Anda di halaman 1dari 3

Analisis data Biokimia

Pada percobaan ini diawali dengan melakukan standarisasi larutan NaOH dengan asam
oksalat yang bertujuan untuk mengetahui konsentrasi dari larutan standar NaOH. Larutan
asam oksalat sebanyak .. mL dimasukkan ke dlm buret dan larutan NaOH dimasukkan
kedalam erlenmeyar dan menambahkan indikator pp sebanyak 3 tetes sehingga larutan
menjadi berwarna ungu/merah muda kemudian melakukan titrasi pada larutan NaOH
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi reaksi asam basa antara
asam oksalat dan larutan standar NaOH 0,1 N dan Perubahan warna yang terjadi pada proses
penitrasian ini adalah berubah menjadi bening dengan warna asal mula adalah ungu. rentang
pH pada saat terjadi perubahan warna adalah berkisar antara 8-10. Perubahan warna ini
terjadi karena telah tercapainya titik ekuivalen, yaitu titik di mana jumlah larutan standar
NaOH sama dengan larutan asam oksalat. Volume larutan asam oksalat yang diperlukan
untuk titrasi sebanyak ... mL. Sehingga didapatkan konsentrasi NaOH sebesar ... N.

Penentuan Asam Lemak Bebas


Pada Pratikum kali ini tentang analisis asam lemak bebas dalam minyak goreng digunakan
tiga sampel minyakgoreng yaitu minyak goreng bimoli, sunco dan minyak curah . langkah
pertama yang dilakukan yaitu 5 gram (5,4 mL) sampel minyak goreng masing- masing di
tambahkan dengan 8,8 mL alkohol netral yang telah dipanaskan, penambahan alkohol netral
dalam keadaan panas ke dalam labu yang berisis sampel minyak bertujuan untuk melarutkan
asam-asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak sampel juga agar sampel minyak
dapat bereaksi dengan basa. minyak merupakan senyawa organik sehingga dibutuhkan
pelarut orgahik untuk melarutkannya. alkohol (etanol) yang digunakan konsentrasinya
berada di kisaran 95-96%, karena etanol 95 % merupakan pelarut lemak yang baik
Digunakan pelarut dengan kondisi netral dilakukan agar data akhir yang diperoleh benar
-benar tepat.
Selanjutnya dilakukan titrasi denngan T i t r a n y a n g d i g u n a k a n a d a l a h N a O H .
S e b e l u m ditambah NaOH, larutan ditetesi indikator PP. Indikator PP sebagai
pembaca atau pemberiwarna pada larutan. Volume NaOH dalam titrasi digunakan

untuk menghitung kadar asamlemak bebas yang terkandung dalam minyak. Titrasi
dilakukan menggunakan NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah jambu yang tidak
hilang dalam 30 detik. Fungsi penambahan indikator pp pada sampel dalam praktikum
analisa asam lemak bebas adalah pembuktian bahwa sampel tersebut bersifat asam atau
basa. setelah ditambah indikator pp dan dititrasi dengan NaOH sampel berubah warna
menjadi merah muda. Ini menunjukkan bahwa sampel bersifat basa Penambahan NaOH ini
bertujuan untuk mengukur asam lemak beberapa asam lemak bebas dari minyak selain itu
juga NaOH mampu menghidrolisis minyak menjadi gliserol dan asam lemak.
Berdasarkan Hasil praktikum yang telah dilakukan menunjukkan adanya berbagai perbedaan
kandungan asam lemak bebas pada bahan yang dijadikan sampel. Adapun bahan yang
dijadikan sampel yaitu minyak goreng sanco, minyak goreng curah ,dan minyak goreng
bimoli, kadar asam lemak bebas atau FFA yang diperoleh setelah ditetesi indikator pp,
melakukan titrasi denggan NaOH, dan melakukan perhitungan menggunakan rumus
penentuan kadar asam lemak bebas maka diperoleh kadar FFA minyak goreng Sanco ... ,
minyak goreng curah ....%, dan minyak bimoli sebesar ... %. Berdasarkan data tersebut bahan
yang memiliki kadar FFA paling besar adalah minyak goreng ...... dan yang memiliki kadar
paling kecil adalah minyak goreng...... Berarti pengonsumsian minyak ...... secara terusmenurus berbahaya bagi kesehatan. Utamanya penyakit yang disebabkan oleh penyumbatan
pembuluh darah oleh lemak jahat.

Minyak curah adalah minyak dari kelapa sawit yang hanya mengalami satu kali proses
penyaringan. Dari hasil praktikum diperoleh kadar asam lemak bebas minyak curah adalah
sebesar 0,04%. Bisa disimpulkan bahwa terjadi kesalahan pada proses titrasi pada saat
praktikum berlangsung karena berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan selama ini,
minyak curah justru memiliki kadar asam lemak yang tinggi karena hanya mengalami satu
kali proses penyaringan. Hal ini sesuai dengan (Ayu, 2010) bahwa hasil pnelitian Evaluasi
Sifat Fisiko-Kimia Minyak Curah menunjukan kadar FFA Minyak goreng curah adalah
sebesar 0,346%.
Kadar asam lemak bebas minyak Bimoli yang diperoleh dari hasil praktikum adalah
sebesar 0,02048%. Ini berarti kadar asam lemak bebas minyak bimoli sudah sesuai dengan
standar yang telah di tentukan SNI. Hal ini sesuai dengan (SNI 01-3741-1995) menyatakan
bahwa kadar asam lemak maksimal margarin adalah 0,30%. Syarat keadaan bau, warna dan
rasa dalam keadaan normal asam lemak bebas tidak lebih dari 0,30%.

Kadar asam lemak bebas minyak sunco yang diperoleh dari hasil praktikum adalah sebesar
0,15%. Ini berarti kadar asam lemak bebas minyak Sunco telah sesuai dengan standar SNI
kadar asam lemak yaitu sebesar 0,30%. Ini dikarenakan minyak Sunco mengalami proses dua
kali penyaringan. Hal ini sesuai dengan (Cemerlang, 2013) yang menyatakan bahwa dari
proses produksi, minyak goreng kemasan selalu melalui dua kali penyaringan sehingga kadar
lemak dan asam oleatnya lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai