Disusun oleh
Alfi Jiyad Rifki (2K1 19420008)
Audi Farhandhia F (2K1 19420019)
Aulia Rizka Malinda (2K1 19420020)
Ayu Novianti Dwicakti (2K1 19420021)
KIMIA TEKSTIL
POLITEKNIK STTT BANDUNG
2020
I. MAKSUD DAN TUJUAN
1.1 Maksud
Agar praktikan dapat mengetahui kadar alkali bebas dan asam lemak bebas yang
tidak bereaksi pada pembentukan sabun.
1. Pengertian Sabun
Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci dan mengemulsi, terdiri dari dua
komponen utama yaitu asam lemak dengan rantai karbon C16 dan sodium atau potasium.
Sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara kalium atau natrium
dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun yang dibuat dengan
NaOH dikenal dengan sabun keras (hard soap), sedangkan sabun yang dibuat dengan
KOH dikenal dengan sabun lunak (soft soap). Sabun dibuat dengan dua cara yaitu proses
saponifikasi dan proses netralisasi minyak. Proses saponifikasi minyak akan memperoleh
produk sampingan yaitu gliserol, sedangkan proses netralisasi tidak akan memperoleh
gliserol. Proses saponifikasi terjadi karena reaksi antara trigliserida dengan alkali,
sedangkan proses netralisasi terjadi karena reaksi asam lemak bebas dengan alkali (Qisti,
2009). Sabun merupakan senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti natrium
stearat, C17H35COO-Na+. Aksi pencucian dari sabun banyak dihasilkan dari kekuatan
pengemulsian dan kemampuan menurunkan tegangan permukaan dari air. Konsep ini
dapat di pahami dengan mengingat kedua sifat dari anion
sabun (Achmad, 2004).
Alkali Bebas
Definisinya adalah kadar alkali bebas yaitu bilangan yang menunjukkan banyaknya alkali
bebas sebagai NaOH yang dinetralkan oleh asam. Mutu sabun sangat ditentukan oleh kadar
alkali bebas didalamnya. Jika terlalu basa, alkali bebas dapat merusak kulit saat dipakai. Oleh
karena itu, kadar alkali bebasnya tidak boleh melebihi 0,1% untuk sabun Na dan 0,14% untuk
sabun KOH, karena alkali mempunyai sifat yang keras dan menyebabkan iritasi pada kulit.
Kelebihan alkali bebas pada sabun dapat disebabkan karena konsentrasi alkali yang
pekat atau berlebih pada proses penyabunan. Kadar alkali bebas juga dapat digunakan untuk
indikator dari tidak sempurnanya proses penyabunan. Sabun yang mengandung alkali tinggi
biasanya digunakan untuk sabun cuci.
Penentuan kandungan alkali bebas pada dasarnya menggunakan metode titrasi asam basa,
dimana sejumlah sampel dilarutkan menggunakan pelarut ethanol dan barium klorida dengan
penambahan sedikit indikator, kemudian di titrasi dengan asam sulfat (H2SO4) dimana
proses ini terjadi dalam suasana panas.
Rumus:
𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 × 𝑛 𝐻𝐶𝑙 × 𝐵𝐸
Alkali bebas = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ (𝑚𝑔)
*alkali bebas yang dihitung sebagai: NaOH; KOH; Na2O; K2O; Na; K
Prinsip alkali bebas yakni Sabun yang dilarutkan menggunakan alkohol lalu ditambah
indikator PP lalu dititar dengan HCl 0,1 N
Definisinya adalah asam lemak pada sabun yang tidak terikat sebagai senyawa natrium
ataupun senyawa trigliserida (lemak netral).
Asam lemak bebas merupakan hasil degradasi dari trigliserida sebagai akibat
dari kerusakan minyak. Selain itu, asam lemak bebas juga merupakan asam yang
dibebaskan dari proses hidrolisis dari lemak.
Tingginya asam lemak bebas pada sabun akan mengurangi daya membersihkan sabun,
karena asam lemak bebas merupakan komponen yang tidak diinginkan dalam proses
pembersihan. Sabun pada saat digunakan akan menarik komponen asam lemak bebas yang
masih terdapat dalam sabun sehingga secara tidak langsung mengurangi kemampuannya
untuk membersihkan minyak dari bahan yang berminyak.
Rumus:
𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 × 𝑛 𝐴𝑙𝑘𝑜ℎ𝑜𝑙 𝐾𝑂𝐻 × 𝐵𝐸 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘
Asam Lemak Bebas = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ (𝑚𝑔)
Prinsip Asam Lemak Bebas yakni sabun yang dilarutkan menggunakan alkohol lalu
ditambah indikator PP lalu dititar dengan KOH Alkohol 0,1 N
2. Erlemenyer 250 ml
5. Buret
6. Refluks
Pereaksi
1. Alkohol
2. HCl 0,1 N
3. Indikator PP
4. BaCl2 10%