukur 100 ml Oven Buret 50 ml Neraca Analitik Erlenmeyer 250 ml Spatula Beaker glass 100 ml Statif & kelm Beaker glass 150 ml Hot plate Beaker glass 250 ml Mortar & pestle Batang pengaduk Corong Tabung reaksi pisah Labu ukur 100 ml Pendingin tegak Pipet ukur 10 ml Labu ukur 250 ml Pipet tetes Thermometer Bahan Sampel sabun padat aquades Alkohol netral HC10, 0,1 N dalam alkohol KOH 0,1 N dalam alkohol. Indikator PP Indikator MR HC1 10 % KOH 0,5 N dalam alkohol Cara Kerja Analisa Kadar Air Menimbang dan memanaskan botol timbang pada oven sampai mencapai bobot konstan kemudian catat hasilnya (Wo) Menimbang 4 gram sampel kedalam botol timbang konstan kemmudian catat hasilnya (Ws) Memenaskan kedalam oven suhu 105⁰C selama 3 jam Mendinginkan kedalam desikator selama 30 menit Menimbang hasil pengeringan kemudian catat hasilnya Mengulangi kegiatan memanaskan, mendinginkan dan menimbang hingga didapat bobot konstan dan cacat hasilnya (Wi) Analisa Asam Lemak Bebas Menyiapkan alkohol netral dengan mendidihkan 100 ml alkohol dalam labu Erlenmeyer 250 ml menambahkan 0,5 ml penunjuk phenolphtalein Mendinginkan sampai suhu 70° C kemudian netralkan dengan KOH 0,1 N dalam alkohol. Timbang dengan teliti lebih kurang 5 g contoh dan masukkan ke dalam alkohol netral di atas Kemudian tambahkan batu didih secukupnya pasang pendingin tegak dan panasi agar cepat larut di atas penangas air, didihkan selama 30 menit. Apabila larutan tidak bersifat alkalis (tidak berwarna merah), dinginkan sampai suhu 70°C Lakukan titrasi dengan larutan KOH 0,1 N dalam alkohol sampai timbul warna merah yang tahan sampai 15 detik. Analisa Minyak Mineral Menimbang 5 gramsampel dalam gelas piala Tambahkan 50 ml air dan panaskan agar sampel larut. Tambahkan 3 tetes indikator MR Tambahkan HCI 10 % berlebihan sehingga penunjuk MR berwarna merah dan seluruh asam lemak, lemak netral dan bagian yang tidak mungkin dapat disabunkan akan memisah di lapisan atas. Masukkan ke dalam corong pemisah dan lapisan air dikeluarkan. Pipet 0,3 ml lapisan lemak kemudian tambah berlebihan 5 ml KOH 0,5 N dalam alkohol Panasi sampai reaksi penyabunan sempurna menggunakan Erlenmeyer yang dilengkapi pendingin tegak didihkan selama dua menit di atas penangas air. Dinginkan larutan sampai suhu 70⁰C Titar dengan air tetes demi tetes. Jika terjadi kekeruhan berarti minyak mineral positif adanya. Jika larutan tetap jernih berarti adanya minyak mineral tidak ternyata, dan dinyatakan negatif (kurang dari 0,05%). Data Pengamatan A. Kadar Air Diketahui : Wi : 24.1453 gr Wo : 22.3208 gr Ws : 2. 0208 Ditanyakan : % AIR ? Jawab : % AIR = = x 100 % = 9.71 % B. ANALISA ASAM LEMAK Diketahui : V KOH : 1.2 ml N KOH : 0.1 N Ws : 5.0124 gr B. Ditanyakan : % Asam lemak ? C. Jawab : : x 100 % : 0.4907 % C. MINYAK MINERAL Pada sample yang dianalisa dan titrasi dengan air tidak mengalami kekeruhan. Oleh karena itu dapat dinyatakan sample tidak mengandung minyak mineral (negatif). PEMBAHASAN A. KADAR AIR Pengurangan kekurangan berat setelah pengeringan pada suhu 105OC selama 2 jam. Penentuan bobot dilakukan dengan penimbangan yang konstan. Yaitu selisih dari 2 penimbangan mencapai 0.0020 gr. Berdasarkan praktikum yang kami lakukan di dapatkan data data berikut : Wi : 24.1453 gr Wo : 22.3208 gr Ws : 2. 0208 sehingga di dapatkan hasil kadar air sebesar 9,71 % Hasil yang kami dapatkan ini sudah sesuai dengan SNI 06-3532-1994 yang menyatakan maksimal 15%. B. Asam Lemak Bebas Asam lemak bebas merupakan asam lemak pada sabun yang tidak terikat sebagai senyawa natrium ataupun senyawa trigliserida(lemak netral). Asam lemak bebas ditentukan kadarnya dengan mentitar menggunakan larutan KOH dalam alkohol. RCOOH + KOH RCOOK + H2O Berdasarkan praktikum yang kami lakukan di dapatkan data data berikut : V KOH : 1.2 ml N KOH : 0.1 N Ws : 5.0124 gr Sehingga didapatkan hasil asam lemak bebas sebesar 0.4907 %. Hasil yang kami dapatkan ini sudah sesuai dengan SNI 06-3532-1994 yang menyatakan minimal 2,5%. C. Minyak Mineral Minyak mineral tidak mungkin dapat disabunkan seperti halnya asam lemak bebas dan lemak netral, sehingga meskipun sudah disabunkan dengan KOH berlebihan akan tetap sebagai minyak dan pada penambahan air akan terjadi emulsi antara air dan mnyak yang ditandai dengan kekeruhan. Pada sample yang dianalisa dan titrasi dengan air tidak mengalami kekeruhan. Oleh karena itu dapat dinyatakan sample tidak mengandung minyak mineral (negatif). Hasil yang kami dapatkan ini sudah sesuai dengan SNI 06-3532-1994 yang menyatakan sabun negatif minyak mineral. KESIMPULAN 1. Kadar air dari sampel sabun “Citra” yaitu sebesar 9,71% dan sudah sesuai dengan SNI 06-3532-1994 yang menyatakan maksimal 15%. 2. Asam lemak bebas dari sampel sebesar 0.4907 % dan sudah sesuai dengan SNI 06-3532-1994 yang menyatakan minimal 2,5%. 3. Sampel yang kami analisa tidak mengandung minyak mineral dan sudah sesuai dengan SNI 06- 3532-1994. Thanks for attention