Anda di halaman 1dari 4

8.

2 Pembahasan bilangan asam dan bilangan ester campuran minyak kelapa + zaitun

A. Bilangan asam (BA)

Dari hasil praktikum bilangan asam campuran minyak kelapa + zaitun dengan bilangan asam
minyak kelapa murni lebih besar bilangan asam campuran minyak kelapa + zaitun. Untuk
campuran minya kelapa + zaitun memiliki bilangan asam sebesar 5,6 mg KOH/gram sampel
sedangkan untuk minyak kelapa murni memiliki bilangan asam sebesar 4,02 mg KOH/gram
sampel. tetapi keduanya masih aman untuk dikonsumsi/digunakan karena sama sama masuk
range SNI yaitu 2,5-10 dan untuk zaitun sebesar 0,3-1,0. Dari hasil tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa campuran minyak kelapa + zaitun lebih banyak kandungan minyak kelapanya
karena bilangan asam yang didapatkan dari hasil praktikum lebih mendekati SNI bilangan asam
untuk minyak kelapa dibandingkan minyak zaitun. Bilangan asam campuran minyak kelapa +
zaitun lebih besar dibandingkan minyak kelapa murni karena merupakan minyak campuran tidak
pure miyak kelapa jadi hasil yang di dapatkan pun lebih besar, semakin besar bilangan asam
maka semakin rendah/kurang baik kualitasnya.

Pada proses penentuan bilangan asam, menggunakan titrasi alkalimetri karena titran yang
digunakan yaitu KOH alcohol yang bersifat basa dan indicator yang digunakan adalah
phenolphthalein yang nantinya pada saat TA ditandai dengan perubahan warna dari tidak
berwarna menjadi merah muda tipis yang dimana mol eq H+ = mole eq OH-

B. Bilangan Ester (BE)

Dari hasil praktikum bilangan ester campuran minyak kelapa + zaitun memiliki nilai paling kecil
dibandingkan minyak lainnya yaitu sebesar 40,87 dan yang paling besar adalah minyak kelapa
murni sebesar 188,4. Jika dilihat dari bahan bakunya keduanya sama-sama mengandung minyak
kelapa tapi hasil yang didapatkan sangat jauh berbeda. Hal ini mungkin terjadi karena salah
satunya merupakan minyak campuran antara minyak kelapa + zaitun. Keduanya, baik minyak
campuran kelapa + zaitun dan minyak murni tidak masuk kedalam range SNI. SNI bilangan ester
minyak kelapa sebesar 184-195 dan minyak zaitun sebesar 243-252. Hal ini menunjukan hasil
yang tidak akurat. Hal ini mungkin terjadi karena sampel minyak sudah teroksidasi sehingga
hasilnya pun kurang akurat, kurang teliti dalam menambahkan preaksi juga berpengaruh, seperti
penambahan KOH yang digunakan untuk menghidrolisa lemak, karena ditambahkan
berlebih/kurang sehingga reaksinya pun tidak berjalan sempurna seperti seharusnya. Dan pada
saat proses refluks larutan tidak diaduk secara berkala yang menyebabkan proses penyabunan
menjadi tidak sempurna/tidak merata. Bilangan ester merupakan bilangan yang menyatakan
berapa mg KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan ester dalam 1 gram minyak/lemak, maka
dari itu berdasarkan hasil praktikum dapat ditarik kesimpulan bahwa bilangan ester campuran
minyak kelapa + zaitun ataupun minyak kelapa murni dan minyak-minyak lainnya di praktikkan
tidak layak digunakan karena tidak sesuai dengan range SNI.
Pada proses penentuan bilangan ester, menggunakan titrasi asidimiteri karena titran yang
digunakan adalah larutan HCl yang bersifat asam. Titrasi bilangan ester ini merupakan lanjutan
dari titrasi bilangan asam, setelah bilangan asam selesai langsung ditambahkan larutan KOH
alcohol untuk menghidrolisa lemak/minyak dan direfluks untuk mendidihkan larutan tanpa
menghilangkan alcohol yang telah ditambahkan. Dan ditambahkan indicator phenolphthalein
untuk mempermudah penglihatan titik akhir (TA), Kemudian dititrasi oleh larut HCl hingga TA
terjadi perubahan warna dari merah muda tipis menjadi tidak berwarna. Setelah itu dilakukan
titrasi blanko sebagai pembanding.

8.2 Pembahasan bilangan iodium campuran minyak kelapa + zaitun

Dari hasil praktikum didapatkan bilangan iodium campuran minyak kelapa + zaitun sebesar 9,62.
Dan SNI bilangan iodium minyak kelapa sebesar 6,2-10 dan minyak zaitun sebesar 86-90. Dari
hasil praktikum sampel yang diujikan masuk kedalam range SNI minyak kelapa dan bisa ditarik
kesimpulan bahwa sampel minyak yang diuji lebih banyak mengandung minyak kelapa yang
terasuk kedalam golongan tidak jenuh (memiliki rangkap) sehingga ikatan rangkap yang ada
pada lemak bereaksi dengan iodin. Semakin tinggi tingkat ketidak jenuhan sampel maka semakin
banyak iodin yang digunakan. Tetapi jika terlalu besar (keluar dari range) maka kualitas minyak
semakin jelek/menurun karena akan mudah teroksidasi sehingga minyak mejadi tengik dan
menurunkan kualitas minyak. Jika dibandingkan dengan minyak kelapa murni hasil bilangan
iodiumnya lebih rendah yaitu sebesar 17,3 yang menunjukan hasil minyak yang lebih bagus
karena minyak kelapa murni tidak ada campuran minyak apapun lagi. Namun keduanya baik
campuran minyak kelapa + zaitun dan minyak kelapa murni sama sama masuk kedalam range
SNI sehingga dapat dikatakan praktikum penentuan bilangan iodium ini berhasil. Dari semua
perbandingan minyak yang telah di analisis, yang cocok dijadikan sabun karena masuk kedalam
range SNI adalah campuran minyak kelapa + zaitun dan minyak kelapa murni.

Pada praktikum ini titrasi yang digunakan adalah iodometri dengan titran larutan
tiosulfat. Pada praktikum ini harus dilakukan secara teliti karena sifat dari iodin nya sendiri yaitu
reduksi fotokimia/tidak boleh terpapar langsung oleh cahaya matarahari karena dapat rusak
(terhidrolisis). Dan metode yang dilakukan dengan cara hanus yaitu campuran iodium bromide
dan asam asetetat glasial. Pada saat praktikum menggunakan Erlenmeyer tutup asah karena
menggunakan larutan klorofom yang mudah menguap, jika klorofm menguap maka jumlah
kloromnya akan berkurang dan akan menyebabkan hasilnya tidak teliti. Kemudia
ditambahbahkan larutan hanus berlebih agar IBr yang tidak bereaksi bisa mengikat/bereaksi
dengan KI dan mengubahnya menjadi I 2, proses ini harus dilakukan di dalam ruang gelap karena
sifat dari I2 reduksi fotokimia. Setelah itu I2 yang tersisa dititrasi oleh tiosulfat dan ditambahkan
indicator amylum dan dititrasi kembali oleh tiosulfat unutk mengetahui jumlah iodin yang dapat
diikat oleh minyak hingga TA terjadi perubahan warna dari coklat menjadi tidak berwarna.
Pemberian indicator amylum tidak ditambahkan diawal titrasi karena menghindari terbentuknya
ikatan iod-amylum yang sukar untuk dilepaskan dan dapat menghambat pada saat proses
penglihat TA titrasi. Titrasi ini juga termasuk kedalam titrasi iodium kembali/balik karena tidak
dititrasi langsung oleh I2, melainkan sisa I2 yang dititrasi oleh tiosulfat’

8.3 Pembahasan bilangan penyabunan campuran minyak kelapa + zaitun

Dari hasil praktikum didapatkan bilangan penyabunan sebesar 22,6 yang sangat jauh sekali dari
range yang telah ditentukan. Ada beberapa factor yang bisa menyebabkan hal tersebut. Salah
satunya dari kualitas minyak/lemak yang dijadikan sampel sudah teroksidasi sehingga hasil yang
dihasilkan pun tidak sesuai ataupun adanya kontaminasi dari pelarut-pelarut yang digunakan
sehingga mempengaruhi juga hasil dari perhitungan. Bilangan penyabunan ini adalah untuk
menentukan banyaknya total asam lemak (yang bebas dan teresterkan di dalam minyak/lemak).
Semakin besar angka penyabunan maka asam lemak semakin kecil dan kualitas minyak semakin
bagus. Sedangkan jika angka penyabunan kecil maka kualitas minyak menurun karena kadar
asam lemak semakin besar. Bilang penyabunan merupakan penggabungan dari bilangan asam
dan ester. Jika secara logika (BA + BE = BP) tetapi pernyataan tersebut tidak dapat dibuktikan
karena tidak sesuai dengan hasil saat praktikum.

Pada proses penentuan bilangan penyabunan, menggunakan titrasi asidimiteri karena


titran yang digunakan adalah larutan HCl yang bersifat asam. Titrasi bilangan ester ini
merupakan lanjutan dari titrasi bilangan asam, setelah bilangan asam selesai langsung
ditambahkan larutan KOH alcohol untuk menghidrolisa lemak/minyak dan direfluks untuk
mendidihkan larutan tanpa menghilangkan alcohol yang telah ditambahkan. Dan ditambahkan
indicator phenolphthalein untuk mempermudah penglihatan titik akhir (TA), Kemudian dititrasi
oleh larut HCl hingga TA terjadi perubahan warna dari merah muda tipis menjadi tidak
berwarna. Setelah itu dilakukan titrasi blanko sebagai pembanding.

BAB IX

KESIMPULAN

9.1 Kesimpulan bilangan asam dan ester

Dari hasil praktikum didapatkan penentuan bilangan asam (BA) dan bilangan ester (BE)
campuran minyak kelapa + zaitun yang lebih banyak mengandung minyak kelapanya sebesar :

-bilangan asam 5,6 mg KOH/gram sampel yang dinyatakan masuk kedalam range SNI minyak
kelapa
-bilangan ester 40,78 mg KOH/gram sampel, yang tidak masuk kedalam range SNI minyak
kelapa maupun minyak zaitun

9.2 Kesimpulan bilangan iodium

Dari hasil praktikum didapat bilangan iodium dari campuran minyak kelapa + zaitun
sebesar 9,62 mg I2/gram sampel, yang dinyatakan masuk kedalam range SNI minyak kelapa

9.3 Kesimpulan bilangan penyabunan

Dari hasil praktikum didapatkan bilangan penyabunan dari campuran minyak kelapa +
zaitun sebesar 22,6 mg KOH/gram sampel, yang tidak masuk kedalam range SNI minyak kelapa
maupun minyak zaitun

Anda mungkin juga menyukai