Anda di halaman 1dari 5

KADAR ALKALI BEBAS

Pliny (23 79) menyebut sabun dalam Historia Naturalis, sebagai bahan cat rambut dan salep dari lemak dan abu pohon beech yang dipakai masyarakat di Gaul, Prancis. Tahun 100 masyarakat Gaul sudah memakai sabun keras. Ia juga menyebut pabrik sabun di Pompei yang berusia 2000 tahun, yang belum tergali. Di masa itu sabun lebih sebagai obat. Baru belakangan ia dipakai sebagai pembersih, seperti kata Galen, ilmuwan Yunani, di abad II.Tahun 700-an di Italia membuat sabun mulai dianggap sebagai seni. Seabad kemudian muncul bangsa Spanyol sebagai pembuat sabun terkemuka di Eropa. Sedangkan Inggris baru memproduksi tahun 1200-an. Secara berbarengan Marseille, Genoa, Venice, dan Savona menjadi pusat perdagangan karena berlimpahnya minyak zaitun setempat serta deposit soda mentah. Akhir tahun 1700-an Nicolas Leblanc, kimiawan Prancis, menemukan, larutan alkali dapat dibuat dari garam meja biasa. Sabun pun makin mudah dibuat, alhasil ia terjangkau bagi semua orang. Di Amerika Utara industri sabun lahir tahun 1800-an. "Pengusaha-"nya mengumpulkan sisa-sisa lemak yang lalu dimasak dalam panci besi besar. Selanjutnya, adonan dituang dalam cetakan kayu. Setelah mengeras, sabun dipotong-potong, dan dijual dari rumah ke rumah. Begitupun, baru abad XIX sabun menjadi barang biasa, bukan lagi barang mewah. Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi dengan gliserol. Masing masing lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara C12 (asam laurik) hingga C18 (asam stearat) pada lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran trigliserida diolah menjadi sabun melalui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida membebaskan gliserol. Sifat sifat sabun yang dihasilkan ditentukan oleh jumlah dan komposisi dari komponen asam asam lemak yang digunakan. Komposisi asam asam lemak yang sesuai dalam pembuatan sabun dibatasi panjang rantai dan tingkat kejenuhan. Pada umumnya, panjang rantai yang kurang dari 12 atom karbon dihindari penggunaanya karena dapat membuat iritasi pada kulit, sebaliknya panjang rantai yang lebih dari 18 atom karbon membentuk sabun yang sangat sukar larut dan sulit menimbulkan busa. Terlalu besar bagian asam asam lemak tak jenuh menghasilkan sabun yang mudah teroksidasi bila terkena udara. Alasan alasan di atas, faktor ekonomis, dan daya jual menyebabkan lemak dan minyak yang dapat dibuat menjadi sabun terbatas.

Sabun adalah hasil reaksi dari asam lemak dengan logam alkali. Hasil penyabunan tersebut diperoleh suatu campuran sabun, gliserol, dan sisa alkali atau asam lemak yang berasal dari lemak yang telah terhidrolisa oleh alkali. Campuran tersebut berupa masa yang kental, masa tersebut dapat dipisahkan dari sabun dengan cara penggaraman, bila sabunnya adalah sabun natrium, proses pengggaraman dapat dilakukan dengan menambahkan larutan garam NaCl jenuh. Setelah penggaraman larutan sabun naik ke permukaan larutan garam NaCl, sehingga dapat dipisahkan dari gliserol dan larutan garam dengan cara menyaring dari larutan garam. Masa sabun yang kental tersebut dicuci dengan air dingin untuk menetralkan alkali berlebih atau memisahkan garam NaCl yang masih tercampur. Sabun kental kemudian dicetak menjadi sabun batangan atau kepingan dan kepingan. Gliserol dapat dipisahkan dari sisa larutan garam NaCl dengan jalan destilasi vakum. Garam NaCl dapat diperoleh kembali dengan jalan pengkistralan dan dapat digunakan lagi.

Penetapan Sabun terdapat 2 macam, yaitu cara kualitatif dan cara kuantitatif. a. Penetapan Kualitatif Penetapan secara kualitatif dilakukan untuk mengetahui apakah sabun mengandung alkali bebas atau asam lemak bebas. Cara penetapan : Contoh sabun diparut/ dipotong halus Timbang sabun sebanyak 0,1 gram sabun, masukkan kedalam tabung rekasi yang bersih dan kering Larutkan sabun dengan 2 ml Alkohol netral (bila perlu dipanaskan diatas penangas air) Kemudian dibubuhi 1-2 tetes indicator PP

b. Penetapan Kwantitatif Penetapan kuantitatif dilakukan dengan cara mengamati hasil dari uji kualitatif Jika setelah dibubuhi indicator PP larutan sabun tidak berwarna merah berarti sabun mengandung asam lemak bebas atau netral Apabila sabun berwarna merah berarti sabun mengandung alkali bebas Analisis sabun secara kuantitatif meliputi pemeriksaan : 1. Alkali bebas 2. Asam lemak bebas 3. Alkali total

4. Alkali terikat 5. Asam lemak total 6. Asam lemak terikat 7. Lemak netral yang tidak tersabunkan 8. Zat pemberat/ pengisi 9. Logam minyak/ Minyak Pelikan 10. Kadar air

Pembuatan sabun
o

Alkali

Jika alkali berlebih maka dihasilkan : campuran sabun, gliserol, sisa alkali dan air. Sabun yang terbentuk bersifat basa. Jika alkali kurang maka akan dihasilkan : campuran sabun, gleserol, asam lemak yang berasal dari lemak yang terhidrolisa alkali. Campuran hasil reaksi tersebut berupa masa yang kental. Reaksi sabun RCOOH +NaOH Jika NaOH berlebih maka : RCOOH +NaOH Jika sabun berlebih maka : RCOOH +NaOH RCOONa + RCOOH + H2O RCOONa + NaOH + H2O RCOONa + H2O

Untuk sabun natrium

Pemisahan masa dengan penggaraman dengan NaCl jenuh pemisahan gliserol dan larutan garam dengan cara penyaringan. Sabun dicuci untuk memisahkan dengan garam.
o

Untuk sabun kalium

Alkali bebas tidak boleh ada dalam sabun. Untuk sabun mandi harus berlebih asam lemaknya agar empuk.
o

Zat aditif (zat yang ditambahkan kedalam sabun) ditambahkan sesuai fungsi (pewangi dll) maksimal 10%.

Sifat sabun

Sabun larut dalam alcohol dan sedikit larut dalam pelarut lemak Sabun + air larutan koloid Dalam air terlarut secara kolodial dan bersifat surfaktan yang terdiri dari molekul yang suka air (hidrofil) dan tidak suka air (hidrofob) Dalam air sadah (mengandung Ca dan Mg berlebih) mengendap sebagai sabun kalsium/ natrium. Dalam asam, sabun akan terhidrolisa menjadi asam lemak kembali. RCOONa + HCl RCOOH + NaCl Larutan encer sabun terionkan membentuk anion dari alkil karboksilat, yang aktif sebagai pencuci (ZAP) Hidrolisa dalam air bersifat alkali dan terbentuk molekul RCOONa, RCOOH, dan ion-ion RCOO-, OH-, dan Na+ Panjang rantai alkil akan mempengaruhi sifat fisik sabun seperti derajat hidrolisa, suhu titer, dan titik keruh. Untuk sabun jumlah C-nya 14,15, dan 17

Fungsi sabun diantaranya: a. b. sabun alkali tanah untuk detergen (zat pencuci) RCOONa, RCOOK, RCOONH4 sabun alkali logam mineral untuk zat tahan air yang tidak permananen (RCOO)2Ca, (RCOO)2Mg, (RCOO)3Al Sabun yang digunakan sebagai pencuci pada umumnya dibuat dari basa natrium yang direaksikan dengan asam lemak berantai panjang. Untuk tujuan tertentu sabun dapat dibuat dari garam kalium, misalnya untuk sabun yang lebih lunak dan lebih larut dalam air. Cara pembuatan sabun secara singkat dapat diihat sebagai berikut: Pemasakan minyak/lemak dalam larutan alkali (NaOH atau KOH) pada suhu mendidih (95 100 0C). O H2C-O-C-R O NaOH, hidrolisa HC-O-C-R O H2C-O-C-R Lemak/minyak penyabunan pada suhu mendidih H2C-OH gliserol asam lemak HC-OH + 3 RCOOH H2C-OH

RCOOH + NaOH

RCOONa

Pada percobaan penetapan alkali bebas atau asam lemak bebas, kita harus melakukan penetapan secara kualitatif terlebih dahulu agar mengetahui apakah contoh sabun kita termasuk kedalam sabun alkali atau asam. Cara penetapannya dengan mengambil sejumput contoh sabun yang akan di uji. Masukkan contoh sabun kedalam tabung reaksi yang sudah bersih dan kering. Pada percobaan ini ada hal yang harus diperhatikan yaitu tabung reaksi

harus dalam keadaan kering. Karena jika masih ada kandungan uap airnya maka akan mempengaruhi hasil akhir. Jika didalam tabung masih ada air, maka ketika sabun dilarutkan Alkohol netral dan sudah dipanaskan kemudian dibubuhi indicator PP, maka akan berwarna merah. Berbeda halnya jika sudah tidak ada kandungan airnya, warna merah nya akan berbeda ketika dibandingkan dengan warna merah jika tercampur air. Warna merah jika ada kandungan airnya akan berwarna merah tua keungu-unguan. Oleh karena itu harus diusahakan agar sudah tidak ada lagi kandungan air dalam tabung agar percobaan yang kita lakukan akan berjalan baik hingga akhir percobaannya dan akurat. Jika hasil dari penetapan secara kualitatif ini berwarna merah, maka sabun mengandung alkali bebas sedangkan jika tak berwarna maka mengandung asam lemak bebas. Alkali bebas bisa timbil didalam sabun jika jumlah NaOH berlebih pada saat pembuatan sabun. Ketika melarutkan sabun, menggunakan Alkohol netral, alkohol ini bersifat asam karena mengandung radikal asam yang banyak. Selain untuk melarutkasn sabun, Alkohol netral ini berfungsi untuk penetralan. Pada saat mendinginkan sabun yang sudah di refluks, jangan sampai terlalu dingin. Mendinginkannya hanya sebentar. Karena jika terlalu dingin maka sabun akan membeku yang akan mengganggu proses titrasi. Oleh karena itu ketika mendinginkan hanya sebentar saja. Titik akhir titrasi ketika warna merah tepat hilang.

Anda mungkin juga menyukai