(BILANGAN PEROKSIDA)
Dosen Pengampu:
Disusun oleh :
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Mengamati perubahan-perubahan yang terjadi pada minyak goreng pada berbagai cara
penggorengan bahan makanan.
BAB II
METODE
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adal Erlenmeyer bertutup 250ml, seperangkat
alat titrasi, timbangan dan spatula. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
tahu, tempe, ikan tongkol, minyak goreng kelapa sawit (5g), bahan pengujian yang
digunakan dalam praktikum ini adalah pelarut campuran asam asetat glacial kloroform
(3:2 v/v) (30 ml), larutan Kalium Iodida jenuh, aquades (30 ml), iodium, natrium tiosulfat
0,1 N, dan indicator amilum.
3.1 Hasil
3.2 Pembahasan
Tempe digoreng sebanyak tiga kali dengan menggunakan minyak goreng yang sama.
Setiap tempe selesai digoreng, sampel minyak diambil, sehingga didapatkan tiga sampel minyak
bekas penggorengan tempe yang ke-1, ke-2, dan ke-3. Berdasarkan uji angka asam yang
dilakukan oleh praktikan, didapatkan hasil bahwa minyak yang memiliki angka asam tertinggi
hingga terendah secara berurutan, yaitu sampel minyak ke-1 sebesar 4,469156525, 5,46110201
untuk temp eke-2, 10,42407415 untuk temp eke-3, itu hasil yang dioeroleh berdasarkan rata-rata
dari keseluruhan antara tempe 1, tempe 5, dan tempe 10.
Selain meningkatnya angka peroksida, selama proses penggorengan juga telah terjadi
perubahan-perubahan komponen dalam minyak. Komponen-komponen yang terbentuk karena
reaksi oksidasi maupun hidrolisis yang berpengaruh terhadap sifat organoleptik minyak maupun
bahan yang digoreng.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Rohmawati, S., Pangestuti, D. R., & Widjajanti, L. (2017). Perbedaan Jumlah Bilangan
Peroksida Minyak Goreng Dengan Penambahan Bawang Merah Dan Bawang Putih Sebagai
Antioksidan Alami (Pada Pedagang Gorengan Di Wilayah Kecamatan Tembalang Kota
Semarang Tahun 2016). Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 5(1), 307-314.
Lampiran
2. Alat titrasi
3 Timbangan
4 Spatula