Anda di halaman 1dari 5

Fairuz Nawfal Hamid

1306413435

LTM INDUSTRI OLEOKIMIA


SURFAKTAN: ANALISIS PRODUK

A. Parameter Produk Sabun Mandi

Tabel 1 Parameter Produk Sabun Mandi


No. Uraian Satuan Nilai
1 Kadar Air % 15
2 Jumlah Asam Lemak % >70
% NaOH 0.1
3 Alkali Bebas
% KOH 0.14
4 Asam Lemak Bebas % <2.5
5 Minyak Mineral - negatif
(Sumber: Standar Nasional Indonesia, 1994)
B. Uji Parameter
Untuk mengetahui apakah sebuah produk memenuhi parameter di atas, maka perlu
dilakukan uji-uji khusus dalam tiap parameter.

1. Uji Kadar Air


Prinsip dari pengujian ini adalah pengukuran kekurangan berat sabun setelah
pengeringan pada suhu 105C. Prosedur pengujian adalah dengan menimbang kurang
lebih 4 gram sampel sabun menggunakan botol timbang yang telah diketahui berat
tetapnya, kemudian sampel tersebut dipanaskan dalam lemari pengering dengan suhu
105C selama 2 jam sampai berat tetap.

Perhitungan dari pengujian kadar air:

W 1W 2
Kadar Air=
W

Dimana

W1 = Berat sampel + botol timbang (gram)


W2 = Berat sampel setelah pengeringan (gram)
W = Berat sampel (gram)
2. Uji Jumlah Asam Lemak

1
Jumlah asam lemak adalah keseluruhan asam lemak baik asam lemak yang terikat
dengan natrium maupun asam lemak bebas ditambah lemak netral (trigliserida netral
yang tidak tersabunkan).
Pemisahan asam lemak dari ikatan sabun natrium dilakukan dengan penambahan
asam kuat, kemudian mengekstraknya hingga terbentuk cake yang berisi campuran
paraffin + asam lemak bebas + lemak netral + asam lemak bebas eks sabun + mineral oil
yang mungkin ada. Untuk sabun yang mengandung banyak zat organic seperti silikat dan
titan dioksida, dipergunakan cara ekstraksi dengan dietil eter/petroleum eter.
Pereaksi yang dibutuhkan untuk menguji adalah asam sulfat 20%, jingga etil 0.05%,
mikro paraffin/beeswax, dan dietil eter/petroleum eter.
Cara pengujian dilakukan dengan memanaskan sampel yang telah ditambahkan
H2SO4 20%. Setelah itu diaduk dan kemudian 10 gram mikro paraffin. Setelah campuran
paraffin dan asam lemak tersebut menjadi padat, timbang beratnya untuk menghitung
jumlah asam lemak.
Berat wax cakeberat paraffin asal
Jumlah Asam Lemak= 100
Berat sampel
3. Uji Asam Lemak Bebas/Alkali Bebas
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada dalam sampel sabun, tetapi tidak
terikat sebagai senyawa natrium ataupun senyawa trigliserida (lemak netral). Adanya
asam lemak bebas bisa dicek dengan pendidihan dalam alkohol. Apabila setelah ditetes
dengan indikator penophtalein warna sampel tidak berubah, maka terdapat asam lemak
bebas di dalamnya.
Pereaksi yang dibutuhkan antara lain alcohol netral, HCL 0.1 N dalam alcohol, dan
KOH 0.1 N dalam alcohol. Prosedur pengujian adalah dengan mendidihkan alcohol
hingga mendidih, kemudian indicator penophtalein ditambahkan ke dalamnya. Setelah
didinginkan hingga suhu 70C, kemudian dinetralkan dengan KOH 0.1 N.
Apabila larutan tidak bersifat basa (tidak berwarna merah), maka larutan dititrasi
dengan larutan KOH 0.1 N dalam alcohol, sampai timbul warna merah yang tahan
sampai 15 detik.

2
V N 0.205
Kadar asam lemak bebas= 100
W

Dimana:
V = KOH 0.1 N yang dipergunakan (ml)
N = Normalitas KOH yang dipergunakan
W = Berat sampel (gram)
0.205 = massa setara asam laurat

Tetapi apabila larutan tersebut bersifat basa (indicator menunjukkan warna merah),
maka yang diperiksa bukan asam lemak bebas, melainkan alkali bebas. Alkali bebas
diperiksa dengan mentitrasinya menggunakan HCl 0.1 N dalam alcohol, sampai warna
merah tepat hilang.
Perhitungan:
V N 0.04
Kadar alkali bebas dihitung NaOH = 100
massa sampel
V N 0.0561
Kadar alkali bebas dihitung KOH = 100
massa sampel
Dimana:
V = volume HCl yang dipergunakan (ml)
N = Normalitas HCl yang dipergunakan
0.04 = massa setara NaOH
0.0561 = massa setara KOH

4. Lemak yang tidak tersabunkan


Lemak yang tidak tersabunkan adalah lemak netral/trigliserida netral yang tidak
bereaksi selama proses penyabunan atau yang sengaja ditambahkan untuk mendapatkan
basil sabun superfat.
Prinsip pengujiannya, Lemak yang tidak tersabunkan yang masih ada pada basil
bekas pemeriksaan asam lemak bebas/alkali bebas pada 5.4., disabunkan dengan KOH
alkoholis berlebihan. Sisa KOH dititar kembali dengan HCl alkoholis. Hasil penitaran
blangko KOH sebanyak yang dipergunakan dikurangi dengan basil penitaran kembali
sisa KOH setelah penyabunan, rnerupakan jumlah KOH yang bereaksi dengan lemak
yang tidak tersabunkan dalam contoh uji yang diperiksa.
Prosedur pengujian, larutan bekas pemeriksaan asam lemak (pada poin 4)
ditambahkan 5 ml KOH 0.5 N alkoholis (berlebihan). Kemudian larutan tersebut

3
didihkan selama satu jam, dan didinginkan kembali sampai suhu 70C dan dititrasi
dengan HCl 0.5 N alkoholis sampai warna merah penunjuk penophtalein tepat hilang.

( V 2V 1 ) N 0.0561
Lemak yang tidak tersabunkan= 100
0.258 W
Dimana:
N = Normalitas HCl yang dipergunakan
W = Berat sampel (gram)
0.00561 = berat setara KOH
0.258 = bilangan penyabunan rata-rata

5. Minyak Mineral
Minyak mineral tidak mungkin dapat disabunkan seperti halnya asam lemak bebas
dan lemak netral, sehingga meskipun sudah disabunkan dengan KOH berlebihan akan
tetap sebagai minyak dan pada penambahan air akan terjadi emulsi antara air dan minyak
yang ditandai dengan adanya kekeruhan.
Prosedur pengujiannya adalah dengan memasukkan 5 gram sampel ke dalam gelas
piala, kemudian dipanaskan. Setelah itu, tambahkan HCl 10% berlebihan hingga
penunjuk jingga metil berwarna merah dan seluruh asam lemak, lemak netral, dan bagian
yang tidak mungkin dapat disabunkan akan memisah di lapisan atas. Larutan ini
kemudian dimasukkan ke dalam corong pemisah dan lapisan air dikeluarkan.
Setelah itu, ambil 0.3 ml lapisan lemak dan ditambahkan dengan 5 ml KOH 0.5 N
dalam alcohol, yang dipanaskan hingga reaksi penyabunan sempurna menggunakan
Erlenmeyer. Titrasi larutan ini dengan air. Apabila terjadi kekeruhan berarti minyak
mineral positif dalam larutan sabun tersebut. Dan jika larutan tetap jernih maka minyak
mineral tidak ada di dalamnya, dan dinyatakan negative.

Referensi
269653794-Sabun-Mandi-Cair.pdf. (n.d.).
Chemistry and Technology of Surfactants. (n.d.).
Standar Nasional Indonesia (1994). Sabun mandi.
Surfactants, P. O. F. (2009). Control of the quality and performance of surfactants, 12.

4
5

Anda mungkin juga menyukai