I. NO PERCOBAAN :4
II. JUDUL :PEBUATAN SABUN
III. TUJUAN :
a. Membuat langkah kerja pembuatan sabun
b. Menentukan persamaan reaksi pada pembuatan sabun
c. Menjelaskan perbedaan produk sabun yang dibuat menggunakan
basa NaOH dan KOH
d. Membuat emulsi sabun
e. Menjelaskan tentang proses pembentukan emulsi air sabun dengan
minyak
f. Menentukan kualitas minyak berdasarkan bilangan peroksida
IV. TANGGAL PERCOBAAN:
HARI/TANGGAL PERCOBAAN : Senin, 20 Maret 2017
Pukul : 09.40 WIB
SELESAI PERCOBAAN : Senin, 20 Maret 2017
Pukul : 15.40 WIB
V. DASAR TEORI
A. Pengertian Sabun
Sabun merupakan senyawa kimia yang dihasikan dari reaksi lemak
atau minyak dengan alkali. Sabun juga merupakan garam-garam
monovalen dari asam karboksilat dengan rumus umunya RCOOM, R
adalah rantai lurus (alifatis) panjang dengan jumlah atom C bervariasi,
yaitu antara C12 – C18 dan M adalah kation dari kelompok alkali atau
ion amonium (Austin, 1984).
Sabun adalah garam logam dari asam lemak.
Pada prinsipnya sabun dibuat dengan cara mereaksikan
asam lemak dan alkali sehingga terjadi reaksi penyabunan
Reaksi pertama :
1 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
2 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
3 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
4 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses
pembuatan sabun di antaranya :
1. Tallow ( Lemak Sapi )
Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh
industri pengolahan daging sebagai hasil samping. Tallow dengan
kualitas baik biasanya digunakan dalam pembuatan sabun mandi dan
tallow dengan kualitas rendah digunakan dalam pembuatan sabun
cuci. Oleat dan stearat adalah asam lemak yang paling banyak
terdapat dalam tallow. Jumlah FFA dari tallow berkisar antara 0,75-
7,0 %. Titer point pada tallow umumnya di atas 40°C. Tallow
dengan titer point di bawah 40°C dikenal dengan nama grease.
Kandungan utama dari tallow yaitu : asam oleat 40-45%, asam
palmitat 24-37%, asam stearat 14-19%, asam miristat 2-8%, asam
linoleat 3-4%, dan asam laurat 0,2%.
2. Lard ( Lemak Babi )
Lard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung
asam lemak tak jenuh seperti asam oleat (60-65%) dan asam lemak
jenuh seperti asam stearat (35-40%). Jika digunakan sebagai
pengganti tallow, lard harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu
untuk mengurangi ketidakjenuhannya. Sabun yang dihasilkan dari
lard berwarna putih dan mudah berbusa.
3. Palm Oil ( Minyak Sawit )
Minyak sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya
kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan
sebagai bahan baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih
dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak sawit akan bersifat
keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai
bahan baku pembuatan sabun, minyak sawit harus dicampur dengan
bahan lainnya. Kandungan asam lemaknya yaitu asam palmitat 42-
44%, asam oleat 35-40%, asam linoleat 10%, asam linolenat 0,3%,
asam arachidonat 0,3%, asam laurat 0,3%, dan asam miristat 0,5-1%.
4. Coconut Oil ( Minyak Kelapa )
5 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
6 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
7 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
8 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
9 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
10 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
11 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
NaOH
12 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Asam stearat
Minyak sawit/curah/kelapa
13 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Tabung 1 Tabung 2
3. Bilangan Asam
Sampel minyak
Waktu
14 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
4. Bilangan Penyabunan
Sampel minyak
Kelebihan KOH
15 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
16 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
17 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
18 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
19 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
20 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
21 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
22 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
23 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
24 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
25 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
26 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
27 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
28 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
29 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
30 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
31 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
dalam gelas kimia dan ditambahkan dengan 1 gram asam stearat yang
berupa butiran kecil berwarna putih, sehingga dihasilkan campuran
minyak kelapa dan butiran asam stearat yang tidak larut. Tujuan
penambahan asam stearat ke dalam minyak kelapa yaitu untuk
mengeraskan sabun dan menstabilkan busa saat sabun berhasil
diproduksi
Campuran minyak kelapa dan asam stearat kemudian dipanaskan
hingga suhu 700C sambil diaduk sampai asam stearat larut sempurna dan
dihasilkan larutan tidak berwarna . Suhu yang digunakan saat pemanasan
tidak boleh terlalu panas karena dengan suhu yang terlau panas akan
mengoksidasi minyak yang menyebabkan warnanya menjadi coklat, hal
ini berhubungan erat dengan bilangan peroksida yaitu nilai untuk
menentukan derajat kerusakan pada minyak atau lemak yang disebabkan
oleh autooksidasi. Setelah suhu mencapai 700C gelas kimia diangkat
dan ditunggu hingga suhu turun menjadi 500C. Bersamaan dengan
menunggu suhu larutan turun, disiapkan larutan NaOH. Larutan NaOH
dengan cara melarutkan 1,4 gram padatan NaOH dalam 3,3 mL aquades
dan ditunggu hingga hangat.
Saat suhu sudah 500C maka langkah selanjutnya yaitu
menambahkan larutan NaOH hangat dan diaduk terus. Penambahan
NaOH berfungsi sebagai penetralisir asam karena NaOH bersifat basa
dan NaOH bereaksi dengan ester pada minyak kelapa membentuk
garam. Basa yang digunakan adalah NaOH agar diperoleh sabun yang
padat, tetapi jika digunakan basa KOH maka akan diperoleh sabun yang
lunak (cair). Kemudian ditambahkan dengan 12 mL etanol dan 4 gram
gliserin, sehingga dihasilkan gumpalan putih dan sedikit larutan tak
berwarna. Setelah itu, dipanaskan kembali dan sambil diaduk terus
hingga dihasilkan larutan jernih. Fungsi penambahan alcohol yaitu
sebagai pelarut pada proses pembuatan sabun transparan karena sifatnya
yang mudah larut dalam air dan lemak. Sedangkan gliserin berfungsi
sebagai pelembab kulit.
32 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
33 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
34 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
35 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Lapisan atas
minyak
sawit
berwarna
merah muda
keruh
terdapat
Tabung reaksi 1 Waktu: 54 detik
busa.,
sedangkan
lapisan
bawah
adalah
lapisan
sabun.
Lapisan atas
minyak
sawit yang
berwarna
kuning
Tabung reaksi 2 Waktu: 5 detik
muda,
sedangkan
lapisan
bawah
adalah air.
36 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
37 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
1. Bilangan Asam
38 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
𝑉 𝑥 𝑁 𝑥 𝑀𝑟 𝐾𝑂𝐻
𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝑠𝑎𝑚 =
𝑊
a) Bilangan asam pada minyak curah
Pada percobaan ini, langkah awal yang dilakukan adalah
menyiapkan 10 gram minyak curah berwarna kuning keruh dan
dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 25 mL etanol
(larutan tidak berwarna) sehingga menghasilkan larutan tetap berwarna
kuning keruh. Penambahan etanol berfungsi sebagai pelarut pada minyak
agar dapat bereaksi dengan basa alkali. Kemudian ditambahkan 5 tetes
indikator PP(tidak berwarna) ke dalam erlenmeyer. Indikator PP
berfungsi sebagai indikator mengubah warna larutan menjadi merah
mudah saat mencapai titik akhir titrasi. Kemudian di titrasi dengan
larutan standar KOH (larutan tidak berwarna) 0,1 N dan terbentuk
campuran minyak dan larutan berwarna soft pink yang terpisah.
Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut :
KOH (aq) + C17H33COOH (aq) → C17H33COOK (aq) + H2O (l)
39 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
40 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
41 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
42 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
43 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Sabun dari minyak kelapa > sabun dari minyak sawit > sabun dari
minyak curah
X. KESIMPULAN
1. Sabun dapat dibuat dengan mereaksikan asam lemak/ minyak dengan
suatu senyawa yang bersifat alkali misalnya NaOH atau KOH.
Didapatkan 3 jenis sabun yang masing-masing terbuat dari minyak
sawit, minyak kelapa, dan minyak curah, dimana sabun dari minyak
curah paling cepat memadat dan sabun dari minyak kelapa paling lama
memadat.
2. Lama waktu yang diperlukan untuk membuat emulsi yaitu , minyak
kelapa > minyak sawit > minyak curah. Semakin lama waktu yang
diperlukan untuk membuat emulsi, maka semakin baik kualitas minyak
3. Bilangan asam yang diperoleh dari urutan terbesar ke terkecil adalah
:minyak curah > minyak sawit > minyak kelapa. sehingga dapat
disimpulkan kualitas minyak dari yang tertinggi adalah : minyak kelapa
>minyak sawit > minyak curah. Semakin besar bilangan asam, kualitas
minyak semakin rendah.
4. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data bilangan
penyabunan urutan terbesar ke terendah adalah : minyak kelapa >
minyak sawit > minyak curah. sehingga kualitas minyak dari tertinggi
adalah : minyak kelapa > minyak sawit > minyak curah . Semakin
besar bilangan penyabunan yang dimiliki minyak, maka semakin tinggi
kualitas minyak tersebut.
44 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Sabun padat
Asam stearat
Padatan KOH
- Ditimbang sebanyak 1 gram
- Ditimbang sebanyak 1,4 gram
- Dimasukkan kedalam 10 gram
- Dilarutkan dalam 3,3, mL air
minyak sawit
- Dibiarkan hingga larutan hangat
- Dipanaskan sampai suhu 70 0 C
sampai seluruh asam asetat mencair
- Dibiarkan hingga suhu turun sampai
500 C
- Kedua larutan dicampur dan diaduk rata
- Ditambahkan 12 gram alkohol
- Ditambahkan 4 gram gliserin
- Dipanaskan dan diaduk hingga terbentuk larutan
jernih
- Dibiarkan agak hangat dan ditambah 1 mL minyak
zaitun
Sabun padat
45 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Sabun padat
Larutan sabun
Tabung 1 Tabung 2
Waktu Waktu
46 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
47 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
kuning telur, telur utuh, gelatin, pasta kanji, kasein, albumin, atau
beberapa tepung yang sangat halus seperti tepung paprica atau
mustard. French dressing yang biasanya tidak begitu stabil dibuat
menjadi lebih stabil dengan penambahan dalam banyak tepung
paprika yang dapat membentuk lapisan tipis disekeliling butir-butir
lemak yang terdispersi.
Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya
yang dapat terikat baik pada minyak maupun air. Bila emulsifier
tersebut lebih terikat pada air atau lebih larut dalam air (polar). Maka
dapat lebih membatuk terjadinya dispersi minyak dalam air sehingga
terjadilah emulsi minyak dalam air (o/w).
Sebagai contoh adalah susu. Sebaliknya bila emulsifier lebih larut
dalam minyak (nonpolar) terjadilah emulsi air dalam minyak (w/o).
Contohnya mentega dan
margarin. Cara kerja emulsifier dapat terilustrasikan bila butir-butir
lemak telah terpisah karena adanya tenaga mekanik (pengocokan),
maka butir-butir lemak yang terdispersi tersebut segera terselubungi
oleh selaput tipis emulsifier. Bagianmolekul emulsifier yang nonpolar
larut dalam lapisan luar butir-butir lemak. Sedangkan bagian yang
polar menghadap ke pelarut (air, continous phase). Molekul sabun
mempunyai rantai hydrogen CH3(CH2)16 yang bertindak sebagai
ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan larut dalam zat
organic sedangkan COONa+ sebagai kepala yang bersifat hidrofilik
(suka air) dan larut dalam air.
Non polar: CH3(CH2)16 (larut dalam miyak, hidrofobik)
Polar : COONa+ larut dalam air, hidrofilik, memisahkan kotoran
polar)
Proses penghilangan kotoran :
Sabun didalam air menghasilkan busa yang akan menurunkan
teganganpermukaan
48 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
49 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
PadatanNaOH Asamstearat
PadatanNaOH Asamstearat
50 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
PadatanNaOH Asamstearat
Larutansabun
waktu
51 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
- Dititrasi
Hasilpengamatan
Larutan standar
Minyak kelapa
KOH 0,1 N
- Ditimbangdengantelitisebanyak 5-10 gram
- Dimasukkankedalam Erlenmeyer - Dimasukkan ke dalam buret
K
- Ditambahkan25 ml etanol
- Dimasukkan 5 tetesindikatorfenolftalein
-
- Dititrasi
Hasilpengamatan
52 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
- Dititrasi
Hasil pengamatan
BILANGAN PENYABUNAN
Minyak curah
Residu Filtrat
Hasilpengamatan
53 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
Minyak skelapa
Residu Filtrat
Minyak sawit
Residu Filtrat
Hasil pengamatan
54 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
55 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Percobaan 3 : Bilangan Asam
Diketahui :
N KOH = 0,1 N
Mr KOH = 56 gram/mol
W = 10 gram
Volume KOH (minyak sawit) = 1 mL
Volume KOH (minyak kelapa) = 0,9 mL
Volume KOH (minyak curah) = 1,1 mL
Ditanya : Bilangan asam ?
Jawab :
a. Bilangan Asam minyak sawit
𝑉𝐾𝑂𝐻 × 𝑁𝐾𝑂𝐻 ×𝑀𝑟𝐾𝑂𝐻
Bilangan asam = 𝑊
1 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁 × 56
= 10 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 0,56 mg/gram
b. Bilangan Asam minyak kelapa
𝑉𝐾𝑂𝐻 × 𝑁𝐾𝑂𝐻 ×𝑀𝑟𝐾𝑂𝐻
Bilangan asam = 𝑊
0,9 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁 × 56
= 10 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 0,504 mg/gram
c. Bilangan Asam minyak curah
𝑉𝐾𝑂𝐻 × 𝑁𝐾𝑂𝐻 ×𝑀𝑟𝐾𝑂𝐻
Bilangan asam = 𝑊
1,1 𝑚𝐿 × 0,1 𝑁 × 56
= 10 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 0,616 mg/gram
56 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
= 170,70 mg/gram
b. Bilangan Penyabunan minyak kelapa
( 𝑉𝐾𝑂𝐻 −𝑉𝐻𝐶𝑙 ) × 𝑁 𝐻𝐶𝑙 ×𝑀𝑟 𝐾𝑂𝐻
Bilangan Penyabunan = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
(25 𝑚𝐿−2,1 𝑚𝐿) × 0,5 𝑁 ×56
= 2,0011 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 320,42 mg/gram
c. Bilangan Penyabunan minyak curah
( 𝑉𝐾𝑂𝐻 −𝑉𝐻𝐶𝑙 ) × 𝑁 𝐻𝐶𝑙 ×𝑀𝑟 𝐾𝑂𝐻
Bilangan Penyabunan = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
(25 𝑚𝐿−13,1 𝑚𝐿) × 0,5 𝑁 ×56
= 2,0024 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 166,40 mg/gram
57 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
LAMPIRAN FOTO
5. Lap 6. Spatula
58 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
59 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
60 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
PEMBUATAN SABUN
No Gambar Praktikum Keterangan
1. Minyak kelapa ditimbang
sebesar 10 gram, 10 gram, dan
2 gram.
Begitu juga minyak sawit dan
minyak curah.
61 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
(1) (2)
(1) (2)
62 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
(1) (2)
63 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
(1) (2)
(1) (2)
64 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
(1) (2)
65 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
(1) (2)
23. (1) 1 mL minyak zaitun
dimasukkan ke dalam
tabung reaksi
(2) 12 mL larutan etanol
dimasukkan ke dalam
tabung reaksi
(1) (2)
24. (1) Padatan NaOH sebesar 4,4
gram dimasukkan ke dalam
gelas kimia yang telah
berisi 3,3 mL air
(2) Larutan NaOH
(1) (2)
25. (1) Sampel minyak curah
sebesar 10 gram
dimasukkan ke dalam gelas
kimia 100 mL
(2) Asam stearat 1 gram
dimasukkan ke dalam gelas
kimia berisi sampel minyak
curah
(1) (2)
66 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
(1) (2)
(1) (2)
67 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
(1) (2)
(1) (2)
(1) (2)
68 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
(1) (2)
69 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
(1) (2)
70 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
BILANGAN ASAM
No Gambar Praktikum Keterangan
1. (1) Sampel minyak sawit
sebesar 10 gram
dimasukkan ke dalam
erlenmeyer 250 mL
(2) Ditambah 25 mL etanol dan
5 tetes indikator PP
(1) (2)
(1) (2)
71 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
(1) (2)
BILANGAN PENYABUNAN
No Gambar Praktikum Keterangan
1. (1) Campuran sampel minyak
sawit sebesar 2 gram dan
25 mL alkoholik yang ada
di dalam erlenmeyer
kemudian direfluks selama
30 menit
(2) Campuran sampel minyak
kelapa sebesar 2 gram dan
25 mL alkoholik yang ada
(1) (2)
di dalam erlenmeyer
kemudian direfluks selama
30 menit
(3) Campuran sampel minyak
curah sebesar 2 gram dan
25 mL alkoholik yang ada
di dalam erlenmeyer
kemudian direfluks selama
30 menit
(3)
72 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
(3)
73 Pembuatan Sabun
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
74 Pembuatan Sabun