Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

ANALISIS SIFAT MINYAK DAN LEMAK

KELOMPOK:

Anggota:
Nama NIM
Febby Ardaningtyas Tholib D500200143
Lutvia Yuniar Anggraeni D500200144

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
I. TUJUAN PERCOBAAN
a. Menentukan bilangan penyabunan sampel minyak dan lemak.
b. Menentukan bilangan asam sampel minyak dan lemak.

II. TINJAUAN PUSTAKA


a. Definisi Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok dari golongan lipida
yaitu senyawa organik yang memiliki sifat khas tidak larut dalam air, tetapi
dapat larut pada pelarut organik misalnya seperti ether, benzene, dan
chloroform. Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang paling efektif
dibandingkan dengan protein serta karbohidrat. Lemak dan minyak juga sangat
penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia (Pargiyanti, 2019).
Minyak nabati memiliki sifat dan ciri tersendiri yang sangat ditentukan
oleh struktur asam lemak pada rangkaian trigliseridanya. Minyak kelapa kaya
akan asam lemak berantai sedang (C8 -C14), khususnya asam laurat dan asam
meristat. Adanya asam lemak rantai sedang ini (median chain fat) yang relatif
tinggi membuat minyak kelapa mempunyai beberapa sifat daya
bunuh terhadap beberapa senyawa yang berbahaya di dalam tubuh manusia.
Sifat inilah yang didayagunakan pada pembuatan minyak kelapa
murni (virgin coconut oil) (Hernawati & Jirana, 2018).
Warna minyak atau lemak ditimbulkan adanya pigmen komponen
tertentu, sedangkan warna kuning ditimbulkan oleh pigmen karoten yang larut.
Warna gelap pada minyak atau lemak biasanya menandakan kerusakan karena
oksidasi, aktifitas enzim atau sebab-sebab lain. Enzim dapat
menguraikan minyak dan menyebabkan minyak tersebut menjadi
tengik, ketengikan itu disebut "enzymatic rancidity". Lipase yang
bekerja memecah lemak menjadi gkiserol dan asam lemak menyebabkan
minyak berwarna gelap (Yulia et al., 2017).

b. Struktur Kimia Lemak dan Minyak


Berikut adalah struktur dari reaksi yang terjadi pada lemak dan minyak
(Mamuaja, 2017).

Gambar 1. Struktur Molekul Lemak dan Minyak


c. Reaksi Saponifikasi
Proses pembuatan sabun dikenal dengan istilah saponifikasi.
Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa lemah/kuat.
Berikut merupakan reksi saponifikasi (Sukesi et al., 2017).

Gambar 2. Reaksi Saponifikasi

d. Definisi Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan


Bilangan asam merupakan salah satu parameter standar biodiesel yang
menunjukkan jumlah miligram KOH yang digunakan untuk menetralkan ALB
dalam minyak/lemak (Hutami & Ayu, 2015).
Bilangan penyabunan menunjukkan jumlah miligram KOH yang
dibutuhkan untuk menyabunkan 1 gram minyak/lemak, dipengaruhi oleh
senyawa- senyawa seperti TAG, DAG, dan MAG yang terbentuk selama
proses transesterifikasi (Hutami & Ayu, 2015).

e. Standar Kualitas Minyak Goreng berdasarkan Bilangan Penyabunan dan


Bilangan Asam
Berikut ini merupakan standar yang berlaku untuk bilangan penyabunan
dan bilangan asam (Yulia et al., 2017).
Tabel 1. Standar Mutu Minyak Goreng Berdasarkan SNI-3741-1995
NO Kriteria Persyaratan
1. Bilangan Penyabunan 196-206

Tabel 2. Standar Mutu Minyak Goreng Berdasarkan SNI-3741-2002


NO Kriteria Syarat I Syarat II
1. Bilangan Asam Normal Max 2
III. CARA KERJA
a. Bilangan Penyabunan
1. Bilangan Penyabunan dengan Sampel Minyak
Timbang sampel minyak sebanyak 5 gram, masukan kedalam labu
leher 3, tambahkan KOH beralkohol sebanyak 50 ml. Sambungkan
labu dengan pendingin balik. Panaskan dengan hot plate hingga semua
larutan bebas dari butiran sampel minyak. Waktu untuk memanaskan
larutan sampel minyak 1 jam. Kemudian, dinginkan larutan dan tambahkan
1 ml Phenolphlelin. Masukan kedalam erlenmeyer.
Masukan larutan HCl kedalam buret. Selanjutnya, titrasikan
larutan HCl 0,5 N dengan larutan sampel minyak. Amati perubahan warna
yang terjadi selama titrasi. Perubahan warna yang terjadi dari merah jambu
hingga menjadi tak berwarna. Catat volume larutan HCl yang dibutuhkan.
Ulangi titasi larutan HCl dengan larutan sampel minyak hingga 3 kali
pengulangan. Catat volume rata-rata larutan yang diperlukan untuk
menitrasi (V1).
2. Bilangan Penyabunan dengan Blanko
Tambahkan KOH beralkohol sebanyak 50 ml kedalam erlenmeyer
ukuran 250 ml. Kemudian tambahkan 1 ml Phenolphlelin. Masukan
larutan HCl kedalam buret. Selanjutnya, titrasikan larutan HCl dengan
larutan KOH. Amati perubahan warna yang terjadi selama titrasi.
Perubahan warna yang terjadi dari merah jambu hingga menjadi tak
berwarna. Selalu catat perubahan volume larutan HCl yang dibutuhkan.
Ulangi titrasi hingga 3 kali pengulangan. Catat volume rata-rata larutan
KOH yang diperlukan untuk menitrasi (V0).
b. Bilangan Asam
Timbang sampel minyak sebanyak 20 gram, masukan kedalam labu
leher 1, tambahkan 50 ml alkohol netral 95%. Sambungkan labu dengan
pendingin balik, lalu dipanaskan dengan penangas air. Waktu yang digunakan
untuk memanaskan laruan sampel minyak kira-kira 10 menit. Kemudian,
dinginkan larutan dan tambahkan 1 ml Phenolphlelin. Masukan kedalam
erlenmeyer 250 ml.
Masukan larutan KOH kedalam buret. Kemudian, titrasikan larutan
KOH dengan larutan sampel minyak. Amati perubahan warna yang terjadi
selama titrasi. Perubahan warna yang terjadi hingga berwarna merah jambu.
Waktu yang dibutuhkan saat titrasi ini selama 10 detik. Selalu catat volume
larutan KOH yang dibutuhkan. Ulangi titrasi larutan KOH dengan larutan
sampel minyak hingga 3 kali pengulangan. Catat volume larutan KOH yang
diperlukan untuk menitrasi (VKOH).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Reaksi-reaksi yang terjadi selama percobaan
1. Reaksi yang Terjadi dalam Menentukan Bilangan Penyabunan
(Sukeksi et al., 2017).

Gambar 3. Reaksi Bilangan Penyabunan

2. Reaksi yang Terjadi dalam Menentukan Bilangan Asam


(Yulia et al., 2017).

Gambar 4. Reaksi Bilangan Asam

b. Hasil Perhitungan Bilangan Penyabunan dan Bilangan Asam untuk Sampel


1. Bilangan Penyabunan
( )
Volume rata-rata titrasi blanko = = 38,3 ml
( )
Volume rata-rata titrasi sampel = = 14,2 ml
Bilangan Penyabunan =
( )
=
= 134,96 mg KOH/g minyak
2. Bilangan Asam
( )
Volume rata-rata titrasi sampel = = 1 ml
Bilangan Asam =
=
= 1,12 mg KOH/g minyak
c. Perbandingan Hasil Pengukuran Bilangan Penyabunan dan Bilangan Asam
dengan SNI
Jika dibandingkan data SNI dengan data percobaan, bilangan
penyabunan dengan hasil 134,96 mg KOH/g minyak berada dibawah standar
yang ditetapkan yaitu 196-206 mg KOH/g. Sedangkan bilangan asam dengan
hasil 1,12 mg KOH/g minyak sesuai dengan standar yang ditetapkan yaitu max
2,0 mg KOH/g.
V. KESIMPULAN
Dari data percobaan analisis sifat minyak dan lemak dengan bilangan
oksidasi penyabunan dan bilangan asam, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Bilangan Penyabunan dari sampel minyak sebesar 134,96 mg KOH/g minyak.
2. Bilangan Asam dari sampel minyak sebesar 1,12 mg KOH/g minyak.
3. Hasil percobaan sampel minyak tersebut tidak layak untuk dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA

Hernawati, D., & Jirana, J. (2018). Analisis Asam Lemak Bebas dan Kolesterol pada Minyak
Kelapa Hasil Fermentasi. Saintifik, 4(2), 194–199.
Hutami, R., & Ayu, D. F. (2015). Pembuatan dan Karakterisasi Metil Ester Dari Minyak
Goreng Kelapa Sawit Komersial. Jurnal Agroindustri Halal, 1(2), 131–138.
Mamuaja, C. F. (2017). Lipida. Unsrat Press. Manado, 6(11), 951–952.
Pargiyanti. (2019). Optimasi Waktu Ekstraksi Lemak Dengan Metode Soxhlet Menggunakan
Perangkat Alat Mikro Soxhlet. Indonesian Journal of Laboratory, 1(2), 29–35.
Sukesi, L., Sidabutar, A., & Sitorus, C. (2017). Pembuatan Sabun Dengan Menggunakan Kulit
Buah Kapuk (Ceiba petandra) Sebagai Sumber Alkali. Jurnal Teknik Kimia, 6(3), 8–13.
Yulia, E., Mulyati, A. H., & Nuraeni, F. (2017). Kualitas Minyak Goreng Curah Yang Berada
di Pasar Tradisional di Daerah Jabotabek Pada Berbagai Penyimpanan. Ekologia, 17(02),
29–38.
VI. LAMPIRAN
Mamuja

Anda mungkin juga menyukai