Anda di halaman 1dari 10

Bab 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Molekul sabun berbentuk rantai panjang panjang dan satu gugus ionik yang
besifat sangat polar. Pada seluruh rantai panjangnya, strukturnya tepat sama dengan
molekul minyak sehingga memiliki keakraban dengan molekul minyak (bersifat
hidrofilik). Sementara pada bagian kepala, ada sepasang atom yang bermuatan listrik
yang hanya senang bergabung dengan molekul air (bersifat hidrofobik). Kepala inilah
yang membuat seluruh molekul sabun menyatu dengan air.
Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun
sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan
campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak.Bahan pembuatan sabun terdiri
dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan
sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam
pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai
guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses
pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat,
parfum, dan pewarna.
Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH / KOH dengan
minyak atau lemak. Melalui reaksi kimia, NaOH / KOH mengubah Minyak / Lemak
menjadi Sabun. Proses ini disebut Saponifikasi.
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah
reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan
gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3+ 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk
utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga
memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali.
Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki
struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air,
tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam
bentuk ion.
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat.
Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam
reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik
(NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai
alkali.
1.2 Tujuan
 Membuat langkah kerja pembuatan sabun
 Mengetahui langkah-langkah pembuatan sabun
 Menjelaskan perbedaan produk sabun yang dibuat menggunakan basa NaOH dan
 KOH
Bab 2

Tinjauan Pustaka
2.1 Sejarah Sabun
Konon, tahun 600 SM masyarakat Funisia di mulut Sungai Rhone sudahmembuat sabun dari
lemak kambing dan abu kayu khusus. Mereka jugamembarterkannya dalam berdagang dengan
bangsa Kelt, yang sudah bisamembuat sendiri sabun dari bahan serupa. Pliny (2-79) menyebut
sabun dalam Historia Naturalis sebagai bahan cat rambut dan salep dari lemak dan abu
pohon beech yang dipakai masyarakat di Gaul, Prancis. Tahun 100 masyarakat Gaulsudah
memakai sabun keras. Ia juga menyebut pabrik sabun di Pompei
yang berusia 2000 tahun, yang belum tergali. Di masa itu sabun lebih sebagai obat.Baru
belakangan ia dipakai sebagai pembersih, seperti kata Galen, ilmuwanYunani, di abad II.Tahun
700-an di Italia membuat sabun mulai dianggap sebagaiseni. Seabad kemudian muncul bangsa
Spanyol sebagai pembuat sabun terkemukadi Eropa. Sedangkan Inggris baru memproduksi tahun
1200-an. Secara bersamaanMarseille, Genoa, Venice, dan Savona menjadi pusat perdagangan
karena berlimpahnya minyak zaitun setempat serta deposit soda mentah. Akhir tahun1700-an
Nicolas Leblanc, kimiawan Prancis, menemukan, larutan alkali dapatdibuat dari garam meja
biasa. Sabun pun makin mudah dibuat, alhasil iaterjangkau bagi semua orang. Di Amerika Utara
industri sabun lahir tahun 1800-an. "Pengusaha-"nya mengumpulkan sisa-sisa lemak yang lalu
dimasak
dalam panci besi besar. Selanjutnya, adonan dituang dalam cetakan kayu. Setelahmengeras,
sabun dipotong-potong, dan dijual dari rumah ke rumah.

2.2 Pengertian sabun ( reaksi saponifikasi ditulis)


Sabun adalah produk yang digunakan sebagai pembersih dengan media air. Secara umum
berbentuk padatan (batang) dan ada juga yang cair. Masing-masing bentuk tentunya mempunyai
keuntungan tersendiri diberbagai sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air
bersabun secara efektif dapat mengikat partikel dalam suspensi yang mudah dibawa oleh air
bersih. Di era milenial ini, deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu untuk
mencuci atau membersihkan.
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah
reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan
gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3+ 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk
utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga
memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali.
Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki
struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air,
tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam
bentuk ion.
2.3 Sifat-sifat Sabun

a. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh
air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.

CH3(CH2)16COONa + H2O CH3(CH2)16COOH + OH

b. Jika larutan sabun dalam air diaduk, maka akan menghasilkan buih, peristiwa initidak akan
terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buihsetelah garam-garam Mg
atau Ca dalam air mengendap.

2CH3(CH2)16COONa + CaSO4 Na2SO4 +Ca(CH3(CH2)16COO)2

c. Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid,sabun (garam
natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran
yang bersifat polar maupun non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar.
Molekul sabun mempunyai rantai hydrogen CH3(CH2)16 yang bertindaksebagai ekor yang
bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan larut dalam zat organic sedangkan COONa+ sebagai
kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larutdalam air.

Non polar : CH3(CH2)16 (larut dalam minyak, hidrofobik dan juga memisahkankotoran non


polar)
Polar : COONa + (larut dalam air, hidrofilik dan juga memisahkan kotoran polar)

2.4 Bahan Pembuatan Sabun


Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses penyempurnaansabun hasil
saponifikasi (pegendapan sabun dan pengambilan gliserin) sampaisabun menjadi produk yang
siap dipasarkan. Bahan-bahan tersebut adalah NaCl(garam) dan bahan-bahan aditif.

a.NaCl. 
NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun. Kandungan NaCl pada produ
k akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang terlalu tinggidi dalam sabun dapat
memperkeras struktur sabun. NaCl yang digunakanumumnya berbentuk air garam (brine) atau
padatan (kristal). NaCl digunakanuntuk memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak
mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun
akanmengendap. NaCl harus bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperolehsabun yang
berkualitas. 

b.Bahan aditif.
Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sabun
yang bertujuan untuk mempertinggi kualitas produk sabun sehingga menarik
konsumen. Bahan-bahan aditif tersebut antara lain : Builders, Fillers inert, Antioksidan,
Pewarna,dan parfum.
1.Builders (Bahan Penguat)
Builders digunakan untuk melunakkan air sadah dengan cara mengikat mineralmineral yang
terlarut pada air, sehingga bahan bahan lain yang berfungsi untukmengikat lemak dan
membasahi permukaan dapat berkonsentrasi pada fungsiutamanya. Builder juga membantu
menciptakan kondisi keasaman yang tepat agar proses pembersihan dapat berlangsung lebih baik
serta membantu mendispersikandan mensuspensikan kotoran yang telah lepas. Yang sering
digunakan
sebagai builder adalah senyawa senyawa kompleks fosfat, natrium sitrat, natriumkarbonat,
natrium silikat atau zeolit.

2.Fillers Inert (Bahan Pengisi)


Bahan ini berfungsi sebagai pengisi dari seluruh campuran bahan baku.
Pemberian bahan ini berguna untuk memperbanyak atau memperbesar volume. Keberadaan baha
n ini dalam campuran bahan baku sabun semata mata ditinjau dari aspekekonomis.Pada
umumnya, sebagai bahan pengisi sabun digunakan sodium sulfat.Bahan lain yang sering
digunakan sebagai bahan pengisi, yaitu tetra
sodium pyrophosphate dan sodium sitrat. Bahan pengisi ini berwarna putih, berbentuk bubuk,
dan mudah larut dalam air.

3.Pewarna
Bahan ini berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun. Ini ditujukan agarmemberikan efek
yang menarik bagi konsumen untuk mencoba sabun ataupunmembeli sabun dengan warna yang
menarik. Biasanya warna-warna sabun ituterdiri dari warna merah, putih, hijau maupun orange.

4.Parfum
Parfum termasuk bahan pendukung. Keberadaaan parfum memegang
peranan besar dalam hal keterkaitan konsumen akan produk sabun. Artinya, walaupunsecara
kualitas sabun yang ditawarkan bagus, tetapi bila salah memberi parfumakan berakibat fatal
dalam penjualannya. Parfum untuk sabun berbentuk
cairan berwarna kekuning kuningan dengan berat jenis 0,9. Dalam perhitungan, berat parfum dal
am gram (g) dapat dikonversikan ke mililiter. Sebagai patokan 1 g parfum =
1,1ml. Pada dasarnya, jenis parfum untuk sabun dapat dibagi ke dalamdua jenis, yaitu parfum
umum dan parfum ekslusif. Parfum umum mempunyaiaroma yang sudah dikenal umum di
masyarakat seperti aroma mawar dan aromakenanga. Pada umumnya, produsen sabun
menggunakan jenis parfum yangekslusif. Artinya, aroma dari parfum tersebut sangat khas dan
tidak ada produsenlain yang menggunakannya. Kekhasan parfum ekslusif ini diimbangi
denganharganya yang lebih mahal dari jenis parfum umum. Beberapa nama parfum
yangdigunakan dalam pembuatan sabun diantaranya bouquct deep water, alpine, danspring
flower.
2.5 Fungsi Sabun
1. Membersihkan kulit tubuh dari debu, kotoran dan keringat.
2. Menjaga kelembaban kulit tubuh agar tidak kering.
3. Membuat tubuh jadi lebih wangi.
4. Menyegarkan kulit tubuh agar terasa lebih nyaman.
5. Menjaga kulit agar tetap sehat
6. Untuk beberapa jenis sabun mandi tertentu dapat memutihkan kulit tubuh (untuk
kecantikan).
Bab 3

Metodologi Pembuatan

3.1 Bahan

1. NaOH 82 gram
2. Aquadest 185 ml
3. Minyak Goreng 450 ml
4. Es Batu

3.2 Alat

1. Baskom kecil
2. Baskom besar
3. Pengaduk kayu panjang
4. Mixer
5. Hand Glove
6. Face Shield
7. Masker

3.3 Prosedur Pembuatan

1. Menyiapkan air ke dalam baskom kecil.


2. Menuangkan NaOH ke dalam aquadest secara perlahan-lahan( lebih baik berada di ruang
terbuka dan hati-hati karena dapat menimbulkan panas sehungga bias melukai tangan)

3. Biarkan sejenak.

4. Menyiapkan pecahan es batu ke dalam baskom besar.

5. Meletakkan baskom kecil ke dalam baskom besar yang berisi pecahan es batu.

6. Menuangkan minyak goreng ke dalam baskom kecil yang berisi larutan NaOH.

7. Mengaduk-aduk (lebih cepat bila di mixer)

8. Mixer hingga mengental.

9. Menyetak ke dalam cetakan

10. Biarkan selama 24 jam.


Bab 4

Hasil dan Pembahasan


4.1 Hasil Pembuatan
Bahan Pengamatan

4.2 Reaksi yang terjadi


Reaksi Saponifikasi
4.3 Perhitungan
Pembuatan sabun dengan NaOH….gr + minyak….ml
Dihasilkan sabun padat…. Gr
4.4 Pembahasan

Bab 5
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Sabun dapat dibuat dari reaksi antara minyak dan NaOH pekat
5.2 Saran
Dalam membuat sabun harus dibutuhkan ketelitian dalam pembuatan supaya bisa menghasilkan
hasil yang diinginkan dan selalu mengutamakan keselamatan dalam praktek
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/9085436/Makalah_Proses_Pembuatan_Sabun
https://www.academia.edu/43140990/Laporan_Pembuatan_Sabun
https://id.wikipedia.org/wiki/Sabun

Lampiran
1. Foto pada saat pembuatan sabun
2. Foto sabun yang telah dihasilkan
3. Foto bersama dengan menampilkan sabun yang telah dibuat.
LAPORAN UJIAN PRAKTIK KIMIA
Pembuatan Sabun Padat

Disusun Oleh :
1. EVY INDAH CAHYANTO/XII MIPA 5 ( 10 )
2. FADILAH FEBIYANTI/XII MIPA 5 ( 11 )
3. SANDY SATRIYA P./XII MIPA 5 ( 30 )
4. TEGAR PRAKASA S./XII MIPA 5 ( 33 )

SMA HANG TUAH 1 SURABAYA


2021-2022

Anda mungkin juga menyukai